Oneshoot Fict³ (Oneshoot X Oneshoot x Oneshoot)=?
Title : Kyuubi, My Lovely Cat Part 1.(from Sakura's side)
Disclaimer : Masashi Kishimoto.
Warning : AU, OOC, GJ….
Rated : T.
Genre : Romance40% and Friendship 30% /slight tragedy 29% and humor 1%
Pairing : NaruSaku.
A/N : This is all about Sakura POV...
.
OHAYOUUUUUUU...*gk usah d caps semua kaleee*
Hehehe gomen..
Okokokok bertemu lagi dengan saia...
Jerengjengjeng...
Mya-chan disini…
Dengan fict one-shoot pertamaku..*sebenernya sih double shoot*
Potong kue2nya potong kuenya potong kuenya potong kuenya-potong-potong-kue-potong-kuenya potong-kuenya bagi dooong-BAGI DOONG*lupakan kaset punya mya agak rusak*
HAPPY BIRTHDAY NARUTO-KUN…!
Ini fict special aku buat birthday-nya Naru ama buat semua penggemar pair NaruSaku
Terutama ini requestnya Nee-chan*lambai2 nee-chan*
Oh iya buat yg nungguin fict aku yg judulnya dimension ama you and my first love gomen aku gk bisa update minggu ini..
Mungkin beberapa hari ke depan akan aku update..
Setelah itu aku akan hiatus selama 2 minggu karena 2 minggu lg aku akan menghadapi UTS...*hikshiks*
Disini ceritanya aku bikin berpasangan...
chapter ini menceritakan tentang POV of Sakura dan chapter satu lagi menceritakan POV of Naruto dan chapter selanjutnya menceritakan POV keduanya..
Semoga ceritanya gak mengecewakan aneh bin membingungkan ya,,...
HAPPY READING MINNA-SAN!^O^
Kyuubi My Lovely Cat^o^
Mya-chan presented:
Part 1( POV of Sakura)
O^o^o^o^O
Sakit, sakit sekali aku merasakan sekujur tubuhku yang kesakitan.
'Duk-duk-duk,' terdengar suara tendangan dan pukulan dari anak-anak nakal itu
Perih, perih sekali hatiku saat ini.
"Hahaha, jidat lebar-jidat lebar, rambut gulali-rambut gulali," terdengar suara ejekan yang setiap hari aku dengar.
Aku hanya terdiam di tempatku, aku hanyalah seorang gadis kecil lemah yang tidak bisa melakukan apa-apa. Hanya tangis yang menjadi pembelaan terakhirku.
Letih aku letih dengan semua ini, ingin rasanya aku pergi dari sini tapi aku tak bisa. Kupeluk erat tubuh kucing berbulu keemasan kesayanganku, berusaha melindungi tubuhnya dari pukulan anak-anak itu.
"Hiks-hiks hen-hentikan," ucapku lirih.
"Hahaha, meskipun kau menangis kucingmu itu tidak akan hidup lagi tau!" ujar salah satu dari mereka.
o-o-o-o
Kucing kesayanganku, Kyuubi namanya bulunya yang berwarna keemasan dengan beberapa corak orange menyelingi bulu emasnya. Kyuubi sangat berharga bagiku, karena ia adalah kucing pemberian Kaa-san ku saat aku ulang tahun yang ke lima setahun yang lalu. Dulu tubuhnya sangat kecil, tingginya hanya sekitar 5 cm. Setiap hari selalu kurawat dia dengan kasih sayang, hingga ia beranjak dewasa seperti sekarang ini.
Setiap pagi selalu kubawa Kyuubi untuk sekedar berjalan-jalan di taman, sampai pada hari ini aku bertemu dengan anak-anak nakal itu lagi. Aku selalu menyembunyikan Kyuubi di semak-semak jika bertemu dengan mereka. Mereka yang selalu menggangguku. Aku hanya pasrah mendengar ejekan-ejekan mereka, tak kusangka salah seorang dari mereka melayangkan sebuah tongkat kayu ke arahku. Aku hanya bisa menutup mataku. Tapi aku tidak merasakan sakit sama sekali, ternyata Kyuubi melompat ke muka anak yang akan memukulku tadi. Kyuubi lalu mencakar muka anak itu hingga terlihat goresan-goresan merah di muka anak itu.
o-o-o-o
Kini Kyuubi tidak sadarkan diri karena kekejaman anak-anak nakal itu yang memukulnya berulangkali dengan tongkat kayu yang akan digunakan untuk memukulku tadi. Tubuh kucingku yang semula bersih, kini penuh debu bahkan banyak bercak-bercak darah di beberapa bagian tubuhnya.
Aku memang bodoh, tidak bisa melindungi kucing kesayanganku. Aku memang gadis lemah yang hanya bisa menangis. Kutahan semua rasa sakit di dalam dan di luar tubuhku. Perlahan kepalaku amat pening, pandanganku mengabur samar-samar. Sebelum aku benar-benar kehilangan kesadaranku.
-O-O-O-O-O-
Aku terbangun sore hari, ternyata aku masih berada di taman, kulihat sekeliling dan mendapati tubuh Kyuubi yang tidak berdaya. Badanku terasa sangat berat, ku berusaha untuk berdiri. Lalu kugendong tubuh Kyuubi yang tidak berespon apapun, air mata tak berhenti mengalir dari kedua mata emeraldku. Tak terasa senja telah menampakan dirinya. Seketika aku langsung berlari ke rumahku dengan air mata yang terus mengalir. Berharap Otousan ku yang seorang dokter hewan bisa menyembuhkan Kyuubi.
"Kyuubi, bertahanlah!" ucapku sambil berlari.
Sesampainya di rumah aku melihat banyak orang berpakaian serba hitam dan beberapa karangan bunga bertuliskan turut berduka cita. Aku semakin mempercepat langkahku, kulihat Otou-san ku sedang duduk bersimpuh di depan sebuah peti. Kulihat foto Kaa-sanku terpampang di atas peti itu beserta sebuket bunga bakung putih di samping foto itu. Kudengar samar-samar tangisan dari Otou-sanku. Aku menghampiri Otousanku lalu menyentuh bahunya yang bergetar dengan tangan kananku dan tangan kiriku masih menggendong Kyuubi.
"Otou-san, kenapa rumah kita ramai sekali? Juga ada peti mati segala dengan foto Kaa-san diatasnya, ada apa ini Otousan?" tanyaku.
Otousan langsung memelukku erat. Kudengar tangisan Otousan yang semakin kencang dalam pelukanku. Perlahan Otousan melepas pelukannya lalu menghapus air matanya. Lalu ia memegang kedua bahuku erat.
"Otousan, tolonglah Kyuubi," ucapku sambil menyerahkan tubuh Kyuubi pada Otousanku.
Otousanku lalu menggendong tubuh Kyuubi dan memeriksa denyut jantungnya yang sudah tidak berdetak lagi.
"Bagaimana Kyuubi? Oh iya Kaa-san mana?" tanyaku cepat.
"Lihatlah di dalam peti itu Sakura," ujar Otousanku lagi.
Aku pun berjalan menuju peti berwarna cokelat itu. Lalu kulihat Kaasanku tengah menutup matanya dengan memakai baju berwarna putih dengan mukanya yang tersenyum. Aku duduk berlutut di samping tempat tidur Kaa-san, berharap Kaa-sanku bangun.
"Kaasan dan Kyuubi sudah pergi ke surga duluan Sakura," ucap Otousanku sedikit bergetar.
"Otousan bohong, Kyuubi dan Kaasan kan masih ada disini," ujarku lagi.
"Raga mereka memang ada disini Sakura, tapi jiwa mereka sudah pergi ke surga meninggalkan kita," ujar Otousanku lirih.
"A-apa maksud Otousan, aku tak mengerti, kenapa Kaasan dan Kyuubi meninggalkan kita? Kalau begitu ayo cepat Otousan kita susul Kaasan dan Kyuubi ke surga!" ucapku bersemangat.
"Tidak bisa Saku-chan, kita baru bisa pergi ke surga kalau Kami-sama memanggil kita,"
"Jadi, maksud Otousan Kami-sama telah memanggil Kaasan dan Kyuubi?" tanyaku polos.
"Hn, sekarang ayo kita bawa Kaasan dan Kyuubi ke tempat peristirahatan terakhir mereka," ucap Otousan lagi.
"Dimana itu?" tanyaku lagi.
"Di tempat dimana mereka bisa sendirian," ujar Otousan lagi.
Otousan dan aku serta beberapa orang yang tadi mengunjungiku, membawa tubuh Kaasan dan Kyuubi. Lalu jasad Kaasanku yang terdapat di peti dikubur di dalam tanah dengan jasad Kyuubi disamping makamnya, mereka dikuburkan di bawah Pohon Sakura tua yang terdapat di taman pemakaman yang terdapat berada disamping taman kota. Kedua tempat itu hanya dibatasi sebuah danau.
"Otousan, kenapa Kaasan dan Kyuubi dikubur? Bagaimana jika aku ingin bertemu dengannya?" tanyaku lagi.
"Mudah saja, kau tinggal mengunjungi makam mereka, kau juga bisa bertemu mereka dalam mimpi," ujar Otousanku.
"Oh," gumamku.
Hari demi hari berlalu, bulan demi bulan telah berganti. Setiap harinya aku selalu menyempatkan diri untuk mengunjungi makam Kaasan dan Kyuubi.
Hari ini tepat 28 Maret, hari ulang tahunku, aku pun membawa kue tart ke makam Kaasan dan Kyuubi.
"Kaasan, hari ini aku ulang tahun lho, ini aku bawakan kue tart, makanlah," ucapku sambil meletakkan sepotong kue tart strawberry di atas makam Kaasanku.
"Kyuubi, aku ulang tahun loh, ini aku bawakan kue makan ya!" ujarku sambil meletakkan sepotong kue lagi di atas makam Kyuubi yang lebih kecil dibanding makam Kaa-san.
"Kaasan, Kyuubi, mana kado untukku?" tanyaku sambil tersenyum menatap makam Kaasan.
Tiba-tiba datanglah seekor kupu-kupu yang amat sangat cantik lalu hinggap begitu saja di jemari kecilku.
"Cantik sekali kupu-kupu ini," ucapku lembut.
Kupu-kupu itu pun pergi dari tanganku. Lalu kulihat sekilas seekor kucing kecil berbulu keemasan yang sangat mirip dengan Kyuubi sewaktu pertama kali Kaa-san memberikan Kyuubi padaku. Kucing kecil itu sedang berjalan menuju semak-semak.
Aku pun mengejar kucing itu sampai ke semak-semak dekat danau. Kulihat sosok kucing yang kucari aku lalu berjongkok dan menangkapnya dari atas. Tiba-tiba ada yang menindih tubuhku, seperti menangkapku dari atas. Aku hanya bisa menutup kedua mataku. Kemudian tak lama orang itu berdiri.
"Gomen," ucap orang itu. Terlihat rona merah di kedua pipinya.
Kutengadahkan kepalaku ke arah orang itu. Kulihat seorang anak laki-laki berambut pirang, bermata biru saphire dan memiliki tiga pasang goresan di kedua pipinya, seperti kumis kucing.
"Kau, dewa kucing?" tanyaku polos sambil menggendong kucing tadi.
"Bukanlah, aku ini manusia tau," ucap anak laki-laki itu sambil membantuku berdiri.
"Heh, maaf aku kira kau ini dewa kucing soalnya kamu punya kumis yang mirip kaya kucing, hehe," ujarku sambil tersenyum.
"Ya bukanlah, eh kemarikan kucingku," ujar anak itu.
"Ini kucingmu?" tanyaku sambil meyodorkan kucing kecil dalam gendonganku.
"Hm," gumam anak itu sambil nyengir lebar.
Aku sedikit kecewa, ternyata kucing ini sudah punya pemilik. Aku lalu menyerahkan kucing itu ke anak laki-laki itu.
"Siapa namamu?" tanya anak laki-laki itu padaku.
"Aku Haruno Sakura, kau?" tanyaku.
"Aku Uzumaki Naruto," jawab anak laki-laki itu sambil nyengir kuda.
"Hehe, makasih kamu sudah menemukan Kyuubi," ujar Naruto sambil menggendong kucing keemasan itu.
"Kyuubi? Nama kucingmu Kyuubi?" tanyaku.
"Ya, begitulah," ujar Naruto.
"Kok, bisa sama sih sama nama kucingku? Mereka juga bahkan mirip sekali," ucapku tak percaya.
"Heh? Masa sih? Coba aku ingin lihat kucingmu!" ujar Naruto.
"Kucingku sudah ke surga bersama dengan Kaasanku," ucapku sambil menundukkan wajahku.
"Eh, gomen Saku-chan aku—" ucap Naruto tak terselesaikan.
"Hm, sudahlah tak apa, tapi boleh kan aku bermain dengan kucingmu?" tanyaku.
"Tentu saja," ucap Naruto.
'Kaasan apakah ini hadiah yang diberikan Kaasan pada hari ulang tahunku?' batinku.
Aku, Naruto dan Kyuubi kecil lalu bermain bersama setiap harinya. Naruto bagai dewa penolong bagiku, ia yang sudah membuatku tersenyum sejak meninggalnya Kaasan dan Kyuubi-ku. Ia selalu menghiburku dengan semua kekonyolannya itu.
10 TAHUN KEMUDIAN
Aku kini sedang melukis pemandangan di tepi danau dekat pohon Sakura tempat Kaasan dan Kyuubi-ku dimakamkan. Kini usiaku 16 tahun, 10 tahun sudah aku hidup hanya berdua dengan Otousanku, sama Naruto-kun dan Kyuubinya juga sih.
Aku sedari tadi merasa sedang diawasi, aku pun mengedarkan pandanganku ke sekeliling, tapi tak ada siapapun. Aku pun kembali pada aktivitasku melukis pemandangan danau. Lalu kudengar suara percikan air yang cukup keras dari arah danau. Seperti ada orang yang tercebur.
'Byuurrr,' terdengar suara percikan air dari arah danau yang ditutupi semak-semak belukar.
Aku pun berjalan ke semak-semak itu, kini kulihat sebuah perahu sampan kecil terbalik di sisi danau dan seorang laki-laki seusiaku tengah terjungkal ke danau yang dangkal, dengan kedua kakinya menggantung ke atas. Perlahan anak laki-laki itu berusaha berdiri. Rambut pirang dan mata biru saphire itu sudah tidak asing lagi bagiku, apalagi ia kini tengah menggendong seekor kucing besar berwarna keemasan.
"Naruto-kun?" tanyaku tak percaya.
"Hehehe, Ohayou Saku-chan," ujar Naruto sambil nyengir.
"Ohayou Naruto-kun, kenapa kau bisa tercebur ke danau?" tanyaku.
"Hehe, itu tadi ada yang mengagetkanku saat aku menikmati keindahan sesuatu," ucapnya.
Naruto lalu beranjak keluar danau lalu menurunkan Kyuubinya ke tanah seketika Kyuubi langsung menghampiriku dan menggeliat di kakiku. Aku pun langsung menggendongnya.
"Keindahan apa?" tanyaku lagi.
"Ra-ha-si-a," ujar Naruto.
"Huh, kau ini! Oh iya kenapa Kyuubi dari hari ke hari makin gendut aja ya?" tanyaku sambil mengusap-ngusap kepala Kyuubi.
Kini Kyuubi sudah sangat besar, tingginya hampir 40 cm.
"Hehehe, kau harus berterimakasih Saku-chan aku merawat Kyuubi dengan sangat baik, buktinya setiap hari aku selalu berbagi ramen dengannya," ujarnya sambil meletakkan kedua tangannya di belakang kepalanya.
Aku pun berjalan mendekati Naruto dan sebuah jitakan keras mendarat di kepalanya yang ditumbuhi rambut blonde itu.
'Bletak'
"Ittee," gumam Naruto mengaduh kesakitan sambil mengusap-ngusap kepalanya.
"Kau ini! Kenapa kau memberi Kyuubi ramen? Itu bukan makanan kucing tau, apalagi nanti dia jadi bodoh kalau makan ramen!" ujarku kesal.
"He? Mana ada orang yang bodoh gara-gara makan ramen?" tanyanya.
"Tentu saja kau buktinya," ucapku asal sambil berbalik meninggalkan Naruto.
"Aku?" tanya Naruto tak mengerti.
"Tuh kan benar kau ini memang bodoh," ucapku lagi.
Naruto yang mendengarnya hanya cengengesan sendiri. Aku pun duduk memanjat Pohon Sakura tua lalu duduk di salah satu batangnya sambil menaruh Kyuubi di pangkuanku. Aku pun menutup mataku menikmati desiran angin yang mengayunkan lembut rambut pink sebahuku. Kubelai lembut bulu Kyuubi yang basah. Kini kurasakan seseorang duduk di sampingku. Orang itu Uzumaki Naruto.
"Saku-chan," panggil Naruto.
"Hn?" gumamku sambil masih menutup mataku.
"Kau mau berjalan-jalan ke tengah danau?" tanyanya.
"Waahh! Mau!" ucapku semangat sambil berbalik dan menatap Naruto.
"Haha, ayo cepat!" ujarnya senang.
Kami berdua pun turun dari Pohon Sakura lalu berjalan ke arah danau. Naruto lalu masuk ke danau dan membalikkan sampannya yang terbalik lalu mendorongnya ke tepian. Naruto langsung naik ke atas sampan itu lalu aku pun meletakkan Kyuubi di atas sampan itu.
"Ayo naik Saku-chan," ujar Naruto sambil menjulurkan tangannya ke arahku.
"Hm," gumamku sambil akan naik ke sampan itu dan menerima uluran tangan Naruto.
Saat aku baru saja menapakkan sebelah kakiku ke dalam sampan itu, tiba-tiba aku tersandung sesuatu dan terjatuh ke depan. Aku menutup mataku untuk mengurangi rasa sakit. Tapi kenapa tidak sakit malahan empuk, lalu apa ini yang menempel di bibirku sesuatu yang basah dan lembut. Aku membuka mataku dan yang kini kulihat adalah sepasang mata berwarna biru sapphire.
'Blush'
Aku langsung blushing, denyut jantungku berdetak lebih cepat karena kini aku tengah menimpa tubuh Naruto dan bibir kami saling bersentuhan. Bahkan aku bisa merasakan dengan jelas hembusan nafasnya serta degup jantungnya yang memburu.
"Meoww," suara Kyuubi memecah keheningan.
Aku pun sadar dan langsung menarik tubuhku sedikit menjauh dari Naruto hingga bibir kami tidak saling bersentuhan lagi . Kini aku melihat garis-garis merah tipis di kedua pipinya. Aku lebih parah, sepertinya mukaku sudah semerah kepiting rebus sekarang.
"Go-gomen Na-Naruto-kun," ucapku terbata.
Huh kenapa aku jadi kayak Hinata gini sih.
Naruto lalu berdiri dan menatap kedua mata emeraldku.
"Hehehe," ia hanya bisa cengar-cengir gak jelas sambil menggaruk kepalanya.
Aku pun melihat ke bawah sampan, kulihat sebuah kamera berwarna kehitaman,sepertinya aku tersandung benda ini. Lalu aku memungut kamera itu.
"Aku tersandung ini, tapi kok ada kamera disini ya?" tanyaku heran.
"Hehe, itu milikkku Saku-chan," ujar Naruto sambil mengambil kamera itu dari tanganku.
"Oh, sejak kapan kau hobi memotret?" tanyaku heran.
"Sejak- ah sudahlah tidak penting," ujarnya.
"Yasudah, coba aku ingin lihat foto-fotomu!" ucapku.
"Gak boleh, weeee.." ucap Naruto sambil menjulurkan lidahnya ke arahku.
"Huh, yasudah," ucapku kesal.
Naruto mendayung sampan kami ke tengah danau, kini kulihat ikan-ikan yang berenang di bawah air.
Aku pun tersenyum melihatnya.
"Naruto-kun kau tahu?" tanyaku.
"Apa?" tanyanya balik.
"Waktu aku pertama kali bertemu denganmu sepuluh tahun yang lalu aku merasa kau adalah kado yang diberikan Kaasan untukku," ucapku sambil tersenyum.
Naruto hanya tersenyum kecil mendengarnya.
"Sepertinya hari sudah sore ayo kita pulang Saku-chan,"
"Hm," gumamku sambil menganggukkan kepalaku.
Sesampainya di tepi danau.
"Terimakasih ya, Naruto-kun," ucapku sambil tersenyum manis.
"Hehehe, apapun untukmu Saku-chan," ucap Naruto gombal sambil meletakkan Kyuubinya di tanah.
Tiba-tiba aku mendengar suara Otousan yang memanggilku.
"Sakuraaa,! Kau dimana?" ucap Otousanku.
Aku langsung menatap Naruto cemas, dari dulu Otousan tidak pernah menyukai Naruto karena sefatnya yang urakan itu.
"Naruto-kun cepat sembunyi," ujarku cepat.
"Iya tapi sembunyi dimana?" tanya Naruto bingung.
Kini kami tengah berdiri di pinggiran tanah yang luas tanpa ada sebuah pohonpun, dengan danau membentang di belakang kami.
"Sudahlah pokoknya kau sembunyi cepat!" ucapku.
Naruto langsung mengambil langkah seribu, dengan sigap ia menyelam ke pinggiran danau yang dangkal, lalu ia bersembunyi di bawah sampan yang tadi kami gunakan. Bersamaan dengan menghilangnya Naruto dari pandanganku, Otousanku datang.
"Sakura? Sedang apa kau disini?" tanya Otousanku heran.
"Hehe, aku habis naik sampan Otousan," ujarku sambil tertawa kecil.
"Sendirian saja? Kucing siapa itu?" tanya Otousanku sambil menunjuk Kyuubinya Naruto.
"Hm, mungkin kucing liar," ucapku asal.
"Yasudah ayo kita pulang Sakura," ajak Otosanku lagi.
"Hm, Otousan duluan saja," ucapku.
"Baiklah," ujar Otousan sambil berjalan meninggalkanku.
Setelah Otousan menghilang dari pandanganku, aku langsung memanggil Naruto.
"Naruto-kun, ayo keluar Otousan sudah pergi," teriakku.
Tak lama Naruto keluar dari persembunyiannya, lalu menghampiriku dengan terengah-engah.
"Hah,hah,hah tadi harusnya kuhitung berapa menit aku bertahan di dalam air," ujarnya sambil mengambil nafas.
"Hehe, gomen Naruto-kun daripada kau harus kena omelan Otousanku," ucapku sambil tersenyum.
"Hm," gumam Naruto sambil mengangguk.
Keesokan harinya, tepatnya sore hari aku mendengar bunyi bel di depan rumahku.
'Ting-tong-ting-tong,'
Aku pun bergegas untuk membuka pintu, namun tak kusangka Otousanku sudah membukanya duluan. Kulihat Naruto berdiri di depan pintu.
"Kau? Untuk apa kau kesini?" tanya Otousanku sinis.
"Tolonglah kucingku Tuan Haruno," ujar Naruto lirih sambil menunjukkan Kyuubinya yang tidak berdaya
"Baiklah ayo masuk," ujar Otousanku sedikit ramah.
Aku yang mendengarnya langsung menghampiri Naruto. Lalu mengikuti Naruto dan Otousanku ke ruang pemeriksaan.
"Tolong keluar sebentar," ujar Otousanku pada Naruto dan aku.
Aku dan Naruto pun berjalan pergi meninggalkan Otousan yang tengah memeriksa keadaan Kyuubi.
"Naruto-kun ada apa?" tanyaku cemas.
"Sakura-chan, dari tadi pagi Kyuubi belum sadarkan diri," ujar Naruto khawatir.
"Sudahlah Naruto-kun, jangan khawatir Otousanku pasti bisa menyembuhkan Kyuubi," ujarku berusaha menenangkan Naruto.
"Hn, aku percaya pada Otaousanmu tapi-," ujar Naruto tak terselesaikan.
"Tapi apa?" tanyaku.
"Sebenarnya, besok aku harus pergi ke Suna untuk mengunjungi Obaasanku yang sedang sakit, mungkin aku pergi selama seminggu," ucap Naruto.
"Yasudahlah, cuma seminggu kan? Kyuubi dititipkan saja disini," ujarku menawarkan.
"Benarkah?" tanya Naruto.
"Hm," aku hanya menganggukkan kepalaku.
Sontak Naruto memelukku erat, membuat kedua pipiku memanas.
"Tolong jaga Kyuubi untukku ya Sakura-chan," ucap Naruto lirih.
Aku pun melepas pelukannya. Lalu menatap sepasang mata biru sapphirenya
"Kau ini kenapa Naruto-kun? Kau kan cuma pergi seminggu seperti mau pergi selamanya saja," ucapku heran.
"Entahlah, hanya saja- sudahlah," ucap Naruto.
"Oh iya kapan kau pergi?" tanyaku.
"Besok pagi-pagi sekali aku pergi ke Suna menggunakan kereta Shinkansen pertama," ujar Naruto.
Lalu Otousan keluar dari ruangannya dan menghampiriku juga Naruto.
"Kucingmu kritis, mungkin karena usianya yang sudah tua, jantungnya jadi sedikit lemah," ujar Otousanku menjelaskan.
"A-apa?" ujar Naruto lirih.
Aku pun membelalakkan mata emeraldku mendengar perkataan Otousan barusan.
Naruto terus menjaga Kyuubi sampai malam hari, aku pun menemaninya duduk di sampingnya. Kini jam menunjukkan pukul 10 malam, namun Kyuubi tak kunjung sadar.
"Sepertinya hari sudah malam, sebaiknya kau pulanglah dulu, biarkan kucingmu menginap disini," ujar Otousanku menghampiri kami di ruang perawatan.
"Ta-tapi," ucap Naruto.
"Sudahlah Naruto-kun, kau harus pulang, besok kau kan pergi pagi-pagi, biar aku yang menjaga Kyuubi disini," ucapku.
"Hm, baiklah, kalau begitu aku pulang dulu Tuan Haruno," ucap Naruto sopan sambil membungkukkan badannya pada Otousanku.
"Hn," Otousanku hanya mengangguk kecil.
"Sakura-chan tolong jaga Kyuubi untukku ya," ujar Naruto.
"Hn, tenang saja aku pasti akan menjaga Kyuubimu," ucapku sambil tersenyum.
Naruto pun pergi meninggalkan rumah kami. Tak lama Naruto pergi, tiba-tiba Kyuubi sadar.
"Kyuubi, kau sudah sadar?" tanyaku riang sambil memeluk Kyuubi.
"Meawww," ucap Kyuubi lemah.
Otousanku hanya tersenyum melihat Kyuubi sudah sadar.
"Otousan, bolehkah malam ini Kyuubi tidur di kamarku?" tanyaku.
"Hm, baiklah, tapi kalau terjadi apa-apa panggil saja Otousan ya Sakura," ucap Otousanku.
Aku pun pergi ke kamarku sambil menggendong tubuh Kyuubi yang lemah.
o-o-o-o
Kubuka mata emeraldku di pagi yang cerah ini. Kulihat di sampingku Kyuubi tengah tertidur manis. Kubelai lembut bulu keemasannya yang biasanya membuatnya terbangun jika aku melakukan itu.
"Kyuubi," panggilku ceria.
Namun Kyuubi tidak bereaksi apa-apa kembali kupanggil namanya sambil menjitak pelan kepalanya yang ditumbuhi bulu itu.
"Hei, bangun Kyuubi," ucapku lagi.
Aku sontak berlari keluar kamarku lalu menuju Otousanku. Kulihat Otousanku tengah menyiapkan sarapan di ruang makan.
"Selamat pagi Sakura-chan," ucapnya saat melihatku keluar kamar.
"Otousan Kyuubi tidak sadarkan diri," ucapku pada Otousanku tanpa menghiraukan sapaan Otousan.
"Apa?" ucapnya kaget.
"Cepat bawa dia ke ruang pemeriksaan Sakura," ucap Otousanku panik.
Aku pun langsung berlari ke ruang pemeriksaan, lalu kubaringkan pelan tubuh Kyuubi di atas kasur kecil. Otousaku langsung memakai jubah dokternya lalu dengan sigap ia memeriksa keadaan Kyuubi. Tak lama Otousan menghembuskan nafas berat.
"Bagaimana keadaan Kyuubi Otousan?" tanyaku khawatir.
"Maaf Sakura, Kyuubi telah kembali ke sisi Kami-sama," ucap Otousanku lirih.
"A-Apa tidak mungkin baru saja kemarin Naruto menitipkan Kyuubi padaku Otousan," ujarku sambil menangis tersedu.
"Kyuubi, bangunlah," ucapku sambil memeluk jasad Kyuubi.
Tiba-tiba aku teringat akan seorang laki-laki, Uzumaki Naruto. Kenangan masa kecilku berputar kembali saat Kaasanku memberikan Kyuubiku, lalu Kaasan meninggal tepat di saat Kyuubiku meninggal. Firasat buruk memenuhi kepalaku.'Uzumaki Naruto' nama itu yang kini terngiang dalam pikiranku, kemarin malam ia pergi ke Sunagakure menggunakan kereta Shinkansen dan menitipkan Kyuubinya padaku. Seketika aku berlari ke luar rumah sambil menggendong jasad Kyuubi, namun tiba-tiba aku menghentikan langkahku. Suara siaran berita dari televisi yang menyala di ruang keluarga.
"Pemirsa, telah terjadi kecelakaan kereta pagi ini. Kereta Shinkansen dengan tujuan Sunagakure, mengalami kecelakaan yang amat tragis," ucap pembawa berita.
Kini pemandangan yang kulihat di televisi adalah sebuah kereta Shinkansen jurusan Sunagakure yang terguling di dalam jurang.
"Dilaporkan tidak ada yang selamat dalam kecelakaan ini," ucap host dalam siaran berita itu.
Hatiku mencelos mendengar berita itu.
"Naruto-kun," gumamku lirih sambil memeluk erat jasad Kyuubi-nya Naruto yang sudah tak bernyawa lagi.
Kukuburkan jasad Kyuubi-nya Naruto tepat di samping makam Kyuubi-ku. Aku tidak bisa menangis, karena air mataku sudah terlalu banyak yang keluar. Kutaruh sebuket bunga bakung putih tepat di atas makam Kyuubi-nya Naruto.
Kuberlari secepat mungkin, seaakan mengelak dari takdir. Kini aku berdiri tepat di depan danau dimana aku dan Naruto sering bermain. Angin meniup pelan rambut pink sebahuku. Ku menutup mata menikmati desiran angin yang seolah-olah menghiburku. Kembali memori masa lalu terkenang dalam pikiranku, dimana saat itu Kaasan dan Kyuubi-ku meninggal pada hari yang sama. Dan pada hari ini, Naruto dan Kyuubinya kembali meninggalkanku sendirian. Mengapa takdir selalu memisahkanku dengan orang-orang yang kusayangi. Mengapa Kami-sama tidak kunjung memanggilku ke surga agar aku bisa bertemu dengan Kaasan, Naruto, juga Kyuubiku dan Kyuubinya Naruto.
Sakit, sakit sekali aku merasakan sekujur tubuhku yang kesakitan.
Perih, perih sekali hatiku saat ini.
Ingin rasanya aku pergi menjauhi takdir.
*OWARI*
Huwaaahh..
Bagaimana ceritanya?
Aneh ya?
Makasih udah mau baca fict aku ini...
Mind to Review?
Please jangan nge-flame...
Masih ada kelanjutannya kok...
Bakalan Happy ending Kok...^_^
Chapter selanjutnya for Naruto's POV... akan aku update cepat...
Hehe..
Tunggu y..
JAA...^o^
