Kakashi versus Pein

...

characters belong to Masashi Kishimoto

Warnings: Setengah ficlet (?) dan parody dari manga Naruto chapter 422: Kakashi vs. Pain. Yuk, capcus~

.

.

"Kena!" Kakashi mengarahkan Totokan Maut no Jutsu tepat di belakang kepala plontos bertindik di depannya. Sayang seribu sayang, sosok besar itu mendadak kayang untuk menghindari serangannya. Dia masih membelakangiku, batinnya. Kakashi mendecih kesal. Ia teringat akan pesan seekor kodok (dok-kodok dok-kodok) di pinggir kali (li-kali li-kali) mencari makan (kan-makan kan-makan) setiap hari (ri-hari ri-hari) bahwa Pein yang sedang dilawannya ini sebenarnya berbagi penglihatan dan satu-satunya cara untuk melawannya adalah dengan pertarungan satu lawan satu. Kakashi mengerang frustrasi, Sharingan-nya bertatapan dengan 2 bola mata bercorak pusaran air di hadapannya. Dan ia semakin frustrasi begitu menyadari bahwa ia salah mengingat lirik lagu tadi. Loh? Rasa frustrasinya bertambah saat tubuh besar yang disinyalir sebagai salah satu dari enam tubuh Pein itu membuka jubah Akatsuki dan berubah menjadi Transformer.

Sumpeh, lu? Tidak, deh

Kakashi melihat dengan mata kepalanya sendiri sebuah mekanisme semacam gergaji besar menjulang dari punggung tubuh Pein yang satunya, seperti ekor yang menari di udara. Padahal awalnya ia sempat berpikir bahwa ia akan disuguhi tari striptis. Tubuh Kakashi mendadak tertarik ke arah Pein yang wajahnya paling tampan (ehem!) bagai kutub positif yang tertarik pada kutub negatif sebuah magnet, dan wajah penuh tindik Pein itu semakin membuatnya bergidik ngeri. Ia baru saja menyadari kekuatan Pein yang sebenarnya—mungkin—dan ia tak berniat untuk mati sia-sia tertusuk oleh gergaji aneh itu tanpa memberitahu rekan-rekan shinobi-nya tentang penemuannya ini. Shit, Kakashi ingin sekali dihadiahi Nobel(?).

"Come here, Kakashi."

Apakah ia baru saja mendengar sesuatu yang aneh dari Pein? Mengapa kata-kata Pein terdengar begitu bergairah(?)? Kakashi pasti berhalusinasi. Jadi begini rasanya menjelang mati? Tch. Kakashi mencengkeram sebuah batu bekas reruntuhan tepat saat ia melihat lidah Pein melet-melet keluar. Sebenarnya yang ia hadapi ini adalah Pein ato reinkarnasinya Orochimaru? "Helep!"

Sepertinya Dewi Fortuna tengah bercinta dengan Jashin (?). Buktinya keadaan Kakashi semakin memprihatinkan, pegangannya melemah, tarikan gravitasi Pein teramat kuat. Mungkin saja jari-jarinya sudah lecet, ia tak kuat lagi. Pegangannya terlepas. Dalam hati Kakashi berdoa, semoga ia tidak dijebloskan ke neraka. Bisa-bisa ia bertemu dengan Orochimaru, mungkin juga Zabuza. Tubuh Kakashi semakin dekat ke arah Pein, semakin dekat, semakin dekat, beberapa meter lagi. Ia memejamkan mata sambil komat-kamit di balik maskernya, "Kampret! Shinobi yang lain pada ngapain, sih, tidak menolongku! Kukutuk kalian jadi batu!" Dikiranya ini cerita Sangkuriang(?)?

Setelah beberapa menit, Kakashi belum merasakan ajal menjemputnya. Malahan ia merasakan tubuhnya seakan dipeluk. Dipeluk? Ia membuka mata.

"Kakashi sayang~"

Alamak!

Pein tengah memeluki tubuhnya sembari mengelus-ngeluskan pipi ke dada Kakashi. "Akhirnya aku mendapatkanmu!"

Kaki Kakashi yang tidak menapak tanah tampak bergetar.

"Susah payah aku membumihanguskan Konoha demi mendapatkanmu! Ailapyu, Cyin~" Pein memonyongkan bibirnya ke masker Kakashi.

Mata Kakashi memutih. Rohnya terbang keluar mencari jalan pulang ke pangkuan Jashin.

Inilah akhir perjalanan seorang Hatake Kakashi, Jounin (yang gosipnya) ganteng tapi sial berusia 29 tahun, asal Konohagakure, hobi bercinta dengan novel Icha-icha dan bercita-cita menjadi penari latarnya Ledi Gagak.

Sekian.

~Owari~

PING!

Ya, Jashin. Ini yang kepikiran di otak eke ngeliat manga-nya pas Pein narik bodi Kakashi pake Shinra Tensei tapi baru kerealisasi sekarang. Kalo Masashi Kishimoto tau, ane rasa beliau bakalan kayang di lubang idungnya Sasuke. ._.a