"Hei, tadi di sekolah aku ditanya tentang cita-cita, lho!"
"Eh? Iya? Terus kamu jawab apa?"
"Aku mau jadi astronaut! Kan keren kalau bisa ke luar angkasa! Aku bakal bikin rumah di Mars!"
"Uwaaah! Kalo aku mau jadi pelukis!"
Di padang rumput yang luas di tepi sungai dimana kami sering bermain bersama. Kami menyampaikan masa depan impian kami. Walau impian kami saat ini mungkin tidak akan terwujud. Bisa saja terwujud, kalau kau serius untuk mengejar impian masa kecilmu. Kau bisa saja jadi astronaut kalau kau serius mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan itu. Kau bisa saja jadi pelukis kalau kau terus berlatih melukis sesuatu, mungkin kau bisa menjualnya juga.
"Aku ingin jadi penjual bunga!"
"Eeeh~ Kenapa harus penjual bunga, semua orang juga bisa menjual bunga."
"Tidak! Kalau kau tidak mengetahui jenis-jenis bunga dan cara merawatnya, kau tidak akan bisa jadi penjual bunga yang baik!"
Itu juga termasuk.
"Hei, kalau kalian berdua mau jadi apa kalau sudah dewasa nanti?"
Laki-laki yang berbaring di dekatku itu langsung bangkit dan tersenyum lebar layaknya orang yang baru saja menang lomba tingkat nasional.
"Aku? Aku akan jadi ahli sejarah terbaik di dunia!"
"WHOOAAA! KEREEEEN~"
Ahli sejarah, huh?
Yah, kuakui dia memang punya bakat dalam hal itu. Sejak aku berkenalan dengannya dan main ke rumahnya, pemandangan yang kulihat disekitarnya adalah barang-barang antik yang bernilai jutaan, atau mungkin milyaran. Tenang, itu bukan barang antik dari Tuan Liu Bei maupun Zhang Jiao, kok.
Kamar, kamarnya juga penuh dengan buku ensiklopedia tentang sejarah-sejarah lokal dan dunia. Bahkan jika dia mengunjungi suatu tempat bersejarah, dia selalu membeli buah tangan tempat tersebut.
Itu sudah biasa bagi seorang maniak sejarah.
"Terus, kalau Zhao Yun apa?"
"Eh?"
"Ya! Kau belum menyebutkan cita-citamu."
Sepertinya semua tertarik dengan apa yang akan kulontarkan.
Tapi maaf maaf saja…
"Aku… Tidak tahu."
"Hei, kau dengar tidak aku bicara apa?"
"Hmm? Huh? Oh, maaf. Aku melamun."
Gadis yang ada di hadapanku hanya bisa menghela nafas dan menyeruput es kopi yang ia pesan.
"Akhir-akhir ini kau banyak melamun. Apakah kuliahmu lancar-lancar saja?"
"Tentu saja lancar."
"Ah, iya juga, wahai pencuri hati dosen."
"Apa maksudmu, Xingcai. Aku tidak mencuri hati dosen."
Xingcai, gadis ini yang menjadi lawan bicaraku.
Ingat?
"Oh iya, aku nanti mau ke perpustakaan kampus. Mau temani aku mengerjakan tugas?"
"Hmm? Baiklah. Aku juga mau cari-cari referensi tugas essay."
Ya.
Kami bukanlah murid SMA lagi. Sekarang kami memiliki kesibukan yang berbeda. Lu Xun yang sekarang adalah anak Han University itu juga memiliki kesibukan yang lebih padat dariku. Mau bagaimana lagi, dia aktif sekali mengikuti kegiatan kampusnya. Mungkin demi beasiswa yang ditawarkan oleh kampus. Lalu, Zhu Ran. Terakhir kami video call adalah sebelum kami menjalani OSPEK kampus. Ya, dia sedang bersama Yinping saat itu, makan di restoran berbintang dengan makanan yang luar biasa bikin ngiler. Entah, dia menyuruhku video call untuk memberitahu kalau dia baik-baik saja di Jerman atau malah pamer makanan enak. Habisnya, yang ia sorot lebih banyak adalah makanannya. Apa-apaan itu. Hei landak jangan belagu kamu, mentang-mentang di luar negeri makan enak.
Ah, maaf.
Keceplosan.
"Zhao Yun, kau melamun lagi?"
"Huh? Nggak. Mau kapan ke perpustakaan?"
"Sekarang saja, yuk."
###
Perpustakaan Universitas Shu, besarnya bukan main. Ah, kampus kami memiliki dua perpustakaan, yang satunya lebih kecil dari ini dan yang sedang kami kunjungi sekarang adalah perpustakaan pusat yang besarnya bukan main. Luas dan besar.
Aku tidak tahu apakah Han University juga memiliki perpustakaan sebesar ini atau tidak. Mungkin aku harus tanya Lu Xun, perpustakaan mana yang paling besar. Semoga saja perpustakaan kampusku mengalahkan perpustakaannya Han University.
"Ah, Zhao Yun, aku mau cari buku sebelah sana." Xingcai menunjuk ke rak besar arah jam sebelas.
"Hmm. Oke, aku tunggu disana, ya." jawabku kemudian berpisah dengannya.
Untuk mencari buku di tempat seluas ini, kampus kami memiliki program untuk mencari judul buku, penulis, penerbit, bahkan rak sebelah mana melalui monitor layar sentuh yang ukurannya mungkin sama dengan televisi di rumahku. Dengan itu kami akan diberitahu lokasi buku tersebut.
"Hmm… Ah, ini dia. Hmm… Oh, komplit sekai buku disini."
Aku mengambil beberapa buku yang tebalnya bukan main dan segera mencari tempat kosong untukku dan tentu saja untuk Xingcai. Untung saja saat itu tempat mengerjakan tugas atau membaca sedang tidak penuh seperti kemarin. Setelah menemukan tempat yang pas, aku segera mengeluarkan notebook-ku dan mulai mengerjakan tugas essay yang sebenarnya batas waktunya masih lama. Tapi lebih baik kukerjakan sekarang, mumpung ada di perpustakaan lengkap dan jangan pernah menunda tugas.
"Wow. Luar biasa sekali, ini sih terlalu komplit."
Dari tadi aku terkagum-kagum dengan buku-buku yang luar biasa komplit ini. Tebal memang, tapi benar-benar detail dan bisa jadi rekomendasi bahan referensi yang bagus. Oh iya, perpustakaan kami memiliki tempat untuk menuliskan rekomendasi buku untuk referensi yang bagus. Jadi, kalau ada yang bingung mencari bahan referensi, mereka bisa cek di tempat rekomendasi buku dan mencarinya.
Aku yakin perpustakaan kampus Author nggak ada beginian.
Selagi aku membaca perlahan buku referensi yang sudah kuambil, seorang laki-laki mendekatiku.
"Boleh aku duduk di sebelahmu?"
"Hmm? Ya, silahkan." tanpa melihat siapa orangnya, aku mempersilahkannya duduk di sebelahku yang kebetulan kosong.
Tidak masalah, Xingcai bisa duduk berhadapan denganku nanti.
"Hei, buku-buku di perpustakaan ini komplit, ya! Aku jadi semangat kalau begini caranya." laki-laki yang duduk di sebelahku itu mengajakku bicara.
"Ya. Aku senang kampus mendukung kebutuhan mahasiswa dan dosennya."
Aku melirik ke arah laki-laki itu sebentar. Rambut nyentrik berwarna hitam membuatku syok. Butuh berapa kaleng hairspray dalam sehari untuk rambut nyentriknya itu?! Dan apa-apaan monocle yang ia pakai di mata kirinya. Mau bergaya ala professor?! Saking kagetnya aku tidak tahu kalau aku sempat terperanjat ketika melihat laki-laki itu. Laki-laki itu menyadarinya juga.
"Eh? Ada yang salah?"
"Rambutmu… HAH?! NGGAK KOK, NGGAK. B-BUKAN APA-APA."
"Hahaha! Kau orang yang aneh, ya! Ini perpustakaan, jangan berisik~"
"A-Ah, maaf… Aku hanya… Kaget."
"Dengan rambutku?"
"Err… Y-Ya… Maaf."
Laki-laki itu tertawa kecil, "kau pasti bertanya-tanya berapa kaleng hairspray yang kugunakan, bukan? Semua orang pasti berpikiran hal yang sama."
Sial, dia tahu apa yang kupikirkan.
Aku mencoba melihat ke arah lain dan kudapati buku-bukunya yang tebal.
Buku sejarah.
"Huh? Kamu anak sejarah?"
"Hmm? Iya. Aku suka sejarah dari kecil, jadi aku memutuskan untuk menjadi ahli sejarah terhebat di dunia. Hahaha! Mungkin itu terdengar seperti impian masa kecil, tapi aku benar-benar ingin serius."
Luar biasa sekali orang ini, jarang aku melihat orang yang bisa—
"Aku akan jadi ahli sejarah terbaik di dunia!"
Eh?
Tunggu dulu…
"Jadi… Zhao Yun," lelaki itu menutup buku yang ia baca, "apa cita-citamu?"
TUNG TARA TARARA TUNG TARA TARARA TUNG!
HAI HAI! Author Sarasion kembali hadir dengan ANOTHER DW FANFIC, YEEEEY~
Terima kasih kepada reader(s) yang sudah mengikuti Here We Are! ya~ Ku senang melihat review gila-gilaan dari kalian dan support dari kalian yang tak pernah berhenti mengalir uhuhu *banjir*
Agak panjang nggak apa-apa, ya.
Oh iya, 'kan Dynasty Warriors lagi hot-hotnya nih (nggak juga sih) soal next projectnya DW yang adalah Shin Sangoku Musou Eiketsuden (DW Eiketsuden, huh?)
*padahal saya berharap DW9 LOL* #ditampar
Jadi, pada Here We Are! AGAIN ini (duh judulnya receh banget sih pft), diriku menambahkan karakter dari DW Eiketsuden dan mungkin beberapa karakter yang sudah dimuat di DW Blast ya! (dan bisa jadi karakter DW yang belum sempat muncul kemarin di Here We Are! akan kumunculkan, hehe. Soal karakter yang dari DW Eiketsuden, silahkan dicek orangnya seperti apa, ada dua tuh tralalala~)
Sooo, mohon bantuannya dan supportnya untuk fanfic yang merupakan... ehem! SEQUEL dari Here We Are! ini ya~ (dan tolong maafkan kalau ada keterlambatan update juga hoho)
Ah, soal update... Aku nggak bisa janji pft tapi kuusahakan dua minggu sekali ya trololo~ ingat, dua minggu sekali~ *wink*
Sekian dari Author dan semoga kalian bahagia dengan adanya SEQUEL ini wwww~ (Author nggak bisa move on dari nulis fanfic anak-anak DW, tolonglah pft)
