Bella : Yahoo kita kembali di tengah-tengah keluarga fandom KK v(^_^)v
Meirin : Kali ini kita kembali dengan fanfic terbaru dari kami. Meskipun fanfic pertama kami belum selesai -_-
Ryu : Bedanya, kali ini ceritanya lebih serius (^.^)b
Audrey : Kalau fanfic pertama kan buat asyik-asyikan :3
Nitsuki : Semoga kalian menyukainya fanfic hasil collab kami berlima :)
All : Selamat membaca dan jangan lupa review-nya :D
Title : Get You Again
Chapter 1 : Putus
Disclaimer : Kamichama Karin Chu © Koge Donbo
Rated : T
Genre : Romance ; Hurt/comfort
Warning : AU, OOC, typo, abal, gaje, alur kenceng, nggak nyambung, dll
Summary : Tiba-tiba saja Kazune memutuskan hubungannya dengan Karin begitu saja. Karin sendiri pun tidak tahu apa penyebab Kazune sampai tega memutuskannya. Merasa tidak terima atas keputusan Kazune tersebut. Akhirnya Karin memutuskan untuk meminta satu syarat pada Kazune sebelum mereka berpisah dan syaratnya adalah...
.
.
Please Enjoy Reading
.
.
~Get You Again~
Normal POV
Teng teng teng
"Yatta akhirnya bel istirahat juga!" seru gadis berambut twintail senang begitu mendengar bel istirahat dibunyikan.
"Ara Karin-chan seperti biasa ya tidak sabaran menunggu bel istirahat," ujar gadis berambut indigo panjang pada gadis berambut twintail tadi.
"Ya dong, habisnya aku bosan dengan pelajaran matematika tadi," sungut Karin.
"Bukannya kau memang selalu bosan di semua pelajaran ya," sindir gadis berambut blonde panjang yang tiba-tiba datang menghampiri kedua gadis tadi.
"Ara Kazusa-chan, kasihan Karin-chan tahu," sahut gadis berambut indigo tadi.
"Iya nih Himeka-chan, Kazusa-chan jahat banget sama calon kakak iparnya," keluh Karin sambil memeluk gadis berambut indigo tadi.
"Himeka-chan, kau terlalu memanjakannya tahu," sewot Kazusa. "Dan hei, justru karena kau pacar kakakku. Aku tak mau reputasi kakakku jatuh hanya karena mempunyai pacar yang bodoh sepertimu," tambah Kazusa sambil berkacak pinggang.
"Huweee Kazusa-chan, kata-katamu nge-jleb banget," tangis Karin mendramasitir suasana.
"Cup cup Karin-chan jangan nangis lagi ya, Karin-chan tidak bodoh kok. Hanya saja kurang pintar," hibur Himeka.
"Arigatou Himeka-chan," ucap Karin seraya menghapus air matanya.
Kazusa hanya bisa sweatdrop melihatnya. Dia tahu kalau perkataannya dengan milik Himeka memiliki arti yang sama. Hanya saja punyanya Himeka lebih diperhalus tidak sepertinya yang blak-blakan. Tapi dengan itu dia semakin yakin kalau Karin itu memang bodoh atau terlalu polos ya.
"Pokoknya aku tak mau tahu, kau harus memperbaiki nilaimu yang akhir-akhir ini semakin menurun," ucap Kazusa. "Aku tak mau punya kakak ipar yang bodoh," tambah Kazusa.
"Haik haik adik iparku yang manis," ucap Karin sambil mencubit kedua pipi Kazusa dengan gemas.
Kazusa meronta minta dilepaskan. "Lepeasen!" Akhirnya Karin melepaskan cubitannya. "Lagipula kau masih calon tahu. Kalau kau mau aku menerimamu kau harus tingkatkan isi otakmu itu!"
"Hihihihi tapi nanti ya setelah aku makan siang dengan Kazune-kun," ucap Karin yang setelah itu langsung ngeloyor pergi keluar kelas sebelum kena semprot dari Kazusa.
Kazusa hanya bisa mendengus kesal melihat kepergian Karin seraya mengusap-ngusap pipinya yang memerah akibat insiden cubitan tadi. "Dasar!" gumamnya.
"Kazusa-chan, berbohong itu tidak baik lho," ujar Himeka tiba-tiba.
Kazusa langsung menoleh menatap Himeka dengan ekspresi bingung. "Memangnya aku bohong apa?" tanyanya.
"Sebenarnya kau khawatir kan dengan nilai Karin-chan yang menurun. Bukan karena kau tidak mau punya kakak ipar yang bodoh," jelas Himeka.
Kazusa langsung membuang mukanya. "Ti-tidak!"
"Hahaha sudah ketahuan lho dari tingkah Kazusa-chan sekarang. Jadi percuma mengelak," balas Himeka sambil mengapit lengan Kazusa.
"Urusai!" sewot Kazusa.
"Hihihi Kazusa-chan lucu, aku jadi ingin mencubit pipi Kazusa-chan juga," ucap Himeka.
Deg
"Ja-jangan lagi arrggghh!" Kazusa langsung melesat keluar kelas untuk menghindari serangan cubitan dari Himeka.
~Get You Again~
Karin langsung pergi ke atap sekolah, tempat dimana dirinya biasanya menghabiskan waktu berdua bersama Kazune saat jam istirahat. Di tangannya sudah ada satu kotak bento untuk Kazune. Butuh usaha ekstra untuk membujuk Ibunya membuatkan bento untuknya tiap harinya dan selalu berujung dengan uang saku Karin yang harus dipotong. Tapi Karin tidak menyesal karena ini semua ia lakukan demi sang kekasih.
Begitu membuka pintu menuju atap sekolah. Karin mendapati Kazune sudah berdiri di sana menatap langit.
"Kazune-kun, gomen aku datang terlambat. Kau sudah menunggu lama ya?" tanya Karin sambil menepuk bahu Kazune.
Kazune menoleh sambil tersenyum tipis. "Tak apa, aku juga baru saja datang kok," ucapnya.
"Sekali lagi maaf ya, habisnya tadi aku habis diomelin sama Kazusa," ucap Karin sambil memasang ekspresi cemberut.
"Kazusa, memangnya kamu kenapa sampai diomelin sama dia?" tanya Kazune heran.
"Itu lho cuma gara-gara…" Hampir saja Karin keceplosan mengatakan kalau dia diomelin sama Kazusa gara-gara nilainya turun akhir-akhir ini. Karin tidak mau membuat Kazune khawatir. Lagipula dirinya tidak mau dianggap bodoh oleh Kazune. Cukup kembarannya saja yang mengatainya bodoh.
"Gara-gara apa?" tanya Kazune makin penasaran.
"Gara-gara pipinya aku cubitin tadi, iya begitu hehehehe," jawab Karin sambil cengengesan.
Kazune menepuk puncak kepala Karin lalu mengusapnya lembut. "Kau ini…" ucap Kazune seraya tersenyum kecil.
"Oh ya Kazune, ini bento buatmu!" seru Karin seraya menyerahkan sebuah kotak bento.
"Arigatou, tapi lain kali kau tidak perlu membuatkan bento lagi untukku," ujar Kazune seraya menerima pemberian Karin itu.
"Tidak apa-apa kok, aku senang melakukannya," ucap Karin seraya tersenyum manis. 'Meski sebenarnya yang memasaknya adalah Ibuku,' sambung Karin dalam hati.
"Karin, kau tidak makan?" tanya Kazune begitu melihat Karin yang tidak membawa kotak bento lain.
"Umm tidak, aku tidak lapar kok," tolak Karin.
Meski mulut bisa berbohong tapi perut tidak. Kenyataannya Karin sedang sangat lapar. Salahkan Ibunya yang hanya membuatkan satu bento untuk dirinya. Tapi Karin tidak bisa mengatakan hal itu pada Kazune.
Melihat gerak-gerik Karin, Kazune hanya bisa menghela napas. Kazune pun segera menarik tangan Karin dan menyeretnya turun dari atap.
"Kazune kita mau ke mana?" tanya Karin bingung karena tiba-tiba dirinya ditarik oleh Kazune.
"Kita pergi ke kantin. Aku tahu kau sedang lapar kan," terka Kazune yakin.
"Ti-tidak perlu, kebetulan aku sedang diet kok Kazune. Sungguh," tolak Karin meski batinnya mengatakan ingin.
"Tak perlu berbohong padaku, Karin. Yang penting sekarang kita ke kantin," ucap Kazune seraya masih menarik tangan Karin.
Karin hanya bisa menghela napas pasrah. Kenapa Kazune bisa tahu segalanya, pikirnya.
Setibanya di Kantin, Karin langsung memilih makanan yang akan mengisi kekosongan perutnya. Akhirnya ia memutuskan untuk memesan satu porsi nasi goreng, satu roti belut, dan satu jus alpukat. Begitu akan membayarnya, Karin baru menyadari kalau uangnya dia tinggal di dalam tasnya.
"Ada apa?" tanya Kazune bingung melihat gelagat Karin yang aneh.
"Etto uangku ketinggalan di kelas," ucap Karin seraya menunduk.
Tanpa diduga oleh Karin, Kazune langsung mengeluarkan uangnya dan membayar makanan Karin. Karin hanya bisa terpengarah melihat sikap Kazune.
"A-aku akan menggantinya nanti!" seru Karin merasa tidak enak.
"Tidak perlu, lagipula anggap saja itu sebagai ucapan terima kasih karena kau sudah membuatkanku bento setiap harinya," ucap Kazune seraya tersenyum lembut yang langsung membuat Karin blushing berat.
"Kalau begitu arigatou," ucap Karin malu-malu kucing(?).
Mereka berdua pun berjalan menuju meja kosong yang ada di dekat jendela. Selama perjalanan, Karin bisa merasakan tatapan membunuh dari para kaum hawa lebih tepatnya dari para Kazuners, sebutan fansgirl untuk Kazune.
"Ugh liat tuh tampang jeleknya, bisa-bisanya dia jadi pacar Kazune-sama," bisik salah seorang fansgirl Kazune tapi masih bisa didengar oleh Karin.
"Iya-ya, padahal dia termasuk anak bodoh. Aku tahu karena dia berada di kelasku," sahut cewek lainnya.
"Bisa-bisanya cewek yang tidak punya kelebihan apa-apa itu jadi pacar Kazune-sama. Aku tidak bisa menerimanya," balas teman cewek tadi.
Abaikan
Abaikan
Abaikan
Abaikan
Berulang kali, Karin terus mengucapkan kata itu dalam hatinya. Mau bagaimana lagi, kupingnya sudah terasa panas mendengar ejekan-ejekan yang dilontarkan oleh Kazuners tadi. Kalau seandainya tidak ada Kazune di sini. Karin pasti sudah membalas perkataan cewek-cewek tadi.
"Sekarang aku tanya pada kalian?" Tiba-tiba saja Kazune langsung menghampiri meja para Kazuners yang mengejekku tadi.
Cewek-cewek tadi langsung gelagapan, tidak tahu harus melakukan apa dan mengatakan apa.
"Aku tanya, kalian memilih makanan ini berdasarkan apa?" tanya Kazune seraya menunjuk makanan yang dipesan oleh Kazuners tadi yang berupa sepotong daging dengan saus yang tampak menjijikkan.
"Tentu saja karena rasanya enak," jawab Kazuners yakin.
"Kalau begitu kalian tidak boleh menilai seseorang dari luarnya. Seperti makanan ini meski tampak tidak menyakinkan, tapi rasanya enak bukan?" Kazune langsung tersenyum puas sedangkan para Kazuners hanya bisa diam, tidak bisa membantah ucapan Kazune tadi.
Sontak saja Karin langsung bersorak dalam hati melihat pacarnya membelanya. Kazune pun segera menarik tangan Karin kembali dan membawanya ke meja kosong di dekat jendela.
"Kazune, terima kasih sudah membelaku tadi," ucap Karin senang.
"Tak masalah, lagipula aku juga kesal melihat sikap mereka yang hanya memandang orang dari luarnya saja," ujar Kazune santai.
Mereka pun segera memakan makanan mereka masing-masing. Sesekali diselingi dengan obrolan singkat meski pada kenyataannya Karin yang banyak bicara sedangkan Kazune, dirinya lebih menikmati cerita Karin dan memakan bentonya.
Selang beberapa menit kemudian, Karin dan Kazune telah menghabiskan makanan mereka.
"Karin, ada yang ingin aku bicarakan padamu. Tapi tidak di sini, kita pindah ke tempat lain saja," ujar Kazune begitu menyelesaikan acara makan bentonya.
"Ngomong di sini saja Kazune," ucap Karin seraya menggigit roti belutnya.
"Kau yakin, jangan menyesal lho," ucap Kazune.
"Yah, memangnya kau mau ngomong apa sih?" tanya Karin penasaran seraya masih menikmati roti belutnya.
"Aku mau kita putus," ucap Kazune tegas.
"Huk uhuk." Karin langsung menepuk-nepuk dadanya sedangkan Kazune langsung menyodorkan jus alpukat milik Karin. Karin pun mengambilnya dan meminumnya hingga habis.
"Maaf Kazune, kau tadi bilang apa?" tanya Karin seraya meletakkan gelas yang sudah kosong itu.
"Aku mau kita putus," ucap Kazune sekali lagi.
JDER
Bagaikan disambar petir tubuh Karin langsung lemas mendadak. Seketika dia kehilangan nafsu makan roti belutnya.
"Tapi kenapa?" tanya Karin tak mengerti.
"Aku merasa sebaiknya kita putus saja," ucap Kazune seraya mengedikkan bahu.
"Hanya itu kau sampai tega memutuskanku," ucap Karin lirih.
"Maaf Karin," sesal Kazune. "Oh ya setelah mencucinya, aku akan kembalikan kotak bekalmu besok pagi. Sudah ya, habis ini aku jam olahraga. Sampai jumpa Karin, senang pernah menjadi pacarmu," lanjut Kazune yang setelah itu langsung beranjak pergi meninggalkan Karin yang masih membatu di tempat duduknya.
Gara-gara kejadian itu, kini mereka menjadi pusat perhatian seisi kantin. Tampak para Kazuners langsung bersorak kegirangan begitu mengetahui idolanya sudah single lagi. Tapi Karin tidak peduli, dia tidak peduli dengan beberapa pasang mata yang menatapnya dengan pandangan prihatin. Dirinya sekarang sedang kalut, tak tahu harus melakukan apa lagi.
Karin pun mengepalkan tangannya. DIa tidak mau semuanya berakhir begitu saja. Akhirnya ia memutuskan untuk bangkit berdiri dan berlari keluar kantin.
~Get You Again~
Skip Time
"Apa? Kau putus dengan Kazune-niisan?" tanya Kazusa kaget.
Karin hanya mengangguk lemas. Sekarang dirinya sedang berada di kelas bersama Kazusa dan Himeka. Dan untungnya guru yang sedang mengajar sedang sakit sehingga sekarang ini kelas Karin jam kosong. Jadi Karin bisa punya waktu untuk menceritakan kejadian di kantin tadi kepada kedua sahabatnya ini.
"Kenapa dia memutuskanmu, Karin-chan?" tanya Himeka heran. "Setahuku hubungan kalian baik-baik saja. Apa kalian bertengkar?"
Kali Karin hanya menggelengkan kepalanya. "Tidak, hubungan kami baik-baik saja kok."
"Lalu kenapa Kazune-kun memutuskanmu?" tanya Himeka bingung.
"Aku juga tak mengerti, dia bilang cuma ingin putus dariku," ucap Karin mengedikkan bahu.
"Kazusa-chan kau tahu sesuatu?" tanya Himeka pada kembaran (mantan) pacar Karin ini.
Kazusa hanya menggelengkan kepalanya, tanda ia tidak tahu menahu. Himeka hanya bisa menghela napas.
"Lalu sekarang bagaimana, kau setuju diputuskan begitu saja?" tanya Himeka pada Karin yang sedang galau ini.
"Tentu saja tidak, aku memintanya akhir pekan ini untuk kencan terakhir," ujarnya.
"Lalu apa Kazune-niisan mau?" tanya Kazusa.
"Yah, dia mau. Tapi dengan syarat setelah kencan itu aku harus menerima kalau kami benar-benar sudah putus," jelas Karin seraya menundukkan kepalanya sedih.
Himeka langsung memeluk sahabatnya itu dan mengelus-ngelus punggungnya. "Karin, sabar ya."
"Jadi apa rencanamu berikutnya. Apa kau benar-benar akan menjadikan itu kencan terakhir kalian?" tanya Kazusa.
"Tentu saja tidak, aku akan berjuang. Masih ada tiga hari sampai waktu kencan. Aku akan berusaha untuk mendapatkan hati Kazune kembali," tekad Karin.
Kazusa tersenyum lalu menepuk pundak Karin. "Aku yakin kau bisa, karena kau sudah pernah melakukannya kan," ucap Kazusa seraya mengedipkan sebelah matanya.
"Tentu saja aku pasti akan mendapatkan Kazune kembali!"
.
.
To Be Contiuned
.
.
Please Review
