tryss proudly present ©2016

.

Aphrodite's Son

.

Jeon Jungkook X Kim Taehyung
(and others)

.

Rating M (untuk jaga-jaga)

.

Summary
Jeon Jungkook menyembunyikan fakta penting dari kekasihnya—Kim Taehyung. Dan Taehyung sendiri tidak pernah mengerti kenapa Jungkook bisa memikatnya hanya karena sebuah tatapan singkat nan polosnya. Kemudian sebuah fakta memukul Taehyung kuat, bahwa Jungkook berbeda dengannya.

.

WARNING!
Typo(s). Bromance.

.

Terinspirasi dari legenda dewa-dewi Yunani.


Story

Taehyung menjalani awal harinya dengan cukup baik. Tugas sekolahnya selesai sebelum deadline, Guru Fisika tidak memarahinya karena lupa rumus, dan klub fotografi memilih karya fotonya untuk didaftarkan pada sebuah kompetisi. Namun tidak ada yang lebih baik dari datangnya murid baru dengan pesona misteriusnya.

Pemuda manis dengan gigi seri yang menonjol kecil dari bibirnya hanya tersenyum malu-malu didepan kelas. Lebih terlihat seperti kelinci—sok—polos yang menggoda seluruh hasrat para seme dikelas. Well, pemuda tersebut menyebut dirinya Jeon Jungkook.

Beberapa detik setelah Jungkook menyebutkan namanya. Manik pualam Taehyung bersirobok dengan milik Jungkook. Menghantarkan ratusan ribu watt getaran aneh kedalam dada Taehyung. Seolah jantungnya terasa ingin berhenti berdetak namun faktanya malah bekerja lebih keras dari seharusnya. Menekan tulang rusuk Taehyung hingga pemuda tersebut kesulitan bernafas.

Taehyung mengalihkan pandangnya. Menjauhi objek paling mematikan sedunia—menurut Taehyung. Jantungnya barusan terasa berhenti berdetak tapi bekerja lebih keras, bisa sajakan Taehyung mati karena kegagalan fungsi jantungnya? Hanya saja mati karena melihat Jungkook bukanlah suatu hal yang patut dibanggakan. Tentu, besok pagi ia akan ada di mading sekolah sebagai headline news;

Kim Taehyung Meninggal Setelah Bertatapan Dengan Jeon Jungkook.

Tidak, tidak. Taehyung belum siap untuk mati, apalagi mati dengan alasan konyol. Akan lebih baik jika ia mati dengan alasan Jungkook memberikannya racun karena Kim Taehyung terlalu seksi untuk ukuran teman sekelas—ralat—teman sebangku baru.

Ya, teman sebangku.

Tiga minggu lalu, seorang gadis yang sebangku dengannya meninggal karena sebuah kanker otak. Taehyung tidak terlalu mengenalnya. Sejak awal mereka sebangku, Taehyung berani bersumpah bawa ia hanya bertemu kurang dari sepuluh kali dalam setengah semerter ini. Beruntung sekali bahwa kini ada pindahan yang sehat, tampan (tapi Taehyung menganggapnya cantik), sopan, dan berbagai sisi positif lainnya. Jadi Taehyung tidak perlu kesepian selama sisa semester sebelum kenaikan kelas.

"Kau bisa duduk dengan Kim Taehyung, Jungkook-shi."

Sang guru mengarahkan telunjuknya pada Taehyung yang ditanggapi dengan anggukan kecil dari Jungkook. Taehyung yang tidak menyadari keadaan hanya membuang wajahnya keluar kelas hingga sadar ada pergerakan kecil di sekitarnya. Saat menoleh, pualam gelap kemilau Taehyung kembali bersirobok dengan onyx indah Jungkook, lagi.

Keindahan Jungkook tidak akan pernah bisa digambarkan ataupun dijelaskan dengan prosa seindah apapun. Bahkan Taehyung menyimpulkan jika Jungkook adalah definisi dari 'sempurna' sendiri. Kulinya putih mulus dan akan sangat halus apabila Taehyung mendapat kesempatan untuk menyentuhnya. Senyumnya lugu nan polos bak bayi yang baru lahir. Suaranya halus dan bersih, beyonce akan kalah dengan Jungkook. Kemudian Taehyung beralih pada tubuh itu. Membayangkan bagaimana Jungkook akan menggeliat dibawah kukungannya.

Taehyung tersadar dari lamunan mesumnya ketika Jungkook menarik kursi di sebelahnya dengan sebuah senyum ceria,"Boleh aku duduk?"

"Tentu," matanya terus mengamati gerakan Jungkook untuk duduk. Jangan lupakan pantat sintal yang menyentuh kursi itu. Heol, Taehyung ingin meremas pantat itu sekarang. SEKARANG.

Tapi urungkan niatmu, Kim Taehyung. Ia anak polos, jadi jangan menodainya. Bahkan dengan sebuah sentuhan ujung telunjukmu sekalipun.

"Terimakasih, eum…" senyum Jungkook menghilang bersamaan raut wajahnya yang berubah ragu dan sedikit bersalah.

Taehyung kembali berujar ketika melihat tanda kegundahan Jungkook,"Kim Taehyung."

"Kim Taehyung."

:

Jungkook layaknya malaikat utusan Tuhan dengan segala kesempurnaan yang dimilikinya. Tidak akan ada yang bisa mengalihkan pandang dari eksistensi seorang Jeon Jungkook, bahkan Taehyung sekalipun. Taehyung memang orang sok keren yang pandai menyembunyikan perasaannya. Tapi ketika Namjoon dan Jimin—sahabat Taehyung melihat Taehyung dan Jungkook jalan beriringan ke kantin, mereka tahu Taehyung telah jatuh cinta.

Kantin sangat ramai hari ini hingga seluruh meja penuh dalam sekejap. Jungkook awalnya ingin minggat dari sana ketika sadar dirinya tidak punya tujuan untuk duduk, namun panggilan dari teman sebangkunya memberikan Jungkook rasa percaya diri untuk mendapatkan tempat duduk.

Taehyung melambaikan tangannya tinggi-tinggi,"Kookie, kemarilah!"

Well, Taehyung yang bersikeras memanggilnya 'Kookie' dan Jungkook tidak bisa menolak.

Wajahnya berubah ragu sepersekian detik karena disana ada Kim Namjoon, kakak kelas, ketua klub musik yang saat ini tengah dilanda gosip hangat bersama Jung Hoseok. Jungkook sempat mendengar ceritanya dari Taehyung dihari pertamanya masuk sekolah dua hari lalu. Saat itu Taehyung melihat Namjoon dan Hoseok lewat beriringan didepan kelas kemudian detik berikutnya ia menjadi penggosip seperti gadis-gadis di pojok kelas.

Kemudian ada Park Jimin. Teman sekelasnya waktu SMP. Menari adalah nafasnya dan bernyanyi adalah jantungnya. Jungkook memang tidak mengenal Jimin secara personal, tapi mereka pernah satu klub menari dan meramaikan sebuah festival bersama tepat sebelum mereka masuk SMA.

"Hai, Jungkookie," sapa Jimin,"Duduklah bersama kami."

Taehyung memberengut kesal akibat panggilan itu. Kemarin Jimin memang bercerita bahwa ia satu SMP dengan Jungkook yang menyebabkan suhu tubuh Taehyung meningkat tanpa alasan yang jelas.

Sedangkan Taehyung sibuk bertranformasi menjadi monster, Jungkook menciut menjadi sebuah siluman kelinci imut didepan para seme. Jungkook seratus persen laki-laki, tapi tidak akan ada yang tahu bahwa jiwanya adalah seorang gadis kecil nan polos. Ibunya bahkan kaget Jungkook lahir sebagai seorang laki-laki. Ya, ibunya.

"Hai, Chim." Sapanya balik kemudian duduk disebelah Namjoon.

Seakan hidup dalam dunianya sendiri, Taehyung semakin sibuk untuk memetakan keindahan setiap lekuk wajah Jungkook. Bagaimana mata itu berkedip dalam adegan slow-motion, guratan-guratan yang semakin menumpuk ketika Jungkook tertawa lebih keras dan cara bibir kissable Jungkook— yang mengundang selera 'makan' Taehyung—untuk menciptakan sebuah kalimat terindah sepajang masa.

Jimin menyodok pinggang Taehyung dengan siku saat Jungkook sibuk membicarakan berbagai genre musik dengan Namjoon, kemudian membisikkan kalimat terlaknat yang baru pertama kali Taehyung dengar dari seorang Park Jimin,"Kau bisa orgasme kalau memandanginya terus, Tae." Bisiknya.

Taehyung melotot, siap berteriak menyangkal namun dering bel sekolah menginvasi teriakannya dan sialnya Jimin pura-pura tidak dengar. Jungkook dan Namjoon menatapnya aneh tapi mereka kembali tak acuh dan sibuk dengan pembicaraan untuk menciptakan genre terbaru. Dua jenius yang ingin menciptakan genre campuran ballad dan rock. Persetan dengan genre musik, Taehyung hanya peduli ketika Namjoon mengusak rambut Jungkook seakan mereka sudah berteman sejak lama. Untuk informasi, hanya Kim Taehyung yang boleh menyentuh Jungkook dalam arti konotasi dan denotasi.

Oh ya. Taehyung bukan siapa-siapa bagi Jungkook.

.

.

TBC


N/A: Hello. Ini memang bukan FF pertamaku di FFN. Setahun lalu aku sempat posting di FFN tapi lupa pass ID dan udah mau UN. So, aku pending nulis di FFN. Hope you like it.

Tryss