Ingatkah saat itu?

.

.

.

Disclamer ©Sukitte Innayo by Kanae Hazuki

Yuka : Halo semua minna, karena Yuka-chan lagi pengen buat fanfic lagi nih karena masih liburan sekolah semesteran, fanfic kali ini mengambil cerita anime Sukitte Innayo ( SukiNayo ) meskipun agak sedikit kuubah ceritanya, Anime pertama ber-episode 12 yang pernah kutonton pertama kali nih ( Wah jadi inget kenangan manis nih apalagi melihat Yamato-kun yg cakep Hehehe ). Aku pertama kali suka karena poster animenya yang menunjukan Mei gadis yang terlihat menurutku biasa dengan Yamato cowok cakep yang suka ama Mei tersebut. Aku langsung berpikir bahwa mereka akan menjalani kisah cinta manis Hehehe. *DipukulYamatoDariBelakang

Yamato : Dah sudah malah curhat, sampai kapan dilanjutin ceritanya nih, sudah tidak sabar lagi

Mei : Iya nih Yuka-chan, jarang nih ada yang buat cerita fanfic tentang kita

Yuka : Iya iya sebentar, lagipula masih iklan kok

Yamato dan Mei ( Dalam Hati ) : Di Fanfic memang ada iklannya juga

Yuka : Oke sudah siap, dari pada menunggu lama lagi, segera puterkan fanficnya *SemuanyaGelengGelengKepala

.

Tokoh tokoh di cerita ini bukan dari saya tapi buatan Kanae Hazuki jadi saya meminjam tokoh tokohnya dalam cerita fanfic saya.

Warning : Peringatan jika ada typo, OOC, kesalahan EYD dan kata mohon dimaafkan karena Authorpun juga manusia yang memiliki imajinasi yang liar dan masih jomblo *Di Boomerang

.

.

Good reading

Perkenalkan namaku Tachibana Mei, aku adalah murid kelas 2-D di SMA Toumei di Jepang, jika kau ingin tahu kehidupan di sekolahku kurasa lebih baik kau tidak usah menanyakannya karena kau pasti tidak akan tertarik dan pasti akan meninggalkanku sendirian. Yup, aku sudah terbiasa dengan hal itu apalagi aku dengan predikat tidak mempunyai satupun teman selama 10 tahun sejak aku masih duduk di bangku TK.

"Hey, kamu tahu tidak Tachibana Mei?"

"Tahu, gadis pemurung penyendiri itu'kan?"

"Yup, katanya ia sejak dari SD tidak punya teman lho"

"Wah kasian dia"

"Buat apa kasian, lagipula kita pernah ingin mendekatinya namun selalu diacuhkan olehnya"

"Iya deh, kau benar gadis itu memang menyebalkan"

"Hahahahahaha"

Percakapan itu selalu ada selama aku duduk di bangku SD bahkan sampai SMA ini. Tapi aku tidak memperdulikan itu semua karena menurutku sahabat atau teman pasti akan mengkhianati dan meninggalkan kita bukan, apapun yang terjadi mereka hanya ada saat situasi bahagia/baik baik saja namun saat kita dilanda sedih dan kacau mereka lambat laun akan menjauhi kita dan pergi menuju situasi baik baik saja yang dibuat teman lainnya.

Bahkan jika kita membuat suatu kesalahan, entah kenapa pasti mereka akan menyalahkan satu sama lain sampai mereka akan menyalahkan salah satu teman mereka sendiri yang pasti terlemah dan menurut mereka pantas untuk dijauhi dan menjadi kambing hitam. Dan akulah yang menjadi kambing hitam mereka. Alasan itulah yang membuatku tidak ingin mempunyai teman, aku sudah merasa trauma dan sedih dengan hal itu semua.

"KRING, KRING,KRING" suara jam weker sialan itu membangunkanku saat aku sedang enak enaknya tidur. Aku bangkit dari kasur dan mematikan jam weker sialan itu tanpa melihat angka jam weker tersebut sambil mengucek ngucek kedua mataku dan melihat sekeliling kamar dengan mata masih mengantuk.

"Mei-chan, bangun sudah pagi, bukannya kau harus sekolah hari ini?" teriak Mamaku yang berada di lantai bawah dengan memakai mic yang dihubungkan speaker keras, "Huh, Kenapa selalu membangunkanku dengan mic kenapa tidak sekalian pake toa masjid sana?" batinku kesal

"Iya Mah, sebentar" aku turun dari tempat tidur dan berjalan perlahan menuju pintu kamar dengan mata masih mengantuk hampir saja menabrak lemari kemudian meja, kursi, papan tulis, vas, jendela, kaca, sampai kamar hampir hancur semua ( Mei : Lebay Amat Sih *sweetdrop )

Aku sampai di lantai bawah, disana Mama sedang memanaskan nasi goreng kemarin untuk sarapan kami. Aku anak tunggal dan Ayahku meninggal karena sakit kanker jadi aku tinggal di Apartement ini bersama Mamaku berdua. Tidak buruk juga meskipun Mamaku sering meninggalkanku karena sibuk sekali berkerja bahkan sampai larut malam namun kami selalu mengobrol dan makan bersama setiap pagi karena Mamaku juga berangkat pagi sama sepertiku.

"Selamat pagi, Mama" sapaku sambil menguap ngantuk

"Oh selamat pagi sayang, maaf membangunkanmu pagi pagi sekali, soalnya Mama akan berangkat lebih pagi hari ini karena ada urusan pekerjaan" perkataan Mamaku membuatku sontak langsung melihat jam dinding.

"AH, INIKAN MASIH JAM 5 MAH, MENDINGAN MEI TIDUR LAGI AJA" teriakku emosi dan pergi menuju tangga ingin kembali ke ranjang yang empuk dan enak di kamar.

"Hey, Mei-chan, jangan sampai membuat Mamamu marah ya, jika Mama meninggalkanmu sendirian disini siapa yang akan membangunkanmu jika kau tidur pulas dan kau pasti akan bolos sekolah lagi'kan" marah Mamaku sambil memegang pundakku membuatku bergidik ngeri dibuatnya. Awas kau Mah telah menyebarkan aibku di depan para reader bahwa aku suka bolos. ( Yuka : dasar anak durhaka *MeiDikutukMenjadiBatu )

"Yayaya, Mah" huh terpaksa aku harus menurut Mamaku. Kalo gak, pasti uang bulananku akan dipotong lagi. Meskipun sebetulnya aku tidak terlalu mempermasalahkan hal itu karena kini aku sudah bekerja di sebuah toko roti untuk mencukupi kebutuhanku jika ada sesuatu, namun sayang'kan uang bulanan jika dipotong lagipula uang itukan bisa dibuat untuk membeli kaset film atau kuota'kan lumayan. *MeiMemangOrangnyaGitu

Selanjutnya aku dan Mamaku setelah sarapan bersama, aku persiapan mandi dan seragam sekolah sekaligus menata buku jadwal. Rasanya dingin sekali mandi pagi pagi sekali di jam segini. Setelah memakai seragamku, aku turun ke bawah tangga dengan membawa tas sekolah. Di bawah aku hanya menemukan surat dan kunci rumah di meja makan.

Aku duga pasti dari mamaku kalo bukan siapa lagi masak surat tebusan, demi Dewa kami juga baru nyicil mesin cuci belum lunas. Ya kadang seperti ini situasinya ditinggal berangkat duluan sama mamaku kerja.

Aku melihat jam dinding rumah, masih jam setengah tujuh, sebetulnya jam masuk sekolah jam setengah sepuluh namun jika aku berangkat sekarang maka aku akan sampai jam delapan dan aku akan menghabis waktu satu setengah jam di sekolah menunggu jam masuk sambil diliati teman teman lainnya. Huh, males, males namun bukan ide yang buruk juga karena kurasa aku bisa menggunakan kesempatan ini untuk jalan jalan sekeliling sekolah dengan kondisi sekolah masih sepi. Ya ya ya pasti enakkan jalan jalan di sekolah dalam kondisi sepi tidak ada orang ditambah udara sejuk pagi hari.

Tanpa menunggu lagi aku langsung berangkat cepat cepat tanpa melewatkan kesempatan langka ini. Sebetulnya aku cinta SMA-ku tapi itu akan terjadi jika hanya aku yang berada disana tanpa adanya siswa siswi lainnya. Fasilitasnya disana juga tidak kalah bagus dengan SMA lainnya.

Setiap hari aku berangkat ke sekolah menaiki kereta karena cepat meskipun agak mahal biaya ongkosnya namun Mamaku tidak pernah lupa memberiku ongkos naik kereta namun kali ini karena mungkin Mamaku terburu buru dia lupa meninggalkan uang ongkos kereta, membuatku harus menggunakan uang cadangan yang rencananya mau kubuat untuk beli kaset film baru. Huhuhuhu sedih aku. Aku nanti pasti akan minta ganti uang ke Mamaku.

Aku berjalan kaki sendirian menuju stasiun yang jaraknya agak lumayan jauh. Ponselku tiba tiba berdering, aku heran tumben ada yang menelfonku pagi pagi begini. Aku langsung mengangkatnya.

"Kuota anda habis, silahkan isi kuota anda sebelum tanggal X-X-20XX, untuk mendapatkan hadiah uang senilai 100 juta rupiah dipotong pajak, jika anda beruntung"

Dasar ternyata cuman operator pulsa, udah gitu ngomong kuota habis lagi, begitu sialnya aku hari ini. Terpaksa aku harus membeli kuota lagi nanti. Aku kembali berjalan lagi, aku kadang merasa sedih melihat teman teman seusiaku dapat menerima telfon dari teman mereka bersenda gurau sedangkan aku selalu mendapat panggilan telefon kalo gak dari Mamaku, Pemilik Toko Roti, pasti Operator. Tidak terasa aku sudah sampai di Stasiun.

Tidak terasa perjalanan kereta, aku sudah sampai di tempat tujuan. Aku berjalan lagi menuju tempat sekolahku yang kebetulan tidak jauh dari stasiun.

Biar cepet, disini aku sudah sampai di kelas sambil melihat sekeliling kelas, sudah kuduga masih kosong tidak ada satupun murid di kelas. Dingin juga disini, membuatku langsung melipat tanganku sampai aku melihat AC kelasku, "Wajar saja sih AC kelas aja belom dimatiin dari kemarin. Yang bertugas piket bagaimana itu, tidak bertanggung jawab" umpatku dalam hati

Aku duduk di bagian belakang tepat di samping jendela kelas. Aku suka aja duduk disini karena aku bisa merasakan sinar matahari dan angin sepoi sepoi tanpa terhalang murid murid lainnya namun juga ada kendalanya juga sih yaitu kadang ada serangga atau bola yang masuk lewat jendela kelas dan pertama kali pasti mengenaiku duluan.

Setelah menaruh tasku, aku langsung pergi keluar kelas untuk berjalan jalan di sekitar sekolah. Aku sudah tidak melakukan hal ini semenjak aku pertama kali masuk sekolah karena saat itu ada kegiatan MOS dan kami diajak keliling sekolah mau tak mau aku juga harus ikut keliling.

"Sudah kuduga sekolah masih dalam keadaan sepi, Hehehehe, syukurlah" batinku senang saat berjalan menyelusuri lorong kelas.

Namun, entah karena aku terlalu berimajinasi atau aku tidak melihat jalan, semuanya berubah saat aku menabrak seorang cowok tampan dengan tubuh tingginya yang membuat hampir jatuh dari jendela. Sontak aku harus menarik cowok itu, Huh beratnya namun dengan sekuat tenaga aku harus menariknya kalau tidak pasti aku akan dijadikan tersangka atas pembunuhan cowok tampan ini. Ayolah, aku masih ingin menonton film yang mau aku beli nanti tidak mau berakhir dalam sel penjara.

"Huaaaaaaaaa, bertahanlah siapapun kau" teriakku untuk menyuruhnya bertahan sebentar

"Cepat, cepat, tarik aku, aku akan mati nih" suruh cowok itu ketakutan

"Ya, ya, akan kutarik kau jangan bergerak banyak" Cowok itu akhirnya dapat kembali ke tempat semula setelah perjuangan panjang. Aku dengan nada ngos-ngosan langsung duduk di lantai karena saking capeknya.

"Anu, Ka-u, tidak apa apa?" ucap cowok kuatir sambil menawarkan uluran tangannya. Ya, mau tak mau aku harus menerimanya daripada diliatin murid murid lainnya. Aku bangkit dan kami berdua sama sama berdiri.

"Terima kasih" kata cowok itu lagi sambil tersenyum

Aku cuman membalasnya dengan senyum kecil tak ikhlas, Hah, cuman ngomong terima kasih kenapa sekalian kasih apa gitu kek, sudah membuat gadis lemah sepertiku menghabiskan tenaga banyak untuk menyelamatkan nyawanya.

"Ya, sama-sama" jawabku sambil memalihkan muka, sebetulnya kenapa kok sial begini malah terlihat aku yang kesakitan padahal dia-nya yang hampir terjatuh dari jendela lantai 3. Padahal di waktu yang berharga ini, aku ingin segera jalan jalan melihat sekolah ini namun kenapa harus menghadapi cowok ini meskipun dia lumayan tampan sih.

"Ehm, anu, namaku Kurosawa Yamato dari kelas 2-B, namamu siapa?" ia malah memperkenalkan diri padaku padahal aku sudah hampir membuat nyawanya hampir melayang dan juga malah tanya namaku lagi.

"Aku tidak bisa memberitahu namaku lagipula kita baru bertemu tapi aku dari kelas 2-D" ujarku malu malu. Oh ya mengapa aku disini terus, aku akan kehilangan kesempatanku berkeliling sekolah.

"Oh begitu, eh, wah, kamu sekelas juga sama Kenji rupanya" ujarnya sambil tersenyum dan aku tidak tahu dengan Kenji yang ia maksud. Mungkin karena aku jarang berinteriksasi dengan murid murid di kelasku sampai aku tidak tahu nama teman sekelasku sendiri.

"Aku harus pergi dulu Kurosawa-kun"pamitku mau pergi untuk mencegah cowok ini menanyai atau mengobrol denganku lebih jauh lagi karena aku benci mengobrol banyak

"Eee, sudah selesai, kau mau pergi kemana, Mei" tanya Kurosawa penasaran dan agak kesal menyetahui aku mau meninggalkannya. Kepo banget sih udah gitu manggil nama panggilanku lagi padahal baru ketemu.

"Aa-aku mau pe-per-gi jalan jalan" jawabku terbata bata,

"Jalan jalan, bolehkah aku ikut, lagipula aku juga lagi bosen di kelas nih sepi tidak ada orang" cowok itu terlihat senang ada seseorang yang melepaskan ia dari kesepian di kelasnya.

Aduh cobaan apalagi ya Dewa, tadi disuruh bangun pagi-pagi sekali, makan nasi goreng yang kemarin, diteriakin pake speaker, uang ongkos kereta lupa dikasih ke aku, kuota habis, sekarang ada cowok yang ingin ikut aku jalan jalan padahal aku ingin sendirian menikmati pagi ini.

Terpaksa aku harus menerima permintaan Kurosawa. Kurasa ini mungkin sebagai permintaan maafku karena telah membuatnya hampir terjatuh. Yaaa, mau gimana lagilah, "Baiklah, kau boleh ikut, Kurosawa-san"

.

.

.

.

.

Yuka : Chapter 1 akhirnya selesai hehehe, memang sih dalam cerita ini Mei-chan aku buat menjadi sosok introvert yang terlalu berpikir aneh aneh dan mungkin bisa dibilang terlalu berpikiran negative soal sesuatu biar lebih unik dan wow saja di fanfic ini. Hehehehe

Yamato : Hey Author Yuyu Kakang kenapa aku yang jatuh, dari jendela lagi, padahal di anime yang jatuh itu Mei-kan.

Mei : *Mengangguk setuju

Yuka : Eh, biarin dong Yamato-kun, lagipula yang buat Fanfic ini-kan aku, jadi kalian harus menuruti apa yang kukatakan HAHAHAHA

Yamato dan Mei : Dasar Author ini

Mei : Dan juga kenapa aku juga digambarkan orangnya heboh dan lagi, kenapa tidak ada kucingku mashmellow juga disini Yuyu Kangkang?

Yuka : Eh, Iya ya, tapi tenang sudah ada bagiannya nanti kok *Sambil menunjukan senyum menggoda

Yamato dan Mei : *Mulai menjaga jarak sama Yuka

Yuka : Baiklah jangan lupa Review, kritik, dan saran karena saran kalian sangat berpengaruh bagi kemajuan fanfic saya menuju lebih baik lagi. Arigatou Gozenmasu

Preview

"Dia lumayan tampan sih tapi sungguh menyebalkan"

"Kau mau ini, Mei-chan"

"Halo, Yamato-kun aku sudah mencarimu dimana mana"

"Aku ingin segera pergi"

"Benarkah, aku dari kelas 2-D juga lho, salam kenal"