GyuMin407
Present
"Broken Angel"
Rated-T, GS, Typo's, Newbie, gak jelas, alur berantakan.
Romance, Drama, Angst, School Life.
Enjoy ^o^
.
.
.
Aku mencintainya karena nya, dan aku memendamnya juga karena nya. Kenapa mencintai mu selalu di iringi dengan rasa sakit? Terlalu banyak rasa sakit yang kau beri, walau secara tidak langsung. Tapi kenapa rasa sakit itu seakan tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan rasa cinta ku yang sudah kelewat batas normal bagi seseorang yang sedang jatuh cinta. Kamu membuatku tersenyum dan menangis disaat yang bersamaan, dan hebatnya selalu ada maaf untukmu. Bukankah wujud mencintai adalah memaafkan? Setidaknya begitu menurut ku. Mencintai mu seperti aku tersesat namun tak pernah ingin mencari jalan untuk keluar, aku akan tetap disini, sampai kau menemukan ku dan mengajak ku keluar. Menyelamatkan ku dari ketersesatan ini.
.
.
.
"Maafkan ayah, Min. Untuk sementara kamu akan tinggal disini sampai ibu mu sembuh, tidak apa-apa kan?" Pria paruh baya itu menatap anak gadisnya dengan tatapan sedih, sementara yang ditatap hanya memasang wajah datarnya saja.
"Dia bukan ibuku. Dia bahkan tidak pantas walau hanya sekedar menjadi ibu tiriku." Ucapnya penuh penekanan disetiap katanya. Tak dipedulikannya tubuh ayahnya yang kini menegang didepannya, tak dihiraukannya tatapan ayahnya yang tajam menusuk tertuju padanya.
"Kenapa kau selalu saja bersikap seperti ini, Hah?! Apa Yunho tidak mengajari mu sopan santun selama hampir 10 tahun kau tinggal bersamanya?!" Gadis itu menatap ayahnya sekilas lalu tertawa sinis melihat wajah ayahnya yang memerah karna menahan amarah.
"Kalau kau tidak lupa, kita sedang berada di rumah sakit. Apa istrimu tidak mengajari mu cara untuk bersikap di tempat umum?." Gadis itu beranjak berdiri dan memandang ayahnya sinis.
"Satu lagi, Yunho appa bahkan mengajari semua nya yang tak pernah aku dapat darimu." Gadis itu pun melenggang pergi menjauhi lorong rumah sakit itu tanpa sekalipun menoleh kebelakang, kearah ayahnya yang kini tengah menundukan wajahnya.
"Bahkan kau memanggilnya dengan sebutan appa." Gumam Pria paruh baya itu sedih.
.
.
.
Gadis itu tengah memandangi coklat panas yang tadi dibelinya dengan tatapan sendu. Gadis itu, Lee Sungmin. Gadis yang tadi dengan angkuhnya pergi melenggang keluar tanpa sedikit pun menoleh kearah ayahnya yang tengah menunduk. Sungmin tidak pernah menyukai Korea lagi, tanah kelahirannya sendiri sejak 10 tahun yang lalu, dan akhirnya ia memilih untuk tinggal bersama Jung Yunho, sahabat terdekat ibunya yang tinggal diJepang. Sungmin tidak menyukai Korea, musim gugur, dan ayahnya, ayah kandungnya.
"Kalau bukan karna Yunho appa, aku tidak akan mau menginjakkan kaki disini." Gerutu gadis itu. Ia mengedarkan pandangannya kesegala arah lalu mengecek jam tangannya, sudah lebih dari 20 menit dia duduk dicafe ini dan seseorang yang sejak tadi ditunggunya belum juga sampai. Sungmin menghela nafas nya gusar dan menyandarkan tubuhnya ke punggung kursi.
"Hey! Kenapa kusut sekali muka mu itu?." Seorang gadis cantik kini duduk dihadapan Sungmin, sedangkan yang ditanya hanya tersenyum sinis dan berdecak. Seakan mengerti apa yang menyebabkan Sungmin muram, gadis itupun menjelaskan.
"Oke, aku tau aku telat 10 menit…" Gadis itu melirik kearah Sungmin yang tengah melotot tajam kearahnya.
"Ahh.. Yaa pokoknya aku minta maaf karna keterlambatan ku, aku harus mengecek beberapa laporan sebelum kesini, dan maaf juga aku tidak bisa menjemput mu dibandara tadi, pekerjaan ku banyak sekali." Gadis itu meminum juice nya dengan cepat dan menyandarkan tubuhnya ke punggung kursi, menatap Sungmin yang tengah memandang coklat panasnya dengan tatapan kosong.
"Kau kenapa?" Nada bicara agdis itu agak melembut.
"Heechul Eonni, aku tidak ingin disini. Bisakah aku kembali ke Jepang? Aku tidak mau disini, Eonni…" Gadis yang dipanggil Heechul itupun hanya mampu menatap Sungmin sedih, dia dan Sungmin memang sangatlah dekat, Sungmin adalah adik sepupu terdekatnya yang bahkan sudah ia anggap seperti adik kandungnya sendiri, meski sudah 10 tahun Sungmin tinggal di Jepang mereka tidak pernah putus kontak. Sungmin pasti akan menghubungi Heechul setiap dua minggu sekali via e-mail. Heechul tau apa yang membuat Sungmin murung, dia tau kenapa Sungmin kecilnya yang dulu selalu terlihat manis dan ceria kini berubah menjadi sosok yang dingin dan angkuh, dia tau semuanya, bahkan terlalu tau.
"Bukankah kau sudah berjanji pada Yunho ahjussi? Kau tidak ingin mengecewakannya kan? Hanya sampai ahjumma sembuh, sayang." Heechul menggapai telapak tanagn Sungmin dan membelai nya menggunakan ibu jarinya, berniat menenangkan.
"Tapi aku sampai pindah sekolah, Eonni. Itu berarti aku tidak akan sebentar kan disini?"
"Oh ayolah, Min! Kau akan tinggal dirumah ku dan bukankah Yunho ahjussi akan menyusul jika urusannya di Jepang selesai? Kau hanya perlu menjadi anak baik untuk beberapa bulan kedepan!" Heechul menjaga nada suaranya agar tidak meninggi, ini adalah salah satu sifat Sungmin yang kurang disukainya. Sungmin kekanakan, dan itu hanya ditunjukannya pada orang-orang tertentu saja, dan Heechul salah satunya.
Sungmin hanya mengerucutkan bibirnya dan menatap Heechul sebal. Heechul tertawa melihatnya, ini adalah adegan langka. Sungmin memang begini jika kesal, namun sikap aslinya ini dia sembunyikan dari orang lain dan mengubahnya dengan wajah datarnya. Dan Heechul lagi-lagi beruntung karna bisa melihat sikap asli Sungmin tanpa ada tameng poker face nya yang gadis itu bangun selama bertahun-tahun.
"Kau lebih manis dengan wajah yang begini ketimbang wajah sok dingin mu itu. Dan siap-siaplah, karna lusa kau sudah harus masuk sekolah." Sungmin berdecak sebal dan menatap Heechul sadis, yang ditatap hanya mengedikkan bahunya cuek dan kembali meminum juice nya.
.
.
.
"Dia baik-baik saja paman… Yaaa, saya akan menjaganya dengan baik… Yaaa, baik… Tolong titipkan salamku pada bibi semoga beliau cepat sembuh… Ne, annyeong." Heechul memutuskan panggilan ponselnya, ia sedikit terkejut saat melihat Sungmin sudah ada didepannya dengan balutan seragam sekolah nya.
"Ayahmu…" Ucap Heechul sembari menggoyangkan ponselnya didepan Sungmin.
"Aku tidak peduli." Sungmin mendudukan dirinya dikursi dan mulai menyantap sarapannya tanpa melihat kearah Heechul. Heechul menghela nafasnya kasar dan mulai makan. Pagi ini mereka pun sarapan dalam diam.
.
.
.
"Semoga menyenangkan dihari pertama mu, ne." Sungmin tersenyum tipis pada Heechul dan melepaskan seatbeltnya lalu beranjak keluar dari mobil. Sungmin melambai sebentar kearah Heechul sebelum melangkahkan kakinya masuk ke dalam gedung yang ia yakini adalah sekolahnya.
'Hanya sementara, fighting!' ungkap Sungmin dalam hati, ia mulai berjalan masuk ke lobby sekolah. Tak dihiraukannya tatapan bingung dari siswa-siswa lain yang memandangnya ketika ia masuk, gadis itu merasa tidak perlu untuk memperdulikan tatapan-tatapan kurang kerjaan itu. Kini dia hanya perlu keruang guru dan segera masuk kekelas.
.
.
.
"Aku dengar murid baru itu sudah datang lohh…" ucap seorang pemuda berambut pirang terang kepada teman-temannya begitu ia sampai dimeja yang ditempati teman-temannya.
"Yaaa… Lee Hyukjae, kau ini bersemangat sekali. Memang murid itu cantik?" sahut pemuda manis yang duduk tepat disebelahnya. Pemuda yang dipanggil Hyukjae itupun mengangguk mantap pada temannya.
"Ku pastikan kau akan terpesona Tuan Lee Donghae." Ucap Hyukjae penuh penekanan.
"Benarkah?" Kini seorang pemuda bermata bulat yang menyahut.
"Ne, Minho-ah kau harus melihatnya. Eh… tapi kan kau sudah punya kekasih, tidak boleh kalau begitu." Ucap Hyukjae. Donghae dan yang lainnya pun tertawa melihat wajah murung pemuda bernama Minho itu.
"Kau tidak tertarik, Kyu?" kini Donghae yang bertanya pada pemuda berambut ikal yang tadi ia panggil 'Kyu'. Pemuda itu hanya tersenyum sinis dan menggeleng.
"Sejak kapan aku tertarik?." Kyuhyun-pemuda ikal itu- pun bergegas pergi dari meja dan berjalan kearah kelasnya tanpa bicara sepatah kata lagi. Meninggalkan teman-temannya yang kini memandangnya bingung.
"Anak itu… Kalau sampai tertarik awas saja!" Sungut Hyukjae kesal.
"Hey bagaimana jika kita buat dia tertarik?" Usul Donghae dengan wajah sumringah.
"Maksudmu?" tanya Minho penasaran.
"Kemarilah!." Donghae mengarahkan jarinya membuat kode agar teman-temannya mendekat, lalu Donghae pun membisikan sesuatu pada teman-temannya.
"Bagaimana?" tanya Donghae masih dengan wajah sumringahnya. Temannya hanya mengangguk dan tersenyum penuh arti menjawabnya.
.
.
.
I could stay awake just to hear you breathing… Watch you smile while you are sleeping…. While you're far away dreaming…. I could spend my life in this sweet surrender…. I could stay lost in this moment forever…. Every moment spent with you is a moment I treasure
Playlist iPod Kyuhyun tengah memainkan lagu dari Aerosmith 'I don't wanna miss a thing' salah satu lagu favorit Kyuhyun, cukup membuat pemuda itu terhanyut dalam alunan musik yang terdengar melalui earphone nya.
Kyuhyun memejamkan matanya, tak memperdulikan suasana kelas yang ricuh karna guru yang mengajar kelasnya belum juga datang. Sesekali bibirnya mengumamkan lirik dari lagu yang ia dengar, kebiasaan Kyuhyun.
Kyuhyun, Cho Kyuhyun. Pemuda berkulit pucat dengan rambut coklat ikalnya itu memang selalu terlihat mempesona dengan gaya cuek nan acuhnya, dan jangan lupakan paras tampan serta tubuh tinggi yang menjadi nilai plus pemuda penyuka game ini. Jadi, jangan heran jika banyak gadis atau bahkan hampir semua gadis disekolahnya mengilainya.
Yeah, he's a flower boys.
"Kyu… Bangun! Guru Park akan segera masuk!" Donghae mengguncang pundak Kyuhyun pelan, tujuannya tentu saja agar pemuda itu bangun.
"Kau fikir aku peduli?" Gumam Kyuhyun. Donghae mendecih saat melihat Kyuhyun tak kunjung membuka matanya, pemuda manis itu pun melepaskan salah satu earphone yang menempel ditelinga Kyuhyun dengan 'sangat lembut' hingga membuat sang empunya membuka mata dan menatap tajam kearahnya.
"Apa?" Ketus Donghae.
"Harusnya kan aku yang marah, kenapa kau—" ucapan Kyuhyun terhenti saat melihat Guru Park, wali kelasnya kini memasuki kelas diikuti seorang gadis dibelakangnya. Kyuhyun memperhatikan wajah yang terus menunduk itu dengan intens, merasa asing dengan wajah gadis itu.
Keadaan kelas yang gaduh pun mendadak menjadi hening ketika Guru Park sudah sampai disinggah-sananya. Sementara gadis itu kini berdiri didepan meja Guru Park.
"Silahkan perkenalkan dirimu." Sungmin mengangguk dan segera menuju ke tengah kelas, menarik nafas dan menghembuskannya pelan.
"Lee Sungmin dari Jepang." Kyuhyun tersentak dengan sangat tidak elit ketika mendengar perkenalan Sungmin yang amat sangat singkat. Mulutnya menganga, matanya pun melotot seakan ingin keluar, oh Cho Kyuhyun kini sudah tidak tampan lagi. Dan ternyata bukan hanya Kyuhyun yang mengalami shock ringan atas perkenalan Sungmin, hampir semua anak sekelasnya kini berekspressi tak jauh beda dengan ekspressi Kyuhyun.
"Hanya segitu saja? Dia pelit bicara sekali." Ucap salah satu siswa dengan suara yang tidak bisa dibilang berbisik, Kyuhyun memperhatikan Sungmin didepan, dia tau kalau Sungmin pasti mendengarnya, dan hebatnya gadis itu tidak bereaksi sama sekali dan tidak menunjukan emosi apa-apa diwajah datarnya. Lagi-lagi Kyuhyun menganga dibuatnya.
"Baiklah, Sungmin-ssi duduklah disebelah Kyuhyun." Sungmin mengangguk dan mulai berjalan kearah meja yang tadi ditunjuk oleh Guru Park. Sungmin melihat Kyuhyun yang tengah menatapnya dan Sungmin memilih untuk tidak terlalu peduli. Setelah sampai dimeja nya, Sungmin bergegas mengeluarkan buku pelajaran dan menatap lurus kedepan, tidak memperdulikan keryitan heran didahi Kyuhyun yang duduk disebelahnya.
"Cho Kyuhyun imnida. Senang bisa satu kelas dengan mu, Sungmin-ssi." Ucap Kyuhyun agak berbisik pada Sungmin, tapi Sungmin masih menatap lurus kedepan, kearah Guru Park yang sedang menjelaskan tentang logaritma dan sepertinya sama sekali tidak ingin menanggapi Kyuhyun disampingnya.
"Heyy… Aku berbicara dengamu, Lee Sungmin." Kyuhyun mendelik kearah Sungmin saat tau Sungmin tidak menatapnya sejak tadi, baru saja ia akan mengomel saat suara Sungmin terdengar.
"Bisakah kau diam? Suara mu sangat menganggu kalau kau mau tau." Kyuhyun cengo mendengarnya, lagi-lagi dia mengalami shock dengan sangat tidak elitnya karna gadis ini. Kyuhyun pun mengedikkan bahunya cuek dan menangkupkan kepalanya dimeja, mungkin tidur akan membuat kerja otaknya kembali benar.
.
.
.
Sungmin menatap makanan didepannya dengan tatapan tak berselera, dia memang tidak lapar dan juga tidak haus. Dia hanya bosan, di hari pertama ini dia belum mendapat teman, dia juga tidak berharap mendapat teman disini, dinegara yang dibencinya.
"Disaat seperti ini aku jadi merindukan Yunho appa." Gumam Sungmin lalu mengaduk mie nya asal.
DRRTT DRRTT…
Sungmin mengambil ponselnya disaku rok nya, beberapa detik kemudian dia tersenyum sumringah saat melihat layar ponselnya menampilkan nama 'Yunho Appa'.
"Halo… Appa!" pekik Sungmin, ia segera menunduk saat tau pekikkannya membuat hampir seluruh perhatian dikantin beralih kearahnya. Dia hanya terlalu senang saat appanya menelfon.
"..."
"Appa… Aku ingin pulang saja, aku tidak suka disini!" adu Sungmin sambil memainkan mie nya dengan sumpit, terdengar suara tawa disebrang sana dan Sungmin makin sebal karna tawa itu. Tanpa sadar kini ia telah mengerucutkan bibirnya, menunjukan sifat aslinya disekolah, ditempat seharusnya ia menunjukan poker face nya. Dan itu dilihat oleh sekelompok pemuda diujung meja sana.
.
.
.
"Aigoooo… Dia manis sekali ternyata." Ucap Hyukjae heboh, sontak ia langsung mendapat tiga pukulan dikepalanya dari tiga orang yang berbeda. Sementara Hyukjae sedang mengaduh kesakitan, Kyuhyun kini tengah menatap Sungmin intens, melihat perubahan ekspressi gadis itu saat sebelum menerima telfon dan sesudah menerima telfon.
'Kenapa gadis itu terlihat senang sekali? Apa itu telfon dari kekasihnya? Eh? Untuk apa aku peduli.' Kyuhyun segera menggelengkan kepalanya brutal, Donghae yang ternyata sejak tadi memperhatikan pun diam-diam tersenyum misterius.
"Bagaimana jika aku tantang Kyuhyun untuk menaklukan anak baru itu? Dalam 1 bulan." Donghae menatap Kyuhyun yang kini memandang tajam ke arahnya.
"Wah.. Tentu saja itu akan menjadi sesuatu yang sangat seru, gadis itu terlalu kaku dan dingin. Tapi… Gadis mana sih yang akan menolak pesona seorang Cho Kyuhyun?" Ucap Minho mengompori, dia memang sudah tau dengan rencana Donghae dan Kyuhyun memang harus menyetujuinya.
"Well.. Kunci Ferrari ku yang akan jadi hadiahnya jika kau berhasil." Ucap Donghae santai.
"Kau yakin? Bahkan Ferrari mu baru berusia 1 bulan, Hae-ah."
"Gwenchana. Bagaimana?" Kyuhyun masih diam, ia melirik sedikit kearah Sungmin yang masih asik dengan telefonnya. Dia tidak terlalu yakin bisa menyelesaikan permainan ini dalam waktu cepat.
"Kalau aku kalah?." Ucap Kyuhyun datar.
"Pesimis, eoh?. Well… Tentu saja kunci Audi mu menjadi milik ku." Donghae tertawa puas melihat wajah Kyuhyun yang terlihat seperti orang kebingungan. Sedangkan Kyuhyun tengah berfikir keras saat ini, lagi-lagi ia melirik kearah Sungmin disana.
Kyuhyun menghela nafas dan mengangguk.
"Baiklah, aku terima!." Ucap Kyuhyun mantap dan Donghae pun tersenyum puas melihatnya.
.
To Be Continued
.
Iseng-iseng publish, kira-kira ada yang minat baca gak ya?
Review juseyo ^o^
