Will I keep the Faith?
Disclaimer :
Super Junior & DBSK © SM-Ent.
Their member © theirself and God.
Aku cuma berharap punya Abang Donge & Jino#PLAK!
Rating :
T
Genre :
Romance/Hurt
Warning:
AU, OOC, YAOI, Crack Pairing.
Pairing:
KyuMin*tapi blom kelihatan*. Di Chappie ini lebih didominasi oleh JaeMin. Slight MinKyu & YunMin.
A/N:
Karena ada desakan dari Unnie. Jadilah, Author bikin FF Crossover Suju-DBSK ini. Enjoy reading!~
.
.
Kyuhyun's POV
Annyeong, Namaku Cho Kyuhyun. Panggil saja, Kyuhyun atau Kyu atau apalah, sesukamu. XD
Saat ini, Aku sudah kelas 2 SMA. Seharusnya, Aku masih kelas 1, tapi.. Kemampuan otakku yang melebihi kapasitas(?) sehingga berhasil membuatku naik kelas 1 tingkat.*narsis amat nih namja!*
Saat ini, Aku sedang berjalan menuju ke sekolah. Eiits, Bukan apa-apa kok, Aku berjalan soalnya jarak rumah ke sekolah itu deket, and kata Ahra~noona, Kami sekeluarga harus penghematan untuk masa depan yang cerah.*apaan neh?*
Kakiku terhenti sejenak setelah melewati gerbang sekolah. Telingaku mendengar deru mobil sport berhenti di depan gerbang. Siapa sih, mengganggu banget?
Kutolehkan kepalaku.
...
"Minnie~ah.. Baik-baik di sekolah, ya? Nanti Kalau sudah pulang, Minnie~ah telpon, ntar Aku jemput.. Arra?" Seorang Namja yang tak Ku kenal menggerayangi dagu Seorang Namja aegyo yang sangat Aku kenal. Bodoh, Aku bukan hanya mengenalnya.. Tapi, Aku...
Kulihat, Namja aegyo itu mengangguk pelan sambil tersenyum. Kulihat ekor matanya yang sepertinya mengarah padaku, tatapannya.. Tatapan datarnya seolah membiusku. Sekejap, kulihat Namja yang menyetir mobil mencium bibirnya sekilas, lalu turun dari mobilnya untuk membukakan pintu bagi 'putri'-nya itu.
Kulihat Namja aegyo itu tersenyum polos pada Namja didepannya.
"Gomapta, Yunho~ah.."Kudengar Ia berbisik pelan padanya. Aku tak mengalihkan pandanganku pada mereka. Sepertinya Namja tinggi itu mengernyit melihatku yang memandang scene-kemesraan-mereka.
"Kau kenal dia, Minnie~ah?"Tanyanya. Sungmin menggeleng pelan, demi tuhan Aku dapat melihat seringaiannya padaku. Aku memalingkan wajahku dan segera berlari dari sana.
Aku benci Kau, Hyung!~
Kyuhyun's POV END
.
.
Seorang Namja tinggi memasuki kelas dengan wajah cerianya. Ia menghampiri Namja yang sedaritadi menyandarkan kepalanya di meja, pandangannya terarah kebawah.
"Ya, Cho Kyuhyun! Kenapa Kau, huh?"Sapanya. Wajah tampannya mengernyit melihat keadaan Namja Berambut auburn ikal itu. Kyuhyun tak bergeming. "Ah, menyesal Aku khawatir padamu, Kyu!"Gumamnya sambil menggelengkan kepalanya. Pandangannya terarah pada tangan Kyuhyun yang memencet-mencet PSP hitam yang diletakkan di kolong mejanya. Pantas saja, orang ini nggak bergeming.==''
Tanpa sadar, senyum tipis terukir di bibir Namja bernama Changmin itu. "Eh, Kyu. Kau mau Battle Game denganku? Kalau Kau mau, Starcraft versi baru jadi milikmu.."
Kyuhyun mendongak, memandangi Namja yang lebih muda beberapa hari darinya itu dengan tatapan bersemangat, "AKU MAU, MIN!"
.
.
Sungmin melangkahkan kakinya menuju kelas. Ia tersenyum melihat dua-orang-yang-dipojokan-itu sangat akrab. Walau sebenarnya, dadanya sedikit sesak melihatnya. Ia meletakkan tas di bangkunya.
"Annyeong, Sungmin.."Sapa seorang Namja manis bernama Wookie yang duduk disebelah Sungmin.
"Annyeong, Wookie.."Balas Sungmin sambil tersenyum tipis. Mata hitam Wookie mengawasi dua orang Namja yang duduk berdua di pojokan sambil memainkan PSP.
"Kau nggak cemburu?"Tanyanya to the point. Kening Sungmin berkerut tak mengerti.
"Maksudmu?"Namja aegyo ini benar-benar nggak mengerti rupanya.
"Melihat Changmin dan Kyu..."Bisik Wookie dengan nada ragu.
"Wae? Kenapa harus cemburu?"Tanya Sungmin sambil tersenyum... Senyum palsu.
"Kau menyukainya. Iya kan Minnie~ah?"Kata-kata Wookie seolah menohok dada Sungmin. Dadanya benar-benar sakit sekarang.
"A.. Ani Wookie. Lupakan saja, itu.."Sungmin memalingkan wajahnya dari Wookie yang tampaknya tak puas dengan jawaban Sahabatnya.
"Ya, Minnie~ah.. Aku hanya ingin membantumu. Mianhae.."Sesal Wookie sambil mendengus panjang.
"Gwaenchana, Wookie~ah.. Sepertinya, Aku butuh sendiri.."Gumam Sungmin, lalu melangkah ke luar kelas. Wookie hanya bisa menatap punggung Namja itu sekilas sambil merutuki kebodohannya dalam hati.
.
.
Sungmin berlari menuju ke atap sekolah. Setidaknya, hal itu bisa membuatnya tenang sejenak. Ia memutuskan untuk bolos hari ini.
Setibanya disana, Ia duduk sambil memandangi langit pagi. Ia benar-benar ingin menangis.
'Kenapa Dunia tak pernah adil?' Batinnya sambil menggigit bibir bawahnya.
Putaran-Putaran masa lalunya berputar bagaikan film dalam bayangannya.
FLASHBACK ON
"Minnie ah.."Panggil seorang Namja yang tertidur di Kasur pasien. Tangan kirinya ditusuk oleh infus, kelihatan menyakitkan sekali.
"Jaejoongie.. Wae?"Namja bernama Jaejoong mengubah posisinya dari telentang menjadi duduk, lalu menundukkan kepalanya. "Jangan memaksakan diri, Joongie.."Raut wajah khawatir benar-benar tergambar pada wajah Sungmin.
"Waktuku nggak lama, Minnie~ah.."Gumamnya masih dengan menunduk, Air mata membasahi pipinya yang memucat. Sungmin terperangah.
"Apa maksudmu, Joongie? Kau nggak boleh bilang begitu.. Kau harus kuat.."Tanpa terasa, Air mata Namja aegyo itu juga ikut mengalir. Ia tak pernah ingin sahabatnya meninggalkan Dia selama-lamanya. Baiklah, Ia tahu Jaejoong sahabatnya, memiliki penyakit kronis, tapi kan...
"Ah, Minnie.."Namja cantik itu mengangkat wajahnya. Pucat, itu kesan Sungmin melihat wajah Jaejoong yang putih susu menjadi sebegitu pucat. "Jika Aku pergi, Tolong jaga Changmin. Arra? Jaga Dia, jangan membuatnya sakit hati, Minnie~ah.. Aku mohon.."Butiran kristal mengalir dari wajah pucat Jaejoong. Tanpa terasa, Sungmin menganggukkan kepalanya pelan.
"Minnie~ah.. Dekatkanlah Ia dengan seseorang yang Ia cintai. Jangan biarkan Ia sakit hati. Aku mohon, Minnie.."Pintanya. Sungmin mengangguk lagi, air matanya tak sanggup lagi Ia tahan. "Terakhir, peluk Aku, Minnie~ah..."Pintanya halus. Sungmin langsung mendekap tubuh rapuh itu dalam pelukannya. Jaejoong tersenyum tulus.
"Sa.. Rang.. Hae.."Ucap Jaejoong terbata-bata, seketika senyum damai terlukis di wajahnya. Senyum terakhirnya... Sungmin membelalakkan mata kelincinya, tak menyangka mendapat pernyataan cinta dari seseorang yang merasa dirinya mendekati ajal. Ia menyentuh tangan Jaejoong, tangan yang dulu begitu terampil memasak kini menjadi sangat pucat dan.. Dingin... Air mata Sungmin mengalir lagi.
TES TES..
Sesuatu yang kental, berwarna kemerahan, dan berbau amis menyentuh pundaknya.
Darah...
Jaejoongie.. Kau mimisan..
Tapi, kenapa matamu tertutup, hah?
Lagipula senyum macam apa itu?
Hey, Aku belum menjawab pernyataan cintamu, kan?
Jangan tertidur, Jaejoongie.. Jebal..
Nado, Saranghae, Jaejoongie..
Sungmin membelai pelan rambut Jaejoong yang benar-benar menipis. Pasti karena penyakit sialan itu. Huh! Penyakit terkutuk!
Sungmin menidurkan Jaejoong pada Kasur pasien. Air matanya mengalir sangat deras..
Pupil matanya menangkap Jaejoong yang tersenyum. Senyum yang benar-benar damai. Seakan mengatakan Ia tak apa-apa dan menyiratkan untuk selalu mengingat pesannya tadi. Darah sekitar lubang hidungnya mengering. Sungmin tak dapat lagi merasakan hembusan nafas Namja itu, bahkan detak jantungnya.
Kenapa Kau pergi secepat itu, Joongie?
"AAARRRGGHHH... JAEJOONGIIIEEEE.."
FLASHBACK OFF
Sungmin menghapus air matanya. Ia merasa bersalah pada Jaejoong dan Changmin. Pada keduanya. Ia merasa gagal sebagai sahabat, Ia tak berhasil menjaga Jaejoong dan Menyembuhkannya dari sakitnya.
Masih terbayang saat itu. Saat Changmin menangis, sangat merasa kehilangan Hyung-nya. Bahkan sempat ingin bunuh diri. Ya, Jaejoong menyuruhnya untuk tutup mulut tentang penyakitnya pada Changmin. Karena Ia tak ingin Changmin ikut khawatir padanya, Changmin adalah dongsaeng satu-satunya sekaligus yang menjadi kesayangannya.
'Kau bodoh, Lee Sungmin!' Batinnya pada dirinya sendiri. Air mata kembali membasahi pipinya. Beban ini terlalu berat.
FLASHBACK ON
"Aku jatuh cinta, Minnie~Hyung.."
"Pada Siapa, Changmin?"
"Dia.. Kyu, Hyung. Aku sangat mencintainya.."
FLASHBACK OFF
"Minnie~ah.. Dekatkanlah Ia dengan seseorang yang Ia cintai. Jangan biarkan Ia sakit hati. Aku mohon, Minnie.."
Kata-kata terakhir Jaejoong berputar dalam memori Sungmin.
"Jaejoongie.. Bagaimana jika Aku juga mencintai orang yang dicintai Changmin?"Ia menjeda perkataannya. "Apakah Kau akan membenciku?"
.
TBC
.
A/N:
Haaah.. Entah kenapa Author ampe meratapi kejadian Jaejoong itu.. Terlalu sedih buat Author.. Hueee...*lari ke pelukan Jino*
Bagi yg pengen tahu kenapa Sungmin kok bisa ama Yunho, chapter depan mungkin ada ceritanya.. Kkk
Eh, disini KyuMin-nya belum terasa ya?
MinKyu-nya juga masih kurang.
Malah JaeMin yg merajalela.. Hahaha..
Keep it or delete?
.
So, Mind to Review?
