Playlist
Songfict(s) by Kimnamjineu
PD101S2 / Wanna One Pairings.BL. YAOI. Bahasa campur aduk seperti biasa(?), Typo(s). DLDR.
Selamat membaca!;D
.
.
.
Now, it's showtime!
.
Samhwi
[Kim Samuel x Lee Daehwi]
.
Now it's Show Time
Come closer, (First Time)
For you I, (Long Time)
I've prepared a show show show
(Perfect) I'll show you a definite impact
Samuel dan Daehwi sudah saling kenal bahkan semenjak mereka belum bisa berbicara. Kedua keluarga mereka sudah dekat semenjak lama. Daehwi dan Samuel juga sangat akrab; meningat umur keduanya yang hanya berselisih satu tahun, membuat mereka mudah akrab.
Dari dahulu, Daehwi hafal, bahwa cita-cita seorang Samuel adalah menjadi idol. Daehwi masih ingat ketika Samuel kecil berkata dengan percaya diri tentang impiannya.
Ingatan Daehwi memutar kilasan balik percakapan 12 tahun yang lalu.
"Daehwi hyung, aku ingin menjadi seolang idol!" Pekik Samuel tiba-tiba.
"Idol? Seperti yang ada di tv itu ya, Muel?" Tanya Daehwi. Ia menatap kedua netra Samuel yang berbinar semangat.
"Iya hyung! Yang biasanya belnyanyi, menali, tampil di tv!" Samuel menganggukan kepalanya antusias, "Aku ingin tampil belsinal sepelti meleka!"
"Ah, begitu," Daehwi tersenyum lalu menarik pipi yang lebih muda; "Tapi setauku, nggak ada tuh, idol yang cadel kayak muel,"
"Ya, sakit hyung!" rengek Samuel, "Nanti kalau sudah lebih besal kan aku pasti nggak akan cadel begini, Hyuungie~" Samuel mengerucutkan bibirnya. Daehwi tertawa melihat bibir Samuel.
"Bibir Muel lucu, kayak bebek." Daehwi memainkan bibir Samuel, "Yaudah nanti kalau udah nggak cadel, kamu jadi idol ya! Nanti aku pasti jadi penonontonnya Muel,"
"Pasti hyung! Nanti hyung jadi penonton peltamaku ya!" Samuel tersenyum lebar lalu memeluk Daehwi erat.
Finally it has come
Now the time is up
I'll fill you up fully, I'll fill you up fully
Since it's a special day, since I got to move you
It's a perfect scenario, it's never cliche
Siapa sangka, perkataan Samuel 12 tahun yang lalu bukanlah ucapan seorang anak kecil belaka. Bahkan setelah bertahun-tahun, impian Samuel tidak berubah. Ia ingin tetap menjadi idol; dan Samuel tidak pernah main-main dengan perkataannya.
Setiap hari, Samuel berlatih dengan keras. Ia kini adalah seorang trainee disebuah perusahaan musik terkenal. Samuel terus berlatih dengan gigih, tanpa henti, setiap harinya. Daehwi-lah yang menjadi saksi bagaimana keringat Samuel terus bercucuran setiap malam ketika ia pulang berlatih.
Daehwi pernah sekali bertanya kepada Samuel tentang apakah ia lelah terus berlatih setiap harinya. Yang ditanya hanya tersenyum, lalu menggelengkan kepalanya. "Tidak, karena inilah impianku sejak kecil, hyung."—begitulah kira-kira jawabannya.
Daehwi terus melihat bagaimana gigih perjuangan sang pemuda tersebut. Dalam hati, Daehwi merasa tidak tega melihat Samuel yang nampak kelelahan karena berlatih keras. Namun Daehwi juga sadar, bahwa sekeras apapun ia berusaha untuk menghentikan Samuel, hanya penolakan-lah yang akan ia dapatkan.
Maka dari itu, Daehwi bertekad, ia akan selalu mendukung Samuel; karena hanya inilah satu-satunya hal yang dapat ia lakukan.
I think my heart is gonna explode
I can hear you coming
My heart's pounding, I'm shaking
What sort of expression will you show
Come closer as if you have the world
"Daehwi hyung!" Samuel berlari, mengejar sosok yang dipanggilnya. Yang dipanggil menoleh, tersenyum melihat pemuda blasteran berlari kearahnya.
"Iya, Muel. Tidak usah berlari, ada apa?" Samuel berhenti tepat dihadapan Daehwi. Ia sedikit membungkuk, meraup nafas dalam-dalam. Setelah nafasnya teratur, ia berdiri tegap lalu menatap Daehwi.
"Hari ini aku tidak ada jadwal latihan. Mau jalan-jalan, tidak?" Samuel tersenyum lebar. Mengajak pemuda dihadapannya untuk pergi bersamanya.
Daehwi sedikit terperangah, "Kau tidak lelah? Kenapa tidak gunakan waktu kosongmu untuk istirahat saja, Muel?" Masih dengan senyuman lembutnya, Daehwi mengusap kepala Samuel. Memberi kenyamanan tersendiri bagi pemuda yang baru saja berlari tersebut.
"Semua rasa lelahku hilang kalau bersama hyung," Samuel merangkul bahu Daehwi. "Mau ya hyung?" Samuel menatap Daehwi penuh harap. Yang ditatap mengehela nafas, lalu mengangguk. "Kau tahu, aku tidak akan pernah bisa menang darimu, Muel." Yang lebih muda tertawa mendengar perkataan Daehwi.
"Ayo kita habiskan hari ini bersama!"
Now it's Show Time
Come closer, (First Time)
For you I, (Long Time)
I've prepared a show, show, show
(Perfect) I'll show you a definite impact
A Show Time that you'll never forget in your life
I only need you
I'll only look at you
Samuel dan Daehwi berjalan bersama. Langkah keduanya beriringan, menyusuri trotoar Seoul yang sedikit padat. Keduanya memegang masing-masing permen kapas berukuran sedang ditangannya. Yang lebih muda sibuk memakan permen kapasnya, sementara Daehwi menatapnya dari samping.
"Muel," panggil Daehwi. Samuel menoleh, mendapati hyung-nya sedang menatapnya.
"Ya, hyung?" Samuel tersenyum, mengehentikan kegiatan memakan permen kapasnya. Daehwi menghela nafas pelan, lalu membalas senyuman Samuel.
"Bagaimana kehidupan trainee-mu? Apa kau sudah merasa lelah menjalaninya?" Tanya Daehwi lembut. Tidak bermaksud menyinggung Samuel; ia hanya ingin bertanya. Hanya ingin tahu, apakah Samuel masih sanggup mengejar mimpinya.
"Sangat baik! Pelatih dance memberiku pujian karena dance-ku yang semakin membaik seiring berjalannya waktu," Samuel tersenyum lebar. Matanya bersinar antusias, memberi tatapan yang sama ketika ia berkata bahwa ia akan menjadi idol 12 tahun silam. "Dan aku tidak pernah merasa lelah. Toh, ada hyung yang selalu mensupportku kan?"
Daehwi mengangguk pelan. Menatap dalam kedua netra Samuel yang masih berbinar dengan antusias. Sebuah senyuman lega terlukis di wajahnya.
"Kau tahu, Muel," Daehwi menggigit sebagian kecil permen kapasnya. "Aku bersyukur sudah mengenalmu semenjak lama. Setidaknya, aku menjadi saksi bagaimana usaha kerasmu itu. Jadi nanti saat kau sudah sukses, kau tidak boleh lupa padaku. Oke?"
"Bagaimana bisa aku melupakan seseorang yang setiap harinya memberikanku dukungan dari senyumannya, hyung?" Samuel tertawa. Dirangkulnya bahu yang lebih tua; "Aku berjanji. Kalau suatu saat aku lupa denganmu, kau boleh pukul aku. Tampar aku, tonjok aku, apapun, asal aku bisa kembali mengingatmu."
Yang dirangkul tertawa, sedikit mencubit tangan Samuel yang melingkar di bahunya. Kembali berjalan menyusuri trotoar Seoul dibawah langit yang mulai menggelap, tertawa hingga ujung hari bersama.
Alright
Dear my love
Even if I try describe you with any sort of word
I really can't describe you
(I love you boy)
Cause it's you
(Yeah I'm in you)
My love is true
How should I tell you more, uh
Hari demi hari berlalu. Samuel semakin sibuk dengan latihannya seiring berjalannya waktu. Waktu bertemu mereka yang semakin lama, semakin berkurang. Menyisakan Daehwi sendirian dengan perasaan yang sedikit khawatir.
Daehwi sedikit khawatir; Kalau Samuel akan terlalu lelah.
Daehwi sedikit khawatir; Kalau Samuel akan jatuh sakit karena terlalu memaksakan dirinya.
Daehwi sedikit khawatir; Kalau Samuel perlahan akan melupakannya.
Daehwi sedikit khawatir; Arti keberadaannya untuk Samuel akan digantikan orang lain.
Daehwi mungkin sedikit khawatir akan banyak hal, tapi;
Ia sangat merindukan Samuel.
Merindukan senyumnya, tawanya, suaranya, genggamannya, rangkulannya, keberadaannya; Ia merindukan setiap hal dari Samuel.
Tidak dapat dipungkiri, hal yang paling ia khawatiri dan takuti adalah, Samuel yang mungkin akan mulai melupakannya. Samuel memang pernah berjanji kalau ia tidak akan lupa, tapi, yang namanya janji, bisa saja diingkari, kan?
Daehwi membuka ponselnya. Membaca percakapan terakhirnya dan Samuel dua minggu yang lalu. Ia menghela nafas, sudah lama juga Samuel tidak menghubunginya. Pesannya pun tidak dijawab. Bahkan jika Daehwi pergi mengunjungi rumahnya pun, hanya akan ada ibunya Samuel yang menyambutnya dengan senyuman dan berkata bahwa Samuel belum pulang.
Mengunci layar ponselnya, Daehwi membanting tubuhnya keatas kasur. Pandangannya beralih kesana kemari, tanda ia sedikit merasakan gelisah yang menyelimuti hatinya. Rasa rindu yang semakin lama semakin menyiksa, rasa khawatir yang semakin membuatnya takut.
Dan jangan lupa,
Rasa sayang yang semakin lama semakin meluap,
Rasa cinta yang semakin lama semakin tidak bisa tertahankan.
A new curtain goes up
With all my sincerity
Sudah terhitung 19 hari semenjak terakhir kali ia berhubungan dengan Samuel. Semakin hari, bertemu dengan Samuel rasanya semakin sulit dan nyaris mustahil.
Daehwi tidak ingin meminta hal yang sulit. Ia hanya ingin, setidaknya, ia dapat melihat batang hidung pemuda tersebut. Tidak masalah bila tidak ada interaksi diantara keduanya, yang terpenting, Daehwi dapat melihat wujudnya.
Samuel mulai menghilang tepat disaat hari libur semester dimulai. Hilangnya keberadaan Samuel dikala libur inilah yang membuat Daehwi semakin susah bertemu dengannya. Biasanya, selama bertahun-tahun sebelumnya, waktu liburan seperti ini akan dihabiskan bersama. Seperti bermain ke taman rekreasi, mengunjungi kebun binatang, atau bahkan hanya sekedar hang out di kafe pinggir jalan.
Daehwi merindukan liburannya bersama Samuel. Daehwi merindukan segalanya tentang Samuel.
Dan sepertinya, Samuel mulai merasakan ikatan yang memanggilnya.
Tepat saat Daehwi memikirkannya dengan es krim digenggamannya, ponsel Daehwi berdering. Menunjukan nama Muel di layarnya.
I came up on stage
The audience is only you
If it's for you, I'll do anything if you want it
Kini, Daehwi berdiri didepan pintu sebuah gudang kecil yang berada di gang dekat rumahnya. Panggilan Samuel beberapa jam yang lalu membuatnya melangkahkan kaki kemari. Samuel mengajak Daehwi untuk bertemu, disebuah gudang kecil tidak terpakai yang berada di gang kecil yang berada tidak jauh dari rumahnya.
Menatap pintu gudang tersebut dengan ragu, pikiran Daehwi sedikit melayang. Sempat terlintas dipikirannya bahwa ia akan pulang saja karena takut, tapi ia tidak dapat menahan rasa rindunya lagi.
Perlahan, Daehwi membuka pintu dihadapannya. Hal pertama yang Daehwi lihat adalah kegelapan. Memasuki gudang tersebut, rasa takut mulai menghampiri Daehwi.
"Muel?" Sahut Daehwi pelan, tangannya masih mencengkram gagang pintu. Kepalanya menoleh kesana-kemari, berusaha mencari sosok pemuda yang memanggilnya kemari. Menahan rasa takut yang semakin menyergapinya.
"It's Showtime!"
Lampu dinyalakan. Ruangan tersebut menjadi terang. Pemandangan Daehwi tergantikan. Kini ada sebuah panggung kecil dengan berbagai macam hiasan dibelakangnya. Diatas panggung tersebut, berdiri lah sosok pemuda yang Daehwi rindukan.
Sosok yang berdiri diatas panggung tersebut mulai menari. Meliukkan tubuhnya dengan semangat namun indah dan rapih. Mulutnya menyanyikan sebuah lagu yang asing bagi Daehwi.
Daehwi sedikit terperangah. Menatap tidak percaya sang pemuda yang berada diatas panggung tersebut. Pandangannya sedikit teralihkan pada hiasan dibelakang punggung sosok yang diperhatikan Daehwi.
"HAPPY BIRTHDAY, DAEHWI HYUNG!"
Daehwi menutup mulutnya yang menganga. Air matanya turun ketika sadar, hari ini tanggal 29 Januari. Hari ulang tahunnya yang ke 18. Ia mulai sesengukan, melihat penampilan pemuda tersebut.
Pemuda yang sedang menari-Samuel- mengakhiri tariannya dan tersenyum. Mengambil kue diatas meja yang berada didekat panggung, membawanya dan berjalan kearah Daehwi.
"Selamat ulang tahun, Daehwi hyung.
Maaf aku menghilang terlalu lama. Aku sibuk mempersiapkan segala macam untuk hari ini.
Maaf sudah membuat hyung khawatir dan menahan rasa rindu," Samuel menyodorkan kue berbentuk persegi dihadapan Daehwi. Daehwi memukul bahu Samuel pelan, melampiaskan segala macam perasaan didalam hatinya. Wajahnya dia sembunyikan diceruk leher yang lebih muda, terisak disana. Tangan kanan Samuel masih memegang kue, sementara tangan kirinya mulai mengusap lembut kepala Daehwi.
"Terima kasih sudah menjadi supporter setiaku, hyung. Terima kasih sudah mau bertahan untuk mimpi seorang bocah yang sudah mulai beranjak remaja. Terima kasih, hyung." Samuel mengecup lembut ubun-ubun Daehwi. Memberikan perasaan tenang kepada Daehwi yang masih sibuk dengan tangisannya.
"Aku masih ingat, kau bilang, kau akan menjadi penonton pertamaku, Hyung.
Dan disinilah kau sekarang. Menjadi penonton pertama dan satu-satunya pada penampilanku. Aku mungkin belum menjadi idol, tapi aku tetap menganggap kau adalah penonton perdana seorang calon idol," Samuel terkekeh pelan. Mengusap kembali kepala dan punggung Daehwi yang bergetar.
"Hyung, terima kasih untuk segalanya. Dan,
Aku mencintaimu."
END OF SHOWTIME CHAP
Author's Notes :
Rekor fanfik terpanjangku yang diketik pakai handphone. Tangan ini rasanya kebas tapi puas juga(?)
Maaf kalau gaje atau nggak nyambung sama lagunya, ya. :')
Maaf pula kalau banyak typonya. Typo adalah sebagian dari diriku(?)
Aku tiba-tiba kepikiran pengen nulis songfict dari lagu-lagu produce 101 season 2. Dan lagu pertama yang aku dapat ide itu Showtime. Showtime itu lagunya enak menurutku, performance nya juga paling fresh diantara yang lainnya. Dan yang terpenting, disitu masih ada Samuel dengan dancenya yang luar biasa:')
Aku bisa nulis sebanyak ini, karena aku kangen Samhwi. They're so cute! Sayangnya, Samuel enggak debut bareng wanna one. Dan moment samhwi pun jadi hilang.
Aku sedikit ngehibur diriku juga pakai songfict ini. Jadi, semoga kalian suka ya!
p.s : Anyway yang punya wattpad, yuk mampir ke lapakku. Unemku kimnamjineu. Kemungkinan update fanfik paling cepat disana. Buat kemarin yang udah follow tapi aku belum follback di wattpad, message atau wall ke aku aja ya. Langsung ku follback nanti!
p.s2 : Besok udah lebaran aja nih. Mohon maaf lahir dan batin ya semua! Maaf kalau aku pernah nyakitin kalian nggak sengaja. Love you guys~
p.s3 : Makasih banyak buat yang udah mampir ke fanfik aku sebelumnya dan udah meninggalkan jejak. Aku shock liat drabble Guanho ku bisa dapat fav sebanyak itu. Thaaaaankkkk youuuu so much guys! Kalian ngasih aku semangat dengan jejak yang kalian tinggalkan. Dan yang udah mampir di kolom review, maaf aku belum bisa bales satu-satu, tapi aku sangat menghargainya. Malah aku sangat berterima kasih udah mau mampir ke kolom review. Aku bakalan berusaha bikin fanfik yang lebih menyegarkan(?) kedepannya.
p.s4 : karena ini kumpulan songfic.. ada yang punya saran selanjutnya pairingnya mau siapa? silakan review ya ingin siapa;)
Love,
Kimnamjineu.
