Kuroko Tetsuya merasakan nyeri luar biasa di punggungnya begitu berhasil duduk dibantu Midorima Shintarou, dokter muda yang merawat dan menemaninya selama ini. Dokter itu pula yang ia lihat pertama kali ketika ia membuka matanya kembali dua hari lalu. Beberapa detik setelah ia menyamankan posisinya, seiring entakan kenop pintu dan langkah tergesa, tubuhnya tersentak. Akashi Seijuuro memeluknya erat. Tubuh yang mengungkungnya itu bergetar. Salah satu tangannya mengepal erat di antara rambut biru panjang Kuroko yang terurai berantakan di memburu.

"Jangan ... pernah ... tidur ... lagi!" Pemuda itu berkata patah-patah dengan suara tercekat.

Kuroko mematung. Ia bergeming. Ini terlalu mengejutkan meski suara dan aroma pemuda itu masih sama dengan yang bisa diingatnya. Kepalanya serasa kosong sampai ia tak tau apa yang tengah terjadi. Ia tiba-tiba bingung bagaimana harus menanggapi situasi ini. Ia tak merasakan apa-apa. Ia rasa ingatannya belum tersusun sempurna. Ia rasa Akashi tidak pernah melakukan ini sebelumnya.

"Sei ... kun?" Pada akhirnya, gadis itu memaksakan sebuah kata.

Demi mendengar suara itu, Akashi makin mengeratkan pelukannya. Ia menyembunyikan kepalanya di bahu kecil itu. Kepalan tangannya terlepas dan ia menangis kencang seperti mengeluarkan semua kesakitan yang selama ini tertahan.

Di sisi lain, Midorima mengalihkan pandangannya ke luar jendela sembari memperbaiki posisi kaca mata di pangkal hidungnya. Tatapannya terlihat sendu, namun lega di saat bersamaan.

Untuk pertama kali sejak kelas 5 sekolah dasar, tepatnya hari kematian ibunya, Akashi Seijuuro menangis untuk wanita lain selain wanita yang melahirkannya. Untuk pertama kali sejak tragedi kecelakaan gadis itu, Akashi menunjukkan perasaannya.


Kuroko no Basket © Tadatoshi Fujimaki

[Saya tidak mengambil keuntungan apapun dari pembuatan fanfiksi ini selain kesenangan bermain dengan dunia yang tak banyak orang mengerti.

I own nothing but the plot]

.

Urusan Langit

Akashi Seijuuro | Fem!Kuroko Tetsuya | Kise Ryota

Romance, Drama, Hurt/Comfort

Genderbend—for Kuroko Tetsuya, (a bit) OOC, AU

.

Author note: Ini fanfiksi pertama saya di fandom ini. Saya menonton KnB baru beberapa minggu terakhir. Oleh sebab itu, saya menyebutnya sebagai sebuah karya eksperimental. Percobaan. Menguji sesuatu yang baru dari kesukaan saya pada fanfiksi.

Terima Kasih. Semoga dapat dinikmati :)


Chapter 1: PERTAMA KALI—1

Akashi Seijuuro pertama kali bertemu Kuroko Tetsuya di gedung olahraga kampusnya. Waktu itu musim semi. April baru menyentuh minggu kedua di tahun ketiga perkuliahannya. Sakura mendominasi pemandangan. Udara menebarkan aroma semangat di tiap helai embusannya.

Berseling dengan teriakan para pemain, suara pantulan bola dengan lantai memenuhi atmosfer gedung olahraga. Ini adalah jadwal latihan basket pertama sejak liburan semester untuk tim mereka. Kise Ryota datang terlambat. Sebelum sempat diprotes oleh teman-teman setimnya, ia buru-buru menarik seseorang dari balik pintu. Seorang gadis menunduk dan segera membungkuk sekadar meski dengan ekspresi datar. Beberapa helai rambut sebahunya yang berwarna biru terayun mengikuti gerakan kepalanya.

"Doumo," sapanya hampir tak terdengar.

Kise memperlihatkan cengiran lebar seraya merangkul bahu kemudian mengacak lembut pucuk kepala gadis itu, "Ini Kuroko Tetsuya, editorku merangkap kekasihku~" yang baru.

Tidak ada yang terkejut dengan berita itu. Kise Ryota, pemain inti tim mereka—yang juga model tampan yang kerap muncul di majalah fashion terkenal—itu memang sering dekat dengan perempuan. Bukan hal baru bagi mereka jika Kise tiba-tiba membawa perempuan yang kemudian ia kenalkan sebagai kekasihnya. Tak acuh, semua teman setimnya melanjutkan latihan. Basket, menurut mereka seratus kali lebih menarik daripada adegan opera sabun pemuda pirang itu.

Sang kapten, Akashi Seijuuro mendekat sambil tak melepaskan tatapan tajam pada Kise. Ia kemudian memberi perintah latihan dengan tegas dan dingin.

Kise tertawa hambar sambil menggaruk belakang kepalanya. Tak mau menambah gara-gara, ia melepaskan tangannya dari Kuroko dan segera berlari ke tengah lapangan setelah mengganti kemeja dengan kaos oblong secara kilat.

Sementara itu, Akashi masih berhadapan dengan Kuroko. Memindai penampilan gadis itu dari atas sampai bawah. Rambutnya sewarna dengan manik matanya yang melirik-lirik kikuk. Baju terusan motif bunga warna pastel sampai setengah lutut. Tas selempang di bahu kiri berwarna krem. Flat shoes manis tanpa kaos kaki. Kulit putih pucat seperti kapur yang ditabur di atas salju. Akashi menyimpulkan gadis di depannya ini terlihat biasa saja meski cukup manis dan terlihat sopan. Ditambah aura keberadaanya yang terasa sangat ringan, Akashi tak mengerti mengapa Kise mendekati gadis ini. Tipe Kise yang ia tahu selama ini adalah perempuan cantik, modis dan paling tidak berada di atas level rata-rata—dari segi penampilan. Serta tentu saja, populer dan mencolok.

Merasa risih diperhatikan, Kuroko mundur dengan langkah kecil memberi sedikit jarak. Meremas tali tasnya, ia mengangkat pandangannya, "A ... no—"

"—kau bisa menunggu di bangku penonton sampai latihan selesai." Akashi memotong ucapan Kuroko lalu berlari kembali ke tengah lapangan tanpa menoleh lagi.

Kuroko Tetsuya pertama kali bertemu dengan Akashi Seijuuro di pinggir lapangan basket gedung olahraga kampusnya. Untuk beberapa saat, ia berpikir bahwa suara pemuda itu terdengar dingin namun memabukkan. Untuk beberapa saat, ia berpikir bahwa bibir pemuda itu melengkung membentuk senyum—padanya. Untuk beberapa saat. Dan, ia segera mengabaikannya.

.

.

TBC


Sebenarnya saya tidak berharap banyak, namun kritik, saran, tanggapan, bahkan flame sekalipun selalu saya tunggu. Karena tulisan akan menemukan arti ketika menemui pembaca.

Terima Kasih,

Kavya.

—Mataram, 31 Mei 2017