Disclaimer:

Sekaiichi Hatsukoi © Shungiku Nakamura

Rate: M

Characters : Onodera Ritsu, Kisa Shota, Takano Masamune, Yukina Kou

"Salah Pasangan"

Kisa terbangun dari tidurnya, ia merasa seluruh tubuhnya remuk, terutama bagian tangan yang selama berjam-jam memegang pen. Selain itu, kemarin ia pulang kerja sampai larut malam, pagi ini ia merasa malas walau hanya menggerakan jari-jarinya.

"Selamat pagi" terdengar suara tak asing di sebelah Kisa. Kisa membuka pelan matanya, apakah hari ini Yukina membangunkannya lagi?

Sayangnya Kisa harus menaruh kecewa ketika orang yang membangunkannya bukanlah Yukina. Daripada disebut kecewa, lebih tepatnya Kisa langsung shock saat ia melihat TAKANO tidur di sebelahnya!
Apa… apa-apaan ini! Hubungan terlarang antara bawahan dan atasan, Kisa bahkan tidak ingat pernah mengajak bosnya itu ke rumahnya, kenapa Yukina tidak ada? Apa yang sebenarnya terjadi? Tunggu… pertanyaan terpenting adalah KENAPA TAKANO TIDUR BERSAMA KISA!?
Kisa buru-buru lompat ke luar dari area ranjang, Takano terlihat bingung, Kisa juga sama bingungnya. Semua hal dadakan ini tak cukup membuat Kisa tercengang. Ketika Kisa melihat cermin, yang terpantul di sana bukan dirinya melainkan Onodera Ritsu.

"Ke…kenapa…." Kisa bingung harus bicara apa. Ia meraba-raba dirinya sendiri, menyentuh dan melihat rambutnya yang entah kenapa berwarna cokelat. Dalam hati ia terus mengulang pertanyaan serupa

'Aku ini Kisa, Kisa Shota, tapi kenapa tubuhku ini ricchan!? Kenapa aku ada di rumahnya Ricchan?'


Ritsu merasa hidupnya semakin lama semakin melelahkan, ia tidak pernah merasa 'tewas' seperti ini sebelumnya. Bayangkan saja, ia harus mengedit ratusan naskah dari para author hanya dalam kurun waktu kurang dari seminggu. Ritsu bahkan terlalu malas untuk menyimpan pakaiannya di laundry. Jika disuruh memilih, Ritsu lebih suka hibernasi sampai ia kembali 'hidup', marukawa shoten seolah seperti neraka versi awal.

"Jam berapa ini…." Ritsu bergumam, ia mencari-cari lokasi jam alarm dengan mata tertutup. Tangannya justru mendarat ke wajah seseorang. Tunggu… Ritsu sudah bisa menebak, yang ada di sebelahnya sekarang pasti Takano aliasnya bosnya yang suka seenaknya keluar-masuk kamarnya.

Ritsu menggosok-gosok matanya, berusaha melihat lebih teliti karena ia sempat melihat rambut Takano berwarna cokelat. Sejak kapan Takano berambut cokelat?

"Selamat pagi" sapa pria di samping Ritsu.

Dia…. Dia bukan Takano! OH SIAPA DIA!? Pria dengan wajah like a epic prince, Ritsu merasa mengenalnya. Oh… ya dia ingat, Yukina Kou, Ritsu pernah bertemu dengannya saat Ritsu mengunjungi toko buku. MASALAHNYA, kenapa Yukina seranjang dengannya!?

Ritsu yang dilanda kebingungan akhirnya terdiam setelah melihat pantulan dirinya di cermin kecil di atas lemari.

"Kisa?" Ritsu buru-buru mengambil cermin, meraba-raba tubuhnya sendiri.

'Aku ini Ritsu, Onodera Ritsu, tapi kenapa tubuhku ini Kisa San!?' Ritsu meliha ke sekeliling secara teliti 'Apa ini rumah Kisa san?'


10:58 pm, kemarin malam

Bagi karyawan marukawa shoten (terutama bagian emerald), bersantai setelah dikejar deadline bertubi-tubi adalah hal yang terbaik. Seperti biasa, pihak percetakan selalu datang lebih cepat dari waktu yang dijanjikan sehingga para editor dibuat kewalahan.

'pekerjaan' adalah salah satu kalimat sensitif yang sebaiknya tidak diucapkan ketika sedang santai, seolah karyawan emerald sedang mati suri karena kesibukan tiada henti.

Bagi Ritsu yang masih pemula di dunia shojo manga, arus kesibukan ini membuatnya hampir tewas, tapi biarpun begitu ia tetap menyukai pekerjaannya dan ia sama sekali tidak berfikiran untuk keluar dari marukawa shoten.

Tidak hanya Ritsu, Kisa pun merasakan hal serupa. Pekerjaan melelahkan ini membuat jadwal kencannya dengan Yukina menjadi lebih singkat, bahkan ia merelakan empat kali (BAYANGKAN, sampai empat kali) kencannya gagal! Kisa memang sering mengeluh soal pekerjaan tapi ia juga tidak pernah berniat untuk melepas karirnya saat ini.

Meskipun begitu, tetap saja Ritsu dan Kisa dilanda galau.

Malam ini hampir semua karyawan Emerald mengadakan acara minum-minum, hanya Ritsu dan Kisa yang kelihatan tidak semangat karena mereka ingin segera membaringkan tubuh di kasur yang lembut. Mereka duduk di bangku pojok sambil meneguk teh hangat.

"Ricchan, kau terlihat lebih parah dari biasanya" kata Kisa, padahal dirinya sendiri sudah kelihatan seperti orang sekarat.

"Pekerjaan ini bisa membunuhku" Kata Ritsu, suaranya sudah serak parau

"Tapi kau kan masih muda, banyak hal yang bisa kau lakukan selain memikirkan pekerjaan" Kisa menuangkan lagi teh ke gelas Ritsu yang hampir kosong "Omonganku terdengar seperti orang tua ya, haha" Kisa membatin, padahal dirinya memang sudah tua, lima tahun lebih tua dari ritsu yang masih berumur dua puluh lima tahun.

"Bukannya menjadi Kisa san justru lebih enak ya?"

"Maksudmu?"

"Kau sudah dewasa dan bisa menentukan pilihan hidupmu sendiri"

"Tidak juga" kata Kisa pelan "Terkadang aku merasa ingin kembali jadi lebih muda"

"Mungkin lebih tua bisa membuatku mendapat respon yang lebih baik" kata Ritsu, ia baru menyadari betapa seringnya Takano mengintimidasinya, mungkin perlakuan Takano padanya akan berbeda seandainya Ritsu lebih tua dari Takano.

"Nyahaha Ricchan, kau akan kesulitan kalau kau jadi aku, hidupku tidak semudah yang kau bayangkan"

Ritsu hanya tersenyum, hidupnya pun tidak semudah seperti yang Kisa san katakan.

Percakapan singkat itu berakhir ketika Takano datang mengganggu dan menyeret mereka untuk ikut bergabung. Semalaman itu semua karyawan bersantai merayakan 'beginning of cycle' atau lebih singkatnya adalah suatu kegiatan dimana para karyawan bisa santai setelah deadline selesai.

Lalu pagi ini, kenapa….

Ritsu bingung harus bicara pada siapa, ia bahkan ragu pada dirinya sendiri.

Onodera Ritsu, 25 tahun, terjebak dalam tubuh Kisa Shota, seniornya di marukawa shoten.

Kisa Shota, 30 tahun, terjebak dalam tubuh Onodera Ritsu, juniornya di marukawa shoten.

Lalu bagaimana dengan kisah cinta mereka?

Takano? Yukina?