Disc: Naruto belongs to Masashi Kishimoto

SasuFemNaru

T+

Gender Switch, Fem!Naru, OOC, Typo(s)

Family, Romance

NB: entahlah, ini disebut drabble atau tidak. -_-

...

"A Happy Ending"

Skye Haruna

...

Naruto menonton layar TV dengan bosan. Kini ia tak lagi memiliki aktivitas yang bisa membuatnya sibuk seperti dulu.

Seyelah bertahun - tahun membintangi serial televisi yang berjudul nama aslinya, ia dan Sasuke, suaminya, memutuskan untuk cuti sementara dari dunia hiburan. Namun mereka masih menerima tawaran untuk sekedar wawancara, pemotretan majalah atau menghadiri penerimaan penghargaan keartisan.

Hey siapa yang tidak lelah? Sudah bertahun - tahun ia menjadi tokoh utama, dimulai saat umur empat tahun sampai dinikahi dan sekarang dihamili oleh salah satu pemainnya.

Lamunannya terhenti kala mendengar kekehan Sasuke yang duduk disampingnya. Beberapa hari yang lalau, suaminya itu mengatakan jika ia menemukan beberapa cerita dari internet mengenai mereka berdua. ia juga mengatakan jika itu buatan fans mereka. Saat itu ia tak terlalu tertarik untuk ikut membaca karena kelelahan, kehamilan membuatnya cepat mengantuk.

Wanita hamil itu mendesah, Ia sekarang dilanda kebosanan. ia memutuskan untuk mematikan TV dan bergabung dengan suaminya. Naruto meletakkan dagunya dibahu lebar Sasuke dan melihat ke arah Smartphone milik suaminya itu.

Alis pirangnya mengerut, Wattpad? Batinnya, lalu ia membaca beberapa baris kalimat cerita itu.

Sasuke menurunkan sebelah bahunya yang menjadi sandaran sang istri, ia menolehkan kepalanya dan tersenyum geli melihat raut wajah cantik wanitanya.

"Astaga, aku akan sangat bahagia jika hidup dalam cerita buatan mereka, kau sering memeluk dan menciumku disana" ujarnya sambil menunjuk ke arah Smartphone milik Sasuke. Dan dijawab kekehan Sasuke.

"Lalu apa kau ingin aku seperti itu juga?"

Wajah Naruto memerah, "Kau akan melakukannya hanya saat kau ingin saja" ucapnya setengah merajuk, memancing agar suaminya mau memperlakukannya sama.

Sasuke tersenyum dalam hati paham akan keinginan tersirat dari istrinya, ia meletakkan Smartphone dipangkuannya, kemudian membalikkan badan menghadap Naruto.

"Baiklah, sekarang aku ingin melakukan itu" ujarnya, kedua tangan kekarnya memeluk tubuh Naruto, "Peluk" kemudian ia mencium bibir kesukaannya, "Lalu cium" ucapnya sambil tertawa. Merasa lucu dan senang bisa menghibur istrinya.

Wanita berambut pirang itu tertawa geli menerima perlakuan lembut suaminya. Ia menyandarkan kembali kepalanya dibahu Sasuke dan melanjutkan kembali membaca cerita itu bersama - sama.

Beberapa saat membaca, mereka berdua kembali terkikik geli, "Ya Tuhan! Kau benar - benar sama seperti yang meeka banyangkan! Benar - benar masum" ujarnya sambil tertawa.

"Apa aku harus melakukan ini juga? Memeluk dan menciummu dengan maksud untuk menyetu-" ucapan Sasuke terpotong karena tangan putih istrinya dengan cepat menutup mulutnya. Sasuke melirik dan tersenyum dalam bekapan, melihat wajah istrinya kembali memerah untuk kali ini semerah tomat.

"Kau tega sekali, kehamilanku sudah menginjak minggu ke tiga puluh dua. Aku akan sangat lelah jika kau melakukannya" Sasuke melepaskan tangan lembut itu, kemudian mengecup telapak tangannya, "'Melakukan' apa yang kau maksud? Hm?" bisik Sasuke intim.

"Ah! Kau ini!" Naruto memanyunkan bibirnya kesal suaminya pura - pura tidak tahu.

Sasuke tertawa keras, ia nampak sangat menikmati momen menggoda Naruto, baginya ini merupakan hiburan tersendiri. Ia memajukan wajahnya untuk mengecup bibir mungil Naruto. Tangan kanannya yang bebas mengusap lembut perut buncit Istrinya. Ia menambah kecupan - kecupan lain diwajah istrinya saat ia melihat wajah Naruto yang merona.

Ia mengecup wajah istrinya berulang kali dengan gemas. Naruto hanya bisa pasrah menerima serangan dari suaminya sembari terkikik geli.

Kemudian mereka melanjutkan membaca cerita tersebut sambil menyandarkan kepala satu sama lain. Ada kalanya raut wajah mereka senangdan mengerut sedih, turut merasakan setiap kejadian yang dilalui oleh tokoh-tokoh yang diperankan mereka dalam cerita tersebut.

"Ada apa?" Tanya Sasuke khawatir ketika melihat istrinya tiba-tiba duduk tegak dan mengelus perut buncitnya.

Naruto menggeleng, "Tidak apa-apa" jawabnya lirih. "Ryo-chan hanya menendangku" lanjutnya seraya memberikan senyum menenangkan untuk prianya.

Sasuke menghela nafas, ia beranjak meletakkan Smartphone-nya di meja lalu duduk di karpet untuk memeluk perut bulat istrinya.

Sasuke menempelkan pipi dan telinganya,lalu mengecup pelan perut Naruto, "Semakin lama, Ryosuke samakin aktif" Naruto menjawabnya dengan berguman pelan sambil mengelus rambut raven suaminya. Ia masih merasakan bayi dalam perutnya menggeliat kecil.

"Apa ini, sayang?" tanya Sasuke. Netra oniksnya terpaku pada benjolan cukup besar disisi kiri perut istrinya.

"Hm? Entahlah? Mungkin siku atau lutut mungilnya"ujar Naruto syahdu. Ia merasakan telapak tangan Sasuke yang besar mengelus bejolan itu.

Sasuke menyunggingkan senyuman lembut,dadnya menghangat ketika terlintas dibenaknya bayangan sang putra berlari-lari lalu melempar mainan ke arahnya, "Dia akan menyempurnakan cinta kita" bisik Sasuke lembut setelah beberapa saat terdiam. Oniksnya beralih menatap dua buah permata safir dihadapannya, safir yang akan selalu ia lihat ketika terbangun dan akan terlelap sepanjang hidupnya.

"Mari kita buat cerita kita sendiri. Bersama Ryosuke dan adik-adiknya kelak" ucapnya penuh kelembutan dan kesungguhan. Naruto mengangguk sambil menggenggam tangan suaminya yang masih menyentuh perut berisi buah cinta mereka.

"Ya.. Pasti"

END

Thanks for reading ^^