Samuel men-dribble bola dua kali sebelum melemparnya ke ring. Hasilnya tidak buruk sama sekali, karena tiga poin otomatis merubah kedudukan akhir dari pertandingan basket hari ini. Ia berbalik dan matanya langsung menemukan pemuda manis bersurai dirty-blonde yang tersenyum dari kerumunan penonton, Samuel mengangkat tangannya dan membentuk love-sign, menimbulkan keributan dari para gadis.
"Permainanmu bagus, Sam."
Samuel berbalik dan mendapat rangkulan dari Guanlin yang tersenyum puas atas kerja keras si marga Kim hari ini.
"Kakak juga mainnya bagus kok," kilah Samuel.
"Bagus apanya Sam? Dari tadi dia nggak fokus, lagi berantem sama pacarnya tuh," sahut Woojin.
Samuel tersenyum menanggapi Guanlin dan Woojin yang mulai adu mulut karena hal tidak pentingㅡmenurut Samuelㅡ, kemudian ia segera berbalik dan matanya mencari si manis. Tapi seberapa lama pun Samuel mencari, ia tidak menemukan keberadaan Daehwi disana.
.
.
Si Manis
.
©Jcansnh
.
Solois Kim Samuel & Wanna One's Lee Daehwi as center's story
.
.
Samuel sedang melipat seragamnya saat notifikasi line ponselnya berbunyi. Setelah menyimpan seragam di tas, ia segera meraih ponselnya dan mendapati pop-up berisi stiker dan pesan.
'Aku tunggu di pintu depan.'
Dan satu stiker brown yang memegang daun untuk berlindung dari tetesan hujan.
Samuel dengan cepat mengenakan jaket, menggendong ranselnya, dan berlari keluar ruang ganti. Sebelum mencapai tikungan, ia mengirimkan pesan balasan kepada kontak "FluffHwi."
'Kamu ngapain?! Jangan main hujan!'
Kurang dari tiga menit Samuel, tiba di pintu depan, matanya mencari lelaki yang bisa membuat jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. Samuel menghembuskan nafas lega saat matanya menangkap si manis yang mendongak menatap tetesan hujan, sementara tangannya mengadahi air yang turun.
.
.
Daehwi kaget saat tangannya ditarik, selanjutnya ia tersenyum saat menyadari tangannya yang basah sedang dikeringkan dengan tisu. Senyum Daehwi makin lebar saat Samuel membawa tangannya yang dingin untuk dihangatkan. Samuel meniup pelan tangan kecil dihadapannya, berharap agar kedua tangan itu cepat menghangat. Setelahnya ia menautkan jemarinya diantara jemari Daehwi, dan menuntun Daehwi ke sisi yang tidak terkena tempias air hujan.
"Bukannya aku nyuruh kamu nggak main air hujan?"
Daehwi mengangguk, "Iya sih, tapi tadi aku nggak sadar kalo lagi main hujan."
Samuel menghentikan langkahnya, lalu menatap Daehwi. "Kamu itu nggak bisa kena air hujan, tau kan?"
Daehwi tersenyum dan mengangguk. "Iya aku tau kok Muel."
Tatapan Samuel berubah nanar saat melihat bercak kemerahan mulai timbul di telapak dan pergelangan tangan Daehwi. Daehwi tersenyum menenangkan, "Aku nggak papa Muel, serius. Besok juga udah hilang kok."
Samuel mengalah dan melepas jaketnya agar dikenakan oleh Daehwi. Mana bisa Samuel marah kalau pacarnya sudah tersenyum sejuta watt seperti itu.
"Yaudah, nunggu sini dulu ya? Aku ke parkiran ambil mobil."
Daehwi mengangguk lucu, membuat Samuel tertawa karena gemas melihat jaketnya yang kebesaran di tubuh kurus Daehwi.
"Aku pergi dulu, sayang," ucap Samuel sebelum benar-benar melangkah pergi.
[1/1]
.
.
.
.
.
.
.
.
Ps : Aku rindu SamHwi:))))))
Maaf untuk typo. Dan review?
