"When I Meet You"

.

.

.

.

Warning : ff ini terinspirasi dari Manga karya Matsuda Usachiko judulnya "Oniisan to yobinasai".

.

.

.

.

.

.

Summary : Saat sedang berjalan-jalan di pagi hari, Kibum melihat orang yang akan bunuh diri. Selanjutnya apa yang akan ia lakukan? / Terinspirasi dari Manga / Yaoi. BOYSLOVE. KibumxKyuhyun.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Hari yang cerah menunggu seorang Kim Kibum untuk mengeluarkan kamera DSLRnya. Dia bukanlah seorang fotografer, hanya sekedar mengeluarkan hobi. Dengan berjalan-jalan di saat weekend menggunakan sepedanya, ia sampai di sebuah gedung tua. Meski di sekitar gedung tua itu banyak objek yang menarik, tetapi ia lebih tertarik memotret anak tangga kotor dengan berbagai angel. Setelah puas dengan jepretannya, ia memilih melanjutkan buruannya dengan berjalan kaki dan sepeda yang di tuntunnya.

Kamera yang bergantung di lehernya menjadi ikut bergoyang seirama dengan langkahnya. Wajahnya yang di terpa angin pagi sesekali ia pejamkan matanya. Ia banyak melihat orang-orang yang berolahraga pagi dengan berlari. Merasa mendapatkan ide, ia memarkir sepedanya di pinggir jalan dan memotret orang-orang yang tengah berolahraga itu dan juga jalan raya yang lenggang. Setelah mengambil beberapa angel yang membuatnya cukup puas, Kibum membidik ke arah jembatan yang di bawahnya air mengalir dengan tenang. Dari arahnya berdiri, ia bisa melihat seseorang yang tengah berdiri di luar pagar yang membatasi sungai. Kedua tangannya berada di belakang tubuhnya berpegangan pada pagar pembatas itu. Sedangkan kakinya ia langkahkan ragu menendang angin seperti hendak bunuh diri. Melihat gelagat itu, Kibum segera mengambil sepedanya lalu mengayuhnya dengan kecepatan cahaya.

Setelah berada tak terlalu dekat dengan si calon mati itu, Kibum sengaja membidik orang itu dengan kamera flashnya. Sehingga orang itu segera menoleh pada arah datangnya cahaya.

"Hey, kau berniat mati ya?" Tanya Kibum sok peduli, padahal ia hanya ingin mendapatkan potret dari orang yang akan melompat ke dalam sungai secara lebih dekat. Tetapi orang itu hanya memandang Kibum diam. Di wajahnya tak tampak rasa takut sama sekali. Lagi-lagi Kibum mengarahkan bidikannya ke arah orang itu, fokusnya adalah tangan orang itu yang di belakang tubuhnya dan berpegangan pada pagar pembatas dengan erat. Meski wajahnya tak mengekspresikan raut wajah takut, tetapi anggota tubuhnya yang lain tak bisa berbohong.

"Kau akan kulaporkan ke polisi karena memotret secara ilegal." Kibum menaikkan satu alisnya. Bukankah seharusnya Kibum yang melaporkan kepada polisi orang yang akan bunuh diri ini? Kenapa sekarang orang ini malah berkata sebaliknya?

"Apa aku perlu meminta izin dulu kepada orang yang ingin mati sepertimu?" Tantang Kibum.

"Aku masih hidup. Apa kau sudah buta?" Dalam hati Kibum merutuk mulut orang di depannya ini.

"Tetapi setelah ini kau akan mati. Segeralah mati. Nanti akan ku abadikan aksi heroik melompatmu dalam fotoku. Aku pastikan fotomu akan ku jadikan the top of model di pameran pertamaku." Kibum tertawa sinis.

"Kau. Orang asing. Kau juga tak menginginkan orang sepertiku hidup. Jadi untuk apa aku menundanya lagi." Kibum mendadak panik saat orang itu mengendurkan satu tangannya pada pagar pembatas.

"Apa kau sudah merasakan nikmatnya surga dunia?" Orang itu kembali berpegangan pada pagar pembatas setelah mendengar pertanyaan Kibum. Orang itu menoleh pada Kibum. Memandangnya dengan tatapan penasaran.

"Sex? Alkohol? Apa kau sudah mencobanya? Kurasa umurmu masih muda. Sayang sekali jika mati di usia dini. Orang-orang yang nanti menemukan mayatmu tidak akan merasa penasaran karena tak ada tanda-tanda kekerasan di tubuhmu. Setelah kau di temukan mati, kau akan dengan segera di lupakan. Apa kau mempunyai keluarga? Mereka akan dengan cepat melupakanmu jika kau merasa di buang oleh keluargamu." Kibum melihat orang itu bereaksi dengan kata-kata provokasi yang Kibum lontarkan. Ia melihat orang itu melompat masuk ke dalam jembatan. Lalu Kibum memerhatikan tatapan orang itu yang menuju ke arahnya.

"Orang asing. Sepertimu. Kau punya apa? Kenapa kau bisa merubah tekadku secepat ini?! Kau! Memang benar keluargaku membuangku. Lalu? Apa yang harus kulakukan? Aku bertahan selama tiga belas tahun aku hidup bersama mereka. Sekaranglah saatnya aku pergi dari mereka. Agar mereka puas. Tetapi, karena kau Tuan sok peduli. Apa yang kau lakukan?!"

"Lalu apa manfaatnya dengan kau mati? Mereka akan menangis haru tersedu-sedu sampai pingsan saat melihat atau mendengar tentang jasadmu? Begitu? Itu yang kau harapkan? Cih. Hey dengar. Banyak orang yang mengalami nasib yang sama denganmu dan menyerah dengan hidupnya. Apa yang mereka tinggalkan? Tidak ada. Hanya nama yang akan segera di lupakan orang. Kau mau seperti mereka? Menyedihkan sekali."

"Katakan! Katakan padaku apa yang harus aku lakukan! Hiks. Aku benci mereka! Aku benci padamu!"

Ckrek.

Tak menyia-nyiakan kesempatan, Kibum mengambil gambar orang di hadapannya yang tengah bersimbah air mata. Menurut Kibum wajahnya lucu sekali.

"Ya! Kau memotretku tanpa izin lagi! Hiks hiks."

"Kau tertarik dengan sex? Apa kau pernah mencoba wine?" Kibum tertawa saat melihat orang di hadapannya ini menggeleng.

"Sayang sekali jika ingin meninggalkan dunia ini tanpa pengalaman apa-apa. Apa suatu hari nanti kau masih akan meneruskan niat gilamu tadi?"

"Ti-tidak. Aku tidak tahu." Kibum melihat orang di hadapannya dengan pandangan mengiba.

"Kalau begitu ikut aku. Aku akan memberikan yang aku sebutkan tadi padamu. Cepat naik."

"Hah?"

"Naik. Disini. Cepat sebelum aku berubah pikiran menolongmu." Orang itu menuruti perintah Kibum meski ragu. Ia duduk di depan Kibum. Meski sakit dan tidak nyaman duduk di besi, tapi orang itu berusaha menyamankan dirinya.

Di dalam perjalanan, orang itu mengeluh sakit punggungnya karena terganjal oleh kamera Kibum yang menggantung di lehernya.

"Apa aku boleh menyentuh ini, Tuan?"

"Namaku Kim Kibum."

"Ne, Kibum-ssi. Apa aku boleh melihat-lihat?"

"Aku tak pernah mengizinkan orang asing menyentuh barang-barangku."

"Oh. Ah. Namaku Cho Kyuhyun. Kita sudah berkenalan. Jadi aku bukan orang asing lagi. Boleh ya?"

"Tentu saja boleh." Rasanya Kibum ingin cepat-cepat mendaratkan gigi-giginya di ceruk leher orang itu yang ternyata bernama Kyuhyun. Dari wangi tubuhnya seperti bayi. Kulitnya juga putih mulus. Sepanjang perjalanan Kibum hanya bisa mengendus-endus rambut Kyuhyun yang wanginya seperti permen. Wangi rambutnya saja sudah membuat Kibum candu, apalagi di bagian tubuh yang lain. Kibum jadi terlihat seperti ahjussi mesum yang mendapat mangsa. Pervy.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Real Rated M chapter selanjutnya.

.

.

.

.

.

Fi gagal pokus sama malaikat penjaga pintu surga. Duhh curcol.