Minna, ini pertama kali saya menulis fic. Silahkan membaca and enjoy it! Don't like to read, then don't read it!
Title : SMA Shinigami vs SMA Arrancar
Desclaimer : Bleach ©Tite Kubo
Genre : Friendship
Cast : Renji Abarai, Ikkaku Madame, Yumichika Ayasegawa, Rukia Kuchiki, Momo Hinamori, Hitsugaya Toushiro, Izuru Kira, Grimmjow Jeagerjaquez, Ulquiorra Schiffer, Coyote Starrk, Szayel Aporro Granz
Warning : Gaje... dll
Chapter 1
Tahun baru di kota Karakura, Akademi Visored berencana ngadain Kompetisi yang Luar Biasa dinanti-nanti oleh siswa-siswi dari SMA Shinigami dan SMA Arrancar. Tahun baru ini pula, kedua SMA tersebut menerima siswa-siswi baru.
SMA Shinigami dan SMA Arrancar adalah SMA yang paling paling dan paaaliiiing terfavorit nomor 1 di dunia *preet*. Banyak siswa-siswi SMP berebut kursi *kursi aja direbutin* untuk bisa bersekolah disana. Kalo keterima mereka bakal jingkrak-jingkrakan, teriak-teriak, ketawa ya, gila stadium akhir! Kalo gak diterima, rata-rata pada stress, sedih, nangis-nangis nyampe berani protes plus ngancam SMA Shinigami dan SMA Arrancar bakal dihancurin pake buldozer *tega amat*
Konon katanya nih yee, SMA Shinigami sama SMA Arrancar itu musuh bebuyutan, alias bersaing secara tidak sehat. Saling meledek, menjatuhkan, mengece, mencemooh, merobohkan, memojokkan, menyudutkan, mengha-ya gitu lah... Bapak Yamamoto Genryuusai yang udah tua and notabene menjabat sebagai Kepsek di SMA Shinigami punya dendam sama Kepala Sekolah SMA Arrancar yaitu Aizen Sousuke yang ternyata umurnya masih muda, masih ganteng kayak superman, cool, keren, tajir, wangi, pokoknya kebalikan dari Kepsek Yamamoto deh! And banyak ditaksir cewek lagi *Author juga mau, wekk*. Alasan plus penyebab kebencian itu gak diketahui sama siapapun! Kalo ada orang nanya kedua kepsek itu, bisa-bisa langsung di kasih muka killer!
Cerita dimulai dari murid-murid SMP Karakura yang baru lulus Ujian Nasional dan diterima di SMA Shinigami...
"Yippiyeeeeee!" seru seorang cowok botak lompat-lompat sambil megang kertas bertuliskan 'DITERIMA' dan setengahnya udah luntur sama air mata penuh keharuan itu.
"Yuhu, kita diterima" kata sohibnya yang punya style banci.
"Yumi, aku seneng bangeeet!" seru cowok botak itu sambil meluk temannya bancinya itu.
"Ikkaku, stop dech! Malu-maluin" kata si Yumichika yang geer dipeluk temen botaknya itu.
Dari arah belakang mereka, "HOREEEEEEEEEE!" teriak cowok berambut nanas merah sambil lari-lari kayak dikejar-kejar anjing kelaparan. Suaranya kayak pake toa volume di atas full! "GUE DITERIMA, makasih bapak, ibu, paman, bibi, kakek, nenek...!" sambungnya sambil sujud! (?)
Ikkaku dan Yumichika cuma bisa nyengir liat tingkah sobat mereka yang miring itu.
"Wah, asik ya kita semua diterima" kata seorang cewek yang manis dari arah belakang Renji. Ia ditemani sama cowok yang punya muka MADESU.
"Eh Momo, Kira, kalian diterima gak?" tanya Ikkaku.
Momo Hinamori mengacungkan jempolnya dengan senyum merekah di bibirnya. "Tentu aja kita diterima. Ya kan, Kira". Cowok bertampang madesu dan malu-malu itu cuma bisa ngangguk-ngangguk.
Dari kejauhan, "Yo, teman-teman!" sapa seorang gadis bertubuh kurus dan berambut sebahu. Ia berlari menghampiri teman-temannya.
"Eh Rukia" tersentak Renji. "Diterima gak?"
"Tentu aja dong. Yang namanya Rukia harus diterima" kata Rukia menyombongkan diri.
"Heh peang, kurus, pendek... biasa aja dong ngomongnya. Mentang-mentang anak bangsawan!" ledek si botak Ikkaku.
"SIAPA YANG BILANG PENDEK!" kata sebuah suara.
Semua melirik ternyata itu Hitsugaya. Ikkaku, Renji dan Yumichika cuma bisa ketawa ketiwi liat aksi Hitsugaya yang marah gara-gara denger kata 'pendek'. Emang dia udah nyadar diri kalo ternyata dia itu pendek kali! Hahaha
"Diem lo lo pade. Jangan ngetawain gue gitu, kalo gak gue kasih tinju dan pukulan!" kepala Hitsugaya udah panas kayak kompor. Emosi, emosi, emosi...!
Serentak si botak, banci dan rambut nanas gak berkutik. Toh mereka tau, biar Hitsugaya kecil tapi tenaganya pas marah itu diluar dugaan manusia dan setara sama Hercules putera Dewa Zeus kepercayaan bangsa Romawi! *lengkap amat sih*
"Umm..." kata Momo yang gugup pas Hitsugaya yang dipuja-puja oleh hatinya bertahun-tahun, berbulan-bulan, berminggu-minggu, setiap hari, setiap menit, setiap detik, setiap saat *halah*, ada dan menampakan diri di depan kedua matanya *emangnya hantu*. "Shiro-chan... uhmm... diterima gak?"
Sesekali Hitsugaya melirik ke arah Momo. Lalu memalingkan wajahnya ke arah bangunan SMA Shinigami yang megah itu. "Iya" jawabnya dengan jelas singkat dan padat *Haa*
"Ooh" kata Hinamori polos, mirip anak kecil.
"Eh aku mau pulang dulu. Besok kan hari pertama kita belajar di SMA Shinigami *aneh bin ajaib langsung belajar, gak ada MOS dulu. Namanya juga gaje*, jadi harus nyiapin baju baru, sepatu baru sama tas baru" kata Renji so.
"HUUU... yang punya baju baru, tas baru, sepatu baru... cieeeeeee" ledek si botak semena-mena. Itu bikin Renji emosi dan pengen ngeremes kepala botak itu. Seandainya emang tuh kepala adalah bantal, pada saat ini juga dia bakalan nginjek-nginjek nyampe pengek.
"Diem lo!" ancam Renji ngasih death glare.
"Iya nih. Aku juga mau ada acara keluarga sama kakak" kata Rukia.
"Asik ya, anak bangsawan jalan-jalan aja" kata Yumi. "Coba kalo aku jadi Yumichika Kuchiki. Pasti cowok keren Byakuya Kuchiki itu bakal seneng ada aku tinggal di rumahnya" sambungnya so.
"HUUU, MAUNYA LO!" ledek yang lainnya kompak dan bikin Yumi ilfil. Bukan ilfil lagi, ngerasa kepojokin... pojok n paling pojok...!
"Yee sirik amat sih loo!" geram Yumi mengembungkan pipinya. "Sirik itu kan tanda tak mampu tau"
"Yehh... kita tuh sayang sama kamu. Biar kamu gak ngehayal yang tinggi-tinggi. Gapai aja yang ada! Misalnya Hanatarou Yamada..." ledek si botak Ikkaku.
"Buset dah lo. Ngapain berurusan sama tampang kuburan gitu? Mending sama Hitsu-kun, ya kaaaa-" belum cowok cantik ini mengantupkan bibirnya udah dikasih death glare by Hinamori. Serentak dia kikuk.
"Aku pulang dulu" kata Hitsugaya tiba-tiba langsung berbalik dengan gaya coolnya *bikin Hinamori kelepek-kelepek dan lupa sama marahnya*.
"Aku juga ah" disusul Hinamori. Kira cuma ngikut-ngikut.
"Yo, Renji, Ikkaku, Yumi, byee..." kata Rukia pas mobil kakaknya, Byakuya Kuchiki udah ngejemput Rukia depan gerbang. Pantulan sinar matahari dari kaca spion mobil Katak Jermannya *mobil langka cuy* membuat Renji dkk memasang posisi dan gaya masing-masing untuk melindungi matanya dan berkata "Silaau" *ah lebay amet deh*
"Daahh" Ikkaku, Renji dan Yumichika melambaikan tangan. Kemudian mereka bertiga pulang ke rumah yang saling berdekatan.
Di SMA Arrancar juga terlihat beberapa murid baru yang keliatan seneng karena diterima di sekolah ini. Tapi sebagian besar, mereka biasa-biasa ajaa... *Calm down...*
"Huaaaaaaa..." cowok berambut pink disana menangis terharu karena ia diterima sebagai siswa baru. Surat penyataan diterimanya siswa baru itu diangin-anginkan karena basah kuyup sama air mata kebahagiaannya yang tiada tara dan duanya. SROOOT. Ia mendistribusikan ingusnya ke sapu tangan untuk kesekian kalinya. Entah udah berapa gram massa lendir di sapu tangan itu. "Ini... makasih Starrk. Kamu baik banget mau minjemin sapu tangan ini ke aku" kata Szayel sambil menyerahkan sapu tangan yang udah berat itu kepada sobatnya.
Starrk berjengit. Cowok bertampang pemalas disampingnya ngerasa jijik. "Gak usah. Kamu simpen aja" 'Huh, jorok banget sih lo. Disini gak ada yang nerima jasa penghilang ingus lo yang bener-bener mengandung 100% kuman, 100% penyakit dan 100% kesialan', Kata Starrk di dalam hatinya.
"Tau gak? Aku seneng banget diterima di SMA Arrancar" Szayel memproklamirkan kebahagiaannya.
"Ah, lebay banget sih lu pake nangis-nangis segala" ledek Starrk. "Gue aja diterima tenang-tenang aja tuh"
"Dasar Starrk! Huh, TUMOR JAHE sih! Ngaca dong, seharusnya kamu bersyukur bisa diterima di SMA terfavorit ini..." kata cowok pinky itu.
"Tumor Jahe? Apaan tuh?" tanya Starrk seraya heran seheran-herannya.
"Tukang Molor Jago He'es!" seru si cowok pink yang suaranya mengalahkan sirene ambulans.
Otomatis si pemalas naik pitam alias EMOSI. "Gue hajar lo!" serunya yang tangannya udah gatel buat nonjokin si cowok pinky itu.
"Heh pinky, tumor, apa sih ribut-ribut. Berhenti dong! Kayak anak kecil aja" kata sebuah suara, yang tak lain itu adalah teman mereka, si Grimmjow Jeagerjaquez cowok berambut biru, ganteng dan keren. Ia ditemani oleh sahabat kentalnya sejak kecil yang tak lain adalah Ulquiorra Schiffer, pemuda berkulit putih pucat, bermata hijau emerald, berwajah melankolis dan irit bicara.
"Eh Grimm, Ulqui..." sela Starrk. "Ngapain disini?" tanyanya dengan nada yang malas dari yang paling malas.
"Ngambil surat keterangan diterima lah. Emang abis shopping kayak anak cewek" jawab Grimmjow dengan agak nafsu. Ulquiorra yang berdiri disampingnya cuma bisa diam seribu kata.
"Diterima gak?" tanya si cowok pinky itu.
"Keh..." Grimmjow menyeringai. "Heh Szayel, lo pikir gue gak akan diterima. Tidak bisa! Itu gak akan terjadi..." sambungnya pake gaya khas Sule pada cowok pinky itu. (?)
"Sombong amet sih lu" gerutu Szayel. Gara-gara ia males ngomong sama Grimmjow, dia mulai ajak Ulquiorra buat bicara. "Eh Ulqui, kamu diterima gak?"
Ulquiorra hanya mengangguk. Szayel bener-bener keki. Gini nih, kalo ngajak Grimmjow bicara pasti dibalas pake nada ala preman dan mengandung unsur kekerasan. Tapi sama Ulquiorra, dia bakal gondok dan ngerasa gak dianggep gara-gara jarang dibalas pake omongan. Kasian, kasian, kasian...
"Aku pengen pulang ah" kata Starrk dan mulai menguap. Cowok yang satu ini emang hobi malas-malasan dan kerjaannya cuma tidur di rumah. Papa dan mamanya dibuat pusing! :D
"Sama" tambah Szayel. "Aku pengen bikin eksperimen baru. Aku pengen punya lab pribadi..."
"Dasar kutu buku so pinter!" ledek Grimmjow. "Yo ah! Gue ma Ulqui juga mau pulang"
"Naik apa? Rumah kalian kan jauh banget *kayak dari Indonesia ke Vietnam. Ya gak lah*" tanya Szayel yang matanya terbelalak.
"Mobil lah. Toh Ulqui bawa mobil. Motor gue gak ada bensinnya. Lagian, rumah gue sama Ulqui kan deket, satu komplek. Bisa nebeng, gratis, lebih nyaman daripada angkot n' bajaj" kata Grimmjow menyeringai.
"Ohh" kata Szayel polos kayak anak kecil baru tau angka 1. "Ya udah deh, aku duluan. Dadah" kata Szayel. Dan ia langsung pulang ke rumahnya, diikuti oleh Starrk.
"Ayo" ajak Ulquiorra mendahului Grimmjow dan berjalan ke arah mobilnya yang terparkir di parkiran luas SMA Arrancar. BMW putih yang terparkir disana adalah mobil yang paling mahal harganya. ORIGINAL dari Amerika, setara sama mobil James Bond yang serba bisa itu lho! *weleh weleh, mau banget* Wajar sih, Ulquiorra kan anak bangsawan.
"Heh kau bocah cuek, tungguin!" geram Grimmjow karena ditinggalin.
To Be Continued...
Keesokan harinya adalah hari pertama murid-murid baru SMA Shinigami dan SMA Arrancar belajar. Bakalan ada pemilihan siswa-siswi terbaik yang bakal ditandingin di Kompetisi Bleach Cup 6 bulan ke depan. Pas kompetisi ini, guru-guru yang tadinya baik mendadak pasang muka killer! Siapa yang bakal bertahan dan masuk ke babak final sehingga terpilih menjadi Atlet untuk memperjuangkan nama baik sekolah di ajang Kompetisi Bleach Cup nanti?
Minna, akhirnya selesai juga fic gaje chapter 1 ini. Semoga pada suka ya!
Update segera menyusul... *mesti semangat ngerjainnya*
Kalo ada kesalahan, gomen! Pertama kali nulis fic sih... hehe
Hmm, terus mau tanya... artinya AAC, UC yang gitu tuh apa ya? Apa itu amat penting? *gaptek nih*
Tolong review ya!
