YOU'LL NEVER WALK ALONE

Act. 1 : Our First Words

"Anda tak akan menyadari sejak kapan anda menjadi alasan saya tersenyum, bahkan sebelum kita sama-sama menyadari bahwa kita terikat oleh sesuatu yang dinamakan takdir"~Edward Jung~

Disclaimer

Fanfiction ini murni milik teman hidup saya (plakk). Aku sengaja nge-post ff buatan dia ini karena menurutku alurnya keren, HoMin pula xD

Yang ngga suka HoMin, dimohon untuk segera berbalik kanan dari ff ini.

Salam, Love War.

WARNING! Typos everywhere, alur tiba-tiba ngga nyambung, penggunaan kata yang ngga sesuai.

–You'll Never Walk Alone–

Seoul : 22.00 KST

"Apa yang and inginkan dariku, Yunho-ssi."

Yeah ~

Kalimat datar, dingin menusuk inilah yang jadi reaksi namja belia di hadapanku. Matanya memicing waspada mengawasi tiap gerak-gerikku seolah aku adalah singa berbahaya yang siap menerkamnya kapan saja.

O, shit.

Tentu saja. Assisten Yoon telah memberitahuku sekelumit kisah yang melatar belakangi Shim Changmin, namja yang seusia adikku ini hingga terjebak di tempat terkutuk bernama Mirotic Club, night club khusus kalangan gay menghabiskan waktu dengan bersenang-senang menikmati gemerlap dunia malam, alkohol sex bebas.

"Aku tak tahu yang diajarkan orangtuamu hingga selalu berpikiran negatif pada orang asing yang baru kau temui, Shim Changmin." Sahutku tenang di balik meja kerjaku. Instruksikan asisten-ku agar menyiapkan lembar dokumen yang kuminta tadi siang.

"Anda membeliku." Desisnya geram dan sarat aura permusuhan.

"Aku straight…"

"Jadi apa tujuan anda melakukan itu." Sambung Changmin marah.

"…dan juga memiliki seorang istri. Aku juga sangat mencintainya, Shim. Jika itu bisa membuatmu lega dan menghilangkan pikiran negatif di kepalamu." Jawabku santai menanggapi sorot kebencian di hazel mata indah serupa anak rusa itu. Mata kami beradu sebelum ku ulas senyum tipis penuh arti.

"Tapi ku akui kau benar tentang satu hal, Changmin ah..."

"Tidak ada hal yang gratis di dunia." Sambungku amati perubahan expresinya. Dingin dan kaku.

"Sesuai prediksiku. Anda bukan gay tapi bisex. Menjijikkan." Ejeknya dengan nada marah.

"Jadi sesuai kesepakatan kau harus mengikuti apapun keinginanku karena saat ini akulah mastermu. Hidup adalah bisnis, anak muda. Aku tak mengeluarkanmu dari neraka itu dengan cuma-cuma." Sahutku tegas sambil menyodorkan dokumen perjanjian yang disiapkan assisten Yoon. Bola mata Changmin melebar mengetahui isi berkas perjanjian kami,

"Sesuai prediksimu?" Tanyaku menunggu reaksi dan perlawanan yang jadi ciri khas seorang 'Le'froid Changmin'.

Point 1.

Jung Yunho selaku pihak pertama bertanggung jawab penuh pada Shim Changmin sebagai pihak kedua serta berkewajiban memenuhi segala kebutuhan finansialnya selama menjalani pendidikan selaku wali sah.

Point 2.

Pihak kedua bisa menolak dan membatalkan perjanjian setelah mengembalikan sejumlah dana senilai piutang dan bunga yang dikeluarkan pihak satu sebesar 200 juta USD.

Point 3

Kesepakatan kedua belak pihak dianggap selesai begitu pihak kedua menyelesaikan kontrak kerja di Jung Corp. Setelah menyelesaikan program magister-nya di bidang design eksterior selama 5 tahun.

Point 4.

Perjanjian bersifat sementara dan dapat berubah sewaktu sesuai kesepakatan dan persetujuan pihak pertama.

"Jalani kehidupanmu selayaknya namja seusiamu dan selesaikan pendidikanmu dengan baik. Itulah yang ku inginkan."

Hening.

Bibir namja manis di hadapanku terbungkam dan coba menerka orang macam apa yang ada di hadapannya. Tidak. Ini meleset dari bayangannya. Pria borjuis yang menghamburkan dolarnya demi mendapatkan keuntungan darinya. Menjadikannya pemuas nafsu seperti yang kerap terjadi selama 6 tahun ia terpaksa menjadi dancer di night club Mirotic.

"Kenapa?" Bisiknya gamang.

"Ya?"

"Kenapa anda melakukan ini. Saya hanya orang asing yang tak ada hubungannya dengan anda."

"Aku tak hanya menyelamatkanmu. Tapi juga hyung-ku. Dan juga untuk orang-orang yang sangat berharga bagiku." Kataku tegas. Changmin mengikuti arah pandangku. Sebuah foto yang terbingkai di atas meja kerjaku. Foto pernikahanku,

"Seorang bisnis-man sepertiku hanya menggali dan melihat potensi serta bakat yang kau miliki, Shim Changmin. Jadi mari bekerja sama dan gunakan keahlian terbaikmu untuk Jung Corp. di masa depan. Arsitek profesional. Bukankah itu impianmu …" Tukasku mengakhiri ketegangan kami.

Ia tetap tak bergeming dan sibuk bergelut dengan pikirannya sendiri sampai aku bangkit dan menepuk pundaknya pelan.

"Kau bisa menandatanginya atau mempelajarinya terlebih dulu, Changmin ah.. Oh ya, kau bisa memanggilku hyung jika mau." Kataku kembangkan senyum sebelum beranjak meninggalkan ruang kerja yang jadi pertemuan ke dua kami setelah Mirotic Club.

"Yunho-ssi."

"Ya?"

"Terimakasih."

'Terimakasih'

Ya. Satu patah kata yang mencairkan dinginnya seorang Shim Changmin. Aku tersenyum. Lagi.

"Bergabunglah ke meja makan jika selesai menandatangani dokumenmu, Changmin ah. Hyung menunggumu. Assisten Yoon akan mengurus keperluanmu selama tinggal bersamaku. Disini …"

Done.

Aku tahu tak akan mudah menakhlukkan sikap keras dan pembangkang namja yang berusia 3 tahun di bawahku. Sorot mata tajam, dingin dan penuh keberanian. Itulah yang pertama ku temukan dari sosok sexy dancer terbaik Mirotic ini. Yeah. Ingatan membawaku pada saat pertama pertemuan kami di pesta lajang yang diadakan salah satu sepupuku, Jung Kangta.

Flashback

Mirotic Club

Damn it~

Aku tak tahu nasib sial apa yang membawaku ke tempat terkutuk bernama night club. Sumpah serapah bergaung di otakku, siap untuk meledak dan memaki ketiga sepupuku. Pesta lajang tanpa sex, alkohol dan penari striptease. Sialnya mereka malah mengadakannya di club Mirotic yang menjadi incaran kaum gay mencari kenikmatan dunia malam.

"Yoo, Dude. Kukira CEO Jung tak akan mau bergabung. Hampir aku memenangkan taruhan," Sambut suara husky yang menjadi ciri khas seorang Park Yoochun.

"Jaga mulut sialmu, hyung"

"Santai, Ho." Tukas Choi Dong Wook. Sepupuku yang satu ini bertanggung jawab sebagai LO perusahaan kami sesuai dengan kemampuan mumpuninya di bidang hukum.

Dong Wook hyung seorang pengacara handal. Dan satu hal yang jadi rahasia umum. Ia memiliki orientasi yang berbeda alias gay.

"Sesekali kau harus bersenang-senang, brother. Penampilanmu seperti pendeta Shinto yang baru turun gunung setelah bertapa 20 tahun~" Racaunya. Bau alkohol.

"Ckk. Tutup mulutmu, hyung."

"Ingin kupesankan secangkir Cappuchino Latte, Ho?" Sahut Yoochun hyung tergelak lepas melihat kekesalanku.

"Lihatlah, brother. Yoochun yang menyukai tiga lubangpun baik-baik saja," Sambung Dong Wook sambil menyesap wine-nya santai. Sial.

"Pergilah kalian berdua ke neraka." Umpatku sambil menghenyakkan pantat ke single sofa yang ada di suiteroom pesanan mereka dengan wajah geram.

"Setidaknya kau harus mengucapkan selamat atas pernikahan hyungmu, Jung Yunho,"

Jung Kangta,

Hyung sepupuku yang tertua ini menjabat sebagai Direktur Komisaris Jung Corp yang berpusat di Jepang. Kami berada di Seoul selama 4 bulan dalam rangka mengerjakan proyek kerjasama dengan Sendbill Inc. untuk pembangunan sebuah resort mewah di Jeju. Dan sebulan lagi ia akan resmi menanggalkan status lajang.

"Aku bersumpah noona akan membunuhmu, hyung." Desisku dingin.

"Ini yang terakhir, nae dongsaeng. Lagipula sesuai permintaanmu. Tidak ada yeoja cantik, alkohol dan sex. Abaikan dua orang bermulut sampah itu. Bisa?" Kata Kangta hyung dengan wajah malaikatnya.

"Hhh …"

"Hanya soft drink."

"Lagipula kau tak bisa pergi dengan melewatkan pertunjukan terbaiknya, brother," Sahut Dong Wook hyung dengan sorot mata liar menangkap pantulan spot light di stage yang menyorot ke satu titik.

CLAP!!!

Seluruh perhatian jatuh pada namja belia yang kini berdiri angkuh di atas stage. Kostum ribbon membalut kulit putih dan tubuh atletisnya.

It's show time..

Sosok sempurna berwajah malaikat dengan garis wajah tegas serta memiliki hazel kelam itu meliukkan tubuhnya dengan gerakan erotis seirama dentuman musik. Ditengah gegap gempita dan sorak sorai yang mengelu-elukan satu nama. Sexy dancer terbaik Mirotic club.

"SHIM CHANGMIN, AKU MENGINGINKANNYA."

Changmin.

Tubuhku membeku dan menegang sesaat mendengar satu nama yang di ucapkan Dong Wook hyung. Nama yang hangat dan familiar. Degup jantungku meliar ketika meremas gelas ku dan menenggak sisa minumanku. Rasa tak suka langsung tersirat dari keningku yang mulai terlipat serius.

"Maaf, Dong Wook-ssi. Kami tak bisa memenuhi permintaan anda. Changmin-ssi tidak melayani tamu atau pun …"

"Hubungkan aku dengan Jang Dong Gun. Ia tak akan keberatan bintang night club-nya ku sewa beberapa jam untuk menemaniku minum dan tidur." Tukas Dong Wook hyung tanpa melepas mata tajamnya ke sosok indah yang menjadi pusat perhatian seisi club.

"Tapi, Tuan …"

"Katakan saja pesanku pada boss-mu. Mafia Jang tak akan menolak tawaranku,"

"B-baik." Manager club tergopoh mengikuti keinginan pengacara Choi yang jadi rekanan owner Mirotic Club. Terang saja. Ia masih menyayangi pekerjaannya dan nyawanya. Siapapun tahu seberapa berbahayanya seorang Choi Dong Wook.

"Aku tak mengerti bagaimana seorang namja bisa memuaskanmu, hyung?" Komentar Yoochun sambil menikmati Corona-nya.

"Tertarik mencobanya, Chun? Threesome bukan ide buruk."

"Thanks tawarannya. Aku masih menyukai dada dan pantat sexy."

"Kalian benar-benar…" Aku menggelengkan kepala geram melihat kelakuan kedua hyung sepupuku.

"Yeah. Asal itu tak membuat kalian menjadi kriminal," Celetuk suara bass Kangta hyung dengan nada datar.

"Aku bersumpah tak mau berurusan dengan hukum dan menendang kalian dari perusahaan jika sampai terjadi. Ingat itu~" Kalimat tegas Kangta hyung menengahi debat opini diantara kami.

"Calm down, hyung. Biarkan adikmu ini bersenang-senang sementara kau memasuki neraka bernama pernikahan." Sergah Dong Wook hyung santai.

"Kurasa aku tak punya urusan lagi disini. Lanjutkan pesta kalian dan selamat bersenang-senang. Aku pergi…" Ujarku datar sebelum bangkit dan meninggalkan suiteroom bersamaan dengan pintu yang terbuka.

Sial. Aku benar-benar tak suka dengan situasi saat mataku bertatapan dengan pemilik mata serupa rusa di hadapanku. Persetan. Tanpa mengindahkan suara Yoochun dan Kangta hyung aku beranjak meninggalkan suiteroom, namun terhenti begitu saja mendengar kalimat dingin dan datar seorang Shim Changmin.

"Anda mengundang saya, Mr. Choi?"

Manager club kembali dan membawa sosok namja yang menjadi incaran Dong Wook hyung. Tampan, dingin dan tegas. Tiga kata itulah yang cocok menyanding pembawaan namja berusia 23 tahun di hadapan kami.

"Aku tahu kau pasti berubah pikiran, manis." Sambut Dong Wook hyung dengan seringai mengerikan dan menatap puas calon mangsanya.

"Anda salah."

"Katakan berapa nominal yang kau inginkan untuk memuaskanku di ranjang, Minie-ah?" Tantang Dongwook sambil mempermainkan golden card unlimited di sela jarinya dengan mata liar seolah menelanjangi namja belia ini.

"Tidak semua hal bisa anda dapatkan dengan uang. Silahkan memesan host di club kami yang siap melayani one night stand anda. Permisi." Sahut Changmin nyaris tanpa ekspresi. Ia melangkah meninggalkan suiteroom tanpa mengindahkan tatapan panik sang manager club dan sorot kemarahan Dong Wook hyung.

"Begini cara seorang dancer terbaik Mirotic club menghormati dan melayani tamu?"

"Benar-benar hebat."

"Mafia Jang pasti senang mendengar kelakuan anak 'didiknya' saat melayani rekanan bisnisnya. Benar?"

Aku tertegun ketika namja itu kembali dan menenggak segelas wine yang ada di genggaman Dong Wook hyung dengan tatapan tajam, sebelum membantingnya kasar diatas meja.

"Anda puas? Saya hanya menghormati seseorang yang bisa menghargai orang lain. Dan saya sangsi anda termasuk dalam kategori yang saya sebutkan. Silahkan nikmati pesta anda. Selamat malam."

Flashback end

Itu kejadian seminggu yang lalu tepat saat pertemuan pertama kali kami di night club tempat namja manis ini bekerja selama 6 tahun terakhir.

Anak ini merupakan mahasiswa terbaik Design di Myongji University. Alasannya terjebak di Mirotic club dan kisah kelam kehidupannya langsung membuatku miris. Ya. Shim Changmin menjadi jaminan piutang ayahnya yang gemar berjudi dan mabuk-mabukan. Kesepakatan dengan mafia Jang membuatnya harus menghabiskan masa remajanya sebagai sexy dancer selama 10 tahun lebih untuk membayar hutang.

Itu juga yang membuatku mengambil jalan pintas menebusnya dari mafia Jang senilai 200 USD. Demi menyelamatkan masa depannya yang suram karena aku mengenal baik seorang Choi Dong Wook. Hyungku tak akan pernah melepas buruannya dan berusaha mendapatkannya dengan jalan apapun, termasuk cara keji. Terlebih setelah penghinaan yang dilakukan bocah ini padanya, mustahil hyung mengampuninya.

"Anda melakukan hal yang tepat, Sajangnim." Teguran assisten Yoon menyadarkanku.

"Aku tak bisa tinggal diam melihat hyungku menghancurkan hidup seseorang, ahjussi …"

"Saya kira anda melakukannya untuk alasan lain."

Ya. Nama anak itu sama seperti nama mendiang adikku, Jung Changmin. Assisten Yoon bukan saja sekretaris pribadiku, tapi seperti paman kandungku. Bibirku menyunggingkan senyum tipis menanggapi penuturan beliau. Ya. Benar. Aku menyelamatkan Shim Changmin untuk menebus rasa bersalahku pada adikku.

"Jika saya benar artinya satu-satunya keberuntungan anak itu adalah memiliki nama yang sama dengan mendiang tuan muda."

"Siapkan apa saja yang diperlukan untuknya dan layani dia dengan baik, Ahjussi. Kupercayakan dia padamu…"

"Saya mengerti, Sajangnim."

Sekilas …

Aku memandang wajah istriku dan senyum cantiknya yang terpatri 'abadi' di kamar kami. Terbingkai dalam foto pernikahan yang menemaniku kemanapun pergi selama 2 tahun terakhir.

"Aku melakukan hal yang benar kan, Yeon-ah? Aku tahu tak akan mudah menghadapi kemarahan Dong Wook hyung. Tapi suamimu tak mungkin tinggal diam menyaksikan masa depan seseorang terancam. Aku tahu kau selalu mendukungku, Dear. Saranghae …"

TBC / END ?!

Akhirnya, ff baru ini pun selesai. Bercanda deng, ini baru act. 1. Sebenarnya udah siap sih sampe act. 7, tapi aku masih ragu-ragu kalian bakal suka atau ngga.

JADIIII, RnR yaaaa~

kasih kritik, saran, dan pendapat kalian juga buat ff ini. Satu review kalian membantu banget loh untuk aku supaya act selanjutnya bisa lebih bagus lagi

Thanks for reading, everyone!

Love, HoMin Hardshipper.