Twinkle Twinkle

.

.

Tittle : Twinkle Twinkle

Author : Reii Chan

Cast : Kim Jaenista, Jung Yunbear, dll-

Genre : Romance, Fluff, Humor Gagal

Lenght : Chaptered

.

.

Happy Reading ^^


"There is never a time or place for true love. It happens accidentally, in a heartbeat, in a single flashing, throbbing moment."

Sarah Dessen, The Truth About Forever

.

.

Jaejoong POV

.

.

"Pokoknya aku menolak dijodohkan dengan Jaejoong !"

Aku tertegun di ambang pintu rumah besar tersebut saat mendengar teriakan seorang namja bersuara bass dari dalam ruang tamu yang ditujukan kepada dua orang namja paruh baya yang duduk dihadapannya.

Menyadari kedatangan orang yang sedang menjadi topik pembicaraan, semua orang menoleh dengan gugup ke arahku dan tampak salah tingkah terutama Yunho.

Setelah beberapa saat aku lalu tersenyum mencoba mencairkan keheningan tidak menyenangkan yang tiba-tiba melanda tempat itu, Mr dan Mrs Jung. Kubenarkan letak kacamata tebalku lalu menyapa kedua orang dewasa yang berada disana sebelum kemudian duduk disamping Yunho.

"Aigoo Jae sayang kau datang tepat waktu, kami baru saja membicarakan tentang rencana pertunanganmu dan Yunho" Heechul ahjumma berbicara padaku dengan nada antusias berbanding terbalik dengan ekspresi namja di sebelahku yang kini sudah menguarkan hawa gelap dari tubuhnya.

Aku hanya tersenyum simpul, aku tahu Yunho pasti menolak dijodohkan denganku karena bagaimanapun kita tumbuh bersama dan berteman sejak kecil aku bukanlah type istri idaman Yunho.

Yunho yang tampan dan playboy itu menyukai Yeoja dan namja yang cantik dan seksi bukan namja nerd dan kutu buku sepertiku.

"Ahjumma, apa tak sebaiknya hal ini dibicarakan lagi, maksudku aku dan Yunho sudah berteman sejak bayi dan tiba-tiba kalian berniat menjodohkan kami. Kami butuh waktu untuk berfikir"

Heechul ahjumma dan Siwon ahjussi terlihat kesal sedangkan Yunho menyeringai setan mendengar ucapanku. Playboy cap beruang mesum itu pasti setuju dengan usulku karena bagaimanapun dia takkan mungkin mau menikah denganku dan jujur itu membuat hatiku terasa sangat sakit.

Yah, dengan berat hati aku mengakui kalau aku mencintai namja bodoh itu bahkan sudah hampir 10 tahun lebih aku memendam perasaan lebih untuknya.

Kedua orangtua kami bersahabat sejak masih SMA dan bahkan memutuskan untuk bertetangga setelah menikah. Tak heran sih kalau mereka cocok, lihat saja kelakuan Heechul ahjumma dan Taemin eomma yang sangat heboh bila bertemu dan bergosip suaranya bahkan kadang mengalahkan suara keramaian Terminal padahal walau bagaimanapun mereka berdua namja.

Dan Minho appa juga Siwon ahjussi juga tak bisa banyak diharapkan karena kedua namja gagah itu hanya akan membahas soal pekerjaan, bisnis dan bola bahkan kadang-kadang menggosipkan istri-istri mereka yang cerewet di belakang. Aissh ...

Walaupun kami bersahabat sejak masih memakai popok, aku dan Yunho mulai sedikit menjauh saat memasuki masa SMP. Aku yang kutu buku dan berpenampilan culun dianggap tak pantas untuk berteman dengan Yunho yang keren dan seorang pangeran sekolah.

Tapi Yunho tak pernah bersikap jahat padaku, dia masih mau berteman denganku walaupun dia mulai lebih sibuk dengan genk bodohnya dan yeoja-yeoja yang memujanya.

Kami terus bersama sampai akhirnya kita berpisah di Universitas, aku mendapat beasiswa di Universitas Todai di Jepang sedangkan Yunho mengambil jurusan bisnis di Universitas Kyunghee hingga setahun yang lalu kami lulus dan aku kembali ke Seoul.

Yunho kini bekerja sebagai GM di perusahaan keluarganya sedangkan aku menjadi seorang editor di sebuah majalah fashion terkenal di Korea, sesuatu yang menjadi cita-citaku namun kadang kusesali karena penampilanku yang berbanding terbalik dengan pekerjaanku kadang tampak seperti sesuatu yang Ironis.

Aku memang bisa dibilang culun dengan baju selalu sangat rapi, rambut belah pinggir dan kacamata tebal yang selalu bertengger di hidungku berbeda dengan Yunho yang sangat tampan dan selalu jadi incaran para Yeoja hingga membuat sifat playboynya mendarah daging didirinya.

.

.

** YUNJAE **

.

.

Tok ... Tok ..

Ketukan di pintu kantorku mau tak mau membuyarkan lamunanku tentang Yunho, Setelah kupersilahkan masuk tiba-tiba dari balik pintu muncul sesosok makhluk yang masih luar biasa imut walaupun usianya sudah menginjak 25 tahun setahun dibawahku, sahabat yang juga merangkap sekretarisku Kim Junsu.

"Aku sudah mengetuk pintumu hampir 10 menit dan kau baru menjawab sekarang, sebenarnya apa yang sedang kau fikirkan hyung ?"

Junsu langsung mengintrogasiku dengan suara lumba-lumbanya sambil menaruh dokumen yang dibawanya di mejaku lalu duduk di kursi yang ada di depanku.

"Aku tadi tertidur sebentar, semalam aku begadang untuk memilih tema untuk edisi bulan depan"

Aku berbohong dan Junsu tampaknya mengetahui hal itu karena kini namja berpantat seksi itu memicingkan matanya penuh curiga ke arahku.

"Aku tahu kau berbohong hyung, apa ini tentang si playboy Yunho lagi ?"

Shit !

Aku mengutuk dalam hati, aku memang aktor yang payah. Kini aku menyesal menjadikan Junsu sebagai tempat curhatku, anak ini jauh lebih sensitif dan peka daripada yeoja yang sedang datang bulan.

"Ne, kemarin aku mendengar Yunho berteriak kalau dia tak mau dijodohkan denganku dan hatiku sakit mendengarnya"

"Itu wajar hyung, saat kau menyukai seseorang tapi orang itu tak menyukaimu pasti rasanya memang sakit"

"Yah maksudku ini sudah hampir 10 tahun tapi entah kenapa aku masih mencintai idiot itu padahal dia sudah terlalu banyak menyakitiku dengan kelakuan playboynya"

Junsu mulai memandangku dengan tatapan prihatin, tatapan yang paling kubenci di Dunia ini karena aku paling benci dikasihani.

"Kudengar Yunho juga diundang ke pesta Chunnie lusa, bagaimana kalau kita beri dia sedikit kejutan"

"Kejutan apa maksudmu ? bukankah Yoochun yang berulang tahun tapi kenapa Yunho yang diberi kejutan ?"

"Aiishh hyung kadang aku bingung bagaimana kau bisa jadi atasanku dengan otak lemotmu, maksudku kita tahu kalau Yunho menyukai yeoja dan namja yang cantik dan seksi jadi bagaimana kalau kita turuti seleranya dan buat dia jatuh ke pelukanmu"

Loading please ..

1 menit ..

5 menit ..

10 menit ..

"Aku tak mengerti maksudmu Junsu-ah" ucapku bingung

Junsu hampir saja melempar papan nama yang ada di hadapannya kalau saja dia tidak ingat papan nama itu tak bisa dicopot dari meja. Kini namja imut itu hanya bisa mengacak rambutnya frustasi menyesali nasib buruknya punya sahabat yang 'sedikit' lola.

"Maksudku aku akan jadi ibu perimu dan merubahmu menjadi Cinderella supaya Yunho pabo itu bertekuk lutut padamu. Oh gosh hyung aku kadang heran dari seluruh model rambut yang ada di dunia kenapa kau harus memilih rambut klimis seperti ini dan jangan lupakan kacamata Betty La Fea mu itu, bahkan eommaku pasti akan histeris melihatnya ..."

Junsu terus merepet dengan suara lumba-lumbanya sedangkan aku hanya bisa menangkap satu hal dari ucapannya, aku akan di permak olehnya. Andweee !

"Mwo ? Andwe ! aku mau Yunho mencintaiku apa adanya bukan karena penampilanku"

"Jangan naif hyung, saat ini tak ada yang namanya mencintai apa adanya karena walaupun awalnya mereka mencintai kita dengan tulus pasti lama-lama orang itu akan menuntut sesuatu dari kita. Itulah realitanya"

Aku terdiam mendengar ucapan Junsu, kali ini aku mengakui kalau dia benar. Tak ada cinta tulus apa adanya di dunia ini karena hal itu hanya terjadi dalam dongeng.

Saat aku sedang sibuk berfikir tiba-tiba kulihat ponselku berbunyi dan tertulis nama Yunho Bear disana.

"Yobosseo"

"..."

"Mwo ? arra, aku akan segera kesana"

.

.

Dan disinilah aku berada sekarang, di sebuah coffe shop bernama Coffe Cojje menikmati secangkir cappucino panas yang cukup menghangatkan di musim gugur yang dingin ini bersama Yunho yang sedari tadi hanya diam, berfikir.

Aku tahu Yunho bimbang sekarang, tadi dia mengabariku kalau penyakit darah tinggi Heechul ahjumma kambuh dan sekarang beliau di rawat di Rumah Sakit. Akupun segera menuju ke Rumah Sakit namun aku hanya bisa tercegang sesampainya disana.

Bagaimana aku tak kaget kalau tiba-tiba Heechul Ahjumma meminta kami bertunangan sebelum dia akhirnya kembali pingsan. Yunho langsung kalut sementara aku hanya memandang bingung tak mengerti apa yang terjadi.

Lagipula sejak kapan Heechul ahjumma yang selalu sehat ceria bagai anak ABG itu mempunyai penyakit darah tinggi ?

"Bilang saja kalau kau sudah punya calon istri Yunho-ah, ahjumma pasti mengerti" usulku walaupun saat mengatakannya entah kenapa dadaku sedikit nyeri.

"Siapa yang bisa membantuku dan menjadi calon istri pura-puraku ?"

Aku menggeleng frustasi, entah kenapa kadang kurasa Yunho sangat bodoh. Bukankah dia punya banyak yeojachingu, kenapa tak jadikan saja salah satunya sebagai calon istri.

"Bagaimana dengan Yeojachingumu si Go Ahra itu ?"

"Eomma tak suka yeoja oplas"

"Yoona ?"

"Terlalu kerempeng"

"Tiffany ?"

"Dia tidak suka kucing"

"Hei, bukankah kau juga tidak suka kucing ?"

"Tapi eomma ku suka"

Aku terus menyebutkan siapapun yeoja yang aku ingat pernah Yunho kencani namun tak satupun yang dia terima hingga aku menyerah.

"Jae, Bagaimana kalau kita bertunangan saja ?"

Ucapan Yunho membuatku yang sedang minum hampir saja tersedak. Ku menatapnya tak percaya, apa aku tak salah dengar kalau dia mengajakku bertunangan ? Oh Gosh.

"Kau serius Yunho-ah ?"

"Ya kita berpura-pura tunangan sampai kondisi eommaku membaik dan setelah itu kita beritahukan yang sebenarnya pada kedua orangtua kita pasti mereka mengerti"

Kau tahu bagaimana rasanya diangkat tinggi-tinggi lalu dijatuhkan begitu saja ke tanah ? itulah yang kurasakan saat ini. Rasa bahagiaku mendengar permintaan Yunho tadi langsung kandas seketika bagaikan Tsunami yang sukses memporak-porandakan hatiku.

Sakiiiit ...

"Bagaimana Jae-ah ?"

Aku bimbang, bingung dan galau. Aku ingin menolak tapi aku tak tega melihat kondisi Heechul ahjumma yang saat ini tengah terbaring lemah tak berdaya di Rumah sakit.

Dan dengan sangat terpaksa akhirnya aku mengangguk setuju dan kulihat senyuman lebar langsung hadir di wajah tampan Yunho. Namja bermata musang itu lalu mengambil sesuatu di sakunya dan kemudian memperlihatkannya padaku, sepasang cincin cartier yang sangat indah.

"Appa memberiku ini kemarin katanya untuk acara pertunangan kita nanti tapi tampaknya kita harus memakainya sekarang agar pertunangan pura-pura kita terlihat lebih nyata"

Aku kembali mengangguk lesu, Yunho lalu menarik tangan kananku dan memasangkan cincin couple itu di jari manisku sebelum memakai cincin yang satunya lagi di jarinya sendiri.

Aku lalu memandang cincin yang tersemat di jariku dengan perasaan campur aduk.

Aku menghela nafasku pelan tanpa sepengetahuan Yunho yang sibuk menerima telfon dari salah satu korban cintanya.

'Andai semua ini bukan pura-pura aku pasti sangat bahagia sekarang' batinku lirih.

.

.

END Jaejoong POV

.

.

Ballroom hotel Hilton yang mewah itu kini tengah disulap menjadi sebuah ruangan yang sangat elegan. Musik lembut teralun memenuhi ruangan yang kini tengah dipenuhi oleh para undangan pesta perayaan ulang tahun ke 26 sang putra tunggal pewaris jaringan retail terbesar di Asia, Park Yoochun.

Yoochun sang birthday boy malam itu tampil sangat tampan dan menawan dalam balutan tuxedo mewahnya dan dua namja yang sedang mengobrol bersamanya dan tak kalah sempurna menyita seluruh perhatian para undangan yang hadir, Jung Yunho dan Shim Changmin.

"Changmin ah, berhentilah mengunyah. Kau sudah menghabiskan hampir separuh makanan di pestaku" Yoochun memandang iritasi pada sahabatnya sejak kecil itu yang kini sedang sibuk mengunyah kue coklat yang ada dipiringnya.

"Setiap orang akan punya tujuan masing-masing untuk datang ke pestamu hyung dan tujuanku ya makan"

"Tidak ada yang menarik di pestamu Yoochun-ah, tau gitu aku mengajak Jessica atau Ahra saja kesini" Yunho yang sedari tadi mata musangnya jelalatan mencari mangsa mulai protes membuat Yoochun memutar matanya bosan melihat kelakuan sahabatnya yang playboy walaupun dulu dia sendiri tak kalah playboy dengan Yunho.

"Yuhuuuuu Chunnie baby I'm comminngg ... !"

Teriakan lumba-lumba dari arah pintu masuk ballroom hotel membuat semua orang yang berada disana langsung terdiam dan menatap ke arah pintu dimana sedang berdiri dua namja cantik yang sangat memukau dengan ekspresi berbeda, yang satu cengar-cengir pabo sedangkan yang satunya menundukan mukanya menahan malu.

Bukan, bukan duo macan tapi duo Kim, Kim Junsu dan Kim Jaejoong.

Yunho hampir saja pingsan melihat Jaejoong yang kini sedang berjalan ke arahnya. Awalnya dia tak mengenali Jaejoong karena demi semua beruang mesum di dunia, Jaejoong nya terlihat sangat cantik dan menawan malam ini hingga tanpa sadar membuat hatinya bergetar.

Jaejoong malam itu memakai V-neck putih yang memperlihatkan dada berisinya yang mulus dan membuat siapapun yang melihatnya dipastikan akan menelan ludah, rambut almond nya di cat hitam lalu diberi sedikit poni dan diapun melepas kacamata kudanya hingga mata doe eyes nya yang indah terlihat.

"Happy birthday Chunnie baby, semoga jidatmu tidak bertambah lebar. Hihi"

Junsu terkikik kecil sambil memeluk sang kekasih yang kini balas memeluknya sementara ketiga orang lainnya hanya saling terdiam dan membuat suasana sedikit canggung.

"Jae-ah kau kenapa berdandan seperti ini, apa kau kalah taruhan ?" ucap Yunho menutupi kegugupannya.

Jaejoong hanya memutar matanya dan mulai bercanda dengan Changmin yang masih sibuk dengan makanannya hingga tak sadar kalau Yunho sudah berada di belakangnya dan sedang meresapi aroma vanilla yang menguar dari tubuh Jaejoong.

"Hei, kau sedang apa beruang mesum ?" Tanya Jaejoong kesal karena Yunho kini mulai mepet-mepet tubuhnya.

"Aku hanya ingin memastikan kalau ini benar dirimu, hey ternyata kau cantik juga kalau didandani" ucap Yunho asal namun dalam hati dia merutuki dirinya yang bertingkah seperti remaja yang sedang horny.

"Kadang semut di lautan lebih terlihat daripada gajah di pelupuk mata" Jaejoong mencoba memberi perumpamaan membuat Yunho terdiam sesaat.

"Apa hubungannya Gajah dan semut dengan penampilan barumu ?"

"Aiish dasar beruang pabo"

"Siapa yang kau bilang pabo, culun ?" Yunho tak terima dibilang bodoh dan kini sudah menunujuk-nunjuk muka Jaejoong dengan jari lentiknya.

"Tentu saja kau, kau fikir aku sedang bicara pada siapa sekarang ? tukang sayur ?"

"Penampilanmu memang berubah tapi kau tetap mengesalkan"

"Aiish susah bicara dengan manusia aneh sepertimu"

"Dasar gila"

"Maniak"

Dan keduanya terus bertengkar sementara Yoochun dan Junsu hanya bisa geleng-geleng kepala sementara uri Changminie ? Dia tentu saja masih asyik dengan kekasihnya, makanan.

.

.

** YUNJAE **

.

.

Yunho sedang sibuk bermain anipang di handphonenya di ruang tamu rumah keluarga Kim saat Jaejoong turun dari kamarnya di lantai 2 dan membuat Yunho terkejut karena penampilan Jaejoong hari itu kembali menjadi culun setelah semalam menjadi cinderella.

Yunho mengumpat pelan dalam hatinya, dia lebih menyukai Jaejoong yang semalam daripada Jaejoong yang sekarang.

Hari itu karena kebetulan hari libur, eomma Jaejoong meminta keduanya untuk jalan-jalan berdua yang tentu saja awalnya ditentang Yunho yang sudah punya janji dengan para yeojachingu nya namun saat Taemin mengancam akan menelfon Heechul, Yunho langsung mati kutu dan tak berkutik.

Dan akhirnya keduanya memutuskan untuk hang out bersama Yoochun, Junsu dan Changmin di sebuah cafe langganan mereka.

"Apa neraka sudah membeku atau aku melihat Yunho dan Jaejoong memakai cincin couple ?" ucap Yoochun saat Yunho dan Jaejoong berjalan menghampiri mereka.

"Mereka sedang berpura-pura bertunangan karena Heechul ahjumma masuk Rumah sakit" Jawab Changmin sambil terus mengunyah rotinya.

Ah, sepertinya hanya kiamat yang bisa memisahkan tiang listrik itu dan makanan.

Tak lama kemudian pasangan baru itu bergabung dengan mereka dan mereka mulai mengobrol santai sampai seorang yeoja berambut pirang menghampiri meja mereka dan langsung bergelayut manja di lengan Yunho.

"Oppa, kau bilang tak bisa berkencan denganku hari ini karena harus menemani anjing oppa suntik rabies tapi kenapa oppa ada disini ?"

Yeoja itu terus merepet dengan suaranya yang cempreng sementara Yunho sedikit gelagapan karena Jaejoong sudah memberinya deathgalre mematikan seakan bilang 'apa-maksudmu-menyamakan-aku-dengan-anjing-rabies ?'

"Aku sudah ke dokter tadi dan anjingku juga sudah disuntik" Yunho menjawab gugup dan matanya tak lepas dari Jaejoong sementara ketiga makhluk lain yang berada disana hanya diam menonton adegan bak telenovela tersebut.

"Oh kalau begitu ayo kita berkencan oppa"

Jessica tertawa bahagia namun di telinga Jaejoong itu terdengar seperti suara papan tulis yang dicoret pakai kuku, ngilu dan membuat bulu kuduk merinding.

Tanpa disangka, Yunho beranjak dari duduknya lalu memandang Jaejoong dengan tatapan yang tak bisa diartikan.

"Jae-ah, aku pergi dulu. Kalau eommaku atau Taemin ahjumma tanya bilang saja kita sedang bersama, Kajja Jessica kita pergi. Bye guys"

Jaejong, Yoochun, Junsu dan Changmin menatap tak percaya kepergian Yunho. WTH ? Yunho meninggalkan Jaejoong hanya untuk yeoja plastik itu, Yunho pasti sudah gila.

'Sepertinya Yunho membutuhkan kacamata, bagaimanapun culunnya Jaejoong tapi dia tetap saja cantik alami' ucap Yoochun dalam hati

'Pasti kena guna-guna' Yang ini fikiran Changmin

"Kasian Jaejoong hyung, didepak begitu saja demi yeoja plastik. Kalau jadi Jae hyung aku pasti sudah menenggelamkan diriku di sungai Han" Kali ini bagian Junsu namun dia tak mengucapkannya dalam hati ataupun fikiran namun langsung dari bibirnya hingga ketiga orang lain yang berada disana langsung memandangnya.

"Wae ?" tanya Junsu bingung.

Jaejoong langsung beranjak dari tempat duduknya dan pergi begitu saja meninggalkan Junsu yang kebingungan dan Yoochun serta Changmin yang kini memandang Junsu dengan death glare di mata mereka.

"Yah, kenapa kalian memandangku begitu ? memang apa salahku hah ?" teriak Junsu tak terima di jadikan tersangka atas perginya Jaejoong.

Ah, kadang menjadi terlalu polos itu memang tidak baik Junsu-ah.

.

.

Jaejoong menopang dagunya dengan tangan kiri sedangkan tangan kanannya sibuk mengaduk Spagetti yang kini sudah tidak pantas disebut makanan karena Jaejoong terus mengaduknya hingga berantakan.

Seperti biasa hari itu Jaejoong makan siang di kantin perusahaannya namun biasanya dia makan ditemani Junsu tapi si lumba-lumba itu hari ini tak bisa makan siang bersamanya karena Yoochun mengajaknya makan siang di luar.

Fikiran Jaejoong kini dipenuhi dengan Yunho dan pertunangan palsu mereka. Jaejoong bahkan tak bisa tidur karena memikirkan masalah itu apalagi dengan kejadian di cafe yang membuatnya sangat sakit hati.

Selama 10 tahun ini Jaejoong memang hampir terbiasa dengan sikap playboy Yunho bahkan Jaejoong juga tahu kalau Yunho tidur dengan yeoja dan namja cantik sesering dia berganti celana dalam tapi tetap saja rasanya sakit.

Tenggelam dalam lamunannya, Jaejoong tak menyadari sesosok makhluk tampan kini sudah duduk di hadapannya dan menatapnya intens dengan kedua mata tajamnya. Namja itu sesekali tersenyum saat Jaejoong mempoutkan bibirnya imut.

Tiba-tiba Jaejoong terbangun dari lamunan panjangnya dan betapa terkejutnya namja cantik itu melihat penampakan namja yang sudah dikaguminya sejak setahun lalu kini duduk di hadapannya sambil tersenyum manis ke arahnya.

"Seunghyun-ssi, sejak kapan kau berada disitu ?" tanya Jaejoong gugup.

"Cukup lama untuk melihatmu melamun sendiri disini"

Jawaban Seunghyun membuat Jaejoong malu, selama setahun bekerja dalam satu perusahaan baru kali ini Jaejoong bicara dengan namja bersuara berat tersebut, selama ini mereka paling hanya bicara dalam rapat perusahaan atau urusan pendistribusian majalah karena Choi Seunghyun memang menjabat sebagai manager marketing disana.

Jaejoong merasakan kini jantungnya berdetak sedikit lebih cepat, ah sudah lama dia mengagumi Seorang Choi Seunghyun lagipula siapa yang tidak mengagumi namja tampan nan kharismatic itu bahkan Mrs. Nam yang sudah berusia 50 tahun pun sering curi-curi pandang dan bahkan memakai rok mini dan make up tebal untuk menarik perhatian Seunghyun.

Untungnya namja itu masih waras dan matanya normal.

"Hello earth to Jaejoong" Seunghyun kembali tertawa geli melihat Jaejoong terlarut lagi dalam day dreaming nya.

"Ah ne Seunghyun-ssi mianhe"

"Panggil saja Seunghyun atau kalau kau mau kau bisa memanggilku Hyunnie Joongie-ah"

Wajah Jaejoong sudah seperti kepiting rebus sekarang, demi apa dia ingin koprol sambil bilang wow sekarang kalau saja dia tidak ingat umur.

"Ne Hyunnie-ah"

"Hahaha kau lucu sekali Joongie, Apa nanti malam kau ada acara ?"

"Hmm .. ani. Wae ?"

"Bagaimana kalau kita berkencan ? apa kau mau makan malam denganku ?"

Jaejoong memelototkan mata besarnya tak percaya, Seorang Choi Seunghyun mengajaknya makan malam ?

Ommo ..

Ciyus ?

Miapa ?

Enelan ? #plakkk

"Ne, Hyunnie-ah aku mau"

Seunghyun mengembangkan senyumnya lebar. Namja penyuka warna pink dibalik wajahnya yang sangar itu lalu segera berdiri dan memegang tangan Jaejoong hingga membuat sang empunya tangan salah tingkah.

"Baiklah nanti akan kujemput di rumahmu okey, see you Joongie"

Jaejoong masih terdiam saat Seunghyun sudah menghilang dari pandangannya. Dia masih tak percaya apa yang baru saja terjadi namun dalam hatinya dia bersorak gembira.

'Akan kubuktikan padamu kalau aku juga bisa lebih darimu Jung, kau lihat saja nanti' ucap Jaejoong dalam hati sambil tertawa nista hingga orang-orang yang berada di kantin ittu menatapnya aneh.

"Kasihan sudah culun gila" Ucap orang-orang tersebut sambil geleng-geleng kepala prihatin.

.

.

TBC