SWITCH!

Genre: romance & humor

Rated: K+

Disclaimer: Masashi Kishimoto

Chapter 1: I'm Naruto?

Namaku Sakura Haruno. Umur, 17 tahun; sekolah, Konoha High School (KHS). Warna rambut, merah muda; warna mata, hijau; hobi? Yah… paling membaca buku pelajaran dan mendengar music di waktu luang. Pelajaran yang paling disukai? Pelajaran musik dan matematika. Pelajaran yang paling tidak disukai? Sudah pasti kesenian dan olahraga—kedua kelemahanku. Kalau teman? Tidak punya. Paling temanku hanyalah buku-buku di perpusatakaan dan beberapa guru yang baik kepadaku.

Iya, aku tidak memiliki seorang teman pun di KHS, tapi mau bagaimana lagi? Lebih baik memiliki 1 teman asli daripada 100 teman palsu. Masalahnya, teman asli pun juga tidak ada. Ada sih, satu, namanya Temari. Akan tetapi ia lalu pindah ke Suna High bareng kedua saudara lelakinya, Gaara dan Kankuro. Sebenarnya dulu di jaman kejayaanku, yaitu di jaman SMP, aku berteman dengan sahabat baik ku sejak kecil, Ino Yamanaka, dan juga ada Tenten dan Hinata Hyuuga. Juga Sasuke dan Naruto. Kita selalu saja kemana-mana berempat, tidak pernah berpisah. Kita berteman sejak SD kelas 5 (kecuali Ino, berteman sejak masih bayi…). Akan tetapi, sudah pasti masing-masing dari kita akan terpengaruh dengan lingkungan sekitar kita.

Aku lalu diasingkan, karena aku sering belajar dan membaca buku, melainkan bergosip dan berdandan.

Aku hanya menghela nafasku, lelah, sambil membenarkan kacamata ku. Hari ini aku telat, untuk kedua kalinya, karena tadi malam tidak sengaja nonton 'The Mummy Return' dengan ayahku yang baru saja pulang dari luar kota, jadi mau tidak mau aku menuruti keinginan ayahku.

"Padahal ibu sudah kasih tahu jangan nonton terlalu lama…" gumam diriku sambil berjalan memasuki gerbang sekolah. Aku memang tidak berlari atau cepat-cepat karena sudah telat, jadi mau bagaimana lagi? Trus aku juga tidak peduli kalau ketinggalan pelajaran emang gak niat sekolah kok.

Sialnya, guru piket adalah Tsunade-sama, kepala sekolah KHS…

"Sakura? Kenapa kamu telat?" Tanya dirinya sambil menatap tajam diriku

"Begini, Tsunade-sama, aku uh… tidak sengaja tidur kemaleman, jadi bangun kesiangan…" kataku sambil menggaruk belakang kepalaku, malu

Tsunade-sama menghela nafas yang panjang "baiklah, kamu boleh masuk, asalkan kamu tidak boleh telat lagi"

"Eh? Benarkah, Tsunade-sama?!"

"Iya. Untung kamu pintar, baiklah, cepat, sebelum ketinggalan pelajaran"

"Baik, Tsunade-sama" lalu aku cepat-cepat masuk ke ruangan kelasku

Dari kejauhan Tsunade melihat punggung Sakura yang terburu-buru. Ia lalu menghela nafas untuk kedua kalinya 'aku tahu tentang masalah Sakura dengan teman-temannya itu… apakah bocah itu akan baik-baik saja…?'

Sebenarnya dari dalam Tsunade peduli kepada Sakura, akan tetapi Tsunade tahu tidak semuanya bisa ia kontrol 'Sakura harus mencari jalan keluar dengan caranya sendiri… andaikan jika ada sebuah peristiwa yang bisa mengubah Sakura…' Tsunade tersenyum, lalu kembali lagi dalam melakukan pekerjaannya 'hmm… kira-kira dimana Shizune menyimpan sake nya yah?'

Jam istirahat…

Seperti biasa, rutinitasku di jam ini adalah untuk ke kantin, lalu ke mana? Ke taman belakang sekolah dan makan di sana sendirian, menikmati pemandangan yang indah, yaitu melihat pohon Sakura yang tidak lama baru memekarkan bunga.

Kuambil makananku dan membawanya lewat pintu belakang kantin, jalan pintas menuju taman belakang sekolah. Rupanya, tidak hanya aku yang menemukan tempat yang bagus untuk menikmati makan siang, tetapi ada lumayan banyak juga siswa yang makan di sini menikmati pohon Sakura. Aku menghela nafasku dan duduk di paling ujung taman, dimana semuanya tidak bisa melihatku.

Pas sekali, tiba-tiba ada beberapa orang yang pernah kukenal melewati aku 'Ino… Hinata… Tenten…'

Mereka bertiga tidak duduk jauh dariku, mungkin karena mereka tidak bisa melihatku. Akan tetapi, aku jadi bisa mendengar perbincangan mereka dengan jelas.

"Eh, Tenten! Ngerjain PR fisika, gak?" pasti itu suaranya Ino

"Aduh! Lupa! Hinata udah belum?" Tanya Tenten, terdengar seperti ia sedang mengunyah makanan

"Sial! Aku juga lupa!" (maaf, Hinata OOC, tapi memang harus terjadi…)

"Eh, kita nyontek PR dia saja"

"Hah? Dia? Maksudmu…?"

"Iya! Sih Sakura!" sumpitku hamper terjatuh saat mendengar namaku

"Ah, males ah, sama Sakura, yang lain aja deh!"

"Iya, aku gak terlalu suka sama dia, tahu gak sih!"

"Sebenarnya, gaada sih yang suka sama dia" aku langsung beranjak pergi dari tempat itu, tapi untung saja tidak diketahui oleh Ino dan kawan-kawan.

Aku berlari, entah kemana, aku tidak terlalu bisa melihat jelas karena air mataku membuat penglihatanku kabur.

'Kenapa mereka begitu? Emangnya apa yang kulakukan kepada mereka?' otakku tidak bisa berpikir jelas

'Bukannya kita dulu berteman? Kenapa ini harus terjadi?'

'Coba saja kalau kita tetap seperti dulu…'

'Tidak, coba saja aku tidak pernah bertemu dengan mereka…'

'Hidupku memang yang paling sial'

'Aku manusia paling rendah di muka bumi ini'

'Andaikan aku bisa hidup sebagai orang lain…'

'Aku…'

'AKU BENCI HIDUPKU INI!'

BUAGH!

Tiba-tiba, semuanya hitam.

Beberapa jam kemudian…

"Ugh…"

Kepalaku sakit sekali 'kenapa gelap? Siapa yang mematikan lampu?' tiba-tiba saat kubuka mataku, terlihat di depanku ada seseorang perempuan berdiri di depan… ranjangku? 'tunggu sebentar… aku sedang tidur di ranjang… aku di… UKS?'

"Ah, akhirnya kau bangun juga" sapanya sambil tersenyum padaku "tadi kamu terjatuh, hanya ketabrak. Untung tidak terlalu serius tabrakan itu, kamu pingsan selama 3 jam, lho…"

'Tiga jam? Selama itu?' batinku

"Walaupun sudah bangun, kamu masih harus istirahat, kamu masih belum benar-benar sembuh. Suster mau ke toilet dulu bentar yah, sekarang lebih baik kamu istirahat dulu"

Aku hanya mengangguk kepalaku dan melihat sang suster pergi meninggalkanku.

"Aduh!" aku memegang kepalaku lagi, tiba-tiba sakit.

'Sudahlah, istirahat saja dulu… dengerin apa kata suster, Sakura…' pikirku 'tapi… aku gak ngantuk juga sih… oh iya, tapi siapa yah, orang yang barusan kutabrak?' aku melihat sekelilingku, dan di sampingku ada ranjang yang sama sepertiku tetapi ditutupi kain.

Aku lalu turun dari tempat tidurku, tapi karena baru bangun jadi hampir terjatuh

"Uwaa!" aku pegangan erat pada ranjangku 'tunggu… suaraku aneh sekali… mungkin ini efek samping karena jatuh tadi…' kupikir dan melanjutkan perjalanan ke ranjang sebelah

Saat kubuka kain yang menutupi ranjang sebelah, aku melebarkan mataku, dan untuk kedua kalinya, semua langsung hitam.

"Hoi! Bangun!"

Terdengar seperti suaraku… aneh.

"Haduh… woi, bangun!"

Mataku langsung terbuka, dan melihat… diriku sendiri.

"Gyaaah!" teriakanku sangat… aneh sekali, sebenarnya…

"SHHHH! Diam, nanti ketahuan guru-guru lain!" bisik aku sambil mencoba mendiamkanku

"Ke-kenapa k-kau… a-aku… hhhaaaahhh…" aku hampur terjatuh, hampir pingsan, tapi aku menarik tanganku

Aku mengangguk "iya. Aku juga agak kebingungan, tiba-tiba aku punya dada—"

Aku reflek langsung menampar pipi ku.

"HOI! SAKIT TAHU!" Aku teriak.

"K-kok… kok gak kesakitan, sih…?" Tanyaku masih bingung dengan situasi ini "j-jangan-jangan… aku sebenarnya sudah meninggal dan yang aku lihat sekarang adalah tubuhku dan aku hanyalah sebuah roh…"

"H-HAH?! APA-APAAN IMAJINASIMU ITU? KALAU KAMU MATI, SUDAH PASTI TUBUHMU TIDAK DISINI DONG, GIMANA SIH?!"

"Be-berarti… jangan-jangan ayah dan ibu belum memberi tahuku bahwa aku memiliki saudara kembar tapi mereka membuangmu dan sekarang kamu kembali untuk membalas dendam mu kepadaku…?"

"TIDAKKK! BANYAK NONTON FILEM YAH? JAUH BENER!"

"Ja-jadi… kamu… siapa?"

Aku lalu meraba dagunya sambil berpikir "hmm… bagaimana yah, cara menjelaskannya?"

"Langsung saja kasih tahu!"

"Baiklah, aku adalah kamu"

.

.

.

"Hah?"

Aku menghela nafas "lihat saja dirimu di kaca"

Aku mengangkat salah satu alisku, dan berdiri (aku tidak sadar aku dari tadi tiduran di lantai) lalu berjalan menuju kaca. Saat kulihat diriku di kaca aku serasa seperti mau pingsan lagi

"HEEEEEH?! AKU NARUTOOOO?!"

To Be Continued (TBC)

A/N: sedang mengedit ulang cerita :D mohon tinggalkan reviewnya, yah!