Hallo :D (nunduk-nunduk kasih salam)

Ketemu lagi dengan Momo!

Kali ini Momo datang dengan cerita baru hehe.. my second fict!

Padahal Moon Thief aja belom rampung *Momo digiles becak*

Momo harap para readers / senpai suka


CLASS X-PROJECT I : NEW GROUPING

Disclaimer: Naruto

Disclaimer : Naruto © Masashi Kishimoto

Summary for chap I: "Kalian ini kan murid-murid Konoha Gakuen?! Seharusnya kalian tidak bertindak memalukan seperti ini! Apa kata orang luar nantinya, heh?! Sungguh memalukan! Sebagai guru saya malu!"

Warning: AU, OOC, GaJe'nes, Lebay'nes.

Pair:

Naruto x Hinata x ? (author masih belum yakin)

Sasuke x Sakura x ? (author masih belum yakin.)

Sai x Ino

Neji x Tenten

Temari x Shikamaru

Dan, mari kita mulai lembaran cerita ini . . .


-

-

"KYAAA—!! NARUTO!" Seorang anak perempuan berteriak saat tubuhnya kejatuhan seember penuh telur mentah. Membuat tubuhnya basah dan lengket. Baunya-pun tak main-main menyengat.

"Hahaha..!" Seorang yang dipanggil Naruto itu hanya tertawa keras. Seakan menikmati kekacauan ini.

Tak lama kemudian terdengar suara panggilan

"HEI BOCAH!! KAU PIKIR AKU TIDAK BISA MELIHAT KEJAHILAN BODOHMU ITU LEWAT CCTV, HAH?! SEGERA KE KANTORKU!" Suara Kepala Sekolah (Tsunade-sama), menggelegar di seisi sekolah.

"Ah malas ah…" Keluh Naruto

"SEKARANG!!"

NGGIING—Bunyi mikrofon dibanting sangat memekakkan telinga.

-

-

"Hei Shikamaru! Jangan kabur! Kali ini kau tidak boleh membolos!!" Seorang guru perempuan berlari sambil membawa-bawa sapu dan mengejar seorang yang bernama Shikamaru.

"Hah? Masa membolos sekali saja tidak boleh, Guru Kurenai?" Kata Shikamaru sambil berlari dengan santai.

"SEKALI?! KAU SUDAH 23 KALI MEMBOLOS SELAMA SEBULAN INI!!"

Shikamaru hanya menjulurkan lidahnya sambil berlari menjauhi gurunya dengan santai.

-

-

"Mati kau Uchiha Sasukee!!" Seorang dengan tubuh besar bak pesumo melayangkan tinju pada seorang yang bernama Sasuke Uchiha itu.

Namun yang dipanggil Sasuke dapat dengan mudah menggeser sekian senti tubuhnya dan menangkap tangan lelaki badan pesumo itu. Sasuke lalu memelintir tangan pesumo itu dan menekan tubuh si laki-laki sumo ke arah tembok dengan kakinya. Laki-laki itu terlihat kesakitan dan memohon ampun. Namun Sasuke hanya tersenyum dan melepaskan kakinya. Dan dengan sigap ia memutar kepala si laki-laki sumo lalu KREK! Laki-laki itu ambruk seketika. Sasuke hanya tersenyum datar sambil berjalan pergi.

"Wow.. Hebat sekali Sasuke.." Seorang Guru yang dari tadi mengintip, kini mencegah Sasuke.

'Heh? Kakashi-sensei?' Sasuke tercengang

-

-

" Menurut saya, Pak. Cara Bapak kurang efisien!" Seorang dengan rambut panjang mengangkat tangannya.

"Neji Hyuuga! Saya tahu anda pintar! Tapi anda sudah 12 kali menyela perkataan saya! Dan kali ini sudah cukup! Anda keluar sekarang!!" Si guru sensi (Orochimaru.. Hoho) menunjuk arah pintu. Mengusir siswa yang dipanggil Neji itu.

"HAH?! Ta-Tapi Pak! Menurut saya cara anda memang—"

"KELUAR!"

-

-

"HOH?! Jadi kau yang suka menggambar besar-besar di tembok belakang sekolah, Sai?!" Seorang guru beralis tebal memergoki siswa bernama Sai yang sedang menggambari tembok belakang sekolah.

"Ah, Ohayou Gai-Sensei.. Saya tidak menggambar kok Pak. Saya hanya melakukan kegiatan seni."

Si Sai tersenyum lebar.

"Permisi Pak." Sai kabur dengan mulusnya.

"EH?! HEI TUNGGU!! KAU TIDAK BISA MELAKUKAN HAL INI DI TENGAH MASA MUDAMU YANG BERHARGAA!!" Guru Gai mengejar Sai dengan semangat masa muda yang meluap-luap dan berapi-api (?).

Kejar-kejaran pun terjadi lagi.

-

-

"Yamanaka Ino! Sudah berapa kali bapak bilang untuk tidak menyalakan HP saat pelajaran kan?!" Seorang guru menegur sisiwi yang bernama Ino. Guru itu juga merebut sebuah HP-pink metalik yang dipegang siswi bernama Ino itu.

"AH! Ta-Tapi Guru Azuma itu—"

"Tidak ada alasan! Untuk yang ke 15 kali dalam bulan ini, barangmu saya sita setelah majalah, dan peralatan make-up mu itu. Dan kali ini saya yakin HP ini tidak akan saya kembalikan!"

"Tapi Pak! Murid lain HP-nya dikembalikan!"

"Itu karena mereka tidak membawa 15 jenis barang yang berbeda setiap hari penggeledahan diadakan. Dan mereka tidak pernah menggunakan HP mereka terang-terangan saat pelajaran!" Guru Azuma mendesak Ino. Membuat Ino hanya diam.

-

-

"Temari! Bukankah saya sudah bilang untuk tidak membawa binatang peliharan ke sekolah kan?" Seorang guru menegur siswi yang bernama Temari.

"Tapi, Guru Shizune, Kucing ini saya temukan terlantar di taman. Saya kasihan." Temari membujuk gurunya dengan mata berbinar-binar andalannya.

"Bukankah itu alasan yang sama saat kau membawa anjing, kodok, tarantula, ular, iguana.. dan 6 jenis hewan lain masuk ke Konoha Gakuen?"

Glek! Kali ini puppy eyes Temari gagal total. Ia pun memikirkan alas an lain..

"Tapi kenapa babi yang dibawa guru kemana-mana ini diperbolehkan masuk?" Yes! Temari punya alasan

"Ini berbeda. Babi ini milik kepala sekolah. Eh.. Kau mencoba ngeles ya?" Shizune menyadar kejahilan Temari

"Nggak kok guru, ah.. saya masuk dulu ya, guru.." Dengan langkah seribu, Temari sukses Cabut!

"Hei jangan kabur Temari!"

-

-

BRUAK!! Seorang siswi yang melompati pagar menjatuhi seseorang yang ternyata adalah guru.

"Wah.. Wah.. Ternyata kau Tenten." Guru Iruka bangkit setelah ditindih Tenten dengan dahsyatnya.

"Adududuh.. A-Aha.. ha.. Iya Pak.. Saya.. hehe.. lagi.."

"Sudah berapa kali kamu terlambat dan memanjat pagar Tenten?" Kata Iruka menatap Tenten yang panik.

"Err—bulan ini baru 17 kali kok pak. Menurun. Bulan kemarin kan 21.. Hehe." Tenten menggunakan pose garuk-garuk kepala nggak gatal. Iruka masih tanpa ekspresi. Iruka kini yakin bahwa anak ini harus diberi hukuman.

-

-

"Kalian ini kan murid-murid Konoha Gakuen?! Seharusnya kalian tidak bertindak memalukan seperti ini! Apa kata orang luar nantinya, heh?! Sungguh memalukan! Sebagai guru saya malu!" Guru Orochimaru berkeliling memutari 8 murid yang telah membuat heboh sekolah mulai dari tadi pagi sampai siang ini.

Ke-8 murid ini (setelah berhasil ditangkap oleh guru masing-masing) disetrap di tengah lapangan saat matahari sedang panas-panasnya. Posisi tubuh mereka layaknya posisi saat mereka disetrap saat SD. Satu kaki diangkat ke atas, dan dua tangan menjewer kuping masing-masing. Mereka berdiri dengan empat banjar dan jarak per siswa 2 meter. Alhasil, semua kebagian panas.

"Udahlah Pak! Tega bener sih sama saya! Panas nih Pak! Capek berdiri pake satu kaki terus. Ntar kalo saya item gimana Pak? Kan susah Pak mutihinnya lagi!" Ino yang kepanasan, mengulangi protesnya selama 5 menit terakhir. Ini sudah kali ketiga.

Dan untuk ketiga kalinya juga kata itu dibalas dengan..

""WHUUUUU..!! Apaan tuh?!"" Oleh ke-tujuh anak lain.

"Kalo tanganku nggak lagi njewer kuping, pasti udah aku timpuk sepatu dah kamu!" Tenten yang ada di sebelah Ino berkomentar dan dengan segera komentar itu dibalas dengan deathglare paling mematikan dari Ino.

Tenten cuek bebek.

"Kenapa nggak?" Naruto yang tadi menunduk kini cengengesan ke Tenten. Ia mengayunkan kakinya yang terangkat satu lalu mengambil ancang-ancang seperti akan menendang. Dan..

PLAK!

Sebuah sepatu sebelah kiri mendarat di punggung Ino. Ino langsung berbalik ke belakang..

"EH, NAR! PULANG SEKOLAH AWAS YA!" Ino mengancam Naruto dengan deathglare paling death (haha.. apaan tuh *author digampar*). Naruto yang cengengesan kini tertawa.

"Siap! Sepatu Kanan + sepasang uwabaki-ku masih ada buat nglempar kamu lagi." Kata Naruto.

"Huah! Makasih Nar! Untuk pertama kalinya, aku merasa beruntung kau sudah lahir di dunia!" Tenten nyengir menghadap Naruto yang posisinya ada di belakang Temari.

"DIAM KAU TEN!" Ino ikut membentak Tenten.

"DIAAAAAAAAM!!!!"

—SIIIING—

Teriakan Orochimaru-sensei mengheningkan suasana yang tadi riuh.

"Gara-gara kamu sih Nar.. Merepotkan!" bisik Shikmaru yang ada di sebelah Naruto mengerutkan mukanya.

"Makan apa'an sih kamu, Nar? Toa? Pantesan brisik amat" Temari juga berbisik pada Naruto

"Dasar Childish." Neji bergumam pendek sambil melirik Naruto.

"Hn!" Sasuke mengomentari tidak kalah pendek dengan Neji.

Si Sai? Ia menendang Naruto pelan dengan kakinya yang terangkat. Tanpa komentar.

Sementra guru Orochimaru berceloteh panjang lebar, murid-muridnya ternyata malah asik saling berantem.

-

"Murid-murid ini sudah mulai keterlaluan." Tsunade yang sedari tadi melihat pemandangan murid-murid yang disetrap di lapangan lewat kantornya, emosi sendiri melihat kelakuan 8 anak biang heboh di Konoha Gakuen.

"Bagaimana menurut kalian?" Tsunade menatap ke-6 (7 minus Orochimaru) guru yang sedang berdiri sejajar di kantornya.

"Menurut saya, mereka harus diajar dipisahkan dari murid lain." Kurenai langsung merespon.

" Aku rasa Kurenai benar. Sebulan pertama sih, kelakuan mereka bisa diterima. Tapi belakangan ini, kelakuan mereka sudah mulai mengganggu murid lain." Azuma ikut menyusul merespon.

"Benar! Saya rasa mereka harus didisiplinkan! Agar mereka bisa merasakan masa muda yang IINDAAAH!!" Guru Gai dengan api terpancar dari matanya juga ikut memberikan tanggapan. Namun seluruh guru malah sweatdrop.

"EH-EHEM! Trimakasih Gai. Menurutmu bagaimana Kakashi?" Tsunade menatap Kakashi yang memang belum mengomentari apa-apa.

"Yah.. menurutku, mereka memang pantas dipisahkan dari murid-murid lain. Tapi bukan berarti mereka semua mempunyai sikap jelek. Buktinya Sasuke. Ia mempunyai kemampuan bela diri diatas rata-rata. Dan Neji. Ia mempunyai kepintaran yang mulai melampaui guru, serta si bocah yang mirip Sasuke itu. Siapa namanya? Oh iya Sai. Ia punya kemampuan lukis yang luar biasa. Dan 5 anak lain, aku yakin mereka punya kelebihan lain." Kakashi yang tadi ternyata diam, ternyata begitu bicara malah satu paragraph sendiri (*author digetok*)

"Hmm… Kau benar juga. Ah! Ikaru, soal rapat kemarin, apa yang kau bahas?" Tsunade teringat akan rapat diadakan 1 minggu lalu. Ikaru membahas soal kelas khusus.

"Hm? Soal rancangan kelas khusus untuk para siswa/i berprestasi itu?" Ikaru yang sepertinya melamun dari tadi akhirnya unjuk bicara.

"Apa Tsunade-san berpikir untuk mengalih fungsikan rancangan kelas itu?" Shizune mengerutkan kening.

"Iya. Aku berpikiran untuk memasukan anak-anak itu ke dalam satu kelas. Dan kita akan membuat sebuah kurikulum khusus untuk mereka, sehingga pada akhirnya, mereka bisa menjadi murid unggulan. Bagaimana menurut kalian?" Tsunade menyebarkan pandangannya ke guru-guru itu.

"Saya setuju saja. Tapi apa kita sanggup mengajar mereka?" kata Kurenai.

"Aku pikir, kita tidak perlu mengajar mereka." Iruka langsung menanggapi ucapan Kurenai.

"Heh? Maksudmu?" Tsunade menatap Iruka keheranan.

"Aku tahu dua guru yang cocok untuk mengajar mereka." Iruka menatap Shizune, seperti mengisyaratkan sesuatu yang langsung dapat dicerna Shizune.

"Hm? Ah.. aku mengerti maksudmu dua mantan murid yang lompat kelas itu kan?" Shizune tersenyum mengerti.

"Eh, dua? Apa tidak terlalu sedikit? Kita yang berenam saja tidak bisa. Apalagi dua." Azuma mengerutkan alisnya. Tidak mengerti.

"Ah.. Aku pikir aku mengerti sekarang. Maksudmu 2 murid yang lompat kelas 3 tahun, itu kan?" Kakashi menatap Iruka dan Shizune bergantian.

"Ah.. Iya, iya. Sepertinya aku tahu. Apa kalian pikir dua orang itu mampu menghadapi 8 anak ini?" Tsunade menatap 6 orang guru itu sekali lagi.

Dan sebuah anggukan cepat langsung menjawab pertanyaannya itu.

TBC


To be Continue—


Heh? Kok udah bersambung gini? *author dikeroyok*

Uaa… X(

Untuk chapter 1 emang masih Prolog doang.. Jadi masih belum keliatan serunya. Jadi (lagi) Momo minta ma'af kalo masih terasa membosankan..

Ini bisa dibilang fic ke 2 Momo..

Ma'af kalau ini kependekan, GaJe, dan masih banyak typo'nya ..

Maklum.. masih baru.. hehe *ngeles : dilempar IPhone *langsung Momo tangkep*

Untuk pair Naruto x Hinata x ?. Si '?' itu Momo masih belum yakin mau Momo tampilkan atau nggak. Sama juga dengan Sasuke x Sakura x ?. Si '?' bisa jadi muncul bisa juga nggak. Hehe, soalnya Momo nggak mau mengecewakan. Jadinya, Momo kasih wanti-wanti dulu.

+ Di sini bakal banyak karakter yang OOC, jadi.. hehe, ma'aaf.. *kabur naik Trans Jogja*

*Balik lagi naik delman* Momo harap para pembaca sekalian suka dan berkenan mereview.. *hehe, ngarep**dibekep*

Mind to Read and Review please?

Arigatou Gozaimasu