Summary : Naruto seorang gadis yang ceria namun memiliki kesedihan dibaliknya, Sasuke sahabatnya sekaligus orang yang diam-diam disukainya telah memiliki seorang kekasih, kedua orang tuanya yang jarang memperhatikannya. Apakah memang harus seperti itu?.
Disclaimer : Masashi Kishimoto
Pair : SasuFemNaru
Warning : Typo(s), Masih belajar menyempurnakan EYD, Cerita masih dalam tahap pengembangan.
Chapter 1
Teng...teng
"Yes... akhirnya bel berbunyi juga." Seorang gadis berambut pirang panjang tengah melompat kegirangan dari bangku tempat duduknya dan membuat seluruh isi kelas terperanjat termasuk guru yang sedang mengajar.
"Hei ! Naruto apa yang kau lakukan." Tanya guru yang sedang mengajar dikelas dengan sedikit nada amarah.
"Eh... Maaf Iruka-sensei aku reflek karena berl berbunyi" Naruto tersenyum kikuk sambil menggaruk belakang kepalanya dan kembali duduk di bangkunya.
"Ck baiklah kali ini kumaafkan, tapi lain kali tolong jangan kau ulangi lagi."
"Ha'i arigatou Iruka-sensei." Naruto memasukkan buku pelajarannya kedalam tas miliknya.
"Baiklah anak-anak sekarang kalian boleh istirahat." Iruka berjalan pergi dari ruangan kelas diikuti para murid yang berjalan menuju kantin.
Beberapa saat kemudian seorang gadis berambut pirang menghampiri meja Naruto dan duduk di kursi sebelah Naruto.
"Naruto tadi kau berteriak kencang sekali, aku terkejut mendengarnya." Ucap Shion sahabat baik Naruto.
"Maaf ya Shion, ngomong-ngomong ayo kita kekantin perutku sudah kelaparan." Sebelum Shion menjawab Naruto sudah memegang lengannya dan menariknya pergi dari ruangan kelas.
Suasana kantin di Konoha High School saat ini benar-benar ramai, ada yang memesan makanan dan ada juga yang hanya sekedar duduk dan berkumpul sambil bergosip. "Hah... Kita sudah terlambat Shion kantin sekarang sudah penuh."
"Sabar Naruto nanti lama-kelamaan juga kita bisa memesan makanan, tunggu saja beberapa menit."
Naruto mengelus-elus perutnya dan mengakibatkan Shion yang melihat itu menaikkan sebelah alis matanya.
Setelah lima menit menunggu akhirnya Naruto dan Shion bisa memesan makanan. "Paman Teuchi, aku pesan ramen jumbonya ya, oh iya harus super lezat dan jangan letakkan menma didalamnya."
"Kalau aku pesan semangkuk Mie Udon paman." Ucap Shion.
Teuchi meletakkan pesanan Naruto dan Shion di meja keduanya. "Ha'i ini dia Ramen jumbo tanpa menma dan semangkuk Mie Udon, silahkan dinikmati."
Naruto memakan Ramennya dengan penuh semangat seakan-akan belum makan seminggu lamanya. 'Slurp...'
Shion menatap dengan horror sekaligus khawatir dengan cara makan Naruto yang tak bisa dibilang wajar itu.
"Naruto makanlah secara perlahan-lahan dan jangan terburu-buru, jika tidak nanti kamu akan tersedak." Ucap Shion menasehati.
"Mau bagaimana lagi Shion, soalnya Ramen ini lezat sekali." 'Slurp...Slurp'
"Hah..."
Dari kejauhan nampak seorang pria berambut raven dan seorang wanita berambut merah tengan bergandengan tangan dan membuat semua orang yang dilewatinya membuat mereka semua iri, apalagi jika mereka yang belum mempunyai seorang kekasih.
"Nee Sasuke-kun apa kau sudah makan siang?, kalau belum ayo kita ke kantin bersama-sama." Karin nama gadis itu menggandeng tangan Sasuke dengan eratnya seolah-olah jika ia melepasnya maka Sasuke akan pergi jauh darinya.
"Hn."
Naruto dari kejauhan melihat itu dan langsung menghentikan kegiatan makan siangnya, Shion memasang wajah bingung karena Naruto tiba-tiba berhenti memakan ramennya. "Naruto kenapa kamu berhenti memakan Ramen-mu itu?." Tanya Shion.
"Eh... Tidak ada apa-apa hanya saja aku sudah kenyang sekarang, ayo kita kembali ke kelas." Shion hanya menurut dari Naruto dan membiarkan dirinya ditarik dengan paksa dari dalam kantin.
Sasuke yang notabene-nya sudah dekat dengan kantin bingung ketika Naruto pergi saat dirinya datang.
'Naruto...?'
"Kamu kenapa Naruto? Wajahmu terlihat pucat, apa kau sedang sakit?." Shion bertanya dengan nada khawatir.
"Bukan apa-apa kok Shion, mungkin aku hanya lelah istirahat sebentar juga nanti akan baikan."
"Baiklah kalau begitu, ayo aku akan antar kamu ke UKS, nanti akan kuberi alasan pada Kurenai-sensei kalau kamu sedang sakit."
"Terima kasih Shion."
.
Di dalam ruangan UKS
'Tadi waktu di kantin Sasuke dan Karin romantis sekali, hah... Andai saja dia tahu bahwa aku memiliki perasaan lebih dari seorang sahabat kepadanya.' Naruto membatin sedih di Tempat tidur UKS saat mengingat kejadian di kantin tadi.
"Mungkin aku harus tidur beberapa menit agar mentalku pulih kembali." Naruto pun tertidur dengan lelapnya di kasur UKS, maksud hati ingin tidur beberapa menit Naruto saat ini malah tidur dua jam lamanya.
"Sasuke-kun ayo kita pulang bersama." ajak Karin disertai dengan senyum manis yang terpatri dibibirnya.
"Kau duluan saja Karin aku ingin mencari Naruto terlebih dahulu, sejak tadi aku tidak melihatnya." Ucap Sasuke sambil melepaskan gandengan tangan Karin di lengannya
"Euh... Baiklah, kalau begitu aku pulang duluan sampai jumpa besok di taman bermain Hidashi Sasuke-kun." Karin melenggang pergi sambil melemparkan ciuman jauh ke Sasuke.
.
Sasuke saat ini tengah menyusuri setiap koridor sekolah untuk mencari sahabat pirangnya. 'Naruto..., kau dimana? Kau membuatku khawatir saja.'
Saat Sasuke melewati ruangan UKS dia melihat kedalam ada helaian rambut berwarna pirang yang tergerai di atas tempat tidur UKS. "Apa itu Naruto, sebaiknya aku masuk untuk memeriksanya."
'Cklek...' Sasuke membuka pintu UKS lalu menuju tempat tidur yang dilihatnya tadi, dia terkejut saat melihat Naruto tertidur lelap diatasnya. 'Naruto ini... Apa dia bolos sekolah dengan tidur bermalas-malasan di UKS sejak tadi."
Sasuke menggoyang-goyangkan tubuh Naruto sambil mengucapkan namanya, namun nihil Naruto tak bergeming sedikitpun dari posisinya saat ini.
Sasuke menghela nafas."Hah... Sepertinya tidak ada cara lain lagi."
"Hei ! Naruto bangun, jika kau tidak mau bangun nanti ramen-mu akan aku hab..." Belum sempat Sasuke menyelesaikan ucapannya Naruto sudah bangun dari tidurnya. "T-tidak jangan makan ramen-ku atau kau akan kupu... Eh." Naruto bingung sesaat.
"Hei Sasuke apa yang kau lakukan disini?, dan apa yang kau maksud dengan memakan ramen-ku."
"Seharusnya aku yang bertanya padamu, kenapa kau tidur di UKS sampai sore begini dan kenapa aku membangunkanmu dengan cara tadi, itu karena kau-nya yang sangat sulit untuk dibangunkan." Cibir Sasuke.
Naruto menggembungkan pipi-nya yang merona. "Maaf ya Sasuke aku tidur terlalu lelap sekali sampai... Apa ! Sore katamu." Teriak Naruto Sasuke hanya menutup kedua telinganya, berjaga-jaga agar tidak tuli mendadak.
"Hah... Iya Naruto sekarang sudah sore tepatnya sudah jam 4.32 PM." Terang Sasuke sambil mengambil telepon genggam dibalik sakunya untuk melihat waktu.
"A-apa !, itu berarti aku sudah tertidur 2 jam lamanya." Naruto memegang kepalanya.
Sasuke pergi berjalan kearah pintu. "Apa kau tidak mau pulang?, hari sudah terlalu larut untuk seorang siswi pulang." Ucap Sasuke sambil meletakkan telepon genggamnya kembali ke saku-nya.
"Tunggu aku."
.
Suasana hening menyelimuti perjalanan mereka berdua, tak ada satupun yang ingin untuk angkat bicara karena sibuk dengan pikirannya masing-masing.
"Terima kasih Sasuke karena sudah mengantarkanku pulang ke rumah."
"Sama-sama." Sasuke mulai menjauh dari kediaman mewah Namikaze dengan mobil Bugatti miliknya.
'Cklek...' "Tadaima." Pintu rumah terbuka namun tak ada siapapun didalamnya. 'Mereka berdua belum pulang juga ternyata." Naruto membatin sedih.
Naruto lekas pergi menuju ke kamar mandi dan mengganti bajunya lalu ke meja makan dan memakan beberapa potong Onigiri. 'Kapan aku bisa makan bersama dengan mereka lagi.'
'Aaa... Pesawat datang.'
'Aemm.. Hm... Masakan Kaa-san memang yang terbaik.'
'Simpan dulu pujiannya Naruto, sekarang habiskan dulu makananmu.'
'Ha'i Tousan.'
Memori masa kecil itu terngiang kembali di kepala Naruto dan membuat Naruto menangis dalam diam.
.
Malam Harinya
.
Seorang wanita berambut merah dan seorang pria berambut pirang jabrik masuk kedalam kediaman Namikaze, merekalah orang tua dari Naruto. Kushina dan Minato.
"Apa Naruto sudah tidur ya Minato-kun." Tanya Kushina.
"Aku tidak tahu Kushina-chan, mungkin saja benar dia sudah tidur duluan." Jawab Minato disaat Kushina melepaskan dasi di dadanya.
"Hanya perasaanku atau memang kita akhir-akhir ini kurang memberi kasih sayang pada Naruto, kita terlalu sibuk dengan urusan pekerjaan sampai-sampai lupa dengan kebahagiaannya." Sebutir emeral air mata meluncur dari mata Kushina.
Minato memegang pundak istrinya itu. "Kita melakukan semua ini demi kebaikan keluarga kita, Naruto pasti akan mengerti." Hibur Minato.
"Aku harap begitu."
.
.
Kicauan merdu burung dipagi hari dan cahaya yang bersinar dengan terangnya yang bahkan tirai dapat ditembusnya membangunkan sang pirang terbangun dari mimpi indahnya.
"Hah... Sudah pagi ternyata."
Naruto turun dari tempat tidur lalu merapikan tempat tidurnya dan berjalan menuju kearah kalender dikamarnya. "Oh iya aku lupa, hari ini kan hari minggu."
"Membosankan sekali di rumah sendirian, sebaiknya aku menghubungi Sasuke untuk mengajaknya jalan-jalan."
/Moshi-moshi/
/Ya, ada apa Naruto?/
/Hm... Begini Sasuke hari ini kan hari minggu, jadi bagaiman kalau kita berdua pergi jalan-jalan bersama./
/Begini Naruto bukannya aku tidak mau, tapi sekarang aku sedang sibuk, sebaiknya kau pergi bersama Shion saja./
/Oh... Begitu ya, baiklah kalau begitu sampai jumpa./
Naruto kecewa karena Sasuke tak bisa pergi berjalan bersama dengannya, padahal mereka berdua sudah lama tak berjalan bersma sejak Sasuke menjadi kekasihnya Karin.
/Halo Shion, apa kau ada di rumah sekarang?/
/Iya Naruto sekarang aku berada dirumah, memangnya kenapa?/
/Begini Shion berhubung hari ini minggu bagaimana kalau kita kalau kita jalan-jalan ke taman bermain Hidashi./
/Dengan senang hati, lagipula aku bosan jika terus berada dirumah./
/Baiklah, kalau begitu jam 10 nanti kita jumpa di Halte Kansai/
/Ha'i/
.
Tbc...
.
Sekian cerita saya kalo ada typo mohon dimaafkan dan semoga readers sekalian terhibur dengan cerita sederhana yang saya buat itu. .^_^.
Tolong Reviewnya agar saya termotivasi untuk meng-update ceritanya. ^_^
