Behind The Promise
Presented by Naurovhy
Disclaimer : Naruto © Masashi Kishimoto
Rated : T
Warning : AU, OOC, OC, Typo, Ide pasaran, alur berantakan, dll.
If you don't like? So don't read! Happy reading all
please RnR.
"Lepaskan ..." aku memberontak mencoba membebaskan genggaman tangannya padaku
"..." tanpa suara ia menghempaskan tanganku kasar
Kami terdiam kikuk untuk memulai pembicaraan ...
"Ada yang ingin ku bicarakan padamu"
"Apa?" Aku menunduk ta berani menunjukan wajahku padanya
"..."
"Apa yang ingin kau bicarakan?" Aku mengulang pertanyaanku
"..." ia masih tidak menjawab, aku tau ini pasti karna aku tidak menatapnya kebiasaan lama, aku mengangkat wajahku menatap iris aquamarine yang tengah menatapku tajam, menusuk memandang penuh kebencian
"Kenapa kau meninggalkanku tanpa alasan?"
DEG!
Aku tau ia akan membahas masalah ini, bodoh jika aku berpikir dia akan melupakannya, tapi masalah itu, kenangan itu adalah satu-satunya hal yang tidak ingin kubahas, terlebih bersama dirinya
"..." aku terdiam ta mungkin memberikan alasan untuk hal yang ta ingin kau jelaskan, bukan?
"Kenapa kau meninggalkanku 4 tahun yang lalu?" Suaranya naik 1 oktaf pertanda bahwa ia tengah berada dalam batas kesabarannya
Aku menatapnya, ta ada keramahan, ta ada keceriaan, apalagi kasih sayang berlimpah yang selalu ku lihat saat ia menatapku, DULU! Ya kini semua telah berubah keramahan itu telah berubah menjadi kesinisan, keceriannya berubah menjadi sendu ta bergairah dan tatapan untuku pun berubah menjadi kebencian yang terpatri begitu dalam begitu menyakitkan, dapat kurasakan mataku memanas, aku ingin menangis tapi hal itu ta mungkin kulakukan tidak di hadapannya
"Aku hanya merasa kita sudah tidak cocok" jawabku berusaha untuk tidak menangis
"Kh, tidak cocok kau bilang? -ia menaikan sebelah alisnya mengejekku dengan semua ekspresi yang ia tampilkan- aku tau kau itu miskin, tapi aku tidak menyangka jika hatimu jauh lebih miskin di bandingkan keadaan ekonomimu"
"Jika tidak ada lagi yang ingin kau bicarakan, aku pergi" aku beranjak untuk meninggalkannya berlama-lama dengannya disini bisa membuatku bunuh diri, tapi ia ta membiarkanku pergi kembali tangannya menggemgam tanganku, bukan genggaman hangat yang selama ini ia berikan, kali ini ta ada sedikit pun kelembutan dalam genggaman tangannya.
"Selesai? Aku bahkan belum memulai" katanya dingin "hanya karna alasan tidak cocok kau meninggalkanku begitu saja? Hanya karna alasan bodoh itu kau mencampakan ku?" Suaranya memekakkan telingaku
Sudahlah ta ada gunanya aku menahan air mata ku, karna kini mereka berjatuhan tanpa komando, aku ingin terlihat kuat, setidaknya pura-pura kuat dihadapannya pemuda yang kucintai, cinta pertamaku ...
"Aku mencarimu kemana-mana, seperti orang bodoh yang tidak perduli apapun hanya terfokus pada dirimu, aku mengabaikan segalanya seperti orang tolol yang mengharapkan salju turun di musim panas" suara mulai terdengar normal
Aku menatap matanya iris indahnya berkaca-kaca, Kami-sama jangan biarkan ia menangis aku mohon, aku rela menukar seluruh nafas ku untuk membuatnya kembali tersenyum,
"Dan karna alasan tidak cocok aku menjadi orang gila selama 4 tahun?" Ia tersenyum sinis, ia menatap lavenderku tajam, sesaat berubah menjadi tatapan sendu, penuh rasa sakit dan kekecewaan lalu airmatanya menetes, berjatuhan ..
"A-aku .." aku mengangkat tangan ingin menghapus kesedihannya
"Tidak perlu -ia menangkap tanganku di udara- jika kau bisa membuangku 4 tahun lalu, menganggap semua yang kita lalui dahulu tidak berarti apapun, maka saat ini bagiku kau itu sama tidak beratinya" ia melepaskan tanganku dan berbalik meninggalkan aku sendiri ..
Air mataku tumpah ta terbendung, semua rasa sakit yang coba ku lupakan menguap ke permukaan, sekali lagi aku harus mengecap rasa sakit itu, sakit yang membuatku seperti mayat hidup selama ini, kenapa aku harus kembali bertemu dengannya? Dengan orang yang kucintai, dengan orang yang ku sakiti, dengan orang yang ... jika aku tidak melakukan perjanjian itu apakah semuanya akan berbeda?
Tidak! Ini adalah yang terbaik, biarlah biarkan ia membenciku, dengan begitu aku akan lebih mudah menjalani semuanya ...
Aku menyeka air mataku kasar, aku disini bukan untuk menangis, aku harus bekerja menbiayai sekolah adikku dan menghidupi kami berdua, menangis dan mengenang masa lalu bisa di lakukan nanti ..
Aku harus bangkit dan berjuang untuk kehidupan kami ..
Tbc ...
Finally mind to review?
