Chap 1
Garden of undead
Genre : vampire, fantasy, humor (garing), romance, slice life
Naruto © masashi kishimoto
Highschool dxd © ichie ishibumi
Happy reading
•
•
Malam hari dikota kuoh, ketika semua orang masih terlelap dalam tidurnya.
Sebuah bayangan menari - nari dalam kegelapan malam.
Melompat dari satu bangunan kebangunan lain, dari atap ke atap. Dengan kelincah bak seekor kucing dan langkah - langkah yang menawan, bermandikan dengan cahayah redup dari lampu tua. Setiap yang melihat sosok tersebut pasti akan merasa ketakutan yang luar biasa hingga mengompol di celana.
Aura yang menakutkan yang dipancarkan dari sosok tersebut tertutupi oleh langkah menawan, hal itulah membuat orang akan terbayang pada kecantikannya, dan juga kaki mungil yang indah itu dan dengan langkah yang indah itu, hanya dimiliki oleh seorang putri bangsawan.
Gelap malam yang menyelimuti kulit seputih salju, menggantikan kesan cantiknya dengan aura menakutkan bagi yang melihatnya. Ditambah ia memakai gaun yang didominasi dengan warna coklat dari kulit binatang menyelimuti seluruh tubuhnya, kecuali bagian perut yang terlihat sengaja diperlihatkan untuk menarik perhatian dari kaum adam.
Namun walau perutnya tidak ia tutupi oleh sehelai benang, tapi tetap saja pandangan yang akan diarahkan oleh kaum adam ketika bertemu dengannya ialah kedua dada berukuran besar yang hanya ditutupi oleh bra hitam dengan tulang yang dijadikan sebagai manik - maniknya.
Ntah karena sihir atau karena pakaian yang ia kenakan, aura erotis akan selalu menguap dari tubuhnya yang pasti membuatnya menjadi sesuatu yang menarik dibenak hati seseorang, baik itu pria ataupun wanita.
Sosok tersebut terus melompat kesana kemari tanpa tujan yang jelas sampai ketika hidung manisnya tak sengaja mencium aroma maskulin yang jarang ia cium, yaitu aroma dari seorang raja yang memiliki sesuatu yang berharga didalam tubuhnya.
Akan tetapi dijaman modern seperti sekarang sudah tidak adalagi seorang raja yang melintasi kota kecil seperti ini, apalagi jika raja tersebut memiliki sesuatu yang unik di dalam tubuhnya. Konsep yang terdengar begitu realitas namun sosok tersebut menolak konsep tersebut yang hendak memenuhi pikirannya.
Tanpa suatu alasan yang jelas sosok yang tengah tertarik pada sang pemilik bau ini m mulai mengendus asal bau tersebut, ketika merasa bahwa ia telah menemukan asal dari aroma tersebut ia tersenyum bangga pada kemampuan hidungnya sebelum akhirnya ia mengambil beberapa langkah kebelakang dan melesat dengan kecepatan tak manusiawi.
Kecepatan yang terlihat seperti peluru hingga meninggalkan kerusakan pada objek yang dilewatinya, baik itu kerusakan berat maupun kerusakan kecil, namun yang pasti hal tersebut tidak meninggalkan bekas suara sedikit pun.
Berbeda sebelumnya yang dimana gaya ia berpindah dari satu tempat ketempat lainnya dengan cara melompat, sosok tersebut kini berlari kesetanan, tidak mempedulikan bahwa ia bisa saja menjadi objek perhatian para pengendara di jalanan.
sekarang ia tidak mempedulikan semuanya, mau dia menjadi perhatian orang atau dijadikan buronan oleh polisi, karena pikirannya kini telah dipenuhi dengan nafsu yang membara pada aroma maskulin ini.
Aroma yang membuat ia seketika haus dan lapar, dan juga aroma ini membuatnya tergila - gila hingga membuang segalanya, hingga sekarang ia selalu menjilati bibirnya ketika bau tersebut menusuk hidungnya.
Ia terlihat begitu haus, sangat begitu haus bahkan ia ragu kalau air satu kolam bisa menghilangkan dahaganya, satu - satunya yang bisa membuatnya tidak haus lagi adalah segelas darah milik si pemilik aroma itu.
Berlari dan sesekali melompati mobil yang menghalanginya hingga akhirnya ia menghentikan lariannya disebuah daerah bergang - gang gelap.
"Ketemu..."
Berbisik dengan nada yang memikat nan begitu menggairahkan, si sosok tersebut berhenti tepat berhenti dibelakang bangunan yang tak jauh dari mangsanya.
" sekarang tidak akan kubiarkan kau lepas" bisiknya dengan pelan sembari menutup matanya untuk beberapa saat.
" mystic eye: night of walachia "
Kemudian Kelopak matanya terbuka dan memancakan cahaya crimson yang memikat siapapun yang melihatnya.
Tidak ada efek sama sekali, namun hawa disekitar tempat ini terasa begitu berbeda,yaitu hawa kematian hingga membuat mata yang melihatnya akan berfatamorgana berada dimalam yang berwarna merah darah.
Ditambah disetiap detik hawa terus bertambah berat , hingga membuat semua mahluk hidup yang terkena aura ini akan membuatnya tak bisa bernafas dengan normal sampai kesadarannya menghilang.
Namun seperti yang diketahui bahwa sang target tidak mengalamii efek yang sudah disebutkan, malah ia terlihat tidak peduli dengan keadaan sekitarnya yang dimana hewan - hewan kecil berjatuhan dan terlihat seperti cacing kepanasan.
"Cih"
sosok tersebut nampak begitu kesal pada mangsanya namun disaat yang sama rasa haus semakin bergejolak, ibaratkan dia telah menemukan minuman premium diatas premium.
Kali ini pandangannya terkunci pada mangsanya yang notabanenya seorang pria muda berusia sekira - kiranya antara 17 - 18 tahun.
Bagi seorang necromancher yang telah berubah menjadi undead sepertinya, menemukan pria muda tampan serta memiliki aroma unik seperti ini adalah tangkapan besar ditambah tubuhnya yang merindukan aliran darah, membuatnya semakin ingin merasakan rasa dari darah dan daging mangsanya dan ingin merrmajakan kulit mulusnya digenangan darah mangsanya itu.
Tubuh tinggi nan tegap, penampilan yang layak, selaras dengan rambut hitam pekat. Di gang - gang yang tidak diterangi oleh satupun cahaya lampu, namun tetap saja pria tersebut masih terlihat cukup menawan dimat sosok tersebut.
"ntah kenapa semakin ku mendekatinya aroma ini terasa begitu nikmat"
Selangkah lagi bagi sosok tersebut untuk mendapati mangsanya itu, namun nafsu yang begitu memuncak tidak dapat ia tahan lagi, seakan - akan ia telah begitu tenggelam dalam kegilaan ini, kegilaan yang tak berunjung.
tanpa menunggu waktu yang lama lagi sosok tersebut memanjat gedung tempatnya ia mengintai targetnya, setelah sampai dipuncak teratas ia mulai menjatuhkan tubuhnya, ketika kepalanya hampir menyentuh tanah, tubuhnya terurai menjadi potongan - potongan bayangan kecil yang menyebar.
Dalam beberapa detik kemudian, dia muncul dihadapan si pria itu dengan wujud awal bayangan kecil yang menyerap bayangan lainnya, seperti sebuah vortex namun uraian bayangan tersebut bukan tersedot melainkan menyatu dan membentuk sosok yang selama ini mengincarnya.
Sang pria hanya bisa terdiam dan terpana oleh kecantikan yang muncul dihadapannya dengan begitu dramatis, namun disaat itu juga tubuhnya bergetar ketakutan ketika merasakan hawa tidak enak yang dikeluarkan dari tubuh gadis itu.
" jangan takut, manusia " sosok tersebut mendekati pria itu dan menggerakan lengan mulusnya untuk mengelus - elus bagian leher mangsanya.
Sang mangsa begitu hal itu dibuktikan diekspresi dan keringat dingin yang menguncur dengan deras dikulitnya.
"Namaku naruto von brunestud, dahulu aku seorang manusia yang sama sepertimu, sebelum akhirnya aku menjadi undead, namun kau tak perlu takut karena aku tidak akan mengapa - apakanmu "
Sang pria masih memasang ekspresi ketakutan sebelumnya.
Hal ini masihlah wajar bagi seseorang yang bukan magus bertemu dengan seorang necromancer, karena hawa yang dikeluarkan dari seorang necromancer adalah perwujudan dari kematian yang menemaninya.
" tenang kok aku akan membiarkanmu hidup bila kau mau mempersembahkan semangkok darah dan secuil dagingmu untuk kelangsungan hidupku"
Dengan senyuman yang menggoda gadis tersebut mendekatinya sembari mengendus aroma tubuh pria dihadapannya, sesekali ia merayu pria muda didepannya dengan kedipan mata.
" hei..hei...hei, apppa makksud perkakataanmu itu" sambil bergerak mundur mencari sebuah benda yang bisa gunakan sebagai senjata untuk menghalau gadis didepannya, hingga jari jemarinya tidak sengaja menyentuh sebuah balok kayu.
" jangan mendekat, aku punya senjata ditanganku "
Dengan ketakutan setengah mati akan sosok didepannya, sang pria mengancam sosok tersebut dengan balok kayu.
"Hehe..." gadis itu terkekeh " nee...bagaimana caranya kau melukaiku dengan itu"
Dia kemudian menempatkan lengannya disekitar bahu sang pria, memperlihatkan gigi manis yang perlahan - lahan berubah menjadi bergerigi dan didetik yang sama ia menggerakan kepalanya di area sekitar pundak si pria.
Aroma maskulin dan rasa asin dari keringat, sungguh mangkanan mewah diatas kata sempurna.
Dengan ini, hasrat yang selama ini terpedam dapat mereda
Naruto menggigit pundak si pria dengan penuh perasaan, seraya ingin menikmati secara perlahan.
Kunyah, hisap , gigit hal itu terus berlangsung selama bermenit - menit dan membuat sang mangsa merasakan penderitaan berat yang berlangsung cukup lama, namun dengan sigap ia menutup mulut si pria.
"Enggmm"
Jika naruto tidak menutupi mulut sang pria dengan lengannya sudah pasti suara jeritan sang pria akan membuat semua orang didalam gang akan terbangun oleh jaritan ini.
"Kumohon hentikan..."
Sembari menahan sakit yang teramat sakit si pria memohon pada gadis - undead didepannya untuk menghentikan aksinya, sedangkan sang gadis terlihat merasa iba pada si pria dan akhirnya menghentikan aksinya dan membiarkannya untuk duduk.
Nafas tersenggal - senggal sembari menahan mulutnya untuk tidak maracau kesakitan, sang pria menatap pelaku penggigittan dengan tatapan marah.
" nee... Darahmu terasa rasa nikmat, serasa seperti anggur mewah yang diperas secara khusus loh "
Ucap naruto dengan begitu gembira, dan sekarang ia telah memasuki alam hayalannya.
Si pria itu sendiri terlihat begitu kesal melihat aksi gadis di depannya, seolah - olah tanpa dosa gadis itu menari - nari dihadapannya.
"Cih"
Si pria berdecih kesal sehingga membuat gadis yang sedang berada di dunia hayalan harus terpaksa untuk sadar.
"Sebenarnya kau mahluk apa, dan kenapa harus aku yang dijadikan korban"
Sipria bertanya pada gadis didepannya dengan nada terdengar membentak, namun pertanyaan yang ia lontarkan hanya dibalas dengan tatapan kagum sang gadis, yang sontak saja membuatnya bertambah geram.
" wah...sugoi ternyata aku tidak salah pilih "
Gadis tersebut berdecak kagum pada luka si pria yang kini telah tertutupi oleh kulit seperti sedia kala, padahal luka gigitan yang ia sebabkan tadi terliat begitu lebar sehingga membuat orang - orang yang melihatnya akan mengira digigit oleh hewan buas, namun sekarang luka tersebut lenyap ntah kemana dan hanya meninggalkan bekas darah yang menempel dikemeja putihnya.
"Apa maksudmu?" Balas sipria dengan bingung.
Naruto kemudian mendekatkan wajahnya ke wajah sipria, lengannya kemudian ia gerakan untuk menggeggam tangan si pria yang tengah memegangi pundaknya.
Si pria sendiri terlihat salah tingkah ketika mendapati perlakuan lembut dari pelaku penggitan bahunya, namun tentu saja ia masih kesal pada gadis itu.
" sepertinya kau tidak sadar ya bahwa lukamu mnyembuhkan dirinya sendiri, sangat menakjubkan nee"
Naruto berbisik dengan suara yang terdengar sangat erotis, lengannya sendiri mengelus - elus pipi pria itu, yang sontak saja membuatnya membeku seketika.
" Ne...sekarang bagaimana kalau kau menjadi budakku "
Sama seperti sebelumnya Ia kembali berbisik ditelinga sang pria, nafasnya yang terdengar seperti desahan erotis dan kepala yang ia gerak - gerakan dibagian leher si pria.
Si pria terdiam membeku, namun dibalik itu semua tersimpan sebuah pemikiran yang agak jahat, pemikiran yang bisa membuatnya selamat dari bencana ini.
"Nah kalau kau mau menerima tawaranku kemarilah dan peluk aku"
Tentu saja sebenernya yang dipikirkan naruto akan perkataannya bukan karena ia menyukai pria didepannya, malah ia mencoba memanfaatkan si pria untuk keuntungannya sendiri.
Sebagai necromancher kau harus bisa memanfaatkan sesuatu dan juga menyembunyikan sesuatu, begitulah cara ia berpikir.
"Bagus kemarilah"
Ia tersenyum ketika si pria mulai menjulurkan tangannya untuk membalas pelukannya, pria itu lalu memeluk naruto dengan begitu erat.
Naruto memandang si pria dengan mata crimsonnya dan si pria membalas menatapnya dan sebuah seringaian tipis yang terukir diwajahnya.
Kemudian ia mengangkat tubuh mungil naruto.
" nani? "
Pipi Naruto berubah menjadi merah merona ketika mendapatkan perlakuan unik yang tidak pernah ia pikirkan, ia merasa malu dan amat merasa bersalah ketika ia hendak memanfaatkan si pria itu.
Namun rasa malu dan rasa bersalah itu tidak bertahan lama ketika ia menyadari akal bulus yang tersimpan dibalik perlakuan istimewa yang diberikan si pria.
" batista boms "
Sembari mengatakan hal itu Si pria membanting tubuh gadis itu kebawah tanah dengan begitu keras sehingga membuat gadis tergeletak sambil meringis kesakitan.
Rasa sakit teramat ketika kepalanya terbentur dengan keras pada aspal jalanan, rasa sakit yang terpadu dengan rasa pusing luar biasa sehingga membuatnya tak mampu untuk menggerakan tubuhnya.
"Hehehe" pria itu terkekeh melihat hasil perbuatannya " siapa juga yang sudi untuk menjadi budakmu"
Si pria menjulurkan lidahnya pada gadis didepannya, ia kemudian pergi berlari meninggalkan gadis itu sendirian yang terlihat tengah meringis kesakitan.
Pria itu berlari dengan gembira karena telah melakukan hal yang selalu ingin ia coba selama ini, tanpa melirik kebelakang tanpa mengkhawatirkan gadis yang telah menjadi alat peraganya.
Terus berlari didalam kegelapan , walau telah kehilangan banyak darah pria itu masih terlihat tetap bugar, bahkan setelah membanting tubuh naruto si pria masih bisa berlari bak seorang atlit lari.
Akan tetapi langkahnya kini tercegat kembali ketika dihadapannya muncul seorang secara tiba - tiba, seorang wanita muda bersurai soft pink panjang sepinggang dengan jidat lebar yang tak tertutupi oleh sehelai rambut pun.
Bisa dibilang dia adalah wanita cantik seperti karakter di anime yang selalu ia lihat ditv.
Mata berwarna emerald tersebut menatap lekat - lekat si pria, hidung mancungnya sesekali mengendus aroma yang dikeluarkan calon mangsanya.
"Wah - wah, tidak bisa aku pungkiri jika aku telah mencium bau lezat darahmu. Aku terpikat oleh aroma dari baumu itu. tapi sepertinya kau agak terluka, pikiranmu juga berkata begitu bukan? " Dengan panjang dan lebar wanita itu menjelaskan alasan ia tertarik dengan begitu rinci.
" cih "
Untuk kesekian kalinya ia berdecih dengan kesal, beberapa menit yang lalu ia bisa bernafas legah setelah bisa bebah dari seorang undead, namun sekarang mahluk apa lagi yang harus ia hadapi, namun yang jelas si pria itu kini tengah memikirkan cara bisa selamat dari vampire itu.
" tapi siapa yang peduli akan keadaanmu itu, yang penting aku ingin segera membasahi lidahku ini dengan darah segarmu yang beraroma lezat ini"
Sambil mengatakan hal itu ia mengambil sebuah belati kecil dari balik kimono pinknya, dengan seringain yang memperlihatkan dua buah taring gadis itu mencabut belati dari sarungnya.
"Nah sekarang yang mana dulu yang harus kupotong "
Dengan langkah pelan ia mendekati si pria sambil menggerak - gerakan belatinya kesana - kemari.
Ketika langkahnya dengan sang mangsa hanya tinggal beberapa centi lagi, ia langsung dihadiahi dengan sebuah balok kayu yang menabrak jidatnya dengan keras.
Balok tersebut melesat begitu cepat, bahkan bagi seorang vampire yang memiliki indra penglihatan dan gerakan yang melebihi manusia biasa, hal tersebut masihlah terlalu cepat baginya.
"Itai"
Ia meringis sembari memegangi area jidatnya yang membesar.
" wah - wah ternyata si jidat lebar ya "
Dari balik kegelapan yang dimana balok kayu tersebut berasal, terdengar suara gadis yang terdengar tidak bagi keduanya.
Keduanya menunjukan reaksi masing - masing, dimana si vampire memasang ekpresi siaga, tak jauh dengan si vampire, pria itu tampak waspada namun dengan tubuh yang membeku seketika.
" jangan kau kira kau bisa selamat setelah menggoda priaku "
Dari balik kegelapan naruto melesat dengan mengayunkan pedang emas ke arah vampire itu.
•
•
•
untuk sekarang hanya disini saja, karena you knowlah saya sedang tidak mood mengetik.
Ohya difanfic ini akan banyak char anime lain selain dxd ama naruto.
Ohya semoga kalian menyukai fanfic ini.
Bye, jumpa lagi di chap depan.
