SENBAZURU

.

A story by timeandpain84

.

Naruto © Masashi Kishimoto

.

Genre : Friendship, Romance

.

DLDR!

.

Summary :

Bagaimana jika tiba-tiba seorang malaikat berambut perak mendatangi Uchiha Sasuke dan berkata bahwa Sasuke akan segera mati?

.

.

Malam itu sudah lewat dini hari. Aku baru saja kembali dari klub malam mewah favoriteku. Jalanan sudah cukup sepi ketika aku mulai kehilangan konsentrasiku menyetir.

Kepalaku tiba-tiba terasa pening. Mungkin karena aku terlalu banyak minum alkohol tadi.

Lalu, dari kejauhan aku melihat sinar yang amat menyilaukan dari sebuah kendaraan besar. Mobil hitam yang kukendarai oleng, menabrak pembatas jalan, jatuh ke jurang lalu akhirnya terhempas ke lautan.

Pasokan oksigen terhenti, dan berganti dengan dinginnya air laut. Aku tidak bisa bernapas dan tubuhku tak bisa bergerak. Nyeri dan perih dimana-mana. Aku mencoba membuka pintu mobil namun sia-sia. Aku terjebak di dalam mobil kesayanganku ini.

Jadi, inikah rasanya meregang nyawa sendirian?

Bayangan-bayangan kehidupanku tiba-tiba muncul seperti roll film yang berputar dengan cepat. Saat aku pertama kali memeluk Ayah dan Ibuku, saat Kakakku menggendongku setelah aku terjatuh, bahkan saat aku bersikap semena-mena pada siswa lain di sekolah.

Ah, sepertinya aku memang bukan orang baik.

Sekarang, paru-paruku serasa kebas, napasku tercekat, dan dadaku terasa nyeri.

Aku rasa aku akan mati kali ini.

Benar-benar mati.

Jika saja aku punya waktu sedikit lebih banyak. Jika saja aku tidak egois. Jika saja aku menjalani hidupku dengan baik...

Tuhan, beri aku satu kesempatan. Kumohon...

Setidaknya aku ingin memperbaiki kesalahanku, walau itu akan sulit dilakukan.

Lalu...

Entah apa yang mendorongku untuk membuka kelopak mata, yang jelas sekarang dari balik pekat dan dinginnya air di Laut Timur Konoha aku melihat seberkas cahaya putih yang lembut. Cahaya itu begitu hangat dan menenangkan.

Hingga...

.

.

"SASUKE! BANGUN! KAU TIDAK PERGI KE SEKOLAH, HAH?" Uchiha Itachi tengah berdiri di depan ranjang besar adiknya sambil berkacak pinggang.

Dia menatap Uchiha Sasuke yang masih bergelung di balik selimut dengan tak sabar. 30 menit lagi bel masuk Konoha High School akan berbunyi sementara Sasuke masih enak-enak tidur dan belum ada tanda segera terbangun.

"Sasuke!"

Itachi berteriak lagi dan menghampiri Sasuke. Dia menarik selimut yang dipakai Sasuke dan terkejut melihat keringat dingin yang keluar dari pelipis sang Adik.

"Bangun, Sasuke! Apa kau sakit?" Itachi menepuk-nepuk pipi Sasuke yang tampak gelisah di dalam tidurnya. "Sasuke! Jangan menakutiku!"

Sekarang Itachi menggoncang-goncang tubuh Sasuke. Wajahnya berubah khawatir.

"SASUKE!"

"ARGGGHHHHH..."

Itachi menghembuskan napas lega ketika Sasuke terbangun walau dengan ekspresi yang kacau.

"Kau tidak apa-apa? Apa kau sakit? Mimpi buruk?" Itachi langsung menyerbunya dengan pertanyaan dan menempelkan tangannya ke dahi Sasuke.

Sasuke terlihat mengatur napasnya. Mimpinya barusan terasa sangat menyeramkan dan nyata.

"Hey..."

"Aku hanya mimpi buruk, Nii-san," jawab Sasuke, dia tersenyum tipis pada Itachi agar Kakaknya itu tidak khawatir lagi.

"Kalau kau sakit lebih baik tidak usah masuk sekolah, aku akan mengurus ijinnya."

"Tidak. Aku tidak apa-apa, aku akan tetap masuk sekolah. Yah...walau mungkin akan sedikit terlambat," Sasuke melirik jam digital yang ada di nakasnya.

"Hn. Baiklah jika itu maumu. Tapi jika kau merasa tak sehat kau harus segera menghubungiku, okay?" Itachi melemparkan tatapan mengancamnya.

Dia memang terkenal protektif pada sang adik.

Sasuke mengangguk sekilas. Mencoba untuk terlihat biasa-biasa saja. Padahal mimpi yang dia alami tadi begitu nyata, bahkan rasa dingin air laut seperti masih tertinggal di tubuhnya.

"Aku tinggal dulu ke bawah," Itachi mengacak rambut Sasuke pelan dan beranjak keluar kamar.

Sasuke masih diam dan terpaku di atas tempat tidur.

Dia menenggelamkan kepalanya ke kedua telapak tangannya.

"Itu tadi hanya mimpi, hanya mimpi..." bisiknya mencoba untuk meyakinkan diri sendiri.

.

.

"Kupikir kau tidak masuk sekolah, Sasuke."

Yang pertama menyambut Sasuke di dalam kelas adalah Rei Gaara. Bisa dibilang pemuda berambut merah itu adalah sahabat Sasuke sekaligus partner in crime-nya. Mereka berdua terkenal sebagai duo dingin dan angkuh Konoha High School.

Dua Prince of School yang super kaya, tampan, berkuasa, dan penindas. Jika di dalam manga diceritakan ada 4 orang Pangeran Sekolah, Konoha High School hanya butuh 2 dan itu sudah lebih dari cukup.

"Aku terlambat bangun," jawab Sasuke dengan nada sedatar biasanya, walaupun suaranya sedikit bergetar.

Sasuke menempati bangkunya dan menatap lurus ke arah papan tulis. Untung saja hari ini jadwal pelajaran pertama kosong jadi Sasuke bisa lebih dulu menata dirinya yang kacau karena mimpi itu. Dia juga sedang tidak ingin berdebat dengan Guru manapun karena keterlambatannya.

"Kau pucat," Gaara bergumam.

"Hn, tak sempat sarapan," jawab Sasuke tanpa pikir panjang.

"Ayo kutemani ke kantin!" Gaara berdiri dari bangkunya tanpa menunggu persetujuan Sasuke. Sasuke seperti tak punya tenaga untuk menolak dan hanya menuruti Gaara yang sudah sampai di depan pintu kelas.

Mereka berdua lalu berjalan berdampingan menuju ke kantin sekolah.

"Tumben pagi ini 'sedikit' tenang," seorang siswi berambut pirang panjang dengan nametag Yamanaka Ino berbisik kepada teman berambut merah jambunya.

Haruno Sakura.

"Sejujurnya kehidupan sekolah kita lebih tenang jika dua pembuat onar itu tak ada," balas Sakura sembari membuka modul Sejarah Dunia.

"Kejam sekali kau...Tapi Sasuke dan Gaara adalah stok manusia tampan sekolah kita, kalau mereka tak ada pamor sekolah kita akan menurun," Ino terkekeh pelan.

Sakura melotot padanya, "Kau gila!"

"Aku hanya bercanda! Oh ya, dimana Naruto?"

Ino celingukan mencari salah satu teman sekelas mereka yang berambut pirang dan berkacamata tebal. Dia adalah seorang siswa pendiam yang eksistensinya nyaris tak terdeteksi.

Tapi sepertinya Uzumaki Naruto harus berterimakasih pada Sasuke dan Gaara karena mereka berdua sering mengerjainya sehingga dia menjadi pusat perhatian dan bahan ejekan. Sakura, Ino, murid terjenius se-Konoha High School, Nara Shikamaru, dan si baby face Akasuna Sasori adalah segelintir siswa yang mau berteman dengan Naruto si pendiam.

"Shikamaru, kemana Naruto?" Sakura berbalik ke belakang dimana Shikamaru menenggelamkan kepalanya pada permukaan meja.

"Toilet, kurasa," sahut Sasori sambil tersenyum manis, Shikamaru kan sedang tidur jadi dia pasti tidak akan menjawab melihatnya.

Sakura sedikit merona melihat senyum Sasori.

"Ah, semoga dia tidak bertemu duo menyebalkan itu," ucap Sakura.

"Yah, semoga saja," respon Sasori. Dia juga khawatir pada Naruto yang selalu jadi bulan-bulanan dan tak pernah bisa melawan Sasuke dan Gaara.

"Aku akan mencari Naruto dulu, aku khawatir padanya!" pamit Sakura dengan sebuah senyuman lembut.

.

.

Gaara melirik Sasuke yang lebih pendiam dari biasanya. Oke, sebenarnya Sasuke memang sudah irit bicara. Tapi Gaara bisa merasakan perubahan kecil yang terjadi pada sahabatnya sejak bangku taman kanak-kanak itu.

"Kau ada masalah? Si Haruno itu lagi?"

Sasuke menoleh kecil dan cepat-cepat meminum jus tomat yang tadi baru dia beli di kantin. Rei Gaara itu berbahaya karena dia seolah bisa membaca pikiran. Dan darimana Gaara tahu kalau diam-diam Sasuke suka memperhatikan si merah jambu yang mengikrarkan diri sebagai seorang yang anti-Sasuke-dan-Gaara itu?

"Tak perlu kaget begitu, aku sudah mengenalmu sejak kau masih suka minta dimandikan Itachi Nii-san sampai sekarang," Gaara menepuk pundak Sasuke sembari meneruskan langkahnya untuk menapaki tangga menuju atap sekolah.

Sasuke menghela napas, "Bukan karena dia... aku hanya..."

"Aku hanya?"

"Mimpi buruk."

"Jangan seperti anak kecil yang terlalu memikirkan mimpimu, Uchiha," Gaara tertawa kecil.

"Tapi mimpi itu terasa sangat nyata dan terus berkeliaran di kepalaku, sialan!" Sasuke mendengus keras.

"Memangnya kau mimpi apa?" Gaara meliriknya penasaran.

"Aku tidak ingin menceritakannya," Sasuke menggeleng pelan, dia memang tak ingin menceritakannya pada Gaara, Itachi, atau siapapun.

"Ya sudah, kalau begitu kita santai saja di sini," Gaara membuka pintu menuju atap sekolah dan melangkahkan kakinya lebih dulu.

Tapi pemuda berambut merah itu tiba-tiba berhenti dan bersedekap.

"Wow, lihat siapa yang ada di sini... Apa kau menunggu kami, Uzumaki?"

Sasuke mengangkat wajahnya begitu mendengar nama Uzumaki.

"Gaara... Sasuke..." pemuda pirang itu tersentak dan cepat merapikan kertas origaminya yang berserakan.

Sasuke melirik bangau kertas yang ada di tangan Naruto, tampaknya dia baru saja membuatnya. Dia lalu tersenyum tipis.

"Untuk apa kau membuat bangau-bangau kertas itu?" Sasuke berjalan mendekati Naruto.

Sementara Naruto gugup karena Sasuke dan Gaara melihatnya membuat bangau kertas. Padahal dia sudah membuatnya diam-diam.

"I-itu...aku..."

"Baik, jika kau tak mau memberitahu. Kalau begitu boleh aku meminjam bangau kertas yang ada di tanganmu itu?" Sasuke menyeringai kecil, sejenak lupa akan mimpinya tadi.

Naruto mengangguk pelan dan menyerahkan bangau kertasnya pada Sasuke.

Kedua mata Gaara mengawasi mereka berdua. Jika ditanya kenapa Gaara dan Sasuke suka mengganggu Naruto, Gaara pun tak tahu jawabannya. Mereka hanya menikmati momen-momen itu, atau mungkin juga karena Naruto tak pernah melawan.

Dan Sasuke, mungkin dia juga punya alasan lain.

Setelah menerima bangau kertas yang berjumlah 3 buah itu, Sasuke berjalan ke pembatas atap. Dia menatap Naruto dengan pandangan sinis sebelum menjulurkan tangannya keluar dari pembatas atap.

Mata Naruto terbelalak saat Sasuke membuka genggaman tangannya dan membiarkan 3 buah bangau kertas itu terjatuh dari tangannya. Diombang-ambingkan oleh angin sebelum akhirnya mendarat di halaman sekolah.

"Sasuke! Apa yang kau lakukan?" Naruto sedikit berteriak dan melihat ke bawah untuk mencari bangau kertasnya yang dibuang Sasuke.

"Apa? Itu hanya bangau kertas, kau bisa buat lagi," balas Sasuke datar.

Gaara sendiri sedikit terkejut karena Naruto menunjukkan reaksi, padahal biasanya dia hanya diam ketika mulai diganggu. Apalagi hanya untuk bangau kertas...

"Kau marah? Kau bisa memukulku, Uzumaki..." desis Sasuke.

Naruto terlihat mengepalkan tangannya. Namun dia kemudian tersenyum.

"Permisi aku mau mengambil bangau kertas itu,"

"Kau bisa membuat lagi," sahut Gaara cepat dengan penuh penekanan, dia menatap Naruto dingin.

"Maaf, tapi tak banyak waktu tersisa..."

"Kau..."

"Naruto!"

Kata-kata Sasuke terhenti saat suara Sakura terdengar. Dilihatnya gadis itu menghampiri Naruto dengan tatapan cemas. Beda sekali saat Sakura melihat Sasuke dan Gaara dengan tatapan membunuh.

"Apa yang kalian lakukan padanya?" Sakura berteriak kesal.

"Sudahlah, Sakura-chan. Aku tidak apa-apa." Naruto menahan lengan Sakura.

Tentu Sakura tak percaya begitu saja. Dia lalu melihat Naruto yang sedang membawa kertas origami. Seolah tahu yang terjadi, Sakura semakin menatap marah Sasuke dan Gaara.

"Naruto sedang membuat bangau kertas dan kalian membuangnya?" desis Sakura, "Kalian itu tidak punya hati atau apa? Naruto bahkan tidak pernah mengusik kalian."

"Apa peduliku?" balas Sasuke emosi, dia semakin kesal karena Sakura selalu membela Naruto.

Sakura tidak pernah melihat ke arahnya. Tentu saja dia tidak pernah melihat Sasuke, Sasuke sendiri bahkan tak pernah menunjukkan ketertarikannya pada Sakura selain selalu membuat Sakura kesal.

"Padahal Naruto membuatnya untuk..."

"Sakura," Naruto memandang Sakura dan menggeleng pelan.

Sakura menghela napas dan tanpa bicara lagi menarik Naruto dari tempat itu, meninggalkan Sasuke dan Gaara di sana. Tangan Sasuke mengepal erat, dia tidak suka melihat bagaimana Sakura menarik tangan Naruto.

"Sialan!" Sasuke memukul pembatas atap.

Gaara menatapnya prihatin, "Kalau kau memang menyukainya, kau harus menunjukkannya. Dan bukan dengan cara seperti itu, Uchiha Sasuke..."

"Apa itu sebuah nasehat?" onyx Sasuke berkilat.

"Ya, boleh kau anggap seperti itu..."

"Sebenarnya apa kelebihan si pirang itu dariku? Kenapa Sakura hanya peduli padanya?" Sasuke bergumam kesal, tangannya kini mencengkeram erat pagar pembatas.

"Kenapa, Uchiha Sasuke? Kau iri? Merasa dunia ini tak adil?"

Sasuke tersentak mendengar suara baritone yang baru saja berbicara padanya. Jelas sekali itu bukan suara Gaara. Lalu siapa?

Dia membalikkan tubuhnya dan Gaara yang pertama kali dia lihat. Sahabatnya itu masih berdiri dengan wajah stoicnya dan sekarang sedang bingung melihat tingkah Sasuke yang seperti orang linglung.

"Sasuke..." panggil Gaara.

"Siapa yang baru saja bicara?" tanya Sasuke, dia mencari ke sekeliling dan tak menemukan siapapun selain Gaara. Tidak mungkin juga itu adalah Gaara yang sengaja merubah suara untuk mengerjainya.

"Siapa?" Gaara balik bertanya dengan ekspresi bingung. "Tidak ada siapa-siapa di sini selain kita berdua."

"Aku ada di sini, Sasuke..."

Suara itu lagi.

Sasuke berbalik dan nyaris terjungkal saat melihat sosok pria asing bertubuh jangkung dan berambut perak tengah berdiri tak jauh darinya. Dan yang lebih membuat Sasuke terkejut adalah sepasang sayap hitam yang mengembang lebar di balik punggung pria itu.

"Ka-kau... siapa kau?" Tanya Sasuke dengan terbata. Gaara terkejut dan berusaha menenangkan Sasuke yang tiba-tiba bersikap aneh.

Pria itu mengangkat wajahnya yang sebagian ditutupi oleh masker hitam. Dan Sasuke bersumpah bahwa mata pria itu yang menyipit menandakan bahwa dia sedang tersenyum padanya. Sebuah senyuman yang berkesan meremehkan.

"Aku adalah Kakashi, malaikat kematianmu, Uchiha Sasuke."

"TIDAK! TIIDAAAK!" Sasuke menggeleng, tubuhnya merosot ke bawah. Mimpi itu kembali berputar di kepalanya.

Refleks Gaara menahan tubuh Sasuke agar tubuh sahabatnya itu tidak sampai terjatuh ke lantai yang kotor. Dia menepuk-nepuk pipi Sasuke khawatir.

"Sasuke! Kau kenapa?"

"Suruh dia pergi, Gaara! Suruh dia pergi!" Sasuke menunjuk-nunjuk Kakashi yang masih tersenyum pada Sasuke.

Gaara mengikuti arah telunjuk Sasuke tapi dia tidak menemukan siapapun di sana. Dia tidak bisa melihat sosok Kakashi.

"Tak ada siapapun, Sasuke!"

Sasuke memundurkan tubuhnya dan bangkit berlari meninggalkan Gaara. Gaara yang kebingungan pun segera menyusul sang sahabat.

Sementara sang malaikat bersayap hitam tersenyum tipis.

"Kau tidak akan pernah bisa lari dariku, Uchiha Sasuke."

Gumam Kakashi sebelum sosoknya menghilang ditiup oleh angin.

.

.

keep or delete?

.

.

Seribu bangau kertas (千羽鶴 Senbazuru ) adalah kumpulan origami berbentuk bangau yang dirangkai bersama dengan benang. Legenda Jepang menyatakan bahwa siapapun yang melipat kertas-kertas menjadi seribu bangau maka satu permohonannya akan dikabulkan.

.

.

Tiba-tiba aja dapat inspirasi waktu rewatch 49 Days.

Pairnya SasuSaku and maybe SasoSaku. Tapi sepertinya aku lebih pengen nunjukin persabatan mereka. Tapi yah tunggu aja bagaimana kisah berjalan.

Btw ada yang bisa nebak kenapa Naruto bikin bangau kertas?