Vocaloid © Yamaha, Crypton, Internet Co, dll.
Kepala terantuk dinding besi segera menyadarkan empunya agar segera bangun. Sebuah suara pemberitahuan datang beberapa detik kemudian, bahwa kereta telah sampai di tempat tujuan.
Tas dibereskan, tangannya turut merapikan kancing pakaian, serta menyeka air liur hasil kelelahan. Oh, biarlah. Rambut kusut pun bukan masalah selama ia bisa segera berjumpa dengan kasur tercintanya malam ini. Persetan dengan penampilan, ia hampir mendapatkan nirwana dunia!
"Taksi, Nona?"
Bukan hal yang aneh bila ada seorang supir taksi pengkolan mampir mencari pelanggan. Uang di jaman ini sangat dibutuhkan. Memaklumi, dia hanya bisa menerima tawaran. Lebih cepat lebih baik, begitulah prinsip teguh hidupnya. Hitung-hitung membantu ekonomi orang, apa salahnya?
"Ke jalan di seberang danau." ia berucap. Wajah supir taksi berganti jadi berseri. Gigi putihnya ia tampakkan, poin plus sekali saat melihat bahwa deretannya begitu rapi.
Ia melangkahkan kaki, masuk ke dalam taksi. Sang supir segera melakukan kendaraan ke destinasi yang diinginkan pelanggannya kali ini. Jalan di seberang danau agak jauh, tapi itu bukan masalah bagi supir taksi. Meski hari sudah larut dan bulan sedang berada pada singgasana tertinggi, ia akan tetap melakukannya.
"Baru pulang dari pekerjaan, Nona?"
"Hmmm, begitulah." ia menanggapi malas.
"Bolehkah saya memutar radio?"
"Terserah." penumpangnya tak terlihat peduli.
Si supir kemudian menyalakan radio yang memutar lagu-lagu terkini. Lagu romansa selalu abadi dalam perkembangan jaman, tidak heran jika yang pertama kali terdengar adalah sebuah lirik nada yang begitu menyentuh.
Tenggelam di dalam senja yang berwarna kekuningan
Kota ini memantulkan cahaya dan bayangan yang berkabung
Begitu menyentuh lubuk hatinya. Terasa begitu pahit saat ia menyecap air liurnya sendiri. Penumpang mulai merasa tidak nyaman. Tiba-tiba skeneri malam menarik perhatiannya. Banyak bintang bertebaran di langit, menemani bulan yang selalu sendirian di atas sana. Malam ini semuanya terlalu menyilaukan bagi matanya; sampai-sampai sesuatu yang basah dan hangat mengalir melewati pipinya.
Di tangannya masih tergenggam sepucuk surat bertuliskan undangan atas namanya.
