Tittle : Yes, I Will
Genre: friendship, drama, hurt
Main Pairing: SeKai/HunKai
Other cast : Some person in SMent
Rated : T
Warn: Typos, yaoi(?)
Summary: Bukankah kita sahabat? Maka dari itu akan kulakukan tugasku sebagai seorang sahabat. Ya, aku akan melakukan semuanya untukmu.
O
-Author pov'-
Seorang namja berusia 10 tahun dan bekulit putih pucat, berlari mengelilingi taman bermain. Tak jauh dibelakangnya seorang namja yang seusia dengannya hanya kulitnya berwarna tan, berlari mengejarnya. Sang namja berkulit pucat tertawa ketika melihat sahabatnya mulai lelah mengejarnya. Dan memang terbukti karena tidak berapa lama namja berkulit tan tersebut menghentikan aksi mengejar sahabatnya dan duduk di jalan setapak dalam taman. Namja berkulit pucat menghentikan acara berlarinya dan tertawa terbahak-bahak.
"Uhh,, Sehunie menyebalkan!" seru namja berkulit tan –sambil mempoutkan bibirnya dan melipat kedua tangannya di dada- kepada namja berkulit pucat, alias Sehun.
"Hahahaha… Kamjjong-ah, kau harus melihat wajahmu saat ini! Hahahaha," Tawa Sehun semakin keras ketika melihat wajah cemberut namja berkulit tan yang dipanggilnya Kamjjong.
Namun, tidak berapa lama, tawa Sehun terhenti digantikan ringisan kesakitan. Ia memegang dadanya yang terasa sakit. Kai –nama asli Kamjjong- yang melihat Sehun kesakitan segera berlari menghampiri Sehun yang sedang terduduk sambil memegangi dadanya. Ia berlutut di samping Sehun dan memandangnya khawatir. Air mata sudah berkumpul di pelupuk matanya dan bersiap turun kapan saja tanpa diminta oleh sang pemilik.
"Sehunie… Sehunie kenapa? Sehunie sakit?" Kai panic ketika melihat sahabatnya kesakitan. Air mata yang sedari tadi sudah berkumpul di pelupuk matanya, jatuh begitu saja. Ia begitu takut terjadi apa-apa pada sahabatnya itu.
"Tas… Kamjjong… Tasku…," Sehun berkata dengan terbata-bata. Nafasnya tersengal-sengal ketika berusaha mengeluarkan suaranya.
Kai yang langsung mengerti maksud Sehun segera berlari ke arah tas Sehun yang terletak di atas salah satu bangku taman. Ia menyambar tas Sehun dan dengan tergesa-gesa berlari menghampiri Sehun. Ia sempat terjatuh dan menyebabkan tangan serta lututnya mengeluarkan darah. Tapi ia menghiraukan luka tersebut dan kembali berlari menghampiri Sehun, sedikit meringis ketika harus berlari karena tangan dan lututnya terasa perih saat berlari.
"Sehunie… Ini tasmu," Kai memberikan tas tersebut pada Sehun yang segera diambil oleh Sehun.
Sehun membuka tasnya dan merogoh isinya. Ia mengeluarkan sebuah botol dan meminum isinya. Perlahan-perlahan keadaannya membaik. Ia mengatur nafasnya yang sempat terasa sesak.
"Hikss.. Sehunie… Sehunie kenapa?" suara seorang namja menyadarkannya, membuatnya menoleh ke samping kananya. Dapat dilihatnya, sahabatnya dari kecil menangis sesenggukan.
Sehun tersenyum kecil menyadari bahwa ia benar-benar membuat Kamjjong-nya khawatir. Ia memeluk Kai yang tengah menangis dan mengelus pelan kepalanya.
"Uljima, Kamjjongie~ Aku sudah tidak apa-apa," kata Sehun menenangkan Kai dipelukannya.
"Kau membuatku takut, Sehunie," jawab Kai yang sudah sedikit tenang.
"Mianhae kalau aku membuatmu takut, Kamjjongie," Sehun tersenyum kembali ketika Kai mengangguk di pelukannya. Kadang ia bingung dengan sikap Kai yang masih lebih kekanakan dibanding dengannya, padahal umur Kai lebih tua darinya –walaupun hanya beda 3 bulan-.
"Setelah merasa tenang, Kai, melepas pelukannya pada Sehun. Sehun tersenyum padanya dan dibalas juga dengan senyuman olehnya. Tapi beberapa detik kemudian, Sehun menyadari luka di tangan dan lutut Kai.
"Lutut dan tanganmu berdarah, Kamjjong," kata Sehun sambil menunjuk lutut Kai yang mulai banyak mengeluarkan cairan berwarna merah kental.
"Ah, ya…," tanggap Kai singkat.
"Gwaenchana? Apa itu tidak sakit? Sebaiknya kita pulang saja dan mengobati lukamu," Sehun berbicara panjang lebar dan hanya ditanggapi oleh senyuman kecil oleh Kai.
"Nan, gwaenchana, Sehun-ah!" jawab Kai ketika melihat wajah Sehun yang seakan tidak percaya padanya.
"Baiklah, aku percaya padamu. Tapi gunakan ini," Sehun mengambil saputangannya dan memberikannya sedikit air. "Setidaknya bersihkan darahmu dulu," lanjutnya, lalu memberikan saputangannya pada Kai.
"Nan…"
"Kamjjong!" Sehun menyela perkataan Kai yang ia yakin akan memprotesnya. Ia tahu seifat Kai yang selalu berusaha kuat di depan orang lain –termasuk Sehun-, padahal itu dapat menyakiti dirinya sendiri.
Kai yang mendapat tatapan 'TAK ADA PROTES' dari Sehun akhirnya menyerah. Lagipula ia yakin jika ia memprotes lagi, Sehun terus memaksanya. Ia menghela nafasnya lalu menerima saputangan Sehun. Dan Sehun tersenyum ketika melihat Kai mengambil saputangan di tangannya.
"Good boy!" ucap Sehun sambil mengacak rambut Kai dan hanya ditanggapi senyum simpul oleh Kai yang sedang membersihkan lukanya.
Mereka terdiam untuk beberapa lama, seibuk dengan pikiran masing-masing.
"Sehunie…," panggil Kai memecah keheningan diantara mereka.
"Hm?"
"Sebenarnya, kamu sakit apa? Yang… yang tadi itu obat apa?" Kai bertanya pada Sehun dengan suara kecil yang hampir tidak terdengar. Ia takut pertanyaannya malah memberikan jawaban yang tidak diinginkannya.
Tubuh Sehun menegang ketika mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut Kai. Ia tidak menyangka Kai akan menanyakan pertanyaan itu. Tapi, ya, ini memang pertama kalinya Kai melihat darinya seperti hari ini. Sehun memutar otaknya untuk mencari jawaban yang dapat diberikan pada Kai.
"Hun.. OH SEHUN!" suara Kai yang sedikit lebih keras, menyadarkannya dari lamunan.
"Eh ya? Itu… eh.. itu obat… obat.. eh.. obat.. asma," hawab Sehun dengan terbata tapi berusaha menunjukkan ekpresi sewajar-wajarnya, padahal ia sendiri sedang merutuki dirinya karena memberikan jawaban 'asma' pada Kai.
Kai mengerutkan keningnya. 'Sejak kapan Sehun punya penyakit asma?' batinnya. Ia yakin ada yang disembunyikan Sehun darinya. Tapi akhirnya, ia memutuskan untuk tidak bertanya lebih lanjut dan memutuskan untuk mencari tahu sendiri nanti.
"Oh..," hanya tanggapan itu yang akhirnya keluar dari mulut Kai. Sedangkan Sehun, ia bernafas dengan lega karena Kai tidak menanyakan hal itu lebih lanjut.
"Kamjjong, bagaimana kalau kita main di rumahku saja? Aku punya video games terbaru," tanya Sehun antusias ketika ia teringat dengan video gamesnya.
"Jinjja? Aku setuju!" jawab Kai dengan bersemangat. Ia berdiri dari duduknya dan mengambil tasnya yang ada di bangku taman yang sama dengan tas Sehun tadinya.
"Nah, kajja!"
Sehun memanggul tasnya dan berjalan beriringan bersama Kai menuju rumahnya yang tidak jauh dari taman itu. Perjalanan pulang mereka diiringi oleh canda dan tawa yang keluar dari kedua mulut namja kecil itu.
O
Setelah berjalan beberapa lama, akhirnya Sehun dan Kai tiba depan sebuah rumah besar. Seorang satpam segera menghampiri pagar besar rumah itu dan membukanya ketika mengenali sosok di luar pagar. Sehun melemparkan senyum pada satpam ketika pintu pagar sudah dibuka, begitu juga dengan Kai.
"Selamat sore, Park Ahjussi," sapa Kai pada satpam rumah besar itu, yang tidak lain adalah rumah Sehun.
"Selamat sore, Kai," satpam itu membalas sapaan Kai ramah. Ia sudah sangat mengenal sahabat dari kecil tuan mudanya itu, karena sedari dulu Sehun selalu mengajak Kai datang ke rumahnya.
Mereka kembali berjalan menuju pintu masuk. Sehun membuka pintunya lalu masuk ke dalam diikuti oleh Kai yang berjalan di belakangnya. Mereka berjalan ke ruang tamu dan menemukan seorang yeoja –eomma Sehun- sedang menonton TV.
"Eomma, aku pulang!" sapa Sehun pada eommanya.
Eomma Sehun membalikkan padanya ketika mendengar suara Sehun. Ia tersenyum melihat kami berdua dan menghampiri kami berdua.
"Wah, ada Kai juga. Sudah lama ahjumma tidak melihatmu," kata eomma Sehun pada Kai.
"Annyeong, ahjumma," sapa Kai ramah sambil sedikit membungkukkan padanya.
"Eomma, aku dan Kai ke atas, ya?" kata Sehun pada eommanya.
"Ya, sudah, sana gih. Eomma bikinkan kalian minum dulu," jawab eomma Sehun lalu ia beranjak menuju ke dapur.
"Kajja!" Sehun menaiki tangga yang menuju ke kamarnya di lantai 2 dan kembali Kai mengekor di belakangnya.
Sehun membuka pintu kamar yang bertuliskan 'Sehun' dan menyalakan saklar lampu. Terlihat kamar yang begitu luas di dalamnya dengan berbagai peralatan mulai dari barang elektronik sampai perabotan kamar dan mainan-mainan Sehun. Sehun meletakkan tasnya di atas meja belajarnya sedangkan Kai duduk di atas karpet di kamar Sehun.
"Kamjjong, aku mau mandi dulu, ne? Sebentar saja," izin Sehun pada Kai dan dibalas anggukan oleh Kai.
Setelah Sehun menghilang di balik pintu kamar mandi, Kai mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut kamar Sehun. Sudah lama juga ia tidak pernah main ke sini dan kamar ini masih belum berubah. Masih rapi dan diisi oleh barang-barang mewah milik Sehun.
TOK! TOK! TOK!
Tiba-tiba terdengar suara pintu. Kai mengalihkan perhatiannya dan tidak berapa lama pintu terbuka, memperlihat eomma Sehun yang sedang membawa nampan berisi 2 gelas orange juice dan setoples cookies.
"Oh? Sehun mana, Kai?" tanya ahjumma ketika tidak melihat anaknya di kamar. Ia berjalan memasuki kamar dan menaruh makanan dan minuman yang ia bawa di karpet.
"Dia lagi mandi. Ah, terima kasih, ahjumma," kata Kai dan dibalas senyuman oleh Oh Ahjumma.
"Kalau begitu, ahjumma turun dulu. Kai nonton TV saja dulu, supaya gak bosan nungguin si Sehun mandi," Oh ahjumma menwarkan dan siap beranjak dari posisi berlututnya setelah menaruh makanan dan minuman.
"Eh, ahjumma," Kai memanggil Oh ahjumma, membuat wanita paruh baya itu mengurungkan niatnya untuk berdiri.
"Ada apa, Kai?" Oh ahjumma bertanya pada Kai.
Kai terdiam. Ia ragu untuk bertanya pada Oh ahjumma. Entah kenapa, saat eomma Sehun menanyakan Sehun, ia teringat kejadian di taman tadi dan membuatnya menghentikan eomma Sehun ketika akan beranjak di sana. Ia melirik sekilas ke arah pintu kamar mandi yang masih tertutup rapat dan masih terdengar suara gemuruh air. Kai menghela nafasnya.
"Eh, ahjumma. Sebenarnya… Sehun itu sakit apa?" tanya Kai dengan ragu.
Eomma Sehun terlihat kaget dan bingung mendengar pertanyaan Kai. Melihat itu, Kai menceritakan kejadian di taman bermain tadi. Oh ahjumma sedikit terkejut saat Kai menceritakan bagian saat Sehun kesakitan, tapi kembali tenang ketika Kai mengatakan bahwa Sehun baik-baik saja setelah meminum isi dari sebuah botol. Ketika Kai selesai menceritakan semuanya, eomma Sehun mengehela nafasnya. Ada raut bingung dan kesedihan yang tergambar di wajahnya. Tapi akhirnya ia tersenyum pada Kai.
"Ternyata Sehun belum menceritakan padamu, ya, Kai?" tanya eomma Sehun sambil membelai rambut Kai. Sedangkan Kai mengerutkan dahinya bingung.
Eomma Sehun yang melihat raut wajah Kai kembali menghela nafasnya.
"Sehun… dia mengidap penyakit jantung, kardimiopati dilatasi.."
-TBC-
Hwohoho akhirnya, setelah satu tahun vakum, saya kembali dengan membawa ff SeKai/HunKai. ^-^
Mianhae karena ff yg kedua belum saya selesaikan, tapi saya berjanji akan segera menyelesaikan.
Terima kasih bagi yang sudah membaca ff saya dan mereview-nya~ karena review dari kalian menentukan untuk kelanjutan hidup saya, ehh.. maksud saya kelanjutan ff saya :p
Maaf atas typos yang bertebaran di mana-mana J
Dan terakhir saya mengucapkan,,
ANNYEONG! HIDUP SEKAI/HUNKAI! ^-^
