Eyes Of The Heart

(^_^)

Byun Baekhyun

Park Chanyeol

Xi Luhan

And Other

.

ChanBaek (GS)

Romance


Happy Reading :)


yah! Pororo-da!
noh-neun geh jeh-eel joh-ah
chin-goo-deul moh-yuh-rah!
un-jeh-nah jeul-guh-wuh
geh-goo-jeng-ee Pororo!

noon dup-eun soop sohk-mah-eul
ggoh-mah peng-guin na-gah-shin-dah
un-jeh-nah jeul-guh-wuh
oh-neul-eun ddoh moo-seun eel-ee seng-gil-ka?

Po Ro Ro bool-uh bah-yoh
Porong Porong Porong Porong Porong Porong Porong Porong Po Ro Ro

Gadis cantik dengan nude hair yang tergerai indah itu memandang lurus ke depan, tepatnya pada sebuah layar televisi yang menampilkan penguin kecil yang tengah bernyanyi riang.

Senyumnya tersungging manis menghiasi bibir tipisnya dengan puppy eyes yang menjadi ciri khasnya. Kegiatan rutin yang akan Baekhyun lakukan di setiap pukul sembilan pagi waktu setempat, dimana kartun favoritnya telah tayang.

Tidak seperti kebanyakan Gadis seusianya yang mungkin tengah berada di kelas untuk mengikuti kuliah atau sekedar bekerja part time, Baekhyun akan menghabiskan waktunya hanya dirumah, bermain piano, sekedar berjalan-jalan di taman belakang rumahnya, menunggu kepulangan sang kakak saat sore hari sembari menonton televisi, oh! bukan menonton, tetapi mendengar.

"Luhan?" Baekhyun mengeryit saat mendengar seperti sepatu roda yang di dorong mendekat ke arahnya. "Luhan, itu kau?" Baekhyun mencoba berdiri dari tempatnya duduk namun kegiatannya terinstrupsi ketika ada sebuah tangan yang menyambut telapak tangannya.

"Lu?" Baekhyun masih berusaha memanggil nama itu, nama yang setiap hari akan selalu terucap dari bibirnya, kakaknya, Xi Luhan. Baekhyun memang tidak pernah mau memanggil Luhan dengan sebutan eonni atau kakak sejak dulu. Ia lebih senang memanggil kakak dengan nama Luhan, entahlah dia sangat menyukai nama itu. Awalnya Luhan keberatan, tetapi Baekhyun tetap memanggilnya seperti itu meskipun wanita dengan mata rusa tersebut melayangkan protesnya berkali-kali.

Keduanya memang bukanlah saudara kandung. Luhan adalah saudara tiri Baekhyun. Mereka bersaudara sejak enam tahun silam saat ibu Baekhyun menikah dengan ayah Luhan. Umur keduanya hanya berjarak tiga tahun, saat ini Baekhyun tengah menginjak umur 21 tahun dan Luhan baru saja merayakan ulang tahunnya yang ke 24.

Awalnya dua keluarga yang menyatu itu hidup dalam sebuah bingkai keluarga yang seakan sempurna. Ayah Luhan yang memang seorang pengusaha sukses menjadikan keluarga itu tak kurang dalam hal materi, di lengkapi dengan ibu baru untuk Luhan yang memang semenjak kecil tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu secara langsung, membawa kebahagiaan tersendiri untuk gadis berumur 17 tahun kala itu.

Namun siapa yang tau jika di balik kebahagiaan semu itu terdapat sebuah keserakahan yang pada ujungnya membawa petaka bagi Luhan, Ayahnya dan juga Baekhyun adik tirinya.

Ibu Baekhyun yang sedari awal ternyata memiliki niat jahat pada keluarga Xi itu berhasil menjalankan aksinya.

Tepat lima tahun yang lalu, sebuah kecelakaan berhasil merenggut nyawa sang ayah dan juga dunia sang adik.

Harta, satu kata yang seakan dapat membuat setiap orang buta olehnya. Baekhyun kehilangan penglihatannya karena keserakahan ibunya sendiri yang ingin menguasai harta kekayaan keluarga Xi.

Sejak saat itu, Luhan seakan menjadi malaikat pelindung untuk Baekhyun. Untuk adiknya yang malang. Meski tak ada setetes pun darah yang sama mengalir di tubuh keduanya, namun Luhan dan Baekhyun memiliki ikatan yang sangat kuat.

Baekhyun hanya menurut saat dirinya di tuntun untuk duduk di kursi roda oleh seseorang yang kini telah menggenggam tangannya.

"kita mau kemana? Kenapa pakai kursi roda? Apa kita akan berjalan jauh? Kau tidak bekerja Luhan?" Baekhyun terus melontarkan pertanyannya karena sejak tadi Luhan tidak sekalipun berbicara.

Tetap tak ada jawaban, hanya suara roda kursi roda yang bergesekan dengan lantai rumahnya yang mengiringi perjalanannya.

"ooh kita keluar rumah?, kita akan kemana Lu?" meskipun begitu, sunyi tetap menjadi jawaban atas pertanyaan Baekhyun, hingga tubuhnya di tuntun untuk masuk kedalam mobil.

"ini bukan mobil kita, apa kita di taksi sekarang Lu?" Baekhyun memang tidak bisa melihat, namun Baekhyun memiliki kepekaan yang tinggi terhadap keadaan sekitarnya.

"sssttt" wanita yang kini tengah duduk di samping Baekhyun hanya menempelkan jari telunjuknya di bibir Baekhyun, meminta Baekhyun untuk diam.

Taksi yang mereka tumpangi berhenti setelah menempuh perjalanan kurang lebih selama 1,5 jam.

"kita dimana? Sepertinya ini sangat jauh dari rumah" Baekhyun kembali bertanya, sejujurnya dia merasa ada sesuatu yang tidak wajar disini. Sedari tadi tidak satupun kata terlontar dari bibir Luhan, dan kenapa kakaknya itu membawanya ke tempat yang sepertinya sangat jauh dari rumah mereka.

"salahkan kakak perempuanmu yang sudah mulai berani melawanku itu Baekhyun, aku suda berkali-kali mengingatkannya untuk tetap diam. Tepi sepertinya dia mulai meremehkanku"

Baekhyun melebarkan matanya saat mendengar suara yang tidak asing untuknya itu. "eom- eomma?".

"bersyukurlah aku tidak membunuhmu secara langsung, kau hanya perlu berjuang sedikit untuk bisa kembali ke rumahmu atau berdoa semoga kakakmu yang sok pintar itu bisa menemukanmu".

Kim Taeyeon, ibu kandung Baekhyun adalah seorang wanita yang kejam. Menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya, yaa.. termasuk menyakiti darah dagingnya sendiri.

Setelah berhasil mendapatkan perusahaan Xi Lian, suaminya, ayah Luhan rupanya tidak menjadikan Taeyeon puas karena tanpa sepengetahuannya, tepat sebelum kecelakaan naas itu terjadi, Tuan Xi telah merubah surat wasiatnya.

Entah dorongan apa yang membuat laki-laki paruh baya itu merubah surat wasiat yang awalnya memberikan seluruh harta warisannya pada istri barunya tiba-tiba merubah dengan membagi warisannya menjadi tiga bagian dimana Luhan 50%, Baekhyun 30% dan Kim Taeyeon istrinya 20%.

Meskipun begitu, hukum yang berlaku menjadikan Kim Taeyeon berhak untuk mengelola seluruh aset kekayaan keluarga Xi saat itu karena umur Luhan dan Baekhyun yang masih di bawah umur.

Namun sejak saat itu juga Taeyeon selalu berusaha untuk menyakiti Luhan dan Baekhyun. Wanita itu terus melakukan hal-hal ekstrim demi memaksa Luhan dan Baekhyun untuk menyerahkan bagian mereka pada Taeyeon.

Keadaan Baekhyun yang buta mempermudah wanita itu untuk memperlancar aksinya, belum lagi Baekhyun sebelumya tidak pernah tau jika kecelakaan yang di alaminya bersama ayah tirinya dan juga Luhan adalah rekayasa dari ibunya sendiri menjadikan Baekhyun dengan mudah menyetujui untuk menandatangani surat pengalihan sahamnya pada sang ibu.

Dan hingga kini, tinggalah pertarungan antara Luhan dan Kim Taeyeon. Luhan tentu saja tidak akan mudah menyerahkan apa yang ayahnya sudah rintis dari nol sepenuhnya pada iblis seperti Kim Taeyeon.

Berkali-kali pula Taeyeon mengancam Luhan dengan melibatkan Baekhyun sebagai alat. Taeyeon tidak akan segan-segan untuk mencelakai Baekhyun demi memaksa Luhan, untuk mengancam Luhan.

Hingga setelah Luhan berhasil menyelesaikan sekolah menengahnya, gadis itu membawa sang adik untuk pergi jauh dari Korea. Keduanya kini tengah tinggal di California Amerika Serikat. Luhan melanjutkan pendidikannya di salah satu Universitas ternama di negara itu.

Sejak saat itu Kim Taeyeon memang berhenti untuk mengganggu keduanya, karena memang Luhan telah menandatangani perjanjian untuk sementara menyerahkan kepemimpinan perusahaan sepenuhnya pada Taeyeon selama dirinya menempuh pendidikan.

Namun sekarang Luhan bukan lagi anak kecil, Luhan sudah menjadi wanita dewasa yang memang tengah menyiapkan diri untuk melawan iblis seperti Taeyeon.

Luhan kini tengah merintis perusahaanya sendiri di amerika bersama sahabatnya, dan tengah menyusun rencana untuk merebut kembali apa yang seharusnya menjadi milik ayahnya .

Bukan, bukan karena Luhan juga gila harta. Gadis itu hanya tidak ingin apa yang mati-matian di rintis oleh ayahnya selama hidupnya hancur di tangan Taeyeon yang bukanlah siapa-siapa itu dan sepertinya pergerakan Luhan kali ini sudah mulai tercium oleh Taeyeon sehingga iblis itu kembali berusaha mencelakakan Baekhyun.

Yaa! Luhan lengah, siapa sangka Taeyeon akan nekat turun tangan sendiri ke Amerika dan kembali mencelakai Baekhyun?.

"Eomma! eomma, jangan tinggalkan Hyunie. Eomma!"

Tiiiinnn

Baekhyun berjingkat saat mendengar suara klakson panjang di dekatnya. ia kemudian meraba-raba sekitarnya, aspal, yaa dia kini tengah berada di tengah jalan. Entah dimana tepatnya itu, tetapi merasakan suhu udara yang tidak seperti tempatnya tingga ia menyadari jika dirinya kini tengah berada di daerah dataran tinggi.

"Luhan, Tolong aku" Baekhyun terus merangkak sambil meraba-raba sekitarnya, Ia akan kembali meringsut ketakutan saat kembali mendengar suara klakson yang ia yakini berasal dari mobil pengguna jalan yang nyaris menabraknya.

Air matanya sudah lolos membasai pipi mulusnya, badannya bergetar ketakutan. Tempat asing, tentu dia tau jika dirinya kini tengah berada di tempat yang sangat asing dan belum pernah ia kunjungi.

.

.

"kau yakin dengan keputusanmu ini Chan?" dua pria yang kini tengah duduk berdampingan di dalam mobil kembali saling menoleh untuk membicarakan sesuatu yang sudah satu minggu lamanya menjadi bahan perbincangannya.

"kita sudah ada disini, jadi apa lagi yang membuatku harus kembali tidak yakin?" Chanyeol memutar bola matanya malas saat lagi-lagi Jongin kembali mempermasalahkan keputusannya untuk membeli sebuah peternakan di daerah Julian California.

"Lalu siapa yang akan merawat peternakanmu ini? hayolah Chan, kau bisa membuat peternakan di Korea atau minimal di Jepang yang jaraknya tidak jauh dari tempat kita".

"aku bisa memperkejakan orang, kau tau Jong, mendiang ibuku sangat ingin memiliki peternakan di daerah ini.. dan yaa, aku baru bisa mewujudkannya saat ini". Chanyeol kembali menghela nafas mengingat mendiang ibunya.

Keduanya kini memang sedang dalam perjalanan untuk melihat peternakan yang memang akan segera berpindah nama menjadi milik Chanyeol.

"is that place still far away mr?" Jongin kembali menanyakan pada driver yang membawa mereka menuju peternakan.

"kenapa kau cerewet sekali?" Chanyeol kembali melayangkan protes karena sejak tadi Jongin tak henti menanyakan seberapa jauh lagi perjalanannya.

"haah. aku hanya ingin segera merebahkan punggungku di kasur, kau memang tidak punya hati Chan. Aku baru saja sampai setelah perjalanan dari Kanada kemarin dan hari ini kau sudah kembali membuatku menaiki burung terbang itu untuk kesini? dan lagi. tidakkah kita bisa kesini besok sedangkan hari ini kita istirahat di hotel dekat bandara?" Jongin tetaplah Jongin, laki-laki tan itu tak ada hentinya mengeluh.

Memangnya hanya dia yang lelah dengan perjalanan panjang mereka itu?. Ingatkan Jongin jika dalam setiap perjalanan bisnisnya, Chanyeol juga berada disana.

Ciiiittt Chanyeol dan Jongin reflek berpegangan pada gagang pintu mobil yang di tumpanginya saat driver yang membawa mereka tiba-tiba mengerem mobil secara mendadak.

"what happened mr?" Chanyeol bertanya pada driver dan mengedarkan matanya ke depan untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi.

"does she want to kill herself?" Driver itu segera turun darii mobil dan menghampiri seorang perempuan yang hampir tertabrak olehnya.

"ada apa?" Jongin bertanya pada Chanyeol dan hanya mendapatkan kedikan bahu dari sahabatnya itu sebagai jawaban.

Chanyeol dan Jongin melihat bagaimana seorang menahan kaki driver mereka saat laki-laki paruh baya tersebut akan beranjak pergi dari tempat dimana gadis dengan dress putih sederhana itu berada.

Mr. Bob namanya, laki-laki yang memang sudah sering mengantarkan Chanyeol kemanapun laki-laki itu pergi jika sedang berada di Amerika sudah membantu gadis tersebut untuk menepi. Apa yang dilakukan gadis cantik sepertinya di tengah jalan?.

Chanyeol memutuskan keluar dari mobil dan menghampiri keduanya disusul oleh Jongin di belakang.

"apa dia gila?" Jongin bertanya pada Chanyeol dengan menggunakan bahasa ibunya karena tidak mungkin dia bertanya menggunakan bahasa inggris berfikir itu dapat menyinggung perasaan gadis tersebut jika memang gadis dengan dress putih polos itu mengerti akan ucapannya.

"oohh kau orang Korea? Tolong aku Ahjussi, tolong aku" Baekhyun merangkak mencoba meraih kaki siapapun yang ada di dekatnya. Dan dia berhasil menggapai salah satu kaki dari entah berapa orang yang ada di sekitarnya.

Jongin terbelalak kaget saat tau jika gadis yang di katainya gila oelhnya malah mengerti bahasa korea. Memang jika di lihat dari wajahnya sepertinya gadis itu bukanlah asli warga sipil California.

Chanyeol memandang dengan wajah bingung pada gadis yang kini tengah memohon di bawah kakinya.

"apa kau tersesat?" Chanyeol mencoba menolong Baekhyun dan membantunya berdiri.

"tolong aku hiks" Namun jawaban juga tak kunjung ia dapatkan atas pertanyaannya. Gadis mungil tersebut hanya terus menggosok kedua telapak tangannya di depan wajah cantiknya memohon untuk Chanyeol menolongnya dengan deraian air mata membasahi pipinya.

"Kau tinggal di daerah sini?" Chanyeol kembali bertanya pada gadis itu.

"bisakah kau katakan ini di daerah mana?" Baekhyun mencoba menggapai Chanyeol saat laki-laki itu melepaskan pegangan tangannya. "jangan tinggalkan aku ahjussi".

Chanyeol mengeryit memandang Baekhyun yang kini berusaha menggapainya. "Kau?" dia buta? Itulah yang terlintas di benak Chanyeol, begitupun dengan Jongin yang kini hanya terdiam memandang paras Baekhyun.

"ahjus- euh~" Baekhyun memegang kepalanya saat merasakan pening yang sangat hebat tiba-tiba menyerang kepalanya.

"hey?" Chanyeol kembali memegang pundak Baekhyun dan benar saja tepat saat tangannya berhasil menggapai tubuh kurus tersebut, gadis itu telah tak sadarkan diri.

"hey! nona" Chanyeol menepuk-nepuk pipi Baekhyun untuk menyadarkan gadis itu.

"What should we do?" Chanyeol bertanya pada Mr. Bob, bingung dengan apa yang harus dilakukannya terhadap gadis bertubuh mungil yang kini ada di dekapannya.

"bawa dia ke mobil dulu Chan" Jongin segera berlari menuju mobil membukakan pintu untuk Chanyeol membawa Baekhyun masuk ke dalam mobil mereka.

.

.

Pada akhirnya Chanyeol dan Jongin memutuskan membawa Baekhyun ke tempat penginapan mereka yang letaknya tak jauh dari peternakan Chanyeol.

"dia orang korea?" Jongin dan Chanyeol kini sedang mengamati Baekhyun yang mereka baringkan di salah satu kamar di penginapan yang mereka sewa.

"sepertinya begitu.. apa yang dilakukan gadis sepertinya di tengah jalan seperti tadi?" Chanyeol mengamati wajah pucat Baekhyun. Entahlah, ia hanya mencoba menyelami paras cantik di depannya yang beberapa saat lalu telah berhasil membawa desiran halus memenuhi rongga dadanya.

"aku akan mandi dan beristirahat terlebih dahulu, kau jaga dia!" Jongin dengan menyebalkan meninggalkan Chanyeol yang kini memicing tajam padanya. Ya Tuhan, sebenarnya siapa boss dan siapa bawahannya disini? Seperti itulah Jongin, meskipun Chanyeol adalah bossnya di kantor, pria dengan kulit tan tersebut tetap tidak pernah takut kalau-kalau Chanyeol memotong gaji tau bahkan memecatnya atas sikap kurang ajarnya itu. Mereka sudah bersahabat sejak keduanya kecil.

.

.

Sepeninggal Jongin, Chanyeol kembali mengamati wajah gadis yang kini terbaring lemah di hadapannya. "Cantik" seulas senyum tersungging di bibirnya.

.

.

Luhan memijit pelipisnya sekedar menghilangkan penat akibat pekerjaan yang menumpuk hari ini.

"lelah?" entah muncul dari mana, Kyungsoo. sahabat seperjuangannya tiba-tiba menggerakkan tangannya menekan-nekan bahu Luhan untuk sekedar memberikan pijatan ringan pada sahabatnya itu.

"aahh.. kau selalu tau apa yang sedang kubutuhkan Kyung"

Kyungsoo tersenyum manis mendengar pujian itu.

"Kau butuh berlibur sepertinya Lu. Pergilah! Temui Sehun, sekalian jalan-jalan di tanah kelahiranmu" kini giliran Luhan yang tersenyum mendengar perhatian yang di berikan sahabatnya.

"kau tau kan? aku tak mungkin meninggalkan Baekhyun Soo" Luhan memejamkan matanya merasakan pijitan Kyungsoo yang sudah menjadi salah satu hal favoritnya.

"apa yang kau khawatirkan? Aku dengan senang hati akan menjaga Baekhyun untukmu, lagipula sudah empat bulan lebih bukan dari terakhir kalinya kau bertemu Sehun?"

"yaa.. dia benar-benar sedang sibuk dengan jabatan barunya, aku tak masalah dengan itu"

"maka dari itu, giliranmu yang mengunjungi Sehun. Toh selama ini kau tidak pernah mengunjuginya ke Korea"

"untuk apa? Dia yang akan mengunjungiku disini."

Iya, Luhan memang sudah menjalani hubungan jarak jauh dengan Kekasihnya Oh Sehun selama lebih dari lima tahun. Keduanya sudah menjalin hubungan sejak di tingkat kedua sekolah menengah atas. Sehun adalah teman sekelas Luhan dulu, dan kini hubungan mereka sudah berjalan lebih dari tujuh tahun.

Sehun akan selalu menyempatkan diri untuk mengunjungi Luhan di California untuk melepas rindu dengan kekasihnya itu. Selama lima tahun Sehun akan selalu menyempatkan waktunya untuk selalu mengunjungi Luhan minimal dua bulan sekali.

"baiklah-baiklah, nona penggila kerja" Kyungsoo menyerah, bukan apa-apa, gadis itu hanya memikirkan kesehatan Luhan. Sahabatnya itu benar-benar seorang workaholic dan tidak akan membiarkan dirinya sendiri sejenak bersantai apalagi untuk sekedar berlibur.

"kau tau aku harus menjadi kuat untuk tetap melindungi adikku dan mengembalikan apa yang seharusnya menjadi milik baba dan juga aku dan Baekhyun Kyung."

"aku bersyukur Baekhyun memiliki kakak sepertimu"

"aku lebih beruntung memilikinya, dia kekuatanku Kyung, aku tak akan membiarkan siapapun menyakitinya lagi" yaa, mungkin memang di mata semua orang Baekhyun adalah seseorang yang sangat beruntung karena memiliki Luhan disisinya, namun bagi gadis bermata rusa itu, dirinya jauh lebih beruntung karena memiliki Baekhyun sebagai kekuatannya, semangat hidupnya, satu-satunya alasan bagi Luhan untuk tidak mengakhiri hidupnya sendiri enam tahun silam karena kepergian ayahnya.

Sejak saat itu pula tujuan hidup Luhan telah berubah, kebahagiaan Baekhyun lah tujuannya.

"aahh~ aku jadi merindukan gadis cerewet itu, kau tidak ingin menghubunginya untukku Lu?"

Luhan tersenyum mendongakkan kepalanya untuk memandang Kyungsoo yang masih setia berada di belakanganya kemudian meraih ponsel yang berada di depannya.

Namun tepat setelah ia menyalakan layar ponselnya dan membaca sebuah pesan dari sebuah kontak yang sangat ia benci senyuman manisnya luntur begitu saja, menyisakan sebuah tatapan memerah dengan cairan bening memenuhi pelupuk matanya.

From : Kim Iblis

Sudah kukatakan jangan pernah bermain-main denganku gadis kecil.. adikmu mungkin sudah mati terlindas truk saat kau membaca pesan ini..

Kyungsoo yang turut ikut membaca pesan itu juga membelalakkan matanya. Dia sangat tau siapa si pengirim pesan. Kim Taeyeon, ibu kandung Baekhyun dan ibu tiri Luhan yang selalu berusaha mencelakai Baekhyun demi mengancam Luhan.

"tidak tidak! Baekkie" Luhan segera menyambar kunci mobil dan tasnya dan berlari untuk segera menuju mobilnya dan disusul Kyungsoo di belakangnya.

"biar aku yang menyetir" Kyungsoo tidak gila untuk membiarkan Luhan yang sedang dalam keadaan kalut mengemudikan mobil.

Keduanya segera menuju rumah Luhan yang jaraknya tidak begitu jauh dari tempatnya bekerja.

Sepanjang jalan gadis bermata rusa itu hanya bisa untuk terus mencoba menghubungi ponsel Baekhyun, namun lagi-lagi tidak terdengar sahutan dari sebrang sana.

Air mata sudah membanjiri wajah cantiknya, begitupun dengan Kyungsoo yang masih berusaha untuk fokus mengemudi meskipun hatinya juga sudah dipenuhi dengan kekhawatiran akan keselamatan Baekhyun.

Luhan segera berlari memasuki rumahnya saat mobilnya sudah berhenti tepat di depan pekarangan rumah minimalis itu.

"Baekhyun! Baekhyun kau dimanaa?! hiks" Luhan berlari membabi buta setiap ruanganya yang ada di rumhanya, kamar Baekhyun, kamarnya, dapur, kamar mandi, taman belakang rumah, semua sudah di periksa olehnya dan Kyungsoo namun tetap saja tak mereka dapati adik manisnya berada di salah satu tempat tersebut.

"Baekhyun! hiks.. maafkan aku Baek" Luhan bersimpuh di depan rumahnya, kemana dia harus mencari adiknya itu?.

.

.

.

"nggh.." Baekhyun mengeryitkan kening, masih dirasakannya pening di kepalanya, butuh sedikit waktu untuk gadis itu mengumpulkan kesadarannya kembali.

"hiks Luhan" Baekhyun kembali menangis dan menyerukan lirih nama kakaknya. Tangannya mencoba meraba-raba untuk memastikan tempatnya berda saat ini. Kasur? Dimana dirinya saat ini?.

Terakhir yang diingatnya ada ahjussi yang berbahasa korea yang di mintainya pertolongan tadi sebelum rasa pusing menyerang kepalanya.

"Hiks Luhan. Luhan" Baekhyun kembali memanggil-manggil nama kakaknya saat tak ada satupun orang yang di temukannya ataupun menyahuti panggilannya.

.

.

"Luhan.."

"huh?" Jongin mengeryit saat samar-samar mendengar suara. "dia sadar, sepertinya dia sudah sadar".

Jongin menepuk Chanyeol dan keduanya segera bangkit menuju kamar tempat gadis yang mereka temukan tadi berada.

"hiks. Luhan. Luhan" dapat mereka Lihat Baekhyun yang sudah bersimpuh di lantai dan sedang berusaha meraba-raba sekitarnya.

"hey. hey kau sudah bangun?"

"ahjussi"

Greepp

Chanyeol terhenyak mendapati tubuhnya yang tiba-tiba di peluk oleh gadis bermata sipit itu dengan sangat erat.

"ahjussi, tolong aku hiks"

"sshh sshh" Chanyeol dengan ragu mengangkat tangannya dan menepuk-nepuk pelan punggung gadis yang bahkan belum dia ketahui namanya tersebut "don't cry, You're safe with me, usshh ushhh"

"hks hh" perlahan Baekhyun mulai tenang dalam isakan lirihnya.

"uushh tenanglah" entah apa yang membuat sebuah senyum tipis tiba-tiba mengembang dari bibir laki-laki tampan ini, entahlah, hatinya tiba-tiba menghangat begitu saja.

Jongin yang berada di belakang Chanyeol hanya bisa menyaksikan kejadian itu dengan takjub. Park Chanyeol, sahabatnya bisa memperlakukan seseorang selembut itu? benarkah itu park Chanyeol?.

"kau pasti belum makan apapun, ayo, kau harus makan supaya tidak pingsan seperti tadi" setelah dirasa gadis dalam dekapannya telah tenang, Chanyeol segera membawa Baekhyun berdiri dan menuntunnya untuk keluar kamar menuju dapur.

.

.

Luhan hanya bisa menatap kosong kedepan memikirkan bagaimana nasip adiknya, sedang dimana gadis kecil itu sekarang, apakah dia baik-baik saja. Air matanya kembali luruh.

"minumlah. polisi pasti akan segera menemukan Baekhyun" Kyungsoo memberikan segelas air pada Luhan. Keduanya memang sudah melaporkan kehilangan Baekhyun di kantor polisi setempat.

.

.

"aku bisa makan sendiri" Bukannya membuka mulutnya sesuai dengan intruksi dari laki-laki yang kini tengah bersiap menyuapinya, Baekhyun malah berbicara dan tersenyum menghadap kedepan.

"kau yakin?"

Hanya anggukan dan senyuman yang gadis itu berikan untuk menjawab suara berat tersebut.

"baiklah, kemarikan tanganmu" Chanyeol membantu Baekhyun untuk memegang sendok dan garpunya.

Jongin mengamati Chanyeol dalam diam. Ada perasaan takut saat melihat bagaimana Chanyeol menatap Baekhyun saat ini.

Tatapan itu, Jongin pernah melihat tatapan seperti itu dulu, dulu ketika keduanya masih berada di bangku sekolah menengah pertama.

"kumohon, jangan lagi Chan" dalam hati berulang kali laki-laki itu mengucapkan kalimat itu. "ku mohon"

.

.

.

TBC?

.

.

Review Juseyooooo.. :*