Pesan dari pengarang : kedua kalinya saya mengarang fic memakai bahasa Indonesia.. gara-gara terlalu banyak ngarang fic pake bahasa inggris, jadi terasa aneh bila memakai bahasa sendiri hahaha gawat... ettoo.. omong-omong... ngak biasa pake bahasa formal juga hahaha... er.. jadi bahasanya agak sedikit.. oh well.. tuh kan malah Inggris lagi.. bear with me : P

Disclaimer : PoT seperti yang sudah sudah.. bukan punyaku, PoT owns by Konomi Sensei

Peringatan : kali ini tidak ada

Rating : general

Bosan..

Musim semi sudah tiba, birunya langit, kicauan burung-burung di angkasa, bunga-bunga sudah bermekaran dan suhu sudah mulain menghangat, benar-benar hari yang cocok untuk bermain di luar, kan? Misalnya saja bermain bola atau tennis, atau hanya duduk-duduk di hamparan rumput nan hijau atau berteduh di bawah pohon sakura yang sudah bermekaran dengan indahnya.. tapi sialnya.. cuaca sebaik ini dilewatkan dengan cara.. mendengarkan pelajaran yang membosankan di dalam kelas yang dingin...

hh.. lagi-lagi Fuji menghela nafas.. sebagai seorang Tensai (jenius), Fuji tidak perlu dijelaskan terus menerus soal sejarah.. yah kan? Fuji kembali menghela nafas dan memalingkan padangan matanya dari taman di luar ke depan, menatap sang guru sejarah yang sedang menjelaskan sejarah 'Tokugawa'. Duh.. sudah berapa kali dia mendengarkan cerita tentang itu, sampai sudah hafal luar kepala, lagipula.. guru itu sudah pernah mengajarkan hal yang sama padanya saat dia kelas satu dulu... seperti mendengarkan rekaman radio saja..

Fuji kembali menghela nafasnya lalu melirik ke arah kanan, melihat sepintas ke arah teman baiknya, si Acrobatic, Kikumaru Eiji, yang memperhatikan pelajaran sejarah.. tunggu.. Eiji memperhatikan pelajaran? Oh, iya.. bagaimana seorang Tensai bisa lupa.. Eiji kan suka pelajaran sejarah.. entah apa yang menarik. Oh, mungkin pertualangan mereka? Mungkin juga dia membayangkan para ninja dan samurai.. ah entahlah.. tapi justru pada saat Eiji penuh perhatian seperti ini, susah untuk diajak ngobrol nih..

Detik demi detik berlalu dengan sangat lambat.. sampai akhirnya.. Fuji tidak tahan lagi untuk diam lebih lama.. ah ada akal.. untuk menarik perhatian Eiji.. senyum jahil Fuji sudah terlihat, tangannya mulai mencari sesuatu di dalam tas.. ah ini dia note book. Disobeknya secarik kertas lalu disobeknya menjadi kertas-kertas kecil, cukup untuk membentuk beberapa buah bola kecil. Akhirnya bola kecil sudah tersedia.. tinggal cari sasaran.. siapa lagi kalau bukan.. Eiji?

Target terkunci, sasaran pipi Eiji, siap.. tembak! Disentiknya bola kecil tersebut dengan jarinya dan.. yak target mengenai sasaran.

"huh?" Kikumaru menyadari ada yang mengenai pipinya 'eh? Bola kecil' pikirnya lalu diambil bola itu dengan tangan, sambil sedikit memperhatikan bola itu, dia mengangkat salah satu alisnya lalu kepalanya dipalingkan ke arah datangnya bola. Yang terlihat ternyata Fuji sedang tersenyum dengan manis dengan muka polos tidak bersalah. Meski demikian, beberapa bola kecil di tangan Fuji, masih bisa tertangkap oleh mata Kikumaru. Kikumaru hanya memberikan pandangan tajam lalu kembali memperhatikan guru.

'hoh? Target gagal? Baik berikutnya dagu..' disentaknya peluru kedua dan 'tuk' he.. target mengenai sasaran. Untuk kedua kalinya, Kikumaru mengambil bola itu dan kembali sorotan tajam menghatam Fuji yang kembali tersenyum dengan manis.

"Fuji" bisik Kikumaru meminta untuk tidak diganggu lagi tapi... hem namanya Fuji, tidak akan pernah mau menyerah untuk mendapatkan apa yang diinginkannya, yah kan? Kikumaru akhirnya kembali memperhatikan pelajaran

'hoh? Gagal lagi yah, ok target ke tiga, hem.. ah telinga kiri' ok, target terkunci dan tembak! Eh tepat masuk mengenai daun telinga Eiji. Kali ini Kikumaru sudah buyar konsentrasinya, dan akhirnya sambil menghela nafas, diambilnya bola ketiga yang ditembakkan oleh Fuji dan.. ditembakkannya tiga bola sekaligus ke arah Fuji dan yak salah satu tepat mengenai hidung Fuji.

Fuji tentu saja dengan senyum penuh kemenangan, berhasil mengajak Eiji 'main' akhirnya menembak beberapa buah bola ke arah si Acrobatic. Dengan sigap, Kikumaru menangkapnya dan dengan segera ditembakkan kembali ke arah Fuji. Beberapa menit berlalu dengan singkat, akhirnya bola terakhir ditembakkan ke arah Kikumaru dan ups.. mengenai wajah pak guru yang tiba-tiba muncul menghadang arah tembakan.

"waduh.. gawat" sahut Kikumaru dengan suara nyaris tidak terdengar sedangkan Fuji, sedikit kaget meski tidak muncul dalam ekspresi wajahnya, melihat ke arah pak guru dengan senyum manis tidak berdosa.

"ehem.. apa yang kalian berdua lakukan?" tanya guru itu meski sudah mengetahui apa yang terjadi.

"nya.. mendengarkan?" sahut si rambut merah 'sweatdrop'

"sa.. main tembak bola." Kata si Tensai dengan tenang

"hah! Fuji?" dengan mata terbelalak, Kikumaru melihat ke arah Fuji lalu ke arah pak guru yang memandang Fuji dengan sorotan mata tajam.

"ehem.. kalian berdua silakan berdiri di luar.."

"hai.." jawab Kikumaru sambil berdiri dan berjalan ke luar sedangkan reaksi Fuji dengan senang hati berjalan ke luar.

'ampun, dua anak ini..' pikir pak guru sambil geleng-geleng kepala..

Di luar, Fuji tertawa kecil sedangkan Kikumaru memandang Fuji dengan 'devil glarenya'

"huh? Fuji! Kenapa coba, nya! Kalo mau keluar yah sendiri aja deh, masa sampai bawa-bawa aku juga sih?" tiba-tiba sebuah bola kecil kembali mengenai wajah Kikumaru, secara specifik hidung Kikumaru. "nya! Fuji! Dasar jahil!" sahutnya, sedangkan Fuji, kembali tersenyum dengan senyum jahilnya. Dasar Fuji...

owari

Pesan pengarang : jadi gimana? Kasih saran dan kritik yah tapi tolong jangan kirim caci maki yah, bagaimanapun namanya juga usaha penulis amatiran. Terima kasih sudah meluangkan waktu dan sudah membaca. Arigatou.