The NEET Girl

Chapter 1

Disclaimer: Brothers Conflit created by Atsuko Kanase, written by Takeshi Mizuno and illustrated by Ukyo, etc

OC, Story plot, and this fanfiction belongs to me.

Warning: OOC, typo, aneh, nista, author newbie di fandom BroCon jadi, maklum yah kalau ada salah atau terlalu OOC hehehe...

Soo... Happy Reading, Minna!


Tokyo, pukul 09:30.

Drrrttt! Drrrrttt! Drrrttt!

Tangan kurus Morikawa Aoi menggapai-gapai nakas tempat tidurnya. Dengan kasar ia menyambar ponselnya yang sudah dari setengah jam yang lalu berbunyi terus, memaksanya untuk bangun dari tidurnya. Ia pun menjawab panggilan masuk itu.

"Ngg?" gumamnya.

"AOIIIII! Kenapa jam segini baru banguunn? Ibu dengar kau di pec-"

Klik! Dengan cepat Aoi memutuskan sambungan teleponnya. Ia pun dengan tak acuh melempar hapenya. Kemudian bergeliat dalam selimutnya.

"It's enough for me," gumamnya lirih sambil kembali memejamkan mata, "Hell yeah, now I'm a NEET," ia pun kembali tertidur sampai sore.


Asahina Natsume menyesap kopinya dengan perlahan sambil membaca berkas-berkas yang menumpuk di mejanya. Rupanya, perusahan sedang mengalami sedikit penurunan. Menurut survei dan penilitian yang dilakukan oleh staffnya, ada seorang kritikus games yang terkenal yang menulis di blog pribadinya tentang games yang diproduksinya. Tulisan kritikus itu sangat berpengaruh. Karena ia merupakan kritikus games terkenal di dunia maya, tapi sampai saat ini belum ada yang mengetahui identitas kritikus itu, ia dikenal dengan id: A1994M. Dalam tulisannya kali ini, ia mengkritik habis-habisan tentang games yang perusahan Natsume produksi, begitu kritis dan tajam.

Tok! Tok! Tok!

"Masuk," sahut Natsume sambil menaruh kopinya.

Nampak seorang wanita cantik yang umurnya sekitar 2 tahun lebih tua darinya, muncul dari balik pintu. Ah, rupanya wanita cantik tersebut sedang hamil besar. Dengan hati-hati wanita itu menghampiri meja Natsume.

"Presdir, ini laporan yang Anda minta," ujar wanita itu sambil mengangsurkan map berwarna hitam dan kuning.

"Terimakasih, Kana-san," kata Natsume sambil menerima laporan itu dan menaruhnya di samping tumpukan berkas.

"Lembur lagi, Presdir?"

"Yep," Natsume mengangguk, "Kali ini aku sampai menginap di kantor, jadi maaf yah, kalau kantor saya berantakkan dan saya bau badan, soalnya belum mandi, hehhehe..."

Tachibana Kana, wanita yang menjabat sebagai sekretaris Natsume itu ikut terkekeh, "Anda terlalu bekerja keras, Presdir."

"Yah, kau tahu sendiri kan, pendapat pelanggan sangat penting. Walau masalahnya terlihat kecil, tapi sebenarya tidak boleh diabaikan," Natsume mengedipkan sebelah matanya. "Ah, yah, bagaimana dengan cuti hamilmu?"

"Saya sudah mengurusnya dibagian HRD. Saya mulai cuti besok," ujar Kana, tanpa sadar menatap perut buncitnya dan mengelusnya dengan penuh kasih sayang.

Natsume yang melihat pemandangan itu hanya tersenyum. Entah kenapa, jauh dalam lubuk hatinya, tersirat rasa iri terhadap Kana. Sekarang Kana sudah bekeluarga dan bahkan sebentar lagi akan melahirkan anak! Dalam hatinya, ia ingin juga membangun sebuah keluarga. Tapi... sejenak kemudian, rasa getir menyergap hatinya.

"Kana-san, kau boleh cek ke rekeningmu. Tadi malam aku mengirimkan bonus untukmu," kata Natsume yang langsung disambut raut bahagia Kana.

"Benarkah, Presdir? Terimakasih banyak!" Kana membungkukkan badannya.

Natsume menggaruk pipinya dengan kikuk, "Ahh... tidak masalah Kana-san... Semoga bayimu terus sehat yah, dan semoga lancar lahirannya."

Kana mengangguk, "Terimakasih atas doanya, Presdir."

"Ah, sama-sama..."

Kana tiba-tiba teringat sesuatu, lalu air mukanya berubah menjadi tidak enak, "Mmm.. anu... Presdir..."

Natsume mengerutkan kening, "Ya?"

"Apa Presdir... sudah menemukan pengganti saya selama saya cuti?"

Natsume terdiam. Ah, dia melupakan hal itu. Ia melirik wajah Kana yang cemas. Wanita itu pasti merasa tidak enak karena ia akan cuti, padahal kerjaan Natsume sedang numpuk-numpuknya, apalagi Natsume belum mencari penggantinya.

Natsume tersenyum kikuk, "Err... Kana-san tak usah cemas akan hal itu. Bagian HRD pasti sedang mencarinya."

Kana menatap Natsume lama, seperti tidak yakin.

"Kau jangan memikirkan aku, Kana-san. Yang penting kau banyak istirahat dan fokus pada kehamilanmu, okey?" Natsume mengacungkan jempolnya.

Kana tersenyum lembut, "Baiklah, saya percaya sama Presdir."


KRAUS! KRAUS! KRAUS!

Aoi mememasukan keripik kentang ke dalam mulutnya. Ia melirik ke arah bungkus makanan ringan tersebut. Ah, sudah habis. Kali ini ia sudah menghabiskan lima bungkus keripik kentang. Ia pun meremas-remas bungkus keripik kentang tersebut dan membuangnya dengan sembarangan.

Mata biru Aoi kembali fokus pada layar di depannya. Ia pun kembali memainkan joystick nya. Sesekali ia berdecak. Sesekali ia menyeruput kaleng soda yang ketujuh belasnya. Dan sesekali ia menggumam sendirian.

"Tck."

"Payah."

"Ah, loadingnya terlalu lama."

Tangan Aoi meraih bungkus keenam kripik singkongnya. Ia membukanya dan kembali memakannya. KRAUS! KRAUS! "Grafisnya masih kurang bagus," gumamnya lagi dengan mulut yang masih penuh keripik singkong.

"Oke, musuhnya lumayan."

"Ahhh...!" teriaknya gusar karena ia hampir saja mengalahkan musuhnya.

"Apa-apaan, Hero masa seperti ini? Sluurrpppt..." ia menegak sodanya.

"Harusnya mereka mengembangkan inovasi yang baru. Hfft, pasaran. Ah, aku harus catat semua itu tadi."

Aoi melirik sesuatu yang berjalan di dekat tempatnya duduk. Ia menyipitkan matanya. Ah! Itu kecoa! "Halo, Mr. Cockroach!" ujar Aoi santai, "Apa kau sedang mengunjungi rumahku? Kau bawa teman-temanmu?" mata Aoi menangkap beberapa kecoa lainnya.

Aoi bangun dari tempatnya. Ia menebar pandangan dengan tatapan malas. Ruang TV ini terlihat gelap, dan hanya cahaya dari layar TV menjadi satu-satunya penerangan. Tapi, bagi Aoi itu tidak masalah, karena tanpa penerangan pun ia tahu seberapa kacaunya apartemen yang baru ia tempati dua hari ini.

"Well, bagaimanapun juga aku harus membersihkannya. Tapi..." Aoi mencebik bibirnya, "Aku malas sekalii!" Aoi pun menghela nafasnya,"Hahhh... Andaikan saja, ada pangeran berkuda putih yang dengan senang hati membersihkan rumahku tanpa dibayar."

DRRTT! DRRTT! DRTT!

Ia merasakan ponsel di saku celananya bergetar. Ia memandang tidak minat ketika caller ID nya menunjukan nama Ibunya. Ia pun melempar ponselnya tidak peduli ke arah sofa yang kini penuh dengan sampah dan baju kotor.

Tok! Tok! Tok!

Eh? Siapa itu Aoi memandang malas ke arah pintu masuk

"AOIIII!"

Detik berikutnya Aoi langsung pias, "Ibu?" desisnya.


Natsume membereskan barang-barangnya. Kali ini ia merasa lebih segar setelah mandi di kamar mandi kantor. Membenamkan diri selama dua hari dalam berkas-berkas membuat dia letih dan stress, juga lapar. Ahh... dia jadi kangen masakan Ukyo, kakaknya dan juga... masakan gadis itu... Ema.

Degh!

Nyeri itu kembali merasuki hatinya. Tapi segera ia buang jauh-jauh dan kembali berkosentrasi pada aktivitasnya. Setelah semua barangnya masuk ke dalam tas, ia pun segera menenteng tas ransel hitamnya itu sambil memasang headphone hijau miliknya. Saat ia berjalan melewati kubikus sekretarisnya, ia terhenti sejenak.

"Nee, Kana-san," panggil Aoi.

"Ya, Presdir?"

"Aku pulang lebih cepat hari ini. Jadi, siapapun yang mencariku nanti, tolong hubungiku esok hari. Aku mau istirahat dulu," ujar Natsume.

"Siap, Presdir," kata Kana sambil mencatat apa yang diperintahkannya tadi di notes kerjanya.

"Saya duluan yah, otsukaresama!" kata Natsume sambil melambaikan tangannya pada Kana dan beberapa staff lainnya yang kebetulan lewat.

"Otsukaresama!"

Natsume pun segera bergegas ke parkiran. Mobil merah miliknya pun melaju menuju apartemennya. Sesekali ia mengecek ponselnya.

Ah, rupanya, ada e-mail dari Ema.

Natsume dengan ragu-ragu membuka e-mail tersebut.

To: Natsume-niisan.

From: Ema

Nii-san lembur lagi? Jangan sampai telat makan yah! Ah, hari pertama kuliahku menyenangkan! Aku punya banyak teman di sini. Oh, yah, tadi siang aku ke rumah Nii-san, mengantarkan paket. Tapi, Nii-san tidak ada di rumah. Dan, oh, yah, kurasa Nii-san punya tetangga baru. Berbaiklah dengan tetangga baru!

p.s. Kurasa, ada beberapa potong brownies di lemari es mu, kau bisa berbagi dengannya.

Natsume menaikan alisnya. "Tetangga baru, huh?"


To Be Continued

Author's Note:

Hyyyaaa! Chapter perdana setelah 3 tahun vakum! Dan lagi-lagi aku mencoba fandom baru. Hehehe... Lagi sering mainin games otome nih! (Maklum, jomblo sih) hehhehe... Dari 13 bersaudara, saya jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Natsume *blush* ahhhh... tampan kali kau, Bang! Badannya itu lohh.. uugghhh sekseh banget! Suaranya juga *blushblushblush* *nosebleed*

Ehm.

Gimana minna? Masih banyak typo nya yah? Maklum, lama gak nulis di ff. Thank you for reading!

Jya ne~~