My Life.
Mayumi Yoshida comeback setelah Mayumi berhiatus~ ... Ini FF bru Mayumi yang judulnya MY LIFE. Mayumi mau mengulang semuanya dari awal lagi, jadi intinya, Mayumi ga bakal lanjutin FF2 Mayumi yang dulu *dilempar batu ama readers*
Untuk FF ini, mayumi buat potongan ceritanya dulu (namanya apa ya? Teaser bukan?) nanti Mayumi lanjutin, mudah-mudahan selesai minggu depan w
Oke, happy reading~!
.
.
.
Claire melindungi tubuhnya dari rintik hujan yang kian menderas. Gadis itu merapatkan mantel cokelat tebalnya karena udara disekitarnya mulai menusuk tulang, ia lalu menyimpan kantung plastik berisi bibit-bibit di sampingnya dan berjongkok.
"Kenapa harus hujan?" gerutunya, lalu menoleh kanan-kiri. Tak ada seorangpun disana, dan apakah ia harus menunggu disini sampai hujan deras ini berhenti?
Claire pasrah, ia menelengkupkan kepalanya di antara lipatan tangannya. Kepalanya terasa pening, tetesan hujan itu berhasil mengenai puncak kepalanya walau sedikit. Hah, ia meratapi nasib buruknya.
"Claire, apa kabar?" Claire terpaku untuk beberapa detik ketika kupingnya menangkap suara yang asing baginya. Gadis itu menengadah, mencari dimana sosok yang tadi memanggil namanya.
Ditemukannya sosok itu. Berdiri di sebelahnya sambil tersenyum ke arahnya. Sosok seorang laki-laki berwajah teduh, laki-laki itu memakai topi biru, overall biru, dan scraft berwarna merah. Claire tidak mengenal orang ini bukan, dia tidak pernah bertemu orang ini sebelumnya.
"Kau lupa?" sosok itu kembali menggerakkan bibirnya, tatapan bahagianya berubah menjadi tatapan kecewa, "Kau lupa dengan janji kita?"
Kini Claire benar-benar bingung. Janji apa? Dia memiliki janji apa dengan orang yang tidak dikenalnya ini? Seumur hidup, ia akui kalau ia tidak pernah bertemu orang yang ada di sampingnya ini, walau dalam mimpi sekalipun.
"Ingat-ingatlah, jika kau sudah berhasil mengingatnya, aku akan menemuimu kembali," laki-laki itu tersenyum misterius dan menghilang, menghilang tanpa bekas.
"Apa?" akhirnya, Claire mampu mengeluarkan suaranya setelah beberapa lama ia tercekat. Tubuhnya bergetar hebat ketika menyadari bahwa laki-laki yang bicara dengannya tadi itu menghilang, dengan segera ia memungut kantung plastik berisi bibit miliknya itu dan berlari menerobos hujan.
.
.
.
Well, gimana, gimana? Ah, jawab aja di review ya~ kekeke~
REVIEW, PLEASE~
