I Know You Have A Girlfriend

Main pair: Yunho Jung x Jaejoong Kim

Romance/Comedy

Rated: M

CHAPTER 1

"Ringringringringring!"

"Uhm hello?" sahutku dengan suara yang masih serak.

"Hello sayang, kau sudah bangun, hari ini temani aku berbelanja ya sayang, aku dengar ada tas model keluaran terbaru di sana"

Ah tanpa perlu bertanya lagi aku hafal, ini pacarku. Pagi-pagi begini haaah…

"Uhm… Ah ya, tentu saja sayang aku akan menemanimu tapi jangan lama-lama ya" sahutku lagi padanya.

"Tentu saja aku hanya melihat apakah benar tas model terbaru itu sudah ada atau belum. Jam 10 ini dikampus ya sayang. Aku mencintaimu" balasnya lagi.

"Baiklah kau sudah berjanji. Jam 10 aku jemput ya. Aku mencintaimu juga"

Pip. Kuputuskan sambungan telepon kami. Masih jam 6 lewat 30 lebih. Aku masih mengantuk dan kuputuskan tidur lagi. Entah kenapa pagi ini dingin sekali, aku jadi malas bangun.

Xoxox xoxoX

"Uhm sudah jam berapa ini?" tanyaku entah pada siapa.

"Astaga! Sudah jam 9 lewat 30 menit! Aku harus bergegas!"

Buru-buru aku mandi dan secepat mungkin menuju ke tempat kekasihku. Dia pasti marah kalau aku terlambat.

"Astaga! Aku lupa menaruh dompet dimana. Aissh!" rutukku lagi karena kebodohan yang kulakukan. Salahkan Yoochun yang tadi malam memaksaku membantunya mengerjakan tugas mingguannya.

'Sial kau Yoochun!' umpatku lagi.

Kubongkar lemari pakaianku. Nihil. Kulanjutkan pada laci meja lampu tidur. Tidak ada juga. Apartemenku sudah tidak berbentuk lagi isinya. Jangan-jangan tertinggal di tempat Yoochun. 'Shit' sumpah serapah tiada henti kutujukan pada Yoochun. Kenapa dia selalu menjadi biangnya sih. Tapi untungnya aku masih menyimpan kartu kredit di lemari.

"Ringringringringring!" Ponselku kembali berbunyi.

Siapa lagi yang menelepon pikirku.

"Hello?"

"Sayang kamu dimana ini sudah hampir jam 10. Aku sudah keluar kelas "

"Ah ya sayang, 10 menit lagi aku kesana"

Pip!

Huh cerewet sekali pacarku ini, ya padahal kami sudah menjalani hubungan selama lebih kurang 1 tahun ini. Pacarku ini penggila fashion berat. Tas, sepatu, gaun, atau apapun itu selalu diburunya terutama yang limited edition dan harus karya desainer ternama.

"Haaah" aku menghela napas berat.

Semakin lama aku tidak mengerti dengan hubungan kami ini. Dia lebih banyak maunya, tidak pernah mendengarkan nasihatku dengan kegilaannya terhadap fashion itu.

Xoxox xoxoX

"Astaga tas karya Jimmy Choo sudah keluar kyaa!"

"Haah" aku hanya bisa menghela napas melihat kelakuan pacarku yang seperti orang gila ini. Matanya kalap melihat barang-barang mahal.

"Yun, maaf mungkin agak lama, aku mau melihat-lihat yang lain dulu"

Ting! Sudah kuduga

"Baiklah, aku duduk disana ya" kataku sambil menunjuk deretan sofa di pojok butik besar ini.

Mataku menatap malas melihat suasana butik besar yang bahkan aku lupa namanya apa. Tempatnya terang sekali sampai membuat mataku sakit dan isinya para wanita semua. Tak sedikit juga aku melihat pria yang menemani wanita-wanita disana, entahlah mungkin pacarnya. Oh lihat! Pria disana sudah seperti kuli bangunan, bagaimana tidak dia membawa banyak sekali belanjaan um mungkin pacarnya. Aku harap Tiffany, pacarku tidak menjadikanku seperti itu.

"Maaf Yun tapi kau tak apa kan?" tanyanya khawatir.

"Aku tak apa sayang" jawabku. Ugh ini gila aku benar-benar jadi kuli bangunan. Dimana harga diriku, belum lagi uangku yang terkuras haaah..

"Bagaimana kalau kita makan siang dulu.. Umm mungkin makan sore" tanyanya lagi, sepertinya Ia sampai lupa ini sudah sore hampir malam bahkan.

"Baiklah, di restoran biasa saja" jawabku cepat.

Tak bisa kupungkiri lagi perutku benar-benar sangat lapar!

"Ah kenyang"

"Um kau pasti kelaparan sekali tadi menemaniku sayang, maaf ya. Lain kali aku akan berusaha mengontrol hasrat belanjaku"

"Tidak apa sayang aku tidak masalah" dustaku. HA! Tentu saja sebagai pria aku tidak mau menyakiti wanitaku terang-terangan.

"Sudah malam. Kau langsung aku antar saja ya" tawarku padanya. Huh! Aku lelah sekali seharian ini.

"Um baiklah. Sekalian mampir ke supermarket ya, aku mau membeli pesanan eomma"

"Terima kasih ya sayang, aku membuatmu repot hari ini" lalu dikecupnya bibirku sebentar.

"Tidak apa-apa sayang sungguh" ujarku memastikan

"Baiklah aku harus masuk"

"Um" Ku kecup keningnya lalu membiarkan Ia masuk terlebih dahulu kemudian aku baru pergi.

Di jalan aku hanya memikirkan tentang hubungan kami ini. Aku tidak tahu apakah aku serius mencintainya. Aku merasa semakin hari hatiku semakin mati rasa. Entahlah ini sungguh membuatku jenuh. Aku bosan dengan semua ini. Apa benar aku dulu mencintainya? Oh aku mengenalnya saat pertama kali Yoochun, sahabatku mengenalkannya padaku. Hei! Yoochun! Dompetku...! Segera saja aku putar balik mobilku melaju ke apartemen Yoochun

Braak!

"Yoochun!" teriakku memastikan dia ada di dalam

Hell. Dimanakah dia. Hei tunggu! Sepertinya…

"Nggh ah.."

"Nggh umm…"

Ku buka sedikit kamar Yoochun dan

"Yooch..un" kataku pelan. Aku kaget sekali melihat dia dan…

"Ah Yun" panggilnya buru-buru ia dan 'partner-nya' saling melepaskan diri.

Aku hanya diam memandang Yoochun dan entahlah aku tidak tahu siapa yang sedang bersamanya, yang ku tahu Yoochun sedang memangkunya. Mereka hampir 'melakukannya' walaupun itu tadi masih tahap awal.

"A-a ku pergi saja nanti kau bisa hubungi aku lagi"

"Baiklah nanti kuhubungi lagi"

Ku perhatikan perempuan tadi merapikan bajunya yang acak-acakan lalu mengambil tas kecilnya dan berlalu melewatiku dengan tergesa-gesa. Wajahnya manis sekali. Entahlah matanya indah. Besar dan yaa indah.

"Kau kenapa kemari Yunho-ah?"

Aku tersadar dari lamunanku akan perempuan barusan.

"Kau sedang apa tadi, siapa dia?" tanyaku bertubi-tubi

"Haah kau mengganggu saja kalau tidak ada kau kau mungkin kami sudah 'bermain'?"

"Bukankah kau baru putus dari Yoona, kenapa cepat sekali kau—"

"Aku menyewanya. Kau tahu dia mahal sekali"

"Jadi dia wanita panggilan?"

"Wanita? Dia pria, bodoh"

"Pria, bagaimana bisa kau—"

"Kau lupa aku bisex?"

Astaga aku hampir lupa dengan orientasi sex sahabatku yang satu ini.

"Dia manis kan?"

"Ah.. iya hei—"

"Hahaha Yunho-ah aku tahu kau sebenarnya sama sepertiku, kenapa menyangkal sudahlah kau akui saja pada pacar bodohmu itu"

"Kau sahabatku seharusnya kau mendukungku bukannya menertawakanku"

"Tentu saja aku kan mendukungmu tapi tidak dengan wanita itu dia licik dan kau dipermainkan olehnya"

"Jangan bicara sembarangan tentang Tiffany dia pacarku"

"Aku tidak heran dia sudah berhasil meracunimu"

"Kau—"

"Aku apa?"

"Kita sahabat aku tidak mau persahabatan kita rusak karena ini, aku kesini ingin mengambil dompetku dimana kau letakkan?"

"Di lemari tv"

"Baiklah aku langsung pulang"

"Yun"

"Ada apa?"

"Ku harap kau mendengar perkataanku tadi dia tidak baik untukmu"

"Sudahlah Chun biarkan aku menjalaninya dulu"

"Terserah kau sajalah jangan menyesal nantinya"

"Aku pulang besok ada kelas. Selamat malam"

Langsung saja aku meninggalkan apartemen Yoochun. Aku heran dengannya, semenjak aku menjalin hubungan dengan Tiffany mengapa sifatnya menjadi begini. Dia seakan-akan tidak setuju dengan hubunganku ah tidak dia memang sangat tidak setuju.

Xoxox xoxoX

"Hoaam"

Aku menatap malas dengan keadaan kelasku pagi ini. Kewarganegaraan memang yang paling membosankan. Lihat saja dosen disana hanya berbicara pada laptopnya sendiri. Tidak melihat mahasiswa yang sibuk sendiri dengan kegiatan masing-masing. Ku lirik ke depan Siwon sedang menggoda Kibum, kupikir seharusnya mereka pacaran saja. Ku lirik lagi ke belakang ada Ahra yang sedang berdandan dan Yoona yang sibuk dengan I-Pad nya. Oh God! Changmin bahkan sedang online dengan laptopnya. Aku heran apa dosen ini tidak mengerti kalau kami bosan dengan metode perkuliahannya.

"Ya untuk tugas rumah kalian buat paper mengenai bla bla bla bla"

Tugas lagi. Paper lagi. Haah

"Hyung aku lapar ayo temani aku ke kantin"

"Baiklah"

"Kau kenapa hyung, ada masalah?" Tanya Changmin, dongsaengku ini.

"Sudah habiskan makanan di mulutmu baru bicara"

Ku lirik sebentar ke arah pintu masuk kantin. Aku melihat sosok perempuan eh atau laki-laki ya…

"Hyung kau lihat apa?"

"Ah tidak aku tidak lihat apa-apa, habiskan makananmu"

"Tapi makananku memang sudah habis—"

Aku masih memperhatikan orang tadi. Aku tidak pernah melihatnya wara-wiri di kampus besar ini. Siapa dia?

"Hyung, kau tertarik dengan Jaejoong hyung ya?

"Ya! Apa katamu?"

"Jaejoong hyung, yang disana itu, sedari tadi kulihat kamu memperhatikannya" tunjuknya ke arah laki-laki tadi yang kini sedang makan sendiri di pojok kantin. Jadi namanya Jaejoong. Dan dia laki-laki hmm.

"Aku tidak tertarik dengannya, hei kau mengenalnya?"

"Tentu saja aku mengenalnya dia teman Leeteuk hyung, mahasiswa semester 8, 2 tingkat di atas kita"

"Aku tidak pernah melihatnya"

"Dia kuliah sambil bekerja hyung, tidak punya waktu untuk main-main di kampus apalagi sekarang dia semester 8 pasti dia hanya mengambil beberapa kelas saja"

"Dia kerja apa?"

"Um setahuku dia bekerja paruh waktu di restoran tapi aku tidak tahu di restoran mana"

"Kau yakin?"

Tentu saja, mau aku tanyakan langsung padanya?" tawarnya yang tiba-tiba bangkit dari kursinya.

"Ya! Jangan bodoh" ku tarik tangannya lalu ia terduduk lagi

"Kau kenapa hyung bukannya kau penasaran?"

"Jangan melakukan hal bodoh!" kataku dengan muka malu, salah tingkah karena beberapa orang memperhatikan kami gara-gara ulah Changmin tadi.

Changmin hanya tersenyum penuh arti.

"Kau benar-benar tertarik padanya hyung"

"Ya! Kau bicara apa"

"Haah sudahlah kau memang susah sekali untuk jujur hyung"

"Ssst diam kau"

"Aku mau ke toilet dulu"

Aku hanya diam lalu ku lirik lagi Jaejoong disana dia makan sambil membaca buku. Sepertinya dia mahasiswa yang rajin.

"Dia manis sekali kan?"

"Ne. Dia manis bahkan sangat man— hei"

"Huahahahaha kau kena hyung"

"Ya! Bocah sial diam kau!"

Ku lirik orang-orang memperhatikan kami oh Changmin kau memang sial. Hei! Jaejoong juga melihat ke arah kami. Aduh malu sekali rasanya.

"Hei hyung wajahmu merah sekali. Omoo! Bahkan merahnya sampai ke telinga"

"Ya! Ya! Ayo kita pergi saja!" langsung saja kutarik Changmin beserta mulut besarnya. Kenapa dia menyebalkan sekali.

Xoxox xoxoX

"Hyung kau malu ya hahaha"

"Diam kau"

Kami sekarang di taman belakang kampus. Di sana tempatnya teduh dan ada kolam ikan koi. Aku suka ke tempat ini.

"Aku sedang bingung min"

"Bingung kenapa hyung?"

"Tentang hubunganku dengan Tiffany"

"Memangnya kalian kenapa?"

"Aku.. Aku sendiri juga bingung bagaimana menceritakannya padamu"

"Apa ada masalah serius diantara kalian?"

"Bukan, masalahnya ada padaku?"

"Maksudmu hyung?"

"Sepertinya aku.. aku"

"Ya hyung?"

"Aku tidak benar-benar mencintainya"

"Omoo! Kenapa bisa begitu?

"Aku juga tidak tahu min tapi aku tidak tega memutuskannya secepat ini"

"Aku tidak tahu harus bilang apa padamu tentang hubunganmu hyung"

Hening

"Min"

"Ya?"

"Menurutmu kalau aku mendekati Jaejoong bagaimana?"

"Omoo apa maksudmu hyung?"

"Aku sedikit tertarik padanya"

TBC

Bagaimana?

Review sangat dinantikan! \:D/

See ya! :D