UNEXPECTED CONFESSION
NARUTO © MASASHI KISHIMOTO
RATED : T
Warning! OOC, AU, Typo(s)
This Story © Mochizuka Kei
Yamanaka Inojin x Uchiha Sarada
.
.
.
.
.
.
.
Happy Reading Minna!
.
.
.
.
.
ENJOY!.
.
.
.
.
Mempunyai seorang sahabat adalah hal yang sangat menyenangkan, terlebih lagi jika persahabatan itu telah berlangsung sejak taman kanak-kanak. Begitu pula yang di alami oleh gadis keturunan Uchiha ini, siapa lagi jika bukan putri tunggal dari Uchiha Sasuke dan Uchiha Sakura. Ya, Uchiha Sarada. Gadis dengan manik onyx yang mirip seperti ayahnya adalah seorang gadis yang terbilang luar biasa. Kecerdasan di atas rata-rata dan sifat pedulinya membuat dirinya terkenal seantero sekolahnya.
Tidak jauh berbeda dengan sosok pemuda yang kini telah tumbuh dengan sangat baik. Bukanlah putra dari pasangan Sai dan Yamanaka Ino, jika ia tidak bisa melukis dan mengerti akan perasaan orang lain. Yamanaka Inojin, pemuda yang terlahir dengan kulit seputih Ayahnya dan mata seindah Ibunya ini benar-benar telah menjelma menjadi seorang pemuda yang baik dan tampan. Jangan ditanya siapa yang menyimpan puluhan surat dan cokelat di dalam lokernya, tentulah itu dari fansnya.
"Ayah, Ibu, aku berangkat!" seru Inojin tepat setelah mengenakan sepatu pentopel yang biasa ia gunakan ke Sekolah.
"Ya, Hati-hati! Ingat! Jangan ngebut, yah!" balas Ino dari arah dapur sedangkan Sai hanya melambaikan tangannya.
"Iya, Bu!"
Dan tepat seperti biasanya, Inojin akan lebih memilih untuk mengendarai motor sport dengan warna silver miliknya itu untuk pergi ke Sekolah. Mengingat bahwa jarak antara Sekolah dan rumahnya bisa terbilang cukup jauh. Terbelum lagi, ia harus menjemput seseorang yang telah menghiasi hari-harinya selama duabelas tahun ini.
"Ayah hari ini lembur lagi?" tanya gadis satu-satunya di keluarga kecil Uchiha Sasuke ini.
"Hn," jawab Sasuke singkat lalu menyeruput kopi buatan istri tercintanya dan hanya mendapat respon berupa anggukan kecil dari puteri tunggalnya.
"Cepat habiskan sarapanmu, sayang. Kau tidak ingin membuat Inojin menunggumu lagi, kan?" ujar Sakura seraya menatap lembut Sarada dan gadis itu hanya mengangguk lalu dengan segera menghabiskan roti yang dilapisi oleh selai stroberi itu.
"Hm, aku selesai. Ayah, Ibu, aku berangkat!" seru Sarada lalu menyambar tas ransel miliknya.
"Hati-hati, nak!" seru Sakura. "Dia sudah tumbuh besar sekarang," ujar Sakura tepat setelah Sarada hilang dari pandangannya dan hal itu hanya dibalas dengan senyuman tipis dari sang kepala keluarga.
Tepat setelah Sarada keluar dari rumahnya, Inojin telah menunggu dengan helm yang menempel dikepalanya.
"Yo!" sapa Inojin dan hanya mendapatkan jawaban berupa senyuman dari gadis yang telah menjadi sahabatnya sejak kecil itu. "Tumben kau cepat, biasanya aku bisa menunggu selama lebih dari limabelas menit disini," tambah Inojin seraya menyerahkan helm yang sengaja ia bawa dari rumahnya.
"Cih, Berisik."
"Hahaha.. jangan marah, kau terlihat lebih tua, tahu," goda Inojin yang sukses membuat sebuah perempatan kecil muncul di dahi Sarada.
"Kau ini!" tukas Sarada seraya memukul lengan Sahabat kecilnya itu pelan.
"Uwa! Oke-oke, aku bercanda. Ayo cepat naik, kau tak ingin kita dihukum karena terlambat, kan?" ujar Inojin dan akhirnya mereka bergegas pergi ke sekolah.
Beruntunglah mereka tidak datang terlambat. Jika terlambat, jangan harap bisa lolos dari ceramah kesiswaan Nevard High School yang terkenal dengan kedisiplinannya yang tinggi. Tak lupa, murid yang melanggarpun pasti akan mendapatkan sebuah oleh-oleh berupa sebuah cap dengan tulisan GDS yang akan menempel dengan tebalnya di kening siswa yang melanggar.
"Parah! Kamu ngebut banget tadi, hampir jantungan aku!" seru Sarada lalu duduk di kursinya, sedangkan Inojin hanya terkekeh lalu duduk disebelah Sarada. "Daripada kita kesiangan, kan?"
"Cih," Sarada lalu membuang mukanya. Memang sudah tidak aneh jika seorang Uchiha Sarada ngambek hanya karena dibonceng oleh sahabatnya ini dan dibawa dengan kecepatan di atas rata-rata. Tentu saja, Inojin mengetahui hal ini. Pemuda bermanik Aqua Marine ini sengaja membawa nona muda Uchiha ini ngebut demi melihat ekspresi ngambeknya ini.
"Tuh, kan. Dari dulu emang ga berubah kamu," ujar Inojin yang masih memperhatikan Sarada dengan intens.
"Berhentilah menggodaku. Aku tidak ingin fans-fansmu membunuhku," jawab Sarada dengan tatapan dinginnya.
"Kalau begitu, aku akan menjagamu dari mereka." Kini tak tanggung-tanggung Inojin mengeluarkan jurus kedipan mautnya yang mampu membuat luluh hati para gadis, terkecuali Sarada tentunya.
"I-iihh! Inojin! Kau ini benar-benar ya!" dan tepat sebelum tangan Sarada mendarat di kepala kuningnya, Inojin menahannya. "Hehehe...Gomen gomen,"
Memang sudah menjadi sebuah rahasia umum, sepasang sahabat ini telah terlihat bagaikan sepasang kekasih. Berangkat sekolah bersama, ke kantin bersama, pulang sekolah bersama, apapun mereka lakukan bersama. Terkecuali mandi dan hal-hal private tentunya.
Tak ayal beberapa penggemar dari pemuda bermarga Yamanaka ini merasa geregetan untuk mengganggu Sarada, tetapi apa daya? Inojin selalu ada di sisi gadis berkacamata itu. Sehingga akan sia-sia apapun usaha yang mereka lakukan untuk menyingkirkan Sarada.
Begitu pula dengan Sarada, tak ayal beberapa fanboy juga kerap kesal karena sikap Inojin yang terkesan terlalu protektif kepada Sarada. Dimana ada Sarada, disitu ada Inojin. So, please. Kapan mereka ada waktu untuk dapat menyapa Sarada?
Tetapi, inilah persahabatan mereka. Saling menjaga satu sama lain, terutama Inojin yang memang diberikan mandat oleh Sakura untuk menjaga gadis bermanik onyx itu. Mengingat bahwa kedua orang tua mereka adalah sahabat dekat sejak mereka belum lahir, membuat hubungan keduanya semakin dekat.
"Bawa bekal apa hari ini?" Tanya Inojin tepat setelah bel istirahat berbunyi.
"Jangan harap kau bisa mengambil jatah milikku, Tuan Yamanaka." Ujar Sarada lalu menjulurkan lidahnya.
"Aishh.. anak ini, huh," keluh Inojin lalu membuang mukanya ke arah lain, sedangkan Sarada kini tengah terkekeh pelan.
#-#
Tanpa terasa, sudah genap enam bulan Sarada menempati kelas 11-A. Begitu pula dengan Inojin yang masih saja menempel pada Sarada, tak peduli jadwal klub seni yang mulai memadat pasti pria dengan rambut pirang seperti ibunya itu selalu meluangkan waktu demi Sarada.
Pagi ini adalah pelajaran Shiruka-sensei. Tak ada hal yang berbeda dari dirinya terkecuali kini ia datang tidak sendirian, kini ia membawa seorang gadis cantik berambut cokelat di belakangnya.
"Baiklah, anak-anak. Hari ini kita kedatangan murid baru. Silahkan perkenalkan dirimu." Titah Shiruka-sensei pada gadis yang kini berdiri di samping meja guru itu.
"Perkenalkan, Namaku Tachibana Miyuki. Aku berasal dari Suna. Mohon bantuannya!" ujar gadis itu dengan suara lembut dan sopan.
Tanpa disadari, seluruh kaum adam di kelas 11-B itu terdiam membisu. Bagaikan melihat sesosok bidadari yang turun dari langit, mereka terpesona akan kharisma Miyuki. Tak terkecuali Yamanaka Inojin. Bahkan manik aqua marine miliknya kini tidak berkedip sedikitpun.
Sarada sendiri menyadari akan tatapan pemuda Yamanaka itu terhadap Miyuki dan kini ia hanya bisa menghela napasnya lalu kembali menatap ke arah depan.
"Ya, silahkan kau duduk di kursi sebelah sana. Chouchou-san angkat tanganmu."
Begitu Shiruka-sensei berbicara begitu, berbagai keluhan keluar dari mulut pada kaum adam. Tentu saja mengapa gadis cantik bak bidadari itu tidak bisa duduk berdekatan dengan mereka?
"Hai, namaku Chouchou, Akimichi Chouchou. Salam kenal," ujar Chouchou tepat setelah Miyuki duduk disebelahnya.
"Aku Inojin!" seru Inojin dengan spontan dan sukses membuat Miyuki menengoknya lalu memberikan senyuman manis. "Dan dia Sarada," lanjut Inojin seraya menunjuk Sarada.
Waktu terus bergulir, meski hubungannya dengan sang murid baru biasa saja, Sarada merasakan sesuatu yang berbeda dari Inojin. Akhir-akhir ini pemuda itu kerap membicarakan tentang Miyuki saat bersama Sarada.
"Kau tahu? Ternyata Miyuki itu jago bermain violin, loh!" sederet kalimat itu adalah salah satu dari beberapa ocehan Inojin. Sarada bahkan sudah mulai merasa bahwa telinganya memanas, karena hampir setiap mereka bersama Inojin pasti menyelipkan topik tentang gadis itu.
Sarada yang memang menyadari adanya satu perubahan mencolok dari Inojin mulai menyimpulkan bahwa sahabatnya itu tengah jatuh cinta. Tetapi, bukanlah seorang Sarada jika ia menilai sesuatu berdasarkan perasaannya.
Hingga akhirnya. "Inojin," panggil Sarada dengan ekspresi datarnya.
"Ya?" Inojin yang sejak tadi terfokus pada sandwich-nya kini menengok ke arah Sarada.
"Kau menyukai Miyuki, yah?"
~~To Be Continue~~
A/N:
Hallo! Kei update lagi!
Ini fic pertama Kei di 2016! Yeayyyy!
Sebagai tanda awal tahun, awal lembaran baru, awal generasi/? juga lol -_- Kei membuat fic ini^^ hihihihi
Anyway...
HAPPY NEW YEAR SEMUANYAAA!
*inisuperdupertelatsihngucapinnya*gomeno'-'o*
Semoga kalian suka fic InoSara pertama Kei yaaa o^.^o
Mohon dukungan dan bantuannya semuaaaa^^
Mind to fav/follow and Review?
Regards,
Mochizuka Kei o'-'o
