Title: Angelic Devil
Genre: Fantasy, romance, shounen-ai
Cast: Kaname Kuran X Zero Kiryuu
Author: Devi_L
Disclaimer:
The casts belong to the writer of manga 'Vampire Knight'
Got the inspiration from an anime called Uraboku, but the plot are completely different..
Warning! Yaoi, OOC, Lemon
[Prologue]
Pria itu menatap aneh ke sekelilingnya.
'Di mana ini?'
Pikirnya bingung, ia benar-benar tidak tahu bagaimana bisa ia berada di tempat ini, tempat yang hanya berisi kegelapan..
"Zero.. Ingatlah, apapun yang terjadi, di manapun kau berada, aku pasti akan menemukanmu.."
Pria itu mengernyit bingung..
Siapa?
Suara siapa itu?
Dia tidak tahu. Ia mencoba mencari ke sekelilingnya, tapi yang terlihat lagi-lagi hanyalah kegelapan..
"Zero, suki desu.."
'Suka? Suka padaku? Tapi siapa?' pikirnya lagi.
Ingin rasanya ia menanyakan hal itu kuat-kuat, tapi suaranya entah mengapa terasa seperti menghilang.
"Aku tidak peduli dengan mereka Zero! Hanya kau, yang aku pedulikan hanya kau!"
Kali ini suara itu menaikkan nada suaranya, kedengarannya ia sedang kesal.
Tapi pada siapa?
Pada dirinya?
Entahlah, Zero sama sekali tidak mengerti hal apa yang sedang terjadi.
Tiba-tiba ia mendengar suara lain berbicara.
Suara itu.. suaranya..
"Aku tahu! Tapi mereka itu keluargamu, kaulah yang nantinya akan menjadi pemimpin mereka, kau tidak mungkin mengkhianati mereka hanya demi aku. Dunia kita terlalu berbeda, terang dan gelap, baik dan jahat, hitam dan putih.. Tidak mungkin tersatukan.."
Itu adalah suara terakhir yang terdengar olehnya, karena mendadak, seperti kertas bertemu api, tubuhnya perlahan berubah menjadi debu. Namun pada saat-saat terakhir, sebelum tubuh debunya menghilang sepenuhnya bersama desiran angin, kegelapan yang tadi menyelubungi sekitarnya perlahan memudar, digantikan oleh siluet samar dua orang pria.
Ia mengenali pria yang berbaju putih sebagai dirinya sendiri. Dan di hadapan dirinya yang itu berdiri seorang pria berbaju hitam. Wajahnya tersamarkan oleh kegelapan yang sepertinya enggan meninggalkannya. Yang terlihat hanyalah sepasang bola mata merah darah yang menyala miliknya..
xoxoxo
Kedua belah kelopak mata Zero memdadak terbuka, memperlihatkan mata keemasannya yang cemerlang.
Peluh mengalir di keningnya. Dadanya naik turun mengikuti alunan nafasnya yang mengalir tidak teratur dari celah bibirnya yang membuka.
Ia mencoba bangkit, namun rasa sakit yang teramat pada kaki sebelah kanan dan kepalanya menghalanginya.
"Zero, kau sudah sadar!"
Zero menoleh ke sampingnya. Matanya bertemu dengan sosok Yuuki, kekasih sekaligus teman masa kecilnya.
Yuuki mengucek-ngucek matanya yang masih terasa berat.
"Yuuki? Kita ada dimana?" tanya Zero, masih berusaha mengembalikan kesadarannya seutuhnya.
Yuuki menatapnya aneh.
"Kau lupa? Kita di rumah sakit, kemarin sepulang sekolah kau kecelakaan. Kaki kananmu patah, sementara kepalamu cedera. Untung saja tidak parah, kau hampir membuatku mati karena cemas!"
"Benarkah? Ah, jangan-jangan kau menungguiku ya?" cengir Zero, membuat wajah Yuuki berubah kemerahan.
"S-siapa bilang! Aku kebetulan berada di sini!"
Zero tertawa kecil mendengar jawaban Yuuki.
"Kau kebetulan berada di kamar seorang pria di rumah sakit? Haha, arigatou Yuuki-chan.."
Semburat di pipi Yuuki berubah semakin merah. Ia mengalihkan wajahnya ke arah jendela. Matanya tertegun kaget ketika matanya secara tidak sengaja mengangkap siluet seorang pria yang melayang mengintip dari luar jendela. Yuuki kembali mengucek matanya, dan ketika ia membukanya kembali, pria itu menghilang..
Yuuki menggelengkan kepalanya berulang kali, berpikir bahwa rasa kantuk menyebabkannya berhalusinasi.
"Kau kenapa?" tanya Zero setelah melihat tingkah aneh kekasihnya itu.
"Ah? Tidak ada apa-apa, aku hanya masih mengantuk, aku baru tidur dua jam yang lalu saat ibumu sudah pulang."
"Kalau begitu kau tidur saja lagi, lagipula aku juga ingin kembali beristirahat." sahut Zero.
Yuuki mengangguk sebelum kemudian berjalan dan merebahkan diri pada sofa yang terletak di sudut ruangan. Setelah Yuuki tela kembali tertidur Zero menatap kosong ke langit-langit ruangan rumah sakit itu.
"Mata merah.. Siapa?" gumamnya dan secara perlahan matanya menutup.
Menghantarkannya kembali kepada kedalaman tidur.
~TBC~
Yosh cukup sampai disitu prolognya.. Bagaimana? Baguskah? atau malah aneh?
Review please..
