NARUTO © Masashi Kishimoto
LOVE YOU © Evellyn Ayuzawa
Title: Love You
Author: Evellyn Ayuzawa (Elva Agustina ManDa)
Genre: Romance, Drama, School-life
Length: Chaptered
Rated: T (Sewaktu-waktu bisa berubah)
Cast:
Naruto U. x Sakura H.
Warning: OOC, Typo, EyD Amburadul, etc.
Happy Reading!
NO BASH, NO PLAGIAT, RnR PLEASE!
Hati-hati Typo bertebaran ^_^
Story Begin
-AUTHOR Pov.-
.
.
.
.
.
"Naruto!"
"Ada apa, Sakura-chan?"
"Aku menyukaimu! Tolong terima aku sebagai pacarmu."
"Ha?" kedua mata Naruto melebar mendengar pernyataan cinta oleh sahabatnya sendiri. Beberapa kali ia menoleh ke kanan dan kiri lalu memejamkan mata serta berargumen sendiri karena saking tak ia duga akan ditembak oleh Sakura.
"Aku tahu ini terlalu tiba-tiba, tapi tolong pertimbangkan aku. Aku mohon," ucap gadis yang memiliki surai merah muda tersebut sembari menundukkan wajahnya.
"Tung—tunggu sebentar! Sakura-chan, apa kau serius? Apa kau benar-benar menyukaiku? Jangan bercanda denganku." Naruto kembali memfokuskan perhatiannya pada buku yang sedari tadi ia baca.
Dalam hatinya, sungguh... Naruto sangat ingin melihat bagaimana ekspresi dari sahabatnya sedari kecil itu, yang baru saja menyatakan perasaan pada dirinya. Apakah ia bercanda atau serius menyatakan perasaan padanya.
"Ak—aku serius! Naruto, sudah lama aku menyukaimu," Sakura mengulangi.
Naruto sudah tidak tahan ingin melihat wajah Sakura. Ia menutup buku dan meletakkan di sampingnya lalu beranjak dari meja belajar Sakura –mereka berada di dalam kamar Sakura- yang sedari tadi ia tempati kemudian Naruto duduk di lantai yang beralaskan karpet dan memposisikan dirinya menghadap Sakura yang duduk di pinggiran ranjangnya dengan kaki menjulur ke lantai.
"Ulangi sekali lagi," pinta Naruto yang kini mendongak untuk melihat wajah Sakura yang menunduk menatapnya.
"Aku... menyukaimu. Sangat menyukaimu, Naru."
"Sejak kapan kau mulai menyukaiku?" tanya Naruto halus.
"Aku sudah menyukaimu sejak kita masih anak-anak," jawab Sakura dengan wajah merona karena malu dan gugup.
Kedua tangan Naruto terangkat menyentuh masing-masing pipi Sakura, ia tersenyum lalu berkata "Maaf."
"Ha?" Sakura tak mengerti dengan kata maaf yang diucapkannya.
Naruto kembali menurunkan kedua tangannya, ia membuang muka ke kanan. Tak sanggup melihat wajah Sakura "Maaf, Sakura-chan. Aku juga menyukaimu,"
"Lalu kenapa kamu minta maaf?" tanya Sakura tak mengerti.
"Aku menyukaimu sebagai sahabatku sedari kecil. Aku sudah menganggapmu sebagai saudaraku sendiri," ucap Naruto seraya berdiri dari duduknya lalu berjalan menjauh dari Sakura yang melihatnya dengan ekspresi bingung, sedih, kecewa dan marah. Ia berhenti di bibir pintu lalu membukanya, Naruto berbalik "Maaf, aku tidak bisa menjadikanmu sebagai pacarku."
Yang selanjutnya didengar Sakura hanya suara pintu kamarnya yang menutup dan suara langkah kaki seseorang yang semakin lama semakin tak terdengar dan menghilang.
"Haha... Jadi aku ditolak?"
Sakura menertawakan dirinya sendiri. Ternyata semua perhatian Naruto yang diberikan padanya hanyalah perhatian antara sahabat.
Bodoh sekali ia berpikir bahwa Naruto juga menyukainya sebagai seorang gadis seperti Sakura yang menyukai Naruto sebagai laki-laki, bukan sahabat.
Ternyata itu semua hanyalah omong kosong yang diciptakan oleh otaknya karena terlalu berharap.
.
.
.
.
.
Semenjak kejadian Sakura menyatakan perasaannya pada Naruto, semenjak itu pula hubungan mereka berdua sedikit-sedikit mulai menimbulkan jarak.
Sakura tidak lagi menyapa Naruto jika mereka tak sengaja bertemu. Jangankan untuk menyapa, memandang saja Sakura tidak tahan. Ia selalu menghindari tatapan Naruto jika Naruto menatapnya.
Sebisa mungkin ia mencoba untuk mempertipis intensitas bertemu dengan Naruto. Awalnya hal ini menimbulkan pergolakan batin pada diri Sakura. Namun, seiring berjalannya waktu, ia sudah terbiasa.
Kelihatannya Naruto menyadari sikap Sakura yang lama-lama mulai menjauhinya. Ia tahu apa sebabnya. Ini semua karena dirinya yang menolak Sakura. Maka dari itu ia membiarkan sikap Sakura yang seolah tak lagi menganggapnya ada. Ia pun mulai mengikuti permainan Sakura. Ia juga mulai menganggap bahwa Sakura tak ada.
.
.
.
.
.
"Bisakah kalian berdua mengakhiri permainan kekanakkan itu, Sakura?" Ino terlihat jengkel saat menanyai Sakura.
"Maksudmu?" Sakura melengos malas menanggapi Ino di sampingnya.
Ino mengibaskan tangannya dan menggeram jengkel. "Kau itu belagak tidak tahu apa memang tidak tahu sih?"
Lagi-lagi Sakura tak terlalu menyahuti perkataan Ino. "Tidak tahu."
Ino mendengus, ia sangat geram dengan sikap Sakura yang tak mau tahu. "Kau dan Naruto! Berhenti bersikap seperti anak-anak! Kalian membuatku dan semuanya jengkel
!"
"Memangnya kami kenapa?"
Ino sangat ingin mencakar muka Sakura sekarang juga namun ia tahan. "Hentikan sandiwaramu itu, Sakura! Aku tahu kau mengerti maksudku!"
Sakura mengalihkan pandangannya menuju Ino. "Tak bisa, Ino."
"Kenapa tak bisa?" tanya Ino geram.
"Karena aku dan dia tidak mau." Sakura kembali mengalihkan pandangannya lagi dari Ino menuju jendela kelas yang langsung memperlihatkan lapangan basket.
"Ha? Apanya yang tidak mau? Kalian itu sebenarnya kenapa sih?! Apa masalah kalian sebenarnya?! Aku sudah muak dengan sikap kalian yang saling mendiami satu sama lain. Kita semua itu ingin kalian seperti dulu lagi," ucap Ino berapi-api.
"Ino... tolong jangan tanya itu dulu. Aku tidak ingin berbohong padamu," jawab Sakura yang sekarang menundukkan wajahnya.
"Sakura... maaf."
"Hiks... tidak, Ino. Aku yang minta maaf karena membuatmu khawatir." Air mata Sakura mulai mengalir dari mata indahnya yang terlihat redup dan sayu.
Ino mendekapnya, "Ssstt.. sudah, Sakura. Jangan menangis."
Sakura mengeratkan pelukan Ino padanya. Air matanya semakin mengalir deras. Tak ada yang memperhatikan mereka. Semua siswa kelasnya sibuk pada aktifitas masing-masing.
Namun, tak semuanya yang tidak memperhatikan mereka. Mata biru yang indah dan menawan telah menyaksikan apa yang kedua gadis tadi bicarakan dari awal. Ia tersenyum lemah. Tampak sangat pasrah.
Naruto merasakan hatinya bagai ditusuk pedang yang sangat banyak. Hatinya sakit melihat Sakura tersiksa.
"Maaf, Sakura."
.
.
.
.
.
To Be Continued
.
.
A/N: Assalamu'alaikum! Hai semuanya... ini adalah fanfic terbaruku. Maaf ya saya bikin FF baru, padahal masih banyak FF saya yang belum aku lanjutin. Dan juga terimakasih banyak sudah mau membaca karyaku. Semoga bermanfaat dan menginspirasi. Jangan lupa RnR yaaa... Wassalamu'alaikum!
