"Lu, apa bajuku sudah rapi?" Wanita dengan surai kecoklatan yang sedang mematut diri di depan cermin tidak lelah bergerak ke kanan dan ke kiri, memastikan tidak ada yang salah dengan pakaiannya.
"Baek, ini sudah 5 kali kau bertanya. Dan ini bukan hari pernikahanmu, demi Tuhan"
"Tapi Lu, kesan pertama bekerja harus bagus di depan boss" wanita bernama Luhan hanya bisa berdecak sebal.
"Aku yakin Chanyeol lebih mempedulikan hasil pekerjaanmu daripada pakaian ketatmu"
"Apa dia suka mengoceh? Well, kalian berteman mungkin saja diansetipe denganmu yang suka mengomel" Luhan hampir menggetok kepala sahabatnya itu saat dia ingat tujuan awalnya adalah mengingatkan Baekhyun waktu bekerjanya.
"Baek, sebaiknya sekarang kau bergegas berangkat atau kau akan terlambat" gadis di depan cermin sontak melirik ke arah jam dinding.
"Damn!"
"Mulutmu, Byun Baekhyun!" Baekhyun takmemperdulikan lagi ocehan Luhan dan segera melesat keluar.
.
.
Byun Baekhyun, 25 tahun, baru saja diterima bekerja di sebuah perusahaan periklanan ternama, SkyPark Company dan karena pengalaman bekerja sebelumnya di perusahaan cabang dari China, dia langsung diterima sebagai sekretaris utama di sana. Oh, berterimakasihlah kepada Xi Luhan, sahabat Baekhyun di tempat kerja sebelumnya. Gadis bermata rusa yang merupakan teman serumah Baekhyun itu tidak sengaja bertemu sahabat semasa kuliah bernama Park Chanyeol dan kebetulan membutuhkan sekretaris baru. Setelah mengobrol cukup lama, akhirnya Luhan menawarkan Baekhyun untuk bekerja di sana.
Dan disinilah Baekhyun, untuk kedua kalinya sampai di SkyPark. Pertama saat wawancara dan sekarang dia sudah resmi menjadi pegawai di sana. Dengan percaya diri, kakinya berjalan menuju ke ruang direktur dengan diantar pegawai HRD.
"Masuk" terdengar suara bass ketika Jung Hyerin, orang yang mengantar Baekhyun, mengetuk pintu.
"Sajangnim, saya mengantar sekretaris baru Anda" lelaki itu mengangguk lalu memberi kode untuk meninggalkannya bersama Baekhyun.
"Kita bertemu lagi, Baekhyun" Chanyeol bangun dari kursinya dan menghampiri Baekhyun yang masih berdiri di depan meja.
"Jangan terlalu tegang, Baekhyun. Santai saja. Apa Luhan menceritakan yang macam-macam tentangku?" tanya Chanyeol.
"T-tidak, Sajangnim'
"Oh, aku tidak akan memanggilmu terlalu formal. Kau keberatan aku memanggilmu Baekhyun atau Baek?"
"Sama sekali tidak, Sajangnim" Baekhyun tersenyum ramah.
"Baiklah. Aku akan mengajakmu berkeliling dan menjelaskan pekerjaanmu. Pekerjaan utamamu adalah mengatur jadwalku dan melayaniku. Kau paham?" Baekhyun mengangguk.
Sampai istirahat siang, Baekhyun ditemani oleh Chanyeol mengenali lingkungan kerjanya dan beberapa orang yang akan berhubungan dengan pekerjaannya. Baekhyun merasa tersanjung, karena seharusnya itu bukan pekerjaan Chanyeol untuk mengantar Baekhyun, tetapi lelaki itu bersikeras bahwa dia tidak sedang banyak pekerjaan.
"Nah, kau boleh istirahat makan siang. Waktu istirahat 1 jam. Setelah itu kembali ke meja kerjamu" kata Chanyeol setelah mereka sampai di depan pintu ruangan Direktur.
"Ne, Sajangnim" Baekhyun membungkuk hormat sebelum Chanyeol berlalu di belakang pintu.
Baekhyun duduk di kafetaria dan berbaur bersama beberapa teman baru, dia melahap makan siangnya sambil sesekali membuka ponselnya.
-Message from Luhan-
: Hari pertamamu menyenangkan, Baek?
Baekhyun tersenyum membaca pesan Kyungsoo.
-Message to Luhan-
: Ya, Bossku cukup baik. Terima kasih padamu lagi, Lulu :*
-Message from Luhan-
: kau sudah mengatakan ribuan kali, Baek. Fighting!
.
.
Baekhyun menyimpan ponselnya, dia teringat bagaimana Luhan menenangkannya saat perusahaan lamanya memecatnya karena alasan sepele. Kopi tumpah. Bukan salah Baekhyun saat dia berjalan seseorang berlari dan menabraknya, dan sialnya kopi itu terlempar ke salah satu client terpenting di perusahaan. Dan bukan salah Baekhyun sepenuhnya jika perusahaannya kalah tender karena hal itu.
Baekhyun melirik jam tangannya, waktu istirahat akan berakhir 10 menit lagi, dia segera pamit dengan teman-teman barunya.
"Kau sudah selesai istirahat?" Baekhyun terkejut saat lift terbuka di lantainya, atasannya ada di depan pintu besi itu.
"Iya, Sajangnim. Apa Sajangnim akan pergi?" Baekhyun segera menutup mulutnya. Mulut bodoh, kenapa dia harus bertanya, itu bukan urusannya, toh Bossnya bebas akan ke mana saja, lagipula ini masih waktu istirahat.
"Ya, aku akan membeli sandwich untuk makan siangku"
"M-mianhae, jika aku tidak sopan" Baekhyun menunduk, Chanyeol justru mengernyit bingung.
"Ah~" Chanyeol baru mengerti
"Gwenchana, sebagai sekretarisku bukankah kau memang harus tau aku ada di mana?" Baekhyun hanya menunduk.
"Kau mau menemaniku?" pertanyaan Chanyeol langsung membuat Baekhyun mengangkat kepalanya, matanya membola.
"B-baik, Sajangnim"
Chanyeol berjalan ke sebuah cafe yang berada di sebrang kantor. Nampaknya Chanyeol sudah terbiasa pergi ke sini. Setelah memesan sebuah sandwich dan secangkir kopi untuk dibawa, mereka berjalan kembali ke kantor.
"Sajangnim, boleh aku bertanya?" tanya Baekhyun sambil mereka berjalan, Chanyeol mengangguk.
"Apa Sajangnim tidak pernah makan di kantor? Maksudku, bukankah akan merepotkan jika Sajangnim pergi keluar setiap makan siang?"
"Hmm..tidak juga, aku kadang terlalu fokus pada pekerjaanku dan melupakan waktu istirahat. Jadi aku lebih mudah membeli makanan yang cepat"
"Harusnya Sajangnim lebih memikirkan kesehatan dan tidak mengabaikan makanan sehat. Sajangnim kan banyak bekerja, butuh asupan nutrisi yang baik. Bagaimana kalau Sajangnim sakit" tiba-tiba Chanyeol tertawa terbahak, Baekhyun mengerjapkan matanya dan menatap lelaki tinggi di depannya dengan bingung.
"Benar kata Lulu, kau benar-benar cerewet. Ah, rasanya menyenangkan juga memiliki sekretaris seumuran, aku menjadi tidak cepat tua" Chanyeol berjalan melewati Baekhyun yang masih membeku, Baekhyun menunduk malu, sedangkan Chanyeol masih terdengar tawanya sampai dia masuk ke dalam lift.
.
.
Dua bulan berjalan, dan Baekhyun tidak pernah merasa terbebani dengan pekerjaannya. Chanyeol memang CEO perusahaan besar, tetapi lelaki itu tidak arogan, bahkan terkesan mendengarkan pendapat anak buahnya. Menurutnya Boss nya itu sangat sopan, rapi dan sebagai atasan cukup menyenangkan. Beberapa kali Baekhyun membelikan makan siang untuk Chanyeol dan dia selalu memberikan senyum saat mengucapkan terima kasih. Baekhyun merasa nyaman di kantor barunya itu.
Tapi hari ini, Baekhyun melihat sisi lain Chanyeol.
Baekhyun sudah duduk di meja kerjanya yang berada tepat di depan pintu masuk kantor Chanyeol, biasanya gadis itu akan menyapa Chanyeol lalu memberikan kopi pagi untuknya. Dan pagi ini Baekhyun ternganga mendapati Chanyeol datang dengan kemeja kerja yang kemarin dia pakai, dasinya tak terpasang, bahkan kancingnya terbuka di bagian dada, ditambah rambut yang biasanya rapi tampak berantakan, jasnya di tenteng begitu saja.
"Selamat pagi, Sajangnim. Ap-" Chanyeol mengangkat tangannya sebagai tanda dia tidak ingin Baekhyun meneruskan kata-katanya.
"Ambilkan air hangat dan kopi ku ke dalam" ucapnya sebelum masuk ke pintu kayu di depan Baekhyun.
Saat Baekhyun membawakan pesanan Chanyeol, tiba-tiba seorang wanita mungil masuk dengan wajah marah dan menghampiri Chanyol. Baekhyun baru saja akan menahan wanita itu, tapi kalah cepat dengan pergerakannya.
"Yak! Park Chanyeol! Kau mengajak Kai ke club lagi, eoh?!" seru wanita itu. Chanyeol yang sedang dudu di kursinya hanya memandang malas sambil memijit pelipisnya.
"Noona, aku sedang pusing, jangan menggangguku"
"Ha! Pusing? tentu saja! Berapa botol alkohol yang kau minum, ha?!Berapa wanita yang kau tiduri semalam?!"
PRAK!
Kedua orang yang sedang berdebat itu langsung mengalihkan perhatiannya pada gadis yang berdiri dan tampak telah menjatuhkan nampan berisi kopi dan air.
"M-m-maaf" Ucap Baekhyun terbata.
Alkohol? Wanita? Sungguh, Baekhyun sangat terkejut.
Chanyeol tampak ingin menjawab tetapi lebih dulu orang satunya yang membuka mulut.
"Kau sekretaris baru itu?" tanyanya dengan wajah datar ke arah Baekhyun. Baekhyun sedikit takut, tetapi mengangguk juga.
"Kau, Chanyeol! Masuk ke kamar mandi dan basuh wajahmu!" tunjuk wanita itu pada Chanyeol, dan lelaki itu entah kenapa hanya menurut dan berjalan lemah ke kamar mandi yang ada di ruangannya.
Baekhyun mematung saat wanita itu berjalan mendekat padanya.
"Siapa namamu?" tanyanya.
"Byun Baekhyun, imnida" Baekhyun membungkuk hormat walaupun dia tidak tau siapa orang ini, yang dia tau wanita ini adalah orang dekat Bossnya.
"Aah~Baekhyunna. Aku Kyungsoo, Park Kyungsoo. Aku kakak perempuan Chanyeol" Baekhyun mengangkat kepalanya dan menemukan senyum tipis wanita itu.
"Mianhaeyo, Kyungsoo-ssi, saya tidak tau kalau Anda kakak Sajangnim"
"Jangan terlalu formal, Baekhyunna. Kau akan sering bertemu denganku, karena aku juga salah satu pemegang saham di sini, kantorku tepat di gedung sebelah. Kebetulan 2 minggu ini aku baru saja pergi mengurus bisnis jadi baru sekarang bertemu denganmu" Baekhyun hanya mengangguk menanggapi.
"Maafkan adikku, dia pasti menyusahkanmu. Entah kenapa dia masih saja suka pergi ke club dewasa dan menghabiskan malam di sana" Kyungsoo menghela napas kasar.
"Dan yang paling menyebalkan, semalam dia mengajak suamiku, Kai, pergi ke sana. Untung saja si hitam itu masih waras dan menolaknya" Kyungsoo mensedekapkan tangannya ke dada, wajahnya tampak kesal.
"Itu wajar, Noona. Lelaki butuh melepas hasratnya, asal kau tau" tiba-tiba Chanyeol keluar dar kamar mandi dengan hanya mengenakan celana panjangnya. Baekhyun yang melihat atasannya tanpa baju hanya bisa menunduk, menyembunyikan pipinya yang memanas saat melihat bagian tubuh Chanyeol.
"Kau butuh mencari pasangan bukan pelampiasan, bodoh!" omel Kyungsoo.
"S-sajangnim, saya akan mengambilkan kopi dan air hangat lagi" Baekhyun undur diri.
.
Sepanjang hari, Baekhyun masih memikirkan tentang kejadian tadi pagi. Setelah dia mengantarkan air, taklama Kyungsoo pergi dan Baekhyun belum sama sekali masuk ke ruangan Bossnya hingga waktu istirahat berakhir.
"Baek, aku akan pergi makan siang. Kau temani aku" tidak ada kalimat pertanyaan jadi itu perintah, Baekhyun hanya bisa mengangguk saat bossnya itu membawa keluar kantor dengan mobilnya.
"Hari ini aku tidak ada janji, kan?" tanya Chanyeol saat mereka sudah di mobil. Baekhyun yang duduk di belakang bersama Chanyeol hanya mengangguk.
"Baiklah, jadi aku rasa pekerjaanmu tidak cukup banyak hari ini, bukan? Tidak ada masalah jika kita pergi sedikit jauh kurasa, aku sedang pusing dan butuh sedikit refreshing" Baekhyun tidak berani menjawab. Oh ayolah, setelah mabuk semalaman bagaimana kau tidak pusing, Park Chanyeol.
"Baek?" kini Chanyeol menatap Baekhyun heran.
"Ne, Sajangnim?"
"Apa kau kurang sehat? Kau banyak diam sejak tadi"
"Joseonghamnida. Saya hanya sedang memikirkan materi rapat untuk besok"
"Ck, kau tau? aku jadi merasa bersalah karena merepotkanmu"
"A-aniya, saya baik-baik saja" Baekhyun takut jika membuat bosnya merasa tidak nyaman. Chanyeol memarkirkan mobilnya di pinggiran sungai Han. Kedua orang itu keluar berdiri menikmati angin sungai Han yang semilir
"Hei, kita kan seumuran dan kau teman Luhan, kenapa kau tidak memanggilku Chanyeol saja?" tanya Chanyeol tiba-tiba, Baekhyun membungkuk hormat.
"Joseongeyo, tapi itu tidak sopan Sajangnim"
"Ayolah Baek, hanya jika kita berdua. Membosankan bukan jika kita terlalu formal seperti ini? Aku senang memiliki teman kerja yang bisa menjadi temanku juga di luar" Baekhyun tersenyum.
"Arrasseo. Tapi kau tidak boleh menarik kata-katamu lagi dan jangan menyesalinya" Baekhyun berkata tidak formal dan tersenyum jahil.
"Tentu saja, Baek. Kita berteman!" Chanyeol mengusak rambut Baekhyun dan tertawa.
"Chanyeol, aku lapar" kata Baekhyun, Chanyeol sedikit berjengit, baru kali ini dia mendengar Baekhyun memanggilnya sepert itu.
"Kau ingin makan apa?" tanya Chanyeol, lalu Baekhyun menunjuk jejeran minimarket dan penjual makanan di belakang mereka.
"Baiklah, ayo kita membelinya"
Tampak berbagai macam kantong makanan di sebelah mereka, Chanyeol memakan kue beras dengan sumpitnya, sedangkan Baekhyun menjilati es krimnya.
"Chanyeol, kau tidak ingin es krim?" tanya Baekhyun sambil menatap Chanyeol. Tiba-tiba Chanyeol mengangkat dagu baekhyun dengan tangannya dan membuat Baekhyun terkejut.
Slurp!
Tiba-tiba Chanyeol menyedot lelehan es krim di dagu Baekhyun.
"Jangan menggodaku, Baek" bisik Chanyeol di telinganya. Bukannya mendorong tubuh lelaki itu, Baekhyun justru menunduk dengan wajah merah.
"Jja, kita jalan-jalan" Chanyeol berdiri dan mengulurkan tangan yang disambut Baekhyun dengan malu-malu.
.
.
.
Baekhyun sudah bersiap dengan gaun mininya, saat turun ke bawah tampak Luhan sedang berbincang akrab dengan seseorang.
"Chanyeol?" lelaki yang sedang mengobrol dengan Luhan menatap Baekhyun sambil tersenyum.
"Oh aku lupa mengatakannya, Baek. Malam ini aku mengajak Chanyeol dan Kai" kata Luhan. Ya, malam minggu biasanya Baekhyun akan pergi keluar dengan Luhan, kadang hanya jalan-jalan santai tapi kadang juga seperti sekarang ini, mereka akan berdansa ke club.
"Kau tampak cantik dengan gaun, Baek" kata Chanyeol.
"Eyy, kau selalu pandai merayu, Chan" gelak Luhan.
Mereka bertiga bertemu dengan Kai yang juga sahabat Chanyeol dan Luhan, tentu saja dia membawa suaminya, Kai. Mereka duduk di sofa yang telah mereka pesan, mengelilingi meja berisi berbagai minuman.
"Sepertinya wanita yang diujung itu menatapmu dari tadi, Chan" kata Luhan sambil menyesap vodka.
"Oh, dia tidak akan berani menatap Kai tentu saja" sindir Chanyeol sambil melirik kakaknya yang bersandar pada suaminya.
"Lagipula aku tidak tertarik pada wanita lain lagi sejak memiliki si cantik ini" Kai mengecup pipi istrinya dan membuat Chanyeol pura-pura muntah.
"Malam ini karena aku di sini, aku tidak akan mengijinkan adikku menarik wanita seenaknya" ucap Kyungsoo.
"Seperti bisa saja, adikmu itu terkenal playboy di manapun" kata Luhan, Baekhyun hanya bisa terdiam sambil mendengarkan perbincangan mereka.
"Sayangnya tidak ada wanita yang menolak ajakan Chanyeol. Kau memang hebat" Kai memberi pujian sambil tertawa.
"Baek, apa Chanyeol pernah menggodamu juga?" tanya Kyungsoo tiba-tiba. Baekhyun hampir tesedak minumannya, begitu juga Chanyeol.
"Hei, kami profesional asal kau tau" jawab Chanyeol.
"Dan kalau kau macam-macam aku tidak segan memukulmu, Chan" kata Luhan, lalu dia menambahkan.
"Baekhyun masih perawan asal kau tau" kali ini semua orang di sana tersedak karena kata-kata vulgar Luhan.
"Luhan!" desis Baekhyun.
"Wae? Aku hanya bicara kenyataan"
"Oh, hai Sehun" kedatangan seorang laki-laki tinggi dan pucat menyelamatkan pembicaraan mengenai Baekhyun. Baekhyun mengangguk hormat pada lelaki di hadapannya.
"Luhan, ini salah satu pemimpin cabang perusahaan kami, Oh Sehun. Kantornya tepat berada di seberang kantorku. Dan Sehun ini Xi Luhan, sahabat Baekhyun" Chanyeol memeperkenalkan mereka.
"Wah, sepertinya menyenangkan kali ini lebih ramai, Kyungsoo tidak menjadi wanita satu-satunya" kata Sehun sambil menyamankan dirinya di sofa sebelah Chanyeol.
"Yeah, biasanya aku hanya akn mendengarkan pembicaraan mesum kalian bertiga" dan lelaki-lelaki itu hanya tersenyum menanggapi.
Setelah menghaiskan berbotol-botol minuman, dan berdansa, akhirnya mereka memutuskan pulang setelah waktu menunjukkan pukul 2 pagi.
"Aku tidak terlalu mabuk, aku bisa pulang bersama Baekhyun" Luhan menolak tawaran Kai dan Kyungsoo, sedangkan Sehun sudah pulang membawa mobilnya.
"Aku akan mengantarnya, Noona. Lagipula mereka berangkat bersamaku tadi" ujar Chanyeol. Karena memaksa dan Baekhyun terlihat sudah sangat mengantuk, akhirnya Luhan setuju juga.
Luhan membukakan pintu untuk Chanyeol yang menggendong Baekhyun, sepertinya Baekhyun agak mabuk dan mengantuk sehingga saat Luhan membangunkannya, Baekhyun sama sekali tidak bergerak.
"Kamarnya ada di lantai atas, Chan. Kau tak apa menggendongnya?" Chanyeol mengangguk dan membawa tubuh mungil Baekhyun menaiki tangga, sedangkan Luhan terdengar sudah masuk ke kamarnya di lantai bawah.
Chanyeol membaringkan tubuh Baekhyun di atas ranjang, baekhyun sedikit menggeliat membuat rok mininya sedikit terangkat.
Tangan lancang Chanyeol membelai paha dalam Baekhyun lembut membuat wanita itu sedikit melenguh.
"Emmh.."
Dengan berani jari panjang Chanyeol mengusap celana dalam Baekhyun, gadis itu kembali menggeliat.
"Aku semakin penasaran saat tau kau masih perawan, Baek" katanya lirih sambil mengecup celana dalam Baekhyun sebelum pergi.
.
.
.
sore itu, Baekhyun mengantarkan wanita yang mengaku bernama Kang Seulgi ke dalam ruangan Chanyeol, setelahnya Baekhyun hanya tau jika bossnya melarang siapapun masuk ke ruangan itu. Rapat penting, begitu katanya.
Hingga waktu pulang kantor datang, tidak ada panggilan dari Chanyeol. Baekhyun bingung antara harus menunggu sampai bossnya selesai, atau pulang dahulu. Tapi tidak mungkin juga dia tidak berpamitan, walaupun sudah beberapa bulan Baekhyun berkerja dan berteman baik dengan Chanyeol di luar kantor, dia tetaplah bawahan Chanyeol.
Kriet!
Akhirnya pintu kayu itu terbuka, tampak wanita bernama Seulgi itu keluar dengan rambut yang sedikit berantakan. Dengan mengangguk, wanita itu berpamitan pada Baekhyun.
Baekhyun memutuskan mengetuk pintu ruang bossnya untuk berpamitan, terdengar suara Chanyeol mengijinkan dia masuk.
Baekhyun masuk ke ruangan itu dengan mata yang melotot.
Bossnya duduk di kursi kerjanya dengan dua kancing atas terbuka tanpa celana.
Celananya sudah melorot di lantai.
Kejantanannya mengacung gagah.
Tangannya tampak membelai benda kebanggaannya itu.
"S-sajangnim!"
"Kemari, Baek. Puaskan aku" katanya dengan mata sayu.
.
.
TBC
