Tuan tak bernama

Naruto © Masashi Kishimoto

Rated : T

Pairing : Ino Y

Genre : Poetry & Romance

Warning : First poetry fic

Don't Like Don't Read


Mataku telah dibutakan olehmu

Ragaku selalu terpaku karenamu

Mencipta replika dirimu dalam bening optik

Bagai manekin aku tak mampu berkutik

...

Aku selalu ingin bersua denganmu

Berharap kau memanggil nama kecilku

Mengubah asa menjadi nyata, yang semula semu

...

Malam demi malam terlewati

Bersamaan diriku yang terus merajut mimpi

Menggunakan benang emas menusuk dada

Bukan tanpa alasan aku melakukannya

...

Di sini… aku terus melahirkan kata

Berharap kau akan menjadi belahan jiwa

Dengan raut datar, dapatkah kau membacanya?

Di seberang sana dari tempatku berada?

...

Di antara hujaman rinai hujan…

Di antara kabut pengharapan…

Kulabuhkan asa padamu,

Wahai, kaum Adam

...

Kau tahu dengan apa aku merajutnya?

Dengan benang emas tak kasat mata

...

Tapi kau tetap di sana…

Tanpa perubahan dan selaksa cinta

Bolehkah aku berhenti berharap?

Atau tetap bertahan dengan benang yang kian menipis?

...

Andai kau tahu apa isi dari tiap bait doaku

Andai kau tahu senandung asa senantiasa kubisikkan

Andai kau tahu berapa kali aku menderai air mata

Dan andai kau tahu padamu ingin kuceritakan semua

...

Bukankah pengharapan ada batasnya?

Bukankah aku juga manusia yang fana?

...

Di satu sisi aku akan semakin menyakiti hati

Di sisi lain belum ada sosok lain menemani

Terjebak dalam labirin

Begini rupanya dirayapi kebimbangan

...

Tapi aku menyadari

Aku menyayangimu dengan sepenuh hati

...

Meski logika merayuku dengan sebuah labuhan

Meski semua impian bagai khayalan

Kucoba untuk tetap mencinta

Dengan tetap menyisakan sebersit harap bersama

...

Cinta tak kenal logika…

Bukankah begitu, tuan tak bernama?


Kulirik sejenak rangkaian kata yang kuciptakan, sebelum kututup lembar buku harian.

Hah… tersenyum aku membacanya.

Bukan apa-apa. Dulu aku selalu berkata bahwa cinta tak ada dalam kamusku.

Tapi apa nyatanya?

Kuedarkan pandanganku menembus kaca jendela. Gerimis terlihat memenuhi udara. Menimbulkan riak air di tanah berlumpur.

Meski derai hujan menghalangi, namun aku masih dapat melihat dia di sana. Dengan sebuah payung di tangan kanan, ia menuntun anjing peliharaannya memasuki rumah.

Kini senyum yang lebih tulus kuberikan lagi padanya. Biarlah tetap begini. Aku di sini, dia di sana. Aku memerhatikan tiap gerak-geriknya. Tapi apa dia memerhatikanku juga?

Tersadar aku kala dia mematikan lampu kamarnya. Dengan segera kumasukkan diari berbalut kain flanel ke dalam laci. Dia punya aktivitas, begitu pun aku.

Kubaringkan tubuhku di atas kasur. Namun tak beberapa lama tatkala aku baru menyadari sesuatu. Tanpa paksaan, kududuk melipat kedua kaki. Memejamkan mata, melipat kedua tangan, hampir saja hal ini terlupakan.

"Bapa, terima kasih atas berkat yang kau berikan sepanjang hari ini. Atas nafas kehidupan, makanan yang dapat kami nikmati, dan semuanya dari pagi hingga saat ini. Kuingin beristirahat saat ini, kiranya kau jagai dan lindungilah. Dan semoga aku masih dapat menikmati curahan berkatmu keesokan harinya.

Bapa… aku juga ingin berdoa untuknya. Kiranya Engkau senantiasa melindunginya. Bantu dia dalam setiap aktivitasnya serta senantiasa beri dia kesehatan.

Terima kasih bapa. Terima kasih atas semuanya. Amin…"

Kuberikan senyum terakhirku padanya untuk hari ini lalu berbisik, "Oyasuminasai."

Wahai hujan, sampaikanlah rasaku.

Sampaikanlah senandung cintaku, Wahai dinginnya malam.

Sampaikan padanya, bahwa aku menyayanginya.

Sangat menyayanginya.


A/N :

Entahlah, saat buat fic ini benar-benar tak ada ide. Dan sialnya, semua file berisi lanjutan ff ber-chapterku dan ide-ide cerita MENDADAK TERHAPUS#capslockmenggila#

Benar-benar sempat terdiam lama meratapi nasib. Jadi, ini ff merupakan pesanan dari Rilan Wijaya yang terus menagihku. Bagi penghuni grup Innocently Inocent, aku sempat mengirim cuplikan cerita untuk ultah Ino. Karena semua file berisi cerita terhapus, cerita untuk ultah Ino itu juga terhapus. Padahal tinggal sepertiga lagi. Huhuhuu…

Jadi kuputuskan juga ini fic untuk si kunoichi blonde aka Ino Yamanaka.

Happy B'day, Ino #telatwoy#

Baiklah, silahkan meninggalkan jejak tentang ff ini di kolom review. Tumpahkan saja semua uneg-uneg, kesan, pesan, dan flame juga boleh deh. Dan untuk ff yang sudah kuberi cuplikannya itu, akan kubuat dilain waktu. Konbanwa, minna-san. Jaa...