Hai! Iseng bikin-bikin fanfic setelah terlalu lama cuma baca HAHA.

SELAMAT MENIKMATI

(semoga bisa dinikmati)

Yang di bold itu kayak kata hatinya Luhan gitu yaa.

Mungkin bakal aku bikin 3shoot aja biar ga kelamaan. Review yaa. Apapun pasti membantu kok 💚

"Selamat pagi. Aku Xi Luhan. Pindahan dari China. Mohon kerjasamanya!"

Luhan menundukan badannya sekilas setelah mengucapkan salam perkenalan singkat dengan senyum tipis tanda mencoba ramah. Teman-teman sekelasnya memandangnya penuh minat. Tentu saja. Luhan orang asing dan dia tampan. Ah, tidak. Dia manis.

Kim songsaenim menangkap gelagat genit dari anak muridnya. Ia tersenyum samar. "Apa ada pertanyaan?"

"Kau bisa bahasa China dong?" Tanya seorang gadis yang matanya berbinar melihat Luhan, Son Wendy. "Tentu saja bodoh!" ucap Chanyeol si ketua kelas yang menurut Luhan memiliki cengiran paling manis didunia. Dan Luhan hanya membalas pertanyaan itu dengan cengiran juga.

Astaga Lu! Matamu!

"Kau sudah punya pacar?" Pertanyaan yang secara tidak langsung menandakan bahwa Ia akan digebet. Sayangnya ini berasal dari cowok, terlihat hitam dan seksi. Luhan mengutuk pikiran liarnya.

"Err.. Belum." Jawaban Luhan mengundang kilatan penuh minat dimata teman sekelasnya.

Setelahnya beberapa pertanyaan yang dilontarkan anak-anak sekelasnya membuat kelas semakin sumringah karena mendapatkan kesan bahwa Luhan anak yang asik. Sampai Kim saem memutus tanya jawab Mereka dan menyuruh Luhan duduk dibangku kosong dibelakang namja yang berwajah datar yang kelewat datar. Bersebelahan dengan perempuan manis bernama Sejeong. Sepanjang pelajaran, Luhan sibuk mencatat sambil sesekali memperhatikan sekelilingnya. Luhan suka mengamati sekitarnya, diotaknya sudah ada beberapa gambaran tentang masa-masa SMAnya di China yang ia rindukan dan ingin ia ulangi. Teman sekelasnya yang terlihat malas dan mengantuk, ruang kelasnya dengan tatanan yang sederhana namun rapi dan membuat Luhan nyaman.

Tidak buruk, Lu. Bagus.

Tatapannya berhenti dirambut lelaki datar didepannya. Rambutnya coklat, terlihat berantakan tapi enak dilihat, dengan punggung tegap dan terlihat bidang. Keren.

Tatapannya menurun ke garis dileher lelaki itu. Tato?

Gangster. Tarik kembali pujianmu, Lu.

Setelahnya, Luhan kembali mengalihkan pandangannya pada guru didepannya. Tidak menyadari ada seseorang yang terkekeh mendengar kata-kata yang terlintas dipikiran orang dibelakangnya.

Suara bisik-bisik dari siswa dilorong sekolah membuat Luhan agak risih. Kesan pertama sekolah barunya lumayan menyenangkan. Dan makanannya, sangat menakjubkan. Luhan sampai meneguk ludahnya berkali-kali saat bibi petugas makanan memberikan beberapa potong bulgogi, salad, dan beberapa makanan sampingan lainnya. Bagaimana bisa manusia disini mempertahankan badan bagus mereka dengan makanan seenak ini?!

Dengan tak sabar, Luhan mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan, mencari kursi kosong yang bisa Ia tempati. Sayangnya semua penuh dan satu-satunya tempat adalah disebelah Sejeong dan beberapa temannya. Akhirnya Luhan berjalan membawa nampannya ke meja Sejeong.

"Permisi, Sejeong-ssi. Boleh aku bergabung disini?" Tanya Luhan dengan sopan. Mereka baru saja kenal bukan?

"Oh tentu! Sini duduk." Balas Sejeong ramah. Membuat Luhan tersenyum senang. Ia duduk disebelah Sejeong dan mulai makan sambil sesekali bercanda dengan mereka, teman Sejeong.

"Benar kau dari China, Lu? Eh tak apakan kalau aku panggil tanpa embel?" Tanya Kyungsoo, salah satu teman Sejeong bermata bulat menggemaskan.

"Tentu. Aku lahir di China, besar di Korea, dan pindah lagi ke China. Ya begitulah." Jawab Luhan seadanya.

"Kau cantik sekali, aku iri." ucap Sejeong sambil merenggut.

Alih-alih merasa terhina, aku malah tertawa karena candaannya. "Aku ini namja, astaga." Ucap Luhan sambil balas merenggut.

Teman-temannya tertawa karena tingkah mereka. Tak sadar, lagi-lagi mereka-terutama Luhan- diperhatikan oleh segerombol laki-laki di sebelah meja mereka.

"Anak pindahan itu cantik." Ucap Kai sambil memperhatikan Luhan dari tempatnya.

"Aku tau apa yang Kau pikirkan jadi buang jauh-jauh pikiran sialanan mu itu, Hitam." Sehun kembali menyeruput orange juicenya setelah memperingati Kai.

"Aku hanya ingin berkenalan dengannya, Albino. Payudara wanita jelas lebih menarik daripada penisnya." Balas Kai membela diri.

"Bohong besar!"

"Penismu tak pandang lubang sepertinya."

"Kau tak ingat pernah memasukiku?"

Ucapan vulgar terdengar dari teman-temannya dan Tentu saja itu hanya candaan. Ia hanya akan memasuki Kyungsoo, nanti. Ia tersenyum dalam hati.

Seperti ada telepati diantara mereka, Kyungsoo menoleh ke Kai dengan pandangan tajam. Kai langsung memasang tampang ceria yang berlebihan saking senangnya.

Sehun mual melihatnya. Dan beralih memandang Kyungsoo sebelum pandangannya belok ke pria cantik sebelahnya. Luhan ikut menoleh, ke Sehun.

Tampan.

Sehun tersenyum mendengar suara seseorang yang sampai ke pikirannya. Matanya tetap terpaku pada Luhan yang terlihat salah tingkah saat ia melemparkan senyum kepadanya.

TBC.

ADA YANG PUNYA USUL CERITA?!