Disclamer © Masashi Kishimoto
Pair © SasuHina
Rate © T semi M
.
.
.
.
.
Pria gagah, tinggi dengan wajah tampan bernama Sasuke Uchiha itu melangkah menuju sebuah rumah sederhana yang didepan halaman nya bertuliskan palang dengan nama Cheerful Home. Tempat dimana semua anak-anak yang dibuang disini diasuh dengan tangan terbuka dan kasih sayang sepenuhnya dari pemilik dan para pengasuh anak yang memang ditugaskan disana. Panti asuhan. Ya, tempat yang dinamakan rumah itu memang panti asuhan, panti yang sudah berdiri sekitar tiga puluh tahun lalu dengan sepuluh pengasuh yang dengan suka rela berkerja disana tanpa bayaran.
Rambutnya yang berwarna Raven bergerak mengikuti sapuan angin yang bergerak berlawanan arah dengan Sasuke. Matanya yang setajam elang dihiasi dengan kaca mata tanpa frame dan soft lens berwarna hijau Emerald. Warna yang populer sehingga tidak ada yang menyangkanya bahwa ia hanya menyamar.
Tangan nya yang putih pucat menyentuh ujung kaca mata nya yang bertengger didaun telingga nya. Titik tepat dimana tempat sebuah tonjolan tombol kecil yang digunakan para FBI untuk memata-matai orang yang diincarnya. Ya, pekerjaan Sasuke. Dia bukan FBI, dia hanya seorang detektif negara yang ditugaskan mencari kejanggalan atas suatu laporan yang kemarin diberi tahukan oleh pegawai yang mencari data negara.
Jika kalian bertanya kenapa Sasuke mencari data malah datang ke panti itu, jawaban nya hanya satu. Negara meminta bantuan Rusia untuk membantunya mencari informasi mengenai orang yang membobol data penting Negara. Bahkan Hacker sehanal Sai angkat tangan ketika menyelidikinya.
"Aku sudah berada didepan pintu masuk panti. " Sasuke berucap dengan menekan tombol kecil yang ada disudut tengah tungkai kacamatanya.
Bola mata Onyx nya menyapu sekeliling lingkungan. Hanya halaman sederhana yang ditumbuhi rerumputan berwarna hijau yang masih berembun. Memang tempat yang tepat sehingga Negara mengirim kerja sama ditempat ini. Tidak akan ada yang mencurigainya karena tempat ini hanyalah panti asuhan.
"Masuk, Rusia bilang bahwa mereka sudah mengirim seseorang untuk membantumu. " Seseorang diseberang sana berkata dengan nada datar namun sarat akan perintah.
Jepang memang telah bekerja sama dengan Rusia. Selain karena Rusia adalah Negara yang dipimpin dengan kerajaan yang maju, tentram dan damai, Rusia juga mencangkup teknologi yang memang sudah sangat berkembang dibandingkan dengan Singapura yang dari zaman dulu mengembangkan ilmu pengetahuan teknologi. Maka dari itu, Jepang bekerja sama agar teknologi yang sudah berkembang di Rusia dapat dikirim ke Jepang.
Selain itu Kerja sama antar negara dengan maksud investasi bisnis antar perusahaan juga berkembang dengan perusahaan yang didirikan oleh para orang Rusia yang memang sudah bersifat maju. Selain itu, sebagian perusahaan Negara juga bekerja sama dengan perusahaan yang didirikan kerajaan Rusia untuk membangun kerja sama antar Negara yang sudah berlangsung sejak puluhan atau bisa jadi ratusan tahun lalu itu.
Perusahaan yang didirikan oleh para Rusia untuk membantu keadaan yang memang dibutuhkan dari Finansial keuangan negara. Bukan nya tidak mungkin jika nanti Rusia mengalami keadaan finansial seperti sembilan belas tahun lalu dimana Negara Rusia masih dipimpin oleh Ratu Katherine Alexandre, keadaan dimana gagal panen diseluruh kota produk beras di Rusia hingga mengakibatkan banyaknya yang mati kelaparan karena tidak adanya bahan pokok yang mencukupi hari demi hari. Belum lagi wabah penyakit yang menimpa Rusia membuat pemerintahan Alexandre tahun itu dianggap sebagai pemerintahan terburuk dari Alexandre- Alexandre sebelumnya.
"Siapa yang mereka kirim? " Tanya Sasuke dengan menajamkan matanya. Tugas ini bersangkutan dengan negara. Bisa dibilang adalah tugas serius karena yang dibobol kejanggalan nya adalah data negara yang bahkan tidak boleh sembarangan orang mengetahuinya.
"Ratu Rusia bilang kalau dia mengirim putrinya kesana. " Hatake Kakashi selaku mentor Sasuke, memberikan jawaban yang tadi ditanyakan Sasuke.
Putri Rusia, kalau tidak salah yang Sasuke tau adalah gadis bernama Hinata Alexandre, putri sang Ratu Rusia yang sudah memimpin Rusia sejak tujuh belas tahun lalu. Tepat ketika bulan desember berakhir, penobatan sang ratu dilaksanakan. Itu yang Sasuke tau mengenainya. Hanya sebatas nama, bahkan rupanya pun Sasuke tidak tau. Bukan karena saking sibuknya Sasuke tidak tau, tapi karena Ratu Rusia yang tidak pernah menampilkan sang putri.
"Apa yang bisa dilakukan oleh putri Ratu untuk menangani kasus ini? " Tanya Sasuke meremehkan. Matanya masih memandang awas sekitanya. Mencari titik dimana ada kemungkinan bahwa ada yang menyadari seorang detektif sekelas Uchiha ada dilingkungan panti yang bahkan jarang didatangi orang selain untuk mengadopsi anak.
"Jangan menyepelekan nya, pangkatnya bahkan lebih tinggi darimu. Sekarang cepat laksanakan perintah. " Hatake Kakashi mengakhiri sambungan nya dengan bunyi 'klik' yang Sasuke dengar dari alat komunikasi yang biasa digunakan oleh para Detektif sepertinya untuk bersambungan dengan para mentor yang memang ditugaskan untuk membantu menangani kasus yang diperintahkan oleh negara.
Sasuke mendesah malas. Dan menurunkan tangan nya yang bertengger rapi ditungkai kacamatanya. Kakinya mulai melangkah kembali memasuki halaman panti itu yang bisa dibilang tidak sempit namun tidak luas. Diisi dengan beberapa tanaman bunga yang berdiri didekat pagar yang terbuat dari kayu rapuh yang bahkan Sasuke yakin dia bisa merobohkan nya hanya dengan sekali sentuh.
Kaki jenjang pemuda itu sudah sampai didepan pintu masuk panti. Matanya dengan awas memeriksa setiap pergerakan yang bahkan tidak ada seorangpun yang ada disekitar sana. Tangan nya beralih lagi ketungkai kaca matanya. Memencet tombol yang ada disebelah kanan daun telinga nya.
Samar-samar garis lintang Horizontal maupun Vertikal bermunculan dalam pengelihatan Sasuke. Gambar itu perlahan memunculkan banyak anak-anak yang berlarian dengan riang dan tertawa dengan gembiranya. Sasuke mengangkat sudut bibirnya sedikit, sangat sedikit hingga mungkin orang lain tidak akan menyadarinya.
Masa lalu Sasuke tidak pernah dihabiskan dengan seperti itu. Ia hanya menghabiskan hari dengan berdiam diri diperpustakaan dan melakukan kegiatan sehari-harinya dengan membaca. Membaca, membaca dan membaca. Teman sehari-harinya hanya buku, meja, kursi kecil, dan rak-rak buku yang biasa ia jumpai diperpustakaan rumahnya.
Ayahnya melarangnya keluar rumah dengan alasan yang tidak masuk akal. Bahkan ia tidak tau bahwa ia mempunyai kakak. Ia baru tahu bahwa ia mempunyai kakak adalah ketika umurnya menginjak enam belas tahun, yang berarti setahun yang lalu. Kakaknya yang melanjutkan study ke sidney ketika umurnya menginjak lima belas tahun. Umur yang diharuskan oleh para Uchiha sudah masuk ke perguruan tinggi. Begitupun dengan Sasuke. Diumurnya yang menginjak tujuh belas tahun, ia sudah meluluskan perguruan tinggi hanya dengan waktu tiga tahun.
Berbeda dengan kakaknya yang meluluskan perguruan tinggi hanya dengan waktu dua tahun. Namanya Itachi Uchiha, hanya itu yang Sasuke tau mengenai kakaknya. Ia jarang bertemu dengan sang kakak. Karena waktunya yang sangat sibuk dengan meluluskan berbagai macam kasus, berbeda dengan sang kakak yang bekerja dibidang yang smaa dengan sang ayah, bisnis.
Sasuke masih mempertahankan senyum tipisnya. Kacamatanya yang biasa ia gunakan untuk melihat hal lain yang berada didalam lingkungan yang bahkan bisa terhalang dengan tembok sekuat baja. Kacamata yang memang difungsikan untuk melihat apa yang terjadi didalam sebuah ruangan dengan maksud membuat tugasnya lebih mudah dengan mencari tahu mengenai keadaan lingkungan terlebih dahulu.
Pemuda itu menghembuskan nafas frustasi sebelum menekan kembali tombol sebelumnya. Menonaktifkan kacamata Spying nya sebelum mengetuk pintu yang ada didepan nya pelan. Tidak ada jawaban dari dalam. Sasuke mengetuk kembali pintu itu, sedikit lebih keras dengan maksud orang yang ada didalam membukakan nya.
Ckleekk
"Ada yang bisa saya bantu? " seorang wanita berambut ungu sebahu dicepol satu dengan hiasan bunga origami dicepolnya membukakan pintu dengan senyum ramah yang mengiasi wajahnya yang terlihat ayu. Anak-anak menggerumul dipintu dan senyum-senyum sendiri saat melihat siapa yang ada didepan mereka.
"... " Sasuke tidak menjawab dan malah meneliti setiap sudut ruangan yang ada disana degan onyx nya yang mampu membius kaum hawa yang melihatnya.
Namanya Konan, gadis dengan perawakan sederhana dan lembut itu melihat orang yang ada didepan nya dengan binggung. Matanya yang berwarna orange madu menatap Sasuke dengan alis mengernyit heran. Laki-laki yang ia tanyai ini bahkan tidak tersenyum untuk sekedar menjawab pertanyaan nya.
"Maaf, tapi sebelum nya-, " Konan bertanya lagi dengan nada halus yang masih ia pertahankan. Namun sebelum Konan menyelesaikan ucapan nya, Sasuke sudah memotongnya.
"Aku mencari Hinata Alexandre " Ucapnya dengan nada datar. Konan mengerjapkan matanya sebentar sebelum mengernyitkan alisnya kembali. Tangan nya yang tadi ada disisi pinggang nya, mengusir anak-anak yang menggerumuninya dengan halus. Menyuruhnya agar pergi dan bermain lagi dengan teman-teman nya.
"Oh. Sasuke Uchiha? " Tanya nya dengan satu alis yang terangkat. Salah satu Hacker dan mata-mata terbaik yang dimiliki Rusia yang ditugaskan untuk membantu detektif Jepang itu untuk menuntaskan nya.
"Hn. " Jawaban acuh tak acuh itu membuat dahi Konan berkedut kesal, namun ia menahan nya dengan ingatan bahwa orang yang ada didepan nya adalah orang yang berpangkat lebih tinggi darinya.
"Silahkan masuk. " Ujarnya masih dengan nada halus yang ia pertahankan.
Sasuke masuk dengan langkah pelan dan tangan yang dimasukan kedalam saku celananya. Anak-anak bermain dengan riang dilantai luas tanpa perabot yang digunakan sebagai tempat bermain anak-anak yang ditampung cukup banyak itu.
"Haruna-sama sudah mengkonfirmasi padaku kalau kasus yang akan kau tangani ini berhubungan dengan kerjasama antara Amerika, China dan Italia kan? " Konan bertanya dengan tersenyum. Senyum yang ia lemparkan pada anak-anak yang sedang bermain dengan berisik, riang dan penuh canda tawa.
Sebenarnya ia bukan pengurus panti ini. Haruna selaku ratu Rusia langsung turun tangan mengenai kejanggalan ini. Ia menjadi koordinator kasus dengan pengendalian dibawah kekuasaan nya sendiri. Meskipun masih amatir, selama ini kasus yang sudah banyak ia mentori tidak pernah gagal. Haruna menyuruh penggurus panti untuk pindah sebentar selama dua hari dengan maksud agar kerja sama yang diadakan oleh Rusia dan Jepang berlangsung tanpa adanya gangguan. Jika kalian bertanya kenapa Haruna mengadakan kerja sama dipanti asuhan, itu adalah agar orang tidak mencurigai agen inteligent Negara itu.
"Tidak. Aku akan memecahkan kasus yang berhubungan dnegan pembobolan data negara, lagipula siapa kau? Dan darimana kau tau itu? " Tanya Sasuke memberondong dengan tatapan tajam yang ia layangkan pada Konan yang sedang berjalan disampingnya dengan senyum yang masih terlempar pada anak-anak yang ada disekitar sana.
"Ah, aku lupa. Namaku Konan, aku adalah salah satu mata-mata Rusia yang dikirim oleh Haruna-sama untuk membantu menyelesaikan kasus yang tadi kuberitahukan. " Jawab Konan masih dengan senyuman nya hingga matanya sedikit menyipit.
Mereka berjalan menuju ruangan yang difungsikan untuk menerima tamu yang berkunjung atau untuk melihat-lihat anak yang nantinya akan mereka adopsi.
Sasuke melangkah mendekati kursi kayu sederhana yang ada diruangan itu. Matanya menatap tajam pada Konan yang duduk diseberang kursi dengan kaki yang disilangkan.
"Bagaimana Haruna-sama tahu? Dan siapa itu Haruna-sama? " Mata Sasuke menyipit. Kenapa ia tidak tau siapa yang mengkoordinasikan bantuan atau rekan nya terlebih dahulu? Dan kenapa juga ia tidak tau mengenai orang yang tadi disebutkan oleh wanita yang ada didepan nya ini.
"Dia adalah Ratu Rusia, Haruna Alexandre. Ibuku dan juga orang yang mengetuai inteligent FBI maupun mata-mata detektif. " Seseorang didekat pintu menjawab dengan suara anggun namun berkharisma.
Gadis dengan rambut Indigo digerai dengan baju rumahan sederhana dan rok dengan model bunga-bungaan selutut berjalan dengan senyum ramah dan anggun khas dengan para Alexandre yang rata-rata mengeluarkan senyum seperti itu.
Sasuke yakin jika yang dimaksudkan oleh Kakashi kalau orang yang akan menjadi rekan nya ini adalah orang yang kini sedang duduk disebelah Konan. Dengan pakaian sederhana dan riasan natural yang sangat terlihat biasa, Sasuke tidak yakin kalau orang yang akan menjadi rekan nya ini akan membantunya.
"Hinata. " Konan menyikut pelan perut Hinata sehingga gadis itu sedikit mengaduh kesakitan. Ia menatap Konan yang ada disampingnya, bola mata gadis itu melirik kearah Sasuke dengan melotot, membahasakan isyarat bahwa Hinata harus memperkenalkan dirinya didepan Sasuke agar tidak dianggap tidak sopan.
"Aku Hinata Alexandre. Putri Haruna. Salam kenal. " Hinata memperkenalkan dirinya dengan halus dan tutur kata yang sopan. Sama seperti dengan apa yang diajarkan oleh ibunya mengenai cara memperkenalkan diri dengan sopan dan seperti bangsawan seperti umumnya.
"Aku bahkan tidak yakin kau bisa memegang pisau dengan benar. " Sasuke berujar dengan sarkatis membuat Hinata yang bersikap berbaik hati menjadi membelalakan matanya. Tidak menyangka bahwa laki-laki yang akan menjadi rekan nya kali ini mempunyai lidah setajam katana. Meski wajah tampan, tubuh terlihat atletis dengan rambut cepak yang menambah kharisma nya, Hinata tidak menyangka bahwa lidahnya bahkan mengalahkan tajamnya pedang warisan ibunya.
"Jangan meremehkanku, Uchiha-san. Level pangkatmu masih jauh dibawahku, aku bisa saja membunuhmu saat ini dengan tangan kosong. " Hinata mencoba menahan amarahnya dengan tersenyum. Senyum palsu yang bahkan bisa saja membuat orang lain merinding, namun tentunya tidak untuk Sasuke yang bahkan hanya menatapnya datar.
"Tch. " Berdecih kesal, Sasuke bangkit dari duduknya dan melangkah keluar dari ruangan itu.
"Jangan meremehkan nya, Uchiha-san. Bagaimanapun dia tetap rekan mu dalam menyelesaikan misi ini. " Konan mencegah Sasuke dengan perkataan nya yang sukses untuk membuat Sasuke diam dari langkahan kakinya.
"Misi yang bahkan salah pengertian oleh agen Rusia sepertimu. " Ujarnya sarkatis dengan menolehkan kepalanya sedikit menghadap kearah Konan yang kini sedang mengepalkan lengan nya. senyum seringainya berkembang ketika melihat rona kemerahan di wajah Konan karena menahan amarahnya.
"Kuharap kau menjaga sikapmu, Uchiha. " Hinata berkata dengan dengan datar dan berbalik menghadap Sasuke yang sedang melangkah mendekati mereka lagi. Duduk diam dikursinya semula dan memperhatikan kedua gadis dari Rusia itu.
"Konan, cari informasi mengenai kasus yang akan kita tangani sekarang, dan tunjukan pada Uchiha yang sombong ini bahwa agen Rusia adalah agen yang tidak pernah salah tanggap mengenai kasus-kasus yang bahkan tidak pernah gagal untuk kita pecahkan. " Hinata berbicara dengan nada sarkatis dan seringai yang keluar dari bibir mungil nya cukup untuk membuat Sasuke menatap tajam pada putri tunggal ratu Rusia itu.
"Ha'i. "
Konan mengeluarkan Android dari saku roknya, mulai mengutak atik Android itu sebelum garis-garis Horizontal maupun Vertikal bermunculan membentuk kotak-kotak kecil seperti layar biru dengan bacaan serta lingkaran lingkaran hijau dengan teks yang ada didalamnya.
Salah satu gemilang prestasi Rusia adalah dengan cara Informatika Teknologi seperti ini. Jepang bahkan belum menguasai teknik mencari informasi dengan bantuan cahaya Ultimatum yang disiari dengan bantuan cahaya matahari. Dapat menghasilkan gelombang suara dengan frekuensi rendah, serta dapat membuat layar tanpa kaca dan hanya dengan bantuan Ultimatum antena yang dipasangkan disetiap jaringan nya.
"Apa yang Jepang bicarakan padamu tentang misi ini? " Tanya Hinata berdiri dari duduknya dan berdiri tepat didepan layar tanpa kaca itu. Konan sibuk dengan menyesuaikan jaringan, agar tidak kelebihan maupun kekurangan.
"Mengurus kasus pembobolan data Negara. " Jawab Sasuke datar dan memperhatikan dengan seksama layar yang ada didepan nya.
"Tepat, dan salah satunya adalah ini. Amerika, China, dan Italia, sehari setelah kerja sama itu, William James, utusan yang dikirim Amerika, sedang berada dipusat penelitian di Tokyo. "
"Apa hubungan nya? " Tanya Sasuke dengan mengernyitkan alisnya menatap Hinata dengan heran. Apa hubungan nya pembobolan data dengan kerja sama antar negara?
"Kau lihat ini? " Hinata maju selangkah dan menyentuh kotak yang ada di layar itu yang bertuliskan Monugemunt Amerika. Hinata memindahkan lingkaran-lingkaran yang bermuncukan itu dengan jarinya. Bagai menyentuh kaca, Hinata dengan lincahnya mengotak-atik layar tanpa kaca itu dengan jarinya.
"I-itu-, " Sasuke berkata dengan menunjuk sebuah gambar yang ada dilayar. Kalung peninggalan Mariam Dufn yang seminggu lalu dikabarkan hilang. Tidak ada jejak dari siapa yang mencurinya.
"Tepat, semua tau bahwa kalung peninggalan Mariam Dufn yang diketahui ditinggalkan di Jepang bahkan telah dimusiumkan hilang? Bukankah begitu? Sementara ini, kau bisa lihat gambarnya. " Hinata menjentikan jarinya dan mulai dengan lincahnya menggeser beberapa otonom dari gambar yang ada dilayar itu membesar.
"Sepercik dari batu Hitam itu hilang, dan Prof. Nara mengungkapkan bahwa sepercik dari batu itu ada di ruang kerjanya untuk diteliti, dan kau melihat sendiri bukan? Dia ada didalam ruangan Prof. Nara dan mengacak-acak ruang kerjanya. " gambar itu perlahan membesar yang menampilkan sedikit lubang percikan yang jelas bolong ditengah ujung batu berlian hitam itu.
Gambar itu perlahan berubah menjadi video, menampilkan seorang pria dengan rambut pirang sedang mengacak-acak ruang kerja yang telah tadi disebutkan oleh Hinata, prof. Nara.
Hinata mengubahnya kembali, kali ini dengan slow montion. Diulang lagi dan akhirnya Sasuke tau apa yang terjadi dengan video itu. Pria itu mengacak-acak ruang kerja Prof. Nara demi mencari sepercik batu berlian hitam yang tadi digambarkan oleh Hinata.
"Dan ini. China. Tyosuki Yomura, orang yang dikirim oleh China untuk kerja sama, namun kau bisa melihatnya disini. Dia datang ke departemen Negara dengan sembunyi-sembunyi. Lihatlah. " Hinata mengubah gambarnya kembali dengan lincahnya. Video itu kali ini merekam orang dengan rambut Hitam sedang berjalan menuju pintu masuk departemen Negara dengan sembunyi-sembunyi. Yang Sasuke tau adalah lewat jalan belakang dari gedung itu.
Gambarnya disenter dari jarak tiga meter. Seperti sebuah layanan film, hanya saja ini disiari dengan garis-garis lurus membentar yang berbentuk kotak-kotak kecil bersusunkan seperti balok.
"lalu dari Italia, Akeila Jemistrouf. Mantan buronan kelas kakap yang berhasil ditangkap di Irlandia dengan kurun waktu empat tahun dari misi yang seharusnya ditentunkan, dan bagaimana kau berfikir kalau buronan kelas kakap disuruh untuk menandatangani kerja sama antar negara, hn. Aku tidak mau menuduh, tapi lihatlah. " video itu berubah, masih seperti jarak yang seperti tadi, tiga meter dari jarak senter, memperlihatkan seorang wanita berambut merah pirang sedang berjalan dengan menunduk dan memakai baju kemeja dan rok lipit selutut.
"Dia terlambat dua jam ketika kerja sama antar negara berlangsung. Bukankah begitu? Lihatlah. Akeila yang seharusnya pergi ke tempat untuk menghadiri tanda tangan malah datang ke pusat gedung Negara dengan menyamar sebagai karyawan yang ada disana. " memang benar, bahkan dapat Sasuke lihat bahwa wanita itu menyapa para karyawan staf yang lewat.
"Bagaimana kau tau? " Tanya Sasuke mengalihkan pandangan nya pada gadis yang ada didepan nya yang sedang tersenyum dengan mengotak atik layar tanpa kaca itu dengan lincah nya.
"Bisa dibilang aku satu pesawat dengan mereka semua. Aku yang memang curiga, ketika mereka tidur, aku langsung menempelkan alat Videoling yang berfungsi untuk mereka kegiatan mereka semua. " Hinata tersenyum manis dan memasang wajah inocent sepolos mungkin dihadapan rekan nya kali ini.
Sasuke tidak menyangka bahwa rekan nya kali ini sangat pintar dalam menganalisis suatu kejadian yang akan terjadi bahkan Sasuke yakin kalau video yang ada dilayar didepan nya bersifat intelektual karena diprogram oleh Hinata sendiri.
"Lalu bagaimana kau tau, bukankah alat itu disusun dengan jarak dekat? " Tanya Sasuke memancing Hinata agar gadis itu berbicara padanya mengenai hal yang bahkan tidak ia ketahui sama sekali.
"Frekuensi yang mereka ciptakan sangatlah kecil hingga 99% kemungkinan nya tidak akan pernah terlacak, dan salah satu keunggulan Rusia adalah dengan membuat yang seperti ini. Alat ini dirancang dengan pantauan jarak jauh minimal tiga meter dari tempatnya berada, bahkan jika menempelkan nya dipundaknya sendiri, tiga meter jaraknya adalah pantauan senteran dari alat itu sendiri. " Jelas Hinata membuat Sasuke tersenyum tipis.
"Jika difikir-fikir, apa hubungan nya, kalung dan data negara yang dicuri? " Tanya nya dengan nada datar khas Uchiha nya yang digunakan ketika menanyai Hinata.
"Entahlah, aku tidak tau. Tapi bukankah itu tugas detektif untuk mencarinya. " Jawab Hinata kemudian duduk disamping Sasuke yang kini sedang memperhatikan gadis itu dengan seksama. Kulit putih pucat, mata pucat Lavender, bulu mata yang letik, kaki yang jenjang dan paras yang cantik, kenapa ia baru menyadarinya sekarang?
"Kenapa kita tidak langsung menangkapnya dan menyelidikinya? " Tanya Sasuke mengalihkan pandangan nya dari Hinta yang kini sedang berbalik memandanginya dengan tatapan heran.
"Tch, tugas detektif hanya untuk mencari tau kebenaran dari misi yang menjadi pekerjaan nya, bukan malah menangkapnya. Kurasa kau harus sekolah lagi agar tau mana yang menjadi tugas dan bukan. " Ujar Hinata dengan keputusan finalnya. Memang benar, harusnya tugas detektif hanya untuk mencari tau mengenai kasus yang dicarinya bukan mengenai tindak lanjut penyelidikan yang nantinya akan dilakukan oleh orang yang sudah menjadi tugasnya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC or Delete
Yuko Hiatus dan dateng-dateng bawa Fic abal ini.
