Lee Hyukjae, Lee Donghae [HaeHyuk]

Genre: Romance—PWP!

Rate: M (not for underage)

Length: 2. 117 words [Twoshot]

WARNING! YAOI, OOC, AU, Non-EYD, typo(s), Mengandung banyak unsur dewasa—terutama rape!


Bagian awal


"Hei.. Tunggu sebentar, aku ingin ke toilet!"

Seorang namja berambut merah berseru, menghentikan langkah teman-temannya. Kakinya melompat-lompat kecil dengan kedua paha yang merapat, sementara tangannya berada di selangkangan—memasang pose ala orang lagi kebelet.

Salah satu dari mereka mendecih pelan mendengar rengekan temannya yang terlalu kekanakkan.

"Cih, anak berandal itu pantang sama yang namanya kebelet pipis, tahu!" Ujarnya, membuat namja berambut merah tadi melotot tajam.

"Peduli setan, aku benar-benar tak tahan!"

"Memang mau dikeluarkan dimana?" Tanya namja lain yang memiliki rambut berwarna hitam pekat seraya menaiki motornya yang terparkir di sisi arena lintasan balap.

Oh, mereka habis balapan rupanya.

"Dimana saja deh, kalian duluan saja. Aku menyusul!" Ujar namja itu, lalu menaiki motornya dan langsung tancap gas, meninggalkan kedua temannya yang saling berpandangan dan geleng-geleng melihat kelakuan temannya yang satu itu.

Ngapain jauh-jauh, coba? Itu di belakang kan ada pohon!

Dasar bodoh..

Ah, ya—Ngomong-ngomong, namanya Lee Hyukjae, seorang mahasiswa semester tiga yang hobinya balapan liar. Di usianya yang baru menginjak 19 tahun ini, catatan kenakalannya sudah menumpuk. Ia sering pergi ke bar, meminum minuman keras—walau pada akhirnya ia mabuk hanya karena seteguk wine—bahkan berkencan dengan banyak wanita dewasa.

Hyukjae menepikan motornya di depan sebuah bangunan berukuran 5x5 meter yang berada tak jauh dari tempatnya balapan tadi, dengan sebuah papan bertuliskan 'toilet umum'—serta sebuah lambang yang tak terlalu diperhatikan olehnya—yang tergantung di depan pintu. Tanpa ragu, ia memasuki tempat tersebut setelah memastikan bahwa motornya aman.

Toilet tersebut diakui Hyukjae cukup bersih untuk ukuran sebuah toilet umum. Memiliki wastafel dengan sabun cuci tangan yang isinya masih penuh dan sebuah bilik toilet yang ukurannya tak terlalu besar dengan sebuah closet duduk—yang jarang sekali dipakai pada toilet umum seperti ini. Di sisi kiri dan kanan toilet terdapat masing-masing sebuah kotak tisu yang entah gunanya untuk apa, serta sebuah tempat sampah di sisi pojok toilet.

Lantainya pun bersih, tak ada tanda-tanda bekas alas kaki manusia yang mengotori lantai—dan terpenting, nyaman.

Kalau yang seperti ini, sih, persis seperti toilet-toilet di pusat perbelanjaan kota Seoul!

Tapi, satu hal yang membuat Hyukjae bingung, tak ada seorangpun penjaga yang duduk manis dengan secangkir kopi hangat yang duduk berjaga di luar toilet seperti di toilet umum lain.

Apakah mereka sedang pergi keluar?

Tak mau ambil pusing, Hyukjae segera membuka retsleting celana jeansnya, lalu menurunkannya beserta boxer dan celana dalamnya. Menikmati rasa dingin yang tiba-tiba menyelimuti kejantanannya.

Uh, akhirnya hasrat yang sedari tadi dipendam olehnya berhasil ia keluarkan juga!

Tiba-tiba sebuah bau asing menyapa indra penciuman Hyukjae, membuat namja manis itu merasakan sesuatu terjadi pada dirinya.

"Ini hanya perasaanku saja atau kau memang menegang, hm?" Hyukjae bergumam sendiri seraya mengelus benda kebanggaannya. Ia agak terkejut juga saat melihat kejantanannya agak terbangun walau tak sampai sempurna.

Semakin lama, bau itu semakin tercium, membuatnya jadi merinding sendiri. Tapi bukannya menyelesaikan acara buang airnya, Hyukjae malah meremas-remas kejantanannya sendiri yang terlihat sangat menggemaskan saat ini.

Dan pada akhirnya, dia terangsang.

"S-sial, bau apaan sih ini?" Geramnya sambil mulai mengocok kejantanannya dengan tempo pelan.

Ia tahu pasti, kejantanannya ini tak akan pernah puas hanya dengan handjob biasa. Setidaknya ia harus membayangkan seorang gadis cantik tengah melakukan blowjob padanya dulu baru bisa menuntaskan hasratnya yang satu ini!

Masa iya sih, dia harus memikirkan hal-hal mesum di tempat umum nan rawan seperti ini? Bisa jatuh harga dirinya sebagai namja keren kalau sampai ketahuan!

Tapi kalau tak segera dituntaskan, dia sendiri yang bakalan menderita. Rasanya kan sangat menyakitkan, gimana kalau dia malah menggelinjang di atas motor?

Setelah mempertimbangkan berbagai kemungkinan tak masuk akal yang berputar di kepala merahnya, Hyukjae akhirnya memutuskan untuk menuntaskannya disini.

Lagian udah kepalang basah, kan?

Hyukjae mengubah posisinya yang semula berdiri menghadap closet menjadi duduk diatas closet. Setelah menurunkan segala macam celana yang membalut paha mulusnya, ia segera mengangkangkan kakinya lebar-lebar dan memulai aksi nekat nan gak tau tempatnya.

Dimulai dari memijat kejantanannya yang ukurannya tidak terlalu besar dengan perlahan dan rupanya cukup membuat matanya terpejam nikmat. Pijatan-pijatan lembut yang berasal dari kedua tangan mulusnya lama-lama tergantikan oleh kocokan ringan yang membuatnya mendesah tertahan—keenakan.

"A-akhh.. Errhh" Hyukjae mengerang pelan ketika dirasakannya kejantanannya yang telah dibasahi cairan precum itu mulai berkedut. Beberapa kocokan bertempo cepat lagi, dan dia akan..

Akan..

Ya, sedikit lagi!

U-ugh..

H-hampir! Hampir—

BRAK!

Hyukjae berjengkit kaget ketika seseorang mendobrak bilik toiletnya. Refleks, tangannya menghentikan kocokan di kejantanannya dan menutupinya menggunakan kedua tangannya.

Namja yang tadi mendobrak pintu toilet Hyukjae mendadak bengong.

Hyukjae menatap namja itu sengit.

"M-mau apa kau, namja mesum?!" Pekik Hyukjae seraya menunjuk-nunjuk wajah namja itu, nggak sopan. Sementara yang ditunjuk nampaknya belum berniat menutup mulutnya yang sedari tadi menganga lebar.

"Ng-ngapain kamu... Disini?" Tanya namja asing itu dengan tatapan aneh. Hyukjae mendengus. Gak kebalik tuh pertanyaan? Namja ini sakit atau lagi ngomong sama kaca?

"Kamu yang ngapain disini? Pakai acara dobrak-dobrak segala! Budayakan ngantri, dong!" Ujar Hyukjae, masih belum puas nyemprot namja di hadapannya ini.

"Bu-bukan, aish—Masa kamu nggak liat logo toilet wanita di depan pintu masuk?"

Hyukjae yang udah terlanjur sewot itu tak ambil pusing dengan fakta bahwa ini adalah toilet wanita—pantas saja bersih!—yang dia pikirkan adalah mau apa namja asing ini masuk, dan lagipula—seingatnya, pintu toiletnya tadi terkunci, kok!

"Kamu sendiri udah tau ini toilet wanita ngapain masuk? Pergi, sana!" Usir Hyukjae sambil nendang-nendang namja di hadapannya dengan membabi buta, tak peduli kejantanannya yang masih telanjang itu terpampang bebas di hadapan namja tadi. Kesal, namja tadi segera mengunci pintu dan menutup tutup closet, lalu mendorong namja manis itu kesana.

"Ya, kau gila? Kau mau ap—emphh!" Omongan Hyukjae terputus ketika namja asing itu membungkam bibirnya dengan sebuah ciuman panas.

Apa-apaan nih orang? Udah main nyelonong masuk, liat barang kebanggaan Hyukjae secara cuma-cuma, sekarang main cium-cium, lagi!

Hyukjae memberontak dalam ciumannya, berusaha menjauhkan tubuh namja itu dari tubuhnya, tanpa menyadari tangan namja itu yang bergerak kearah tempat tisu toilet.

"A-ah, lepaaas.." Hyukjae masih belum menyerah. Kali ini ia memukul-mukul punggung namja itu, berharap namja itu tiba-tiba mati sesak karena pukulannya.

GREP!

Mata Hyukjae membelalak ketika dirasakannya namja itu menarik tangan kanannya dan mengikatnya dengan seutas tali, begitupun tangan kirinya. Setelah dirasa Hyukjae tak akan bisa lepas, namja tersebut melepaskan ciuman sepihaknya, menyeringai menatap Hyukjae yang tengah menatap takjub tangannya.

E—EHHHH?

"Wah.. Alat ini bisa mengeluarkan tali, ya?" Hyukjae bergumam kagum ketika mengetahui bahwa di dalam kedua kotak tisu yang dipasang bersebrangan tersebut ternyata terdapat masing-masing seutas tali yang bisa terikat dengan kencang.

He.. Hebat, persis di film-film! Batin Hyukjae, gak penting.

Sepertinya dia nggak nyadar kalau dia sedang dalam keadaan bahaya.

"Kau—" Namja asing itu mulai buka suara, "—memasuki wilayahku dengan sembarangan—" Ia lalu menatap Hyukjae dengan tajam, "—membuatku tak bisa menikmati tubuh yeoja seksi malam ini.." Hyukjae bergidik melihat namja itu.

"...kau harus membayarnya." Mata Hyukjae membulat sempurna. B-bayar apaan? Kalau uang sumbangan toilet doang sih, gampang!

T-tapi kok.. Hyukjae merasakan firasat buruk, ya?

Belum sempat otaknya yang berkapasitas pas-pasan mencerna apa yang sedang terjadi, lagi-lagi namja asing itu menempelkan bibirnya pada bibir seksi Hyukjae, membuat Hyukjae kembali terkejut. Sayang, ia tak bisa berontak. Ikatan di kedua tangannya sangat kuat!

Namja itu mulai menggerayangi tubuh mulus Hyukjae. Hyukjae melotot ketika namja dihadapannya terus memperdalam ciumannya, memaksa Hyukjae untuk membalasnya.

Baiklah kalau kau memaksa..

Batin Hyukjae—mendadak berpikir bahwa ini adalah sebuah kompetisi. Seringaian sadis terulas di bibir tebalnya, tanpa menyadari bahaya yang benar-benar akan di terimanya akibat kelakuan sintingnya ini.

Tanpa pikir panjang, Hyukjae langsung membalas ciuman namja asing itu, menyerangnya dengan lumatan-lumatan yang lebih lincah. Ia akan mempertaruhkan gelarnya sebagai seorang good kisser kali ini, dan dia tidak akan kalah semudah itu.

Namja asing tersebut mengernyitkan dahinya ketika merasa si korban mulai bersikap agresif, tidak menjerit-jerit minta tolong seperti korban pemerkosaan kebanyakan. Apakah keputusannya—yang sebenarnya kepepet karena sudah terangsang berat—ini adalah jalan yang benar?

Masa bodoh deh, yang penting malam ini dia puas!

Tak mau kalah, namja itu lagi-lagi membelit lidah Hyukjae, mengajak lidah itu bertarung untuk menentukan siapa yang paling dominan. Saling kulum, jilat, hisap, gigit—seakan tak ada hal lain yang lebih menyenangkan dibanding kegiatan mereka ini. Hyukjae juga mulai menikmati permainan mendadak mereka dan pada akhirnya, ia sendiri yang terbuai dalam ciuman panas namja asing—yang tampan—itu.

Cukup lama mereka bertahan dalam posisi saling menghisap, hingga akhirnya kebutuhan mereka akan oksigen menyadarkan mereka untuk menghentikan kegiatan yang sedari tadi mereka lakukan. Dengan penuh rasa tidak rela, namja asing itu melepas ciumannya dengan Hyukjae.

"A-ah, Hah.. Hah.. H-hebat juga kau!" Komentar Hyukjae ditengah kesibukannya mengatur nafas, padahal wajahnya sudah merah padam ketika menyadari bahwa ciuman mereka tadi berhasil membuatnya mabuk. Ciuman namja tadi benar-benar nikmat, Hyukjae yang merupakan seorang good kisser saja sampai kewalahan dibuatnya!

Cium aku lagi, dong..

W-what the heck?! Hyukjae ingin menampar pipinya sendiri ketika kalimat nista itu terngiang di kepalanya jika saja tangannya tak terikat. Tapi kenyataannya, tangannya masih terikat dengan sangat kuat.

Ah, benar. Dia masih terikat.

"Um—H-hei, namja asing! Lepaskan ikatanku, dong! Aku ingin pulang, nih. Aku janji tak akan kesini lagi besok, tapi—lepaskan aku, ya?" Ujar Hyukjae, mencoba bernegosiasi dengan namja di hadapannya ini.

Namja itu mendecih pelan.

Enak saja mangsa seenak ini harus di lepaskan..

Dalam mimpi-pun aku tak sudi!

Batin namja itu, diam-diam menyeringai. Ia menggeleng pelan, menatap mata Hyukjae dengan tajam.

"Aku Donghae, Lee Donghae." Ujar namja asing itu tiba-tiba, membuat Hyukjae mengernyit heran. Ngapain ini orang tiba-tiba ngajakin kenalan?

"I-iya, Donghae, lepaskan ak—"

"Tidak mau."

Hyukjae menggeram kesal mendengar jawaban yang dilontarkan Donghae padanya.

"Ap.. Apa?"

"Are you fucking deaf? Kubilang tidak, ya tidak!" Ujarnya, tidak ingin dibantah.

Ck, ternyata namja bernama Donghae ini sama keras kepalanya dengan Hyukjae.

Mau tak mau, Hyukjae harus mengandalkan otak-berkapasitas-kecilnya untuk memikirkan cara untuk kabur.

Tuhan bersamamu, Hyuk..

Dan disaat Hyukjae mulai memikirkan cara untuk melepaskan diri, Donghae memanfaatkan kesempatan untuk mengambil dompet Hyukjae.

GREP

Mata Hyukjae membulat.

"Hei, kau mau mencuri, ya?" Tanya Hyukjae dengan ekspresi sok garang. Donghae mendengus, tak terima dirinya dibilang maling. Enak aja! Gini-gini, ini toilet dia bangun menggunakan harta orang tuanya yang nggak habis-habis sampai tujuh turunan, tahu!

Ah, ya—jadi, toilet mewah nan mirip sama yang di dalam mall ini adalah toilet milik Lee Donghae, calon pewaris tunggal Lee Corporation yang kesuksesannya sudah tak diragukan lagi.

Tunggu—terus ngapain dia bikin toilet umum?

Nah, nah.. Berhubung namja mesum ini berotak kriminal, jadi ia berpikir untuk memanfaatkan kesempatan ketika ada seorang yeoja yang tiba-tiba kebelet pipis di tengah jalan untuk memuaskan hasratnya. Jadi, dibangunlah toilet yang sebenarnya khusus wanita ini dengan menggunakan kekayaan kedua orangtuanya!

Dan aroma yang Hyukjae cium tadi bukan muncul tanpa alasan..

Donghae yang memang dari awal sudah berjaga di sekitar sana, menyelinap masuk dan menyemprotkan aroma yang dapat membuat seseorang menjadi terangsang berat. Dan disaat itulah, Donghae akan membuka pintu toilet menggunakan kunci, dan mengunci mereka berdua di dalam sana.

Bisa dibilang, itu adalah trik Donghae dalam menjebak para korbannya..

Aduh, jenius banget pemikiran orang bejat yang satu ini!

Kembali ke cerita, saat ini Donghae tengah memandangi kartu tanda pengenal milik Hyukjae yang terselip di dompetnya.

Lee Hyukjae.

Seoul, 04 April 1995

Donghae menyeringai.

"Hm, jadi—" ia menjeda kalimatnya sebentar untuk menatap Hyukjae, "Kau mau kupanggil siapa?"

Hening.

Hyukjae tak menjawab pertanyaan tak penting yang dilontarkan oleh Donghae.

"Hyukjae, Hyukkie, atau— Hyung?"

Hyukjae membelalakkan matanya.

"H-hyung?" Ia menatap Donghae dengan wajah shock, seakan tak percaya dengan ucapan yang dilontarkan oleh Donghae barusan.

"Lee Donghae, 17 tahun. Bangapseumnida~!" Donghae kembali memperkenalkan dirinya dengan cara formal, kali ini disertai bow dan cengiran di bibirnya, sangat berkebalikan dengan tatapan dinginnya pada Hyukjae tadi.

.

Seorang namja berambut kecoklatan terlihat mengaduk-aduk minuman bersoda dihadapannya dengan bosan. Bibirnya berkali-kali menggerutu kesal, membuat pemuda satunya yang berambut hitam merasa jengah.

"Dimana sih Hyukkie? Lama sekali!" Ujar namja itu, Kyuhyun, yang rupanya sudah bosan menunggu. Sementara Yesung, temannya itu hanya mengendikkan bahu seraya menghela nafas berat.

"Kita cari saja?" Kyuhyun bertanya lagi, karena tak biasanya temannya yang satu itu 'membolos' dari acara nongkrong mereka. Yesung berpikir sebentar, lalu menggeleng.

"Kurasa dia sudah pulang, mungkin kelelahan setelah memenangkan balapan tadi. Jadi lebih baik tak usah," Kata Yesung.

Kyuhyun hanya berdecak sebal, namun ia menuruti ucapan Yesung untuk tak beranjak sedikitpun dari tempatnya.

"Kutelepon saja deh.."

Kyuhyun mengambil ponselnya, lalu mencari kontak Hyukjae dan segera menghubunginya.

Di reject?

Tak menyerah, Kyuhyun kembali mengulangi panggilan keluarnya.

PIP!

"Yeobo—ahh! Kyuhhh, jangan hubungi aku dulu! Aku sedang berada di ambang hidup dan mati, nih!"

"M-mwo? Apa maksudmu, heh?"

"Nggh- akh! Ya! Sakit, bocah!"

"Ka.. Kau dimana, Hyuk? Beritahu aku!" Kyuhyun bertanya dengan nada panik yang mau tak mau membuat Yesung menatapnya seakan bertanya ada-apa?

"Aku.. Ah, aku- nyaah! Aku sedang diminta umma menjaga sepupuku yang masih boca..ahh, uang jajanku bisa dipotong kalau tak menurut. A-annyeong!"

PIP!

Arghh—Kyuhyun menggeram kesal.

Sebenarnya, apa sih yang sedang terjadi pada namja monyet itu?

.

TBC

.

Author's Note:

Jajaja~ Ini NC pertama gue di sepanjang sejarah gue hidup di dunia! *tapiboong*

Dosa pertama pasca ramadhan, nih. Langsung PWP lagi, padahal baru pemula. Dari kemarin pengen upload tapi masih takut. Ini nekat sebenernya, warningnya buat 17+ sementara gue sendiri masih underage... Jadi? Ya tarik kesimpulan aja-_-

Pokoknya, Hyukjae gue bikin berontak-tapi-brengsek disini, jadi buat yang ngarepin innocent!Hyuk? Cari Fic lain aja. Selesai. -w-

Chapter dua udah gue selesaiin kok, tinggal nunggu respon dari readers aja. Enaknya kapan dipublishnya? Besok? Minggu depan? Taun depan? Tunggu gue 17 taun? *digiling*

Oh ya, buat yang udah terlanjur baca, jangan lupa tinggalkan jejak. Kritik dan saran boleh, asal jangan makian, terutama sama castnya.

Sampai jumpa di chapter berikutnya~!