OKAERI, MY LOVE
Chapter 1-They are gay and I didnt know
Created by Amee
.
.
Summary:
Kyuhyun tidak tahu apakah ia harus berbahagia atau harus berduka. Cho Kyuhyun, seorang namja straight, harus terjebak di antara dua orang sepupu yang mengklaim diri mereka "gay" dengan kadar ke-pervertan tinggi.
Stars : Cho Kyuhyun, Choi Siwon, Jung (Shim) Changmin
.
.
Hari ini terasa begitu panas, bahkan angin yang berembus tidak mampu mengubah suasana menjadi sejuk. Kyuhyun menengadahkan kepalanya ke langit, lantas menarik nafas panjang. Mungkin Tuhan sedang mengujiku, pikirnya.
Kyuhyun tahu, mungkin ia sudah hampir gila, atau mungkin dia memang benar-benar sudah gila karena menyetujui keputusan kedua orangtuanya untuk dititipkan pada kenalan mereka selama dua bulan karena kedua orangtuanya harus 'menjalankan misi kemanusian' di Belanda, yang sesungguhnya entah apa.
Kegilaan lainnya adalah kini Kyuhyun tersesat di suatu jalan yang tak dikenalinya. Dipikir-pikir lagi, kenapa kedua orangtuanya tidak mengajaknya saja. Kyuhyun menepuk dahinya keras-keras, ia mengerti sekarang, 'misi kemanusiaan' yang dimaksud mungkin bukan misi kemanusiaan yang sesungguhnya, tapi misi untuk membuat manusia, dia kira. Kyuhyun menghela nafas. Bagus, ia ditinggalkan berbulan madu sesi kedua oleh orangtuanya.
Kyuhyun menyeka keringat di dahi dengan punggung tangannya. Diambilnya sebuah koin dari dalam kantong celananya, lantas dimasukkan ke dalam mesin minuman. Ditekannya tombol, dan beberapa saat kemudian sekaleng coke keluar. Dibukanya penutup coke cepat-cepat, lantas disesap coke miliknya dalam tegukan besar.
"Segarnya," gumamnya. Diliriknya jam yang melingkar di tangannya. "Membuang waktu satu jam hanya untuk mengelilingi kompleks, kau sangat hebat Cho Kyuhyun,"
Kyuhyun membuka ponsel miliknya setelah meremas kaleng coke yang telah kosong dan melemparkannya ke dalam tempat sampah. Diamatinya lama-lama layar ponselnya, sebelum ia bergumam, "Hwayangdong, kupikir ini benar tempatnya. Tapi di mana rumahnya?"
Kyuhyun membenarkan letak ranselnya, lantas kembali berjalan. Sesekali ia bersiul, dan sesekali ia menyeka keringatnya. Untuk ukuran laki-laki sekuatnya pun, teriknya matahari dan jarak yang harus di tempuh benar-benar membuatnya lelah. Ia terus berjalan, ketika sampai di ujung jalan, Kyuhyun memutuskan untuk berbelok kanan.
"Sembilan puluh delapan, sembilan puluh sembilan, seratus," Kyuhyun menghentikan langkahnya, lantas mendongak dan memutarkan kepalanya, mencari seseorang yang mungkin bisa ia tanyai.
Ada seorang wanita tua berusia sekitar lima puluh tahunan yang tengah menyapu. Rambutnya coklat mencuat seperti semak-semak, dan raut wajahnya tampak tidak bersahabat. Apa tidak ada manusia lain untuk kujadikan pilihan? Gumam Kyuhyun. Seorang bibi dan nenek tua jauh lebih menyebalkan daripada anak berusia lima tahun, itu yang selalu dipikirkan Kyuhyun, meski pada akhirnya ia tetap berjalan mendekati wanita tua itu.
"Permisi," gumam Kyuhyun.
"Ne," jawab wanita itu tanpa menoleh.
"Aku ingin bertanya sesuatu,"
"Tinggal kau katakan dan aku akan menjawab, kenapa kau berbelit-belit seperti itu,"
Kyuhyun mengeram tanpa suara. Benar pikirnya, bibi bibi itu menyebalkan. "Apa kau tahu dimana kediaman keluarga Choi Jungwoo?"
Wanita itu mengangkat kepalanya, menatap Kyuhyun dengan pandangan yang sulit diartikan. "Apa kau sedang bercanda?" katanya.
"Apa?" balas Kyuhyun cepat.
"Itu," wanita itu mengarahkan telunjuknya, "di belakangmu," tambahnya.
Cepat-cepat Kyuhyun menolehkan kepalanya ke belakang, lantas kembali menatap wanita itu. "Itu? Di belakangku? Kediaman Choi?"
"Ya, itu rumahnya. Astaga, anak muda zaman sekarang bodoh sekali, sama sekali tidak mengerti bahasa," rutuk wanita itu membuah Kyuhyun menghela nafas berat.
"Terimakasih banyak," Kyuhyun membungkukan badannya lantas cepat-cepat berlari memasuki halaman kediaman Choi.
Kyuhyun menyeka keringatnya. Ia harus berterimakasih pada Tuhan karena akhirnya ditunjukan tujuannya setelah ia harus melawan panas, berjalan kaki, dan bertemu wanita tua yang menyebalkan.
Kyuhyun mengangkat tangannya hendak mengetuk pintu ketika telinganya menangkap teriakan dari dalam.
"Demi Tuhan, kau sangat menjijikan!"
Kyuhyun mengkerut, ia menurunkan kembali tangannya. Apa kalimat itu ditunjukkan untukknya, Kyuhyun bertanya-tanya.
"Siapa yang kau sebut menjijikan Jung?"
"Kau Choi! Astaga, sekalipun di dunia ini tidak ada satu laki-laki pun dan yang tersisa hanya kau, aku tidak akan pernah mau bersamamu, lebih baik aku kembali pada makhluk-makhluk berdada besar itu,"
"Ya, kau pikir aku mau bersamamu? Pikiran menjijikan apa itu?"
"Pikiran menjijikanmu. Untuk apa kau merayuku tadi?"
"Hah? Coba katakan sekali lagi, merayumu? Bahkan di neraka pun tidak akan pernah! Aku sedang berlatih merayu kekasihku, salahmu sendiri berjalan di depanku!"
Kyuhyun menarik nafas dalam-dalam, mungkin pemilik rumah ini sedang menonton opera sabun di televisi, Kyuhyun meyakinkan dirinya sendiri. Tuhan, permudahlah semuanya untukku, gumamnya. Diketuknya pintu tiga kali, setelah tidak ada tanda-tanda bahwa pintu akan dibuka, Kyuhyun mengetuknya lagi.
Pintu berdecit dan mulai terbuka sedikit, dari dalam mengintip seorang pemuda berwajah stoic dengan poni menutupi sebelah matanya, cukup mengejutkan sehingga Kyuhyun mundur dua langkah.
"Mencari siapa?" tanya laki-laki itu datar, sangat dingin sehingga Kyuhyun dapat merasakan bulu kuduknya meremang.
"Choi... Choi Jungwoo, apa benar ini kediamannya?" tanya Kyuhyun tergugup.
"Siapa kau?"
"Aku Cho Kyuhyun, yang akan tinggal di sini,"
Laki-laki itu menyipitkan matanya, seolah akan menjadikan Kyuhyun santapannya, dan memikirkannya saja membuat Kyuhyun takut. Laki-laki itu mulai menyelidiki Kyuhyun, ditatapnya Kyuhyun dari kepala hingga kaki tanpa melewatkan apapun, lantas menyeringai. Disibakkan poni yang menutupi matanya lantas dibukanya pintu sedikit lebih lebar, cukup untuk Kyuhyun melihat sosok dihadapannya. Pemuda tinggi dengan wajah tampan namun kekanakan.
"Hyung, Siwon Hyung, tamunya sudah sampai. Dan dia manis!" teriak Changmin.
"Apa?" pekik Kyuhyun tertahan ketika Changmin menyebutkan kata manis.
"Silakan masuk Kyuhyun-ah, kami sudah menunggumu," intrupsi Changmin, dia membuka pintu lebih lebar sehingga Kyuhyun dapat masuk.
Changmin berjalan lebih dulu, sementara Kyuhyun mengikutinya di belakang. Merasa pundaknya lelah, Kyuhyun melepaskan ranselnya dan membawanya dengan setengah menyeretnya, menyadari hal itu cepat-cepat Changmin berbalik dan membawakannya.
"Tidak perlu," tolak Kyuhyun.
"Kau lelah, aku tahu. Bersantailah, anggap saja ini rumahmu sendiri," jawab Changmin cepat.
"Terimakasih,"
Keduanya berjalan memasuki ruang keluarga, dimana menunggu seorang putra keluarga Choi, yang duduk dengan gaya aristokrat di atas sofa, Choi Siwon.
"Selamat datang, Kyuhyun-ah," sapa Siwon.
"Hi," jawab Kyuhyun cepat sambil mengangkat tangan kanannya. Ia tidak tahu apakah hanya perasaannya saja atau memang kedua laki-laki itu menatapnya dengan tatapan aneh, apakah ada yang salah dengan dirinya? Meski Kyuhyun harus mengakui kedua laki-laki itu lebih tampan darinya, mungkin ia jadi terlihat aneh karenanya.
"Bagaimana?" tanya Changmin.
"Seperti yang kau katakan," jawab Siwon.
"Ini akan sangat menarik benar," ujar Changmin sambil tertawa, lantas ia melirik Kyuhyun. "Duduklah, aku akan mengambilkan minum,"
"Yo, thanks!" jawab Kyuhyun cepat, lantas ia duduk, dan rasanya sangat nyaman, setelah berjalan kaki selama satu jam akhirnya ia dapat beristirahat dengan layak.
Kyuhyun memejamkan matanya sambil menyandarkan kepala dan punggungnya, tanpa ia sadari bahwa di depannya Siwon tengah mengamatinya sambil menyeringai kesenangan. Berselang beberapa saat kemudian, Changmin kembali dengan nampan berisi tiga kaleng orange jus dan semangkuk besar buah buahan segar.
"Minumlah dulu, kau terlihat sangat kepanasan," ujar Changmin sambil meletakan nampan di atas meja, lantas duduk di samping Siwon.
Kyuhyun membuka matanya malas malas, lantas duduk dengan tegak setelah mengambil kaleng minumannya. "Kau benar, diluar sangat panas. Aku rasa aku hampir mati dehidrasi tadi,"
Kyuhyun membuka kaleng cepat cepat, lantas menyeesapnya dengan kepala setengah menengadah. Jakunnya naik turun dengan stabil, pemandangan yang wajar, namun diartikan lain oleh dua sepupu di hadapan Kyuhyun, Jung Changmin dan Choi Siwon.
"Ini benar-benar panas. Apa bisa kalian tunjukkan di mana kamarku? Kurasa aku sangat lelah dan butuh istirahat," ujar Kyuhyun.
"Tentu saja, aku akan menunjukkan kamarmu," jawab Changmin.
"Dan aku akan membawakan barang-barangmu," tambah Siwon.
Ketika kedua laki-laki itu mulai beranjak dari duduknya, dan berjalan menuju tangga, Kyuhyun mengikutinya. Kyuhyun menggelengkan kepalanya, mungkin hanya perasaannya dan pikirannya yang berlebihan karena rasa lelah yang mendera sehingga Kyuhyun merasa kedua laki-laki di depannya memperlakukannya seperti seorang wanita yang lemah. Lupakan itu, ia hanya ingin beristirahat.
-AMEE-
Kyuhyun membuka seluruh pakaiannya dan hanya menyisakan sebuah boxer di tubuhnya. Ia benar-benar merasa sangat lelah dan kepanasan, udara hari ini benar-benar hampir membunuhnya perlahan. Ia tidak tahu apa yang akan dialaminya jika hingga saat ini ia belum menemukan kediaman Choi, mungkin ia sudah mati terpanggang di jalanan sana.
Setelah mencuci mukanya, Kyuhyun cepat-cepat merebahkan tubuhnya di atas kasur yang terasa begitu nyaman dan empuk. Membiarkan tubuhnya bersantai sebentar saja, dan ia terlelap.
Entah berapa lama ia tertidur, mungkin sekitar dua atau tiga jam, hingga akhirnya Kyuhyun mulai terusik karena ia merasa lapar, bahkan dalam mimpinya ia ingat bahwa ia belum makan. Kyuhyun membuka matanya, masih dalam posisinya, ia menengadah menatap langit-langit kamar berusaha mengumpulkan serpihan nyawanya.
Kyuhyun bangun dan duduk. Ia menguap lebar-lebar sambil menggeliat, lantas menggaruk-garuk kepalanya hingga rambutnya kusut. Menoleh ke kiri dan ke kanan, lanta membelalakan matanya ketika sadar bahwa ada Changmin dan Kyuhyun di sana, memerhatikannya.
"Eh, apa yang sedang kalian lakukan di sini?" tanya Kyuhyun.
"Mengajakmu makan malam," jawab Changmin.
"Ya, cepatlah turun sebelum makanannya dingin," tambah Siwon.
"Yo, aku akan mandi lebih dulu, aku akan menyusul ke bawah nanti." Kyuhyun mengangguk.
Ia turun dari ranjang, lantas berjalan menuju kamar mandi dengan hanya mengenakan boxer dan rambut yang acak-acakan. Bagi Kyuhyun yang normal, hal itu sangatlah biasa mengingat mereka bertiga sama sama laki-laki. Namun bagi Changmin dan Siwon hal itu sangat berbeda. Mereka sudah menelan ludah berkali-kali sejak tadi, dan beberapa fantasi liar mulai bermunculan.
"Dia sangat seksi," gumam Changmin.
Siwon mengangguk mengiyakan. "Dan kulitnya sangat putih, aku yakin itu sangat mulus,"
"Kau benar, aku tidak sabar untuk menyentuhnya," Changmin menyeringai.
"Dan aku ingin menggigitnya," Siwon menjilat bibirnya.
"Dia milikku,"
"Dia milikku juga,"
TBC
Its so short, right? Gomen, anggap aja ini sebagai prolog. Ini buat selingat karena gue lagi stuck sama cerita yang lain, tapi bakal gue lanjutin.
I need feedback, please give me some review.
See you on the next chap!
