'My Husband My Student'

.

Kuroko No Basuke

.

Disclaimer : Tadatoshi Fujimaki

.

Typo dan sebagainya harap dimaklumi, OOC.

.

.

.

Mayuzumi Chihiro berdiri gugup diatas altar. Tangan meremat ujung tuxedo putih dengan hiasan mawar merah disakunya erat. Wajah datar namun mata tersirat akan kegugupan menunggu calon pengantin yang entah kenapa pintu bercat putih didepan sana tidak kunjung terbuka. Mata bergulir kesisi altar, terlihat kedua orang tua, calon- sebentar lagi menjadi mertua dan teman-temannya duduk dengan senyum mengembang menggambarkan kebahagian untuk dirinya yang akhirnya menikah setelah umurnya lewat dari angka 3. Iya, umur Mayuzumi 32 tahun ini. Sebenarnya Mayuzumi ogah nikah. Ribet. Ngurus istri dan ngurus anak, belum ngurus anak-anak didiknya disekolah. Mayuzumi itu seorang guru, guru bahasa lebih tepatnya. Seorang guru di SMA Teiko milik mertuanya. Awal mula sesi lamar melamar Mayuzumi tidak tahu. Tahu-tahu saja dirinya akan dinikahkan dengan calon yang sampai detik ini Mayuzumi berdiri dialtar tidak tahu rupanya kaya apa. Kata Nijimura sih calonnya kawai. Moe mirip karakter loli kesukaan Mayuzumi. Mayuzumi cuma ngangguk sebagai jawaban. Setidaknya calonnya tidak mirip seperti penjaga toko buku langganannya. Tubuh gempal, pipi macem bakpo dan Mayuzumi hampir tidak bisa membedakan mana perut mana pantat kalau Mayuzumi tidak tau letak perut didepan bawah dada dan pantat dibelakang.

Pintu putih besar terbuka memunculkan gadis bersurai merah sepunggung. Kepala merah diberi hiasan bunga dengan warna senada gaun pengantin yang dipakenya. Gaun pengantin berwarna putih tulang mengembang dibagian bawah dengan ekor panjang yang terseret-seret saat sicalon jalan kearah altar. Mayuzumi terpana, mata tidak berkedip barang sekali. Calonnya benar-benar cantik. Wajah oval, bibir merah tipis, bulu mata lentik, leher jenjang dengan hiasan kalung dan kulit putih bersih serta mulus yang terlihat dari bahu serta lengannya. Tangan dijulurkan membantu sang calon naik keatas altar. Seperti dugaannya. Mulus.

Sesi mengingat janji suci telai usai semenjak 10 menit yang lalu. Mayuzumi tersenyum ganteng berdiri dengan tangan diapit istri sahnya. Menyalami satu persatu tamu undangan ramah. Bukan Mayuzumi sekali mengingat dirinya dijuluki sidatar dari Teiko.

"Selamat ya Chihiro, akhirnya nikah juga hahaha." Nijimura menjabat tangan Mayuzumi brutal.

"Ya, sama-sama." Balas Mayuzumi. Tangan Nijimura yang masih berjabat tangan dengan Mayuzumi ditarik untuk memeluk sahabat masa kecilnya sampai sekarang. Terharu, teman yang memiliki kelebihan dibibir mau menemani masa-masa single nya sampai Mayuzumi nikah.

"Kapan kau nyusul ?" Tanya Mayuzumi sambil mengeratkan pelukannya.

"Belum ada calon yang pas. Mungkin nanti." Balas Nijimura sambil melepaskan pelukan Mayuzumi.

"Akashi-san...oh sekarang jadi Mayuzumi yah ? Selamat yah, walaupun mukanya datar gini tapi gantengkan ?" Nijimura menunjuk muka Mayuzumi lancang. Bibir tersenyum ganteng dengan mata mengedip nakal menggoda istri temannya.

Akashi Seijuurou, yang sekarang menjadi istri sah Mayuzumi bulshing. "Iya." Balasnya pelan sambil menunduk. Malu broo.

"Ck. Jangan goda istri ku monyong." Mayuzumi menggeplak kepala Nijimura pelan. Yang digeplak cengengesan tidak jelas.

"Ya sudah, aku pulang dulu. Ngomong-ngomong Chihiro, malam nanti pelan-pelan yah." Ujarnya usil dan melangkah pergi secepat kilat sebelum kena geplak Mayuzumi lagi.

"Hehehe teman Chihiro-san lucu yah." Ujar Akashi, tangan kembali mengapit lengan Mayuzumi.

"Apa ? kau naksir yah ?" Mata Mayuzumi memincing tajam, alis menukik dengan dahi mengerut dan bibir yang sedikit dimajukan. Akashi terkekeh. Suaminya ternyata lucu juga kalau sedang cemburu.

"Tidak kok."

5 jam lebih berdiri menyalami tamu undangan membuat kakinya pegal. Tuxedo putih dilepas asal, tubuh direbahkan diatas ranjang dengan hiasan kelopak mawar merah berbentuk hati diatasnya.

"Chihiro-san sepatunya dilepas dulu sebelum rebahan." Akashi melepas sepatu Mayuzumi. Gaun dan hiasan bunga dikepala masih menempel ditubuhnya.

"Sei." Mayuzumi mengubah posisi menjadi duduk. Mata menatap lurus manik ruby yang terlihat berkilau terkena cahaya lampu. Tangan terulur melepas hiasan bunga dikepala merah Akashi, turun, tangan Mayuzumi membelai pipi Akashi yang sedikit cubby. Halus. Batinnya.

Akashi bulshing. Jantung berdebar tidak karuan. Daiki bilang malam pertama malam yang paling dinanti oleh pengantin baru karena pertama kali dalam hidup akan merasakan yang namanya 'terbang sampai langit ketujuh.'. Tapi Shintarou bilang malam pertama itu sakit. Dan Tetsuya bilang malam pertama itu manis kaya vanilla milkshake minuman favoritnya.

Brukkk

Posisi berubah, Akashi terlentang diatas ranjang dengan tubuh dikukung Mayuzumi. Jantungnya semakin berdetak tidak karuan. Grogi, gugup, malu bercampur jadi satu.

"Sei boleh ?" Izin Mayuzumi. Manik abu menatap bibir merah Akashi yang sedikit terbuka. Akashi mengangguk ragu. Sudah kewajibannya untuk memuaskan suaminya saat malam pertama dan malam-malam berikutnya. Dosa kalau Akashi menolak ajakan Mayuzumi untuk ehm menikmati malam pertamanya bukan ?.

Jarak ditepis. Bibir saling menempel dengan tubuh saling bersinggungan. Pelan, Mayuzumi mulai melumat bibir ranum Akashi. Menggigit kecil sebelum menerobos masuk. Lidah bergerak liar membuat Akashi mengerang. Tangan bergerak mengelus lengan Akashi menggoda.

Tautan dilepas, nafas memburu meraup oksigen. Mayuzumi terpana, istrinya benar-benar indah untuk dilihat. Bibir bengkak sedikit terbuka, air liur menetes dan muka semerah tomat serta mata sayu minta dimanjakan. Oke, Mayuzumi khilaf pun tak apa. Akashi istri sahnya, mau dibegini dan begitukan tidak masalah. Sudah sah.

Bibir kembali bertemu. Hisap, jilat dan terobos masuk. Tangan mulai usil membuka gaun pengantin Akashi. Ribet. Mayuzumi ngedumel dihati. Tangan menyelip masuk kepunggung Akashi, membuka resleting gaun tidak sabaran. Panas dan bergairah. Mayuzumi sudah tidak tahan menahan sesuatu dibawah sana yang kian sesak. Resleting berhasil dibuka, tangan meraba punggung Akashi menggoda dengan bibir saling bertautan. Saling hisap dan menggoda satu sama lain. Puas dengan punggung, tangan Mayuzumi pindah meraba bahu Akashi sebelum turun kedada. Menurunkam gaun yang dikenakan Akashi dan meraba pelan penuh nafsu. Gerakan tangan terhenti, lidah yang semula bergerak liar menggoda lidah Akashi pun ikut terhenti.

Datar.

Akashi melepaskan tautan, mata mengerjap beberapa kali sebelum fokus melihat Mayuzumi yang terdiam kaku. Alis menukik tanjam dengan dahi mengerut.

"Chihiro-san ?" Panggil Akashi. Mayuzumi mengerjap, tangan didada Akashi bergerak kembali dan menekan tonjolan merah disana membuat Akashi mendesah.

"Sei." Tangan masih meraba-raba dengan sesekali tekanan dinipel Akashi.

"Ahh yahh."

"Dadamu datar."

Akashi mengerjap. Memangnya kenapa kalau dadanya datar ? Wajar kan. Kalau menggelembung macam Satsuki malah jadi aneh dan menakutkan kan ?.

"Kenapa ? Chihiro-san tidak suka ?" Nada Akashi mengecil diakhir. Bibir bawah digigit, muka yang semula bergairah menjadi nelangsa.

"Bu-bukannya tidak suka."

"Kalau Chihiro-san mau yang besar aku ngga bisa kasih hiks aku kan-"

"Ok ok. Maaf aku cuma kaget saja. Jangan nangis ok." Mayuzumi panik. Tangan menyibak poni Akashi dan mencium kening Akashi. Mengelap cairan bening yang keluar dari ujung pelupuk mata Akashi pelan.

"Hiks habis Chihiro-san tidak suka."

"Aku suka. Iya aku suka. Kita lanjut yah." Akashi mengangguk. Tangan mengelap ingus pelan.

Mayuzumi menarik nafas pelan sebelum melanjutkan aktivitas yang tertunda. Bibir kembali saling melumat. Tangan kembali meraba dada Akashi. Menekan dan memilin gemas membuat Akashi mengerang tertahan disela-sela ciumannya.

'Ngga papa datar, yang penting Moe. Semangat !!!'. Batin Mayuzumi menyemangati dirinya sendiri. Sejujurnya Mayuzumi kecewa dada istrinya tidak seperti bayangannya. Bukan dada yang mengembangnya sampai tumpah kemana-mana. Awal Mayuzumi melihat Akashi dialtar yang dilihat dan diperhatikan hanya wajah Akashi yang begitu cantik, moe, kawaii dan mempesona tanpa melihat kebawah dan kebawahnya lagi. Jadi saat meraba dada Akashi yang ternyata sangat datar membuat Mayuzumi bingung bercampur kaget.

"Engg ahh Chi...ro-san..."

Tangan menurunkan lebih gaun yang dipake Akashi hingga perut rata agak berorot Akashi terekspos. Mengelus pelan dan bermain-main disekitar pusar Akashi.

'Hm pantas dadanya datar, perutnya kotak-kotak. Ck, bisa gawat kalau ketauan selingkuh.'

"Ahh ahh Chihiro-san cium." Pinta Akashi. Mata merem melek nikmat efek tangan Mayuzumi yang bermain ditubuhnya.

Mayuzumi mengangguk. Tautan yang semula terlepas menyatu kembali. Menyesap dam mengeksplore mulut Akashi. Tangan makin turun kebawah hingga menyentuh sesuatu yang membuat Akashi menggelinjang kaget.

Untuk kedua kalinya aktivitas Mayuzumi terhenti. Tangan dibawah membeku memegang sesuatu yang menonjol dibalik gaun. Ciuman terlepas. Otaknya mendadak blank saat meremas sesuata dibawah gaun yang amat sangat familir ditangannya. Bentuknya sama hanya ukurannya yang berbeda.

'Ini apa ?' Batin Mayuzumi mulai panik. Muka yang dari sananya pucat bertambah pucat mirip mayat yang dibekukkan. Sedangkan Akashi sibuk mendesah nikmat bagian paling penting ditubuhnya diremas-remas oleh Mayuzumi.

"Tidak mungkin." Gumam Mayuzumi pelan. Secepat kilat tangan Mayuzumi menurunkam gaun Akashi hingga sesuatu menyembul disana. Berdiri dengan kokohnya minta dihisap dan dimanjakan. Sesuatu yang mirip dengan milikinya yang masih tersembunyi dibalik celananya.

"Sei." Panggil Mayuzumi lirih. Mata mengerjap beberapa kali untuk memastikan apa yang dilihatnya asli bukan ilusi.

Tangan kembali menggenggam milik Akashi, merematnya pelan dan Akashi semakin mendesah.

"As-as-asliiii."

GDEBRUUUKKK

Suara gedebrung nyaring membuat Akashi terlonjak kaget. Duduk dari acara rebahan nikmat dan memandang sekeliling awas.

"Chihiro-san tadi itu suara apa ?"

Tidak ada sahutan, kepala merah menengok untuk melihat Mayuzumi.

Kosong

"Chihiro-san." Panggil Akashi. "Chihiro-san jangan main petak umpet dong. Aku-aku...ehm ini nanggung bangett." Akashi meringis saat miliknya bergesekan dengan gaun pengantinnya.

Masih tidak ada sahutan. Akashi menghela nafas kesal. Dirinya sudah sangat keras minta keluar tapi malah suaminya ngajakin main petak umpet. Dada dielus sabar beberapa kali sebelum turun dari ranjang. Meladeni suaminya main petak umpet sampai ketemu titik.

"Chihiro-san kalau ketemu lanjutin yah ?" Kaki menampak lantai kamar yang terasa empuk ehhh empuk. Akashi menunduk, yang dilihatnya surai abu, kemeja putih, muka datar, mata tertutup dengan mulut terbuka.

"CHIHIROOOO-SAANNNN !!!!!."

Malam pertama yang sungguh indah bukan ?.

TBC

Ini saya baca fic lama jadi kepikiran bikin ginian wkwkw. Satu pelajaran yang diambil, jangan liat orang dari wajahnya. Tapi bagian bawah dan bawahnya lagi juga ikutan diliat. Karena apa ? Sekedar cantik dan ganteng, banci sama waria thailand pun bisa :v . Oh terima kasih yang sudah meluangkan waktunya untuk mampir dan membaca. Kalau berkenan silahkan rievew. Selamat malam.