Title: Fate
Rate: M
Author: Ai CassiEast
Cast: Jung Yunho, Kim Jaejoong, Park Yoochun, Kim Junsu, and other. Cast lain menyusul.
Disclaimer: Saya cuma pinjam nama. Yunho milik Jaejoong dan Jaejoong milik Yunho. Plot is mine.
Pairing: YunJae. YooSu.
Warning: OOC. BL. GS for Heechul
.
.
"Berhenti!"
DRAP DRAP DRAP
Kejar-kejaran yang dimulai dari sejam lalu masih saja terjadi. Berawal dari sebuah bar yang ramai pengunjung namun sangat eksklusif hingga kini sang tersangka sedang berusaha menghindari seorang inspektur dengan beberapa anak buahnya mengikutinya dengan mobil, sedangkan sang inspektur yang bertag-name Kim Han Kyung itu mengejar sang tersangka dengan kakinya. Melewati sudut kota dan akhirnya di ujung gang yang sempit, tersangka itu terhalang oleh sungai di depannya. Di sisi kanan dan kiri jalan pun buntu.
"Hhh.. hh.. kena kau! Cepat lepas topeng kebesaranmu itu, aku ingin melihat wajah busukmu sebelum peluru pistolku menembus dan mengoyak organ dalammu."
"Kau harus tunggu seribu tahun lagi, Kyungie hyung."
Sontak sang inspektur, Hankyung terkejut tersangka memanggilnya dengan sebutan itu. Bahkan ia tak berkutik sama sekali, padahal pistolnya masih mengarah pada tersangka itu.
"Panggilan itu.. Kau…" ujar Hankyung dengan suara pelan lalu menjatuhkan pistolnya tanpa sadar.
"Di atas!" seru sang tersangka dengan keras sehingga membuat Hankyung kembali dari terkejutannya dan menoleh ke atas.
Di atas sana tak jauh dari tempat mereka berdiri ada helicopter yang sedang mengudara. Tersangka itu mengeluarkan bom asap, melepas topengnya lalu naik ke helicopter dengan tali yang disediakan oleh temannya yang berada dalam helicopter itu.
"Annyeong, Kyungie hyuuuung." Seru tersangka kemudian pergi bersamaan dengan menghilangnya asap.
Hankyung mengambil topeng yang tergeletak di tanah itu lalu memandangnya sedih. Ia pegang topeng itu dengan tangan yang gemetaran.
'Aku pasti salah dengar. Itu bukan kau kan, saeng?'
Tersangka itu adalah buronan polisi sejak 20 tahun lalu. Telah membunuh banyak orang di seluruh kota di Korea Selatan namun tak pernah berhasil ditangkap. Tersangka itu selalu memakai topeng saat beraksi dan baru kali ini melepas topengnya, padahal bisa saja bulu mata, alis, atau bahkan bulu hidung bisa tertinggal di topeng itu dan menjadi bukti penting, tapi sepertinya tersangka itu sengaja ingin Hankyung tau. Hankyung yang dulunya adalah polisi biasa, 5 tahun lalu diangkat menjadi inspektur karena berhasil menemukan tempat tinggal tersangka yang ternyata ada di Seoul. Saat melabrak rumah sang tersangka yang megah nan mewah itu, tak ada siapapun di sana, bahkan seluruh perabotan di dalam rumah itu dirusak dan tidak ada satupun sidik jari yang tertinggal. Hanya ada kertas yang bertuliskan
Akhirnya kau menemukan tempatku menetap. Tapi aku tidak akan semudah itu ditangkap olehmu. Sebagai hadiah karena telah menemukan rumahku, aku hanya akan beraksi di Seoul, jadi tidak akan ada korbanku di kota lain. Sampai bertemu kembali.
.
Hankyung berjalan ke arah mobil Lamborghini yang berada tak jauh darinya. Di sana telah menunggu sang istri yang selalu ikut jika Hankyung dalam penyelidikan. Jaga-jaga jika suaminya itu mengalami luka berat. Karena hanya istrinyalah yang benar-benar bisa membuat Hankyung kuat bertahan.
"Hannie.. tanganmu gemetaran. Waeyo?"
Hankyung membuka pintu mobil lalu duduk di kursi penumpang di sisi kursi pengemudi.
"Aku.. mendengar suaranya, Chullie.. dia.. "
"Sudah kuduga, cepat atau lambat kau pasti mengetahuinya."
"Maksudmu, kau sudah tau bahwa tersangka yang menjadi buronan polisi sejak 20 tahun lalu itu.."
Heechul menggenggam tangan suaminya dan memberi isyarat agar Hankyung tak melanjutkan kalimatnya.
"Disini masih banyak polisi, gawat kalau dia sampai ketahuan. Lebih baik kita bicarakan di rumah."
"Inspektur…"
Kangin, bawahan kepercayaan Hankyung menghampiri lamborghini yang masih belum dijalankan itu.
"Kangin ah, kau tolong buat laporan penyelidikan hari ini. Aku.. ada urusan. Besok pagi, aku akan menemuimu."
"Baik, Inspektur." Tanggap Kangin sambil memberikan hormat.
Mobil yang dikemudikan oleh Heechul pun melaju dengan mulus membelah jalanan malam.
.
~yunjae~
.
Hankyung dan Heechul kini sedang di ruang tamu rumah mereka. Duduk berhadapan dengan topeng tersangka yang ada di meja di hadapan mereka.
Heechul mengambil topeng tersebut, "Ceroboh sekali dia, melepas topeng dan meninggalkannya. Lihat, bulu matanya ada yang tertinggal." Ujar Heechul sambil mengambil bulu mata itu lalu menunjukkannya pada Hankyung.
"Kau ingin melaporkan hal ini agar kita bisa cek DNAnya.. atau… aku buang saja?" lanjutnya.
Hankyung menatap intens sang istri kemudian berkata, "Ceritakan padaku. Sejak kapan kau mengetahuinya?"
"Kau terlalu sibuk mengurusnya, jadi kau tidak menyadari bahwa dia melakukan pembunuhan beruntun karena ingin mencemari namamu, dan menantangmu. Beberapa bulan sebelum kau diangkat menjadi inspektur, dia tidak beraksi, mungkin dia sudah lelah membunuh dan berniat berhenti, karena memang dia sangat sulit membenci orang lain dan hatinya rapuh, tapi 5 tahun lalu kau diangkat menjadi inspektur dan kupastikan dia sangat marah sehingga semakin beringas dalam membunuh orang. Sebelumnya hanya membunuh seperti menembak dan menusuk tepat di jantung, memberikan racun, sekarang, setelah dibunuh, korban dimutilasi, ditusuk perutnya hingga organ dalamnya bertebaran. Intinya, dia sangat membencimu, membenci kita lebih tepatnya, dan membunuh orang namun tak bisa kau tangkap untuk mencemarkan nama baikmu. Ia sangat ingin kau menderita." Ujar Heechul panjang kali lebar kali tinggi.
Hankyung mengambil napas dalam dan membuangnya perlahan. Seperti ada ribuan batu yang memenuhi rongga dadanya kini. Kemudian namja berpangkat inspektur itu menyandarkan badannya pada sofa. Heechul menghampiri sang suami lalu memeluknya dari belakang.
"Jadi bagaimana, hmm?" Tanya Heechul sambil menunjukkan bulu mata sang pelaku yang tertinggal itu di depan suaminya.
"Tanpa aku menjawab kau pasti tau jawabanku. Tentu aku tidak akan memberikan barang bukti penting ini. Pasalnya aku tidak mungkin menjebloskannya ke penjara."
Heechul melepas rangkulannya pada Hankyung, "Sudah kuduga. Yasudah, kau istirahatlah." Ujarnya sambil membuang bulu mata si pelaku ke tempat sampah.
.
~yunjae~
.
Jaejoong mendudukkan dirinya di kursi paling belakang dekat jendela, tempat favoritnya.
"Hyuung… Bogoshipdaaa."
"Aiissh, Junsu yah, kau membuatku hampir tuli." Omel Jaejoong sambil mengorek(?) telinganya dengan kelingking.
"Hyung ini kejam sekali. Libur semester kemarin kan kita tidak bertemu. Memangnya kau tidak merindukanku?"
"Ani."
"Su-ie…" sapa Yoochun yang baru saja datang ke hadapan duo Kim.
"Chunnie… melihat wajah tampanmu aku jadi ingat sesuatu.."
"Ingat apa?"
"Tunggu, aku berpikir dulu sebentar."
"Pasti akan lama.." sahut Jaejoong.
"Ya! Hyung… seperti kau tidak saja."
"Berani menghinaku, jidat lebar?"
"Ya! Bisakah kalian diam? Aku jadi tidak konsentrasi berpikir." Kilah Junsu.
Jaejoong dan Yoochun akhirnya diam sebelum namja imut ber-butt sexy itu mengerahkan seluruh pasukan bebeknya untuk menyerang mereka.
10 detik..
20 detik..
Hingga 1 menit berlalu..
"Berpikirnya lanjutkan nanti saja, ne Su-ie baby. Aku harus masuk kelas sekarang."
"Eeeeh tunggu dulu, Chunnie… aku sudah ingat. Tadi di koridor yeoja-yeoja di sini pada histeris, katanya ada dosen baru yang mulai mengajar semester ini dan sangat tampan. Oh ya, kabarnya dia akan mengajar di kelas kita pagi ini, Jae hyung."
Sontak Jaejoong dan Yoochun sweatdrop. Mereka harus membuang-buang waktu mereka hanya untuk informasi seperti itu?
"O..ooh begitu. Waah aku jadi penasaran setampan apa dosen baru itu.."
Jaejoong menatap Yoochun malas, 'Dasar suami takut istri.' batinnya.
"Ne, popularitasmu sebagai cowok paling tampan di kampus ini bisa terancam."
Yoochun mendekati Junsu lalu menggenggam tangan namjachingunya, "Justru itu bagus, Su-ie. Jadi tidak akan ada yang mengganggu kita." Ujarnya.
"Chunnie.."
"Ya ya ya! Yoochun ah, cepat ke kelasmu. Kalian membuatku iritasi." Omel Jaejoong.
"Bilang saja kau iri, hyung. Yasudah, aku ke kelas dulu, ne Su-ie baby."
"Uhm.."
Tak lama setelah Yoochun keluar, seorang namja tampan-yang tak lain tak bukan orang yang tadi dibicarakan Jaechunsu-memasuki kelas.
"Selamat pagi." Ucap namja tampan itu.
"Kyaaa tampan sekali.."
"Itukah dosen yang heboh dibicarakan mahasiswi di sini tadi pagi?"
"Aku ingin menjadi yeojachingunya."
"Kira-kira umurnya berapa yaa?"
Yunho sang dosen itu menatap tajam yeoja-yeoja di kelasnya yang tiba-tiba ribut, lalu ia mengarahkan pandangannya ke seluruh kelas dan mata bak musang yang sipit itu semakin sipit saat menatap sosok yang sedang duduk di kursi paling belakang di dekat jendela, mencoba menajamkan penglihatannya.
"Kau.." tunjuk Yunho pada sosok itu.
Jaejoong menunjuk dirinya sendiri heran seakan bertanya, 'aku'?
"Nde, kau. Kemarilah… Aaah jangan lupa membawa seluruh kartu identitasmu."
Masih diliputi kebingungan, Jaejoong berjalan ke arah dosennya dan memberikan seluruh kartu identitasnya saat sampai di depan Yunho yang sudah menengadahkan tangannya.
Yunho melihat-lihat kartu identitas mahasiswanya, "Kim Jaejoong…" gumamnya. Namja tampan itu kemudian menatap Jaejoong, "Karena aku menyukaimu, maka mulai sekarang kau adalah kekasihku."
TBC
