My Little Bride
Pairing : SasuxSaku
Disclaimer : Masashi Kishimoto
Genre : Romance/Family
Warnings : OOC, AU, etc
Rate : T+
Summary : perjodohan yang secara tiba-tiba, membuat keduanya terikat pada benang merah yang sudah ditakdirkan
.
Enjoy
.
Tampak gadis bersurai pink sedang tergopoh-gopoh menyusuri jalanan pagi yang tidak terlalu ramai. Dengan tas jinjing dan bentonya, ia mempercepat langkahnya. Sampailah gadis pink tersebut di depan gedung dengan gapura yang bertuliskan "Konoha Senior High School" atau yang sering disingkat KSHS. Dengan langkah santai, ia memasuki gerbang sekolah sambil bersenandung kecil. Sekolah tersebut tampak belum ramai dan bising, hanya ada beberapa murid dan penjaga sekolah. Sekarang, ia tengah menyusuri lorong sekolah yang akan membawanya ke kelas tercintanya, yaitu XII-1 IPA. Ia menggeser perlahan pintu yang menjadi tempat masuk kelasnya tersebut, segera ia masuk dan mendekati bangkunya lalu menaruh segala barang yang ia bawa di bangkunya.
-Ya, dia Sakura Haruno. Gadis bersurai pink, bermata emerald dan berjidat lebar namun cantik dan menawan tersebut merupakan murid di KSHS. Ia lahir pada tanggal 28 Maret dan sekarang berumur 16 tahun. Sifatnya periang, galak, namun polos. Ia anak dari pasangan Hiazhi Haruno dan Mebuki Haruno, sang pemilik Haruno corp. Sakura sangat mudah menangis dan sedikit lola (loading lambat)-
"Hey, Forehead," sapa seseorang di belakang Sakura. Mendengar suara orang tersebut, Sakura sudah bisa menebak ini siapa.
"Ino-Pig," Sakura berbalik sambil tersenyum kearah sahabat terbaiknya tersebut.
Ino berjalan menuju bangkunya yang terletak di samping bangku Sakura, meletakkan beberapa barang yang ia bawa.
"Forehead, aku pinjam PR-mu ya? Semalam aku ketiduran, jadi aku tidak bisa mengerjakannya." Ucap Ino sambil memberikan puppy eyes andalannya pada Sakura.
"Hu'um," Sakura mengangguk lalu mengambil PR Matematikanya dan menyerahkannya ke Ino.
"Arigatou ne," Ino melonjak senang lalu dengan jurus Copas no Jutsu, ia menyalin jawaban Sakura.
.
.
.
"Ngh," Desah laki-laki berambut raven yang berbaring di ranjang berukuran King size yang ada di kamar hotel luas tersebut. Laki-laki tersebut menyingkap selimut yang menutupi tubuh atletisnya dan tubuh seseorang lain. Ia bangkit menuju kamar mandi untuk sekedar membersihkan tubuhnya setelah 'bermain' tadi malam. Lalu, ia keluar dengan handuk yang melilit di pinggangnya untuk menutupi tubuh bagian bawahnya. Wanita yang sedari tadi masih berbaring tenang di ranjang hotel tersebut, perlahan-lahan membuka matanya dan menatap nakal laki-laki raven tersebut.
-Sasuke Uchiha, laki-laki berambut hitam kebiru-biruan yang mencuat kebelakang tersebut merupakan anak dari pasangan Fugaku Uchiha dan Mikoto Uchiha serta adik dari Itachi Uchiha. Ia lahir pada tanggal 23 Juli, dan sekarang berumur 24 tahun. Dia tampan, memiliki mata onyx seperti batu obsidian, namun berandalan. Ia salah satu pemimpin Uchiha corp. Ia memiliki sifat yang dingin-
"Ah..Oh..Ngh~" Desah sang wanita tersebut ketika kembali merasakan sentuhan-sentuhan seksual di tubuh sexy-nya.
Sasuke menyeringai sexy, lalu ia mencium bibir wanita tersebut, menghisap, melumat dengan ganas. Namun kegiatannya terinterupsi ketika terdengar bunyi handphone milik Sasuke. Ia segera memencet tombol hijau berbentuk gagang telepon tersebut ketika melihat nama penelpon.
"Tou-san calling"
"Moshi-moshi," Sapanya datar, sepertinya ia tidak senang kegiatannya terganggu.
"Sasuke, cepatlah pulang, ada yang ingin Tou-san sampaikan."
"Hn," dan sambungan telepon pun terputus.
Sasuke meletakkan ponselnya di meja dekat ranjang tersebut, lalu mengambil beberapa pakaiannya yang tergeletak di lantai hotel yang dingin kemudian memakainya.
"Kau disuruh pulang?" Tanya wanita sexy tersebut sambil ikut memakai pakaiannya.
"Hn, aku pergi dulu, Matsuri." Ucap Sasuke datar, lalu berjalan keluar setelah memakai pakaiannya.
Namun sebelum keluar, Sasuke dan Matsuri melakukan ciuman ganas.
.
.
.
"Baiklah minna-san, pelajaran sampai di sini, selamat siang." Sensei bermasker tersebut keluar dari ruangan kelas XII-1 IPA dengan membawa tas jinjingnya dan buku bersampul orange.
Tampak para siswa dari kelas tersebut berhambur keluar untuk pulang ke rumah masing-masing, sedangkan Sakura tetap di kelas karena mendapatkan tugas piket bersama Ino dan Hinata.
Setelah selesai menyapu, mengelap kaca+papan tulis, dan mengepel, mereka bertiga keluar dari kelas menuju rumah masing-masing.
"Jaa ne, Sakura-chan, Ino-chan." Hinata melambaikan tangannya lalu berlari kecil menuju mobil hitam yang berada di depan gerbang sekolah.
"Jaa, Hinata-chan." Balas Sakura dan Ino bersamaan.
Sakura dan Ino berjalan santai menuju rumah mereka, perjalanan mereka diwarnai dengan obrolan obrolan ringan ala anak muda jaman sekarang.
"Ne Sakura, hati-hati, jaa." Ino melambaikan tangannya lalu berbelok kearah kiri.
Sakura hanya tersenyum lalu berbelok kearah kanan, dan sampailah ia di rumahnya. Sakura memasuki rumahnya, membuka pintu rumahnya perlahan dan mulai melepaskan sepatu sekolahnya.
"Tadaima," Ucap Sakura sambil meletakkan sepatu sekolahnya di rak yang terletak di pojok kanan ruangannya.
Sakura melihat keadaan rumah yang sepi, hanya ada beberapa maidnya. Tou-san dan Kaa-san Sakura pergi ke luar kota untuk urasan bisnis. Sakura melangkahkan kakinya menuju kamarnya yang berada di lantai dua. Ia meletakkan alat-alat yang tadi ia bawa di atas meja belajarnya. Lalu ia mengambil beberapa pasang pakaiannya kemudian memakainya.
.
.
.
"Ada apa, Tou-san?" Tanya Sasuke sopan.
"Besok Tou-san akan datang ke acara perusahaan, jadi kau harus ikut dengan Tou-san."
Sasuke hanya mengangguk singkat lalu berjalan keluar dari ruang kerja Tou-sannya. Ia melangkahkan kakinya menuju kamarnya. Setelah sampai di kamarnya yang bernuansa biru muda, ia merebahkan tubuhnya di ranjangnya untuk beristirahat sebentar.
.
.
.
"Tadaima," seru seseorang ketika memasuki rumah besar tersebut.
"Okaeri, Kaa-san, Tou-san." Pekik Sakura ketika menyadari siapa yang datang.
"Sakura-chan, besok Tou-san dan Kaa-san akan pergi ke acara perusahaan, jadi kau harus ikut." Ucap Kaa-san Sakura sambil memeluk anaknya sayang.
"Tentu, Kaa-san." Ucap Sakura senang. Ayah dan ibu Sakura tersenyum lembut menatap Sakura..
.
.
.
Sakura dengan balutan dress berwarna putih dipadukan dengan high heels pink dan beberapa aksesoris tengah berjalan bersama orang tuanya menuju gedung besar tempat diadakannya acara penting tersebut.
"Ah, Ohayou, Mebuki, Hiazhi." Sapa seseorang ketika Sakura dan orang tuanya telah masuk ke dalam gedung tinggi tersebut.
"Ohayou mo, Mikoto." Balas ibu Sakura, sedangkan ayah Sakura hanya tersenyum.
"Astaga, Sakura-chan, kau cantik sekali." Pekik Mikoto heboh ketika melihat Sakura. Sakura hanya tersenyum canggung. Mikoto mengajak keluarga Haruno bergabung dengan keluarga Uchiha yang sedang duduk santai di kursi dengan meja bundar beralaskan taplak berwarna putih. Keluarga Haruno beserta Mikoto-yang menempel dengan Sakura- berjalan menuju keluarga Uchiha.
"Hey, Fugaku." Sapa ayah Sakura, dan akhirnya kepala keluarga Haruno dan kepala keluarga Uchiha bercengkrama ria tentang bisnis. Sedangkan ibu keluarga Uchiha dan ibu keluarga Haruno bercengkrama tengtang rumah tangga.
Sakura hanya duduk manis sambil mendengarkan percakapan orang tuanya.
"Ah, aku lupa," Pekik Mikoto. Seketika semuanya-Keluarga Uchiha dan Haruno-menoleh kearahnya.
"Sakura-chan, kenalkan ini Sasuke dan ini Itachi." Sambung Mikoto seraya tersenyum lembut kearah Sakura.
Sakura tersenyum kearah Itachi dan Sasuke. Itachi membalas dengan senyuman lembut sedangkan Sasuke menatapnya dingin. Seketika Sakura menunduk.
"Bagaimana jika kita jodohkan Sakura-chan dengan Sasu-kun?" celetuk Mikoto yang sukses membuat semuanya menatap kearahnya. Sedangkan Sasuke hanya menatap malas,dan Sakura yang seketika mengangkat wajahnya.
"Aku setuju sekali," Ucap ibu Sakura semangat, sedangka kedua kepala keluarga yang tadi asyik bercengkrama itu dan Itachi menganggukkan kepalanya. Sakura mengerjapkan matanya berulang kali, sedangkan Sasuke menatap Sakura dengan pandangan yang sulit diartikan kemudia menyeringai.
"Baiklah, aku mau." Ucap Sasuke datar.
"A-a-aku juga." Ucap Sakura terpaksa karena tidak tega melihat Mikoto yang memandangnya penuh harap.
TBC
