Disclaimer: Persona milik ATLUS. (, '')9

Enjoy~


Prologue (Yu's POV)

"Argh..." Kepalaku pusing. Tubuhku rasanya seperti melayang. Dimana ini..? Semua di sekitarku gelap sekali.. Namun lama kelamaan aku sudah bisa beradaptasi dengan kegelapan ini, sehingga aku dapat melihat tanganku yang sedang menggenggam sebuah katana yang berlumuran darah. Lalu aku teringat kejadian tadi...

"Shouko? Dimana kau?! Shouko!" Aku teriak mencari-cari Shouko.

Tiba-tiba ada suara tak dikenal memanggilku. "Souji..."

"Siapa kau? Ini dimana? Mana Shouko?!" tanyaku, kebingungan.

"Aku adalah yang bertanggung-jawab di dunia ini. Dunia antara hidup dan mati. Aku adalah Yama. Dan kau sudah mati, karena itu sekarang kau ada disini." Jelasnya.

Apa yang terjadi? Pikiranku terpenuhi oleh Shouko, apa yang kuperbuat padanya tadi. Keinginanku hanya satu... "Aku...aku ingin hidup lagi! Ku mohon! Beri aku kesempatan untuk hidup lagi!"

"Hmm.. Kau ingin hidup lagi? Apa tujuanmu?"

Tujuanku? Apa tujuanku untuk hidup lagi? "...Tentu saja untuk meminta maaf.. dan bertemu lagi dengan Shouko!"

"Bisa saja aku mengabulkannya. Tapi, tentu saja ada syaratnya."

"Apa syaratnya? Aku pasti bisa melakukannya!" Jawabku tanpa berfikir panjang. Apapun demi Shouko..

"Kau harus mendapatkan pasangan hidup yang kau cintai dan mencintaimu sebelum kau berumur 18 tahun, atau kau akan hidup sebagai manusia yang tidak normal. Selamanya."

Eh? Tidak normal...? Tepat setelah suara tadi selesai bicara, aku langsung tidak sadarkan diri...

~o~o~O~o~o~

16 Tahun setelah dihidupkan lagi..

Sekarang, aku hidup di Tokyo setelah berkali-kali pindah karena pekerjaan ayahku di dunia ini. Namaku sekarang Yu Narukami. Anak dari Nathan Narukami dan Ai Narukami. Ayahku adalah seorang blasteran Inggris-Jepang dan bekerja sebagai pengusaha dan mempunyai banyak cabang bisnis. Sebab dari itu aku selalu berpindah-pindah sekolah selama ini. Sedangkan ibuku seorang peneliti yang jarang ada dirumah. Jujur, aku senang karena mempunyai keluarga yang serba mampu. Seluruh keinginanku diberikan, apalagi uang. Namun, karena kesibukan orang tuaku, jarang sekali ada waktu untuk bersama. Dan sampai saat ini pun, sangat sulit bagiku untuk mendapatkan sahabat. Sekalipun ada yang mau menjadi temanku, mereka hanya memanfaatkan apa yang aku miliki. Yah, begitulah..

Malam ini, aku cukup senang karena setelah sekian lama tidak bertemu, ayah dan ibuku sedang berkumpul dirumah. Dan senangnya lagi, ibuku memasak makanan untuk makan malam kali ini. Karena biasanya selalu chef dirumahku yang memasak semua makanan.

"Tidak terasa kau sudah remaja ya, Yu." Kata ibuku sambil menyiapkan makanan.

"Ya, ya benar! Hahaha. Aku ingat sekali saat dia masih 4 tahun giginya patah karena jatuh dari sepeda dan masuk siring. " Ayahku tertawa terbahak-bahak mengingat kejadian itu.

"Ah, ayah masih ingat saja.. Lagipula itu kan waktu aku lagi senang-senangnya keluyuran naik sepeda.. Waktu itu aku lagi belajar standing, kau tahu? Tapi ternyata ada anak kucing yang menyebrang, lalu aku kaget dan kehilangan kendali, makanya aku jatuh! Dan apesnya tepat di sampingku ada siring yang cukup besar dan dalam. Hahaha." Jelasku sambil tertawa mengikuti ayahku.

"Baik, baik. Berhenti dulu ketawanya. Sekarang ayo kita makan." Ibuku mengingatkan.

"Itadakimasu!" jawab aku dan ayahku, serempak.

Tidak lama setelah itu, kami selesai makan dan melanjutkan obrolan kami. Dengan topik yang berbeda.

"Nak, bagaimana sekolahmu?" Ayahku bertanya.

"Hm? Seperti biasanya. Tidak ada yang spesial. Ada apa, ayah?"

"Hoh.. Tidak, tidak apa. Hanya saja, kamu akan dipindahkan sekolah lagi. Ayah ada pekerjaan di luar Jepang, jadi kurang lebih 1 tahun ayah akan pindah-pindah dari negara yang satu ke negara lainnya. Maka dari itu, kamu akan dititipkan ke adik ibumu selama setahun."

"Adik ibu? Maksud ayah, paman Dojima?"

"Iya, Yu. Waktu itu kita pernah kesana. Kamu ingat kan? Inaba. Maaf ya, nak. Karena mulai dari minggu depan, ibu akan ada pekerjaan lagi. Jadi ibu tidak bisa mengurusmu.." Ibuku terlihat sedih.

"Ah, tidak apa-apa bu. Lagipula aku sudah besar dan bisa menjaga diri kok. Dan tentu saja aku ingat bu, aku kan pernah kesana waktu masih berumur 11 tahun. Belum lama ini kok." Memang dari kecil juga mereka jarang memperhatikanku. Ya karena pekerjaan sih.. Tapi dihitung-hitung juga, aku sudah hidup lebih lama dari mereka, jadi tidak masalah.

Okay, jadi. Sejak dihidupkan lagi, tidak ada yang berubah dari diriku. Mulai dari bentuk fisik, sampai dengan sifat. Hanya saja, namaku berbeda dan aku tidak normal. Ya, tidak normal. Kenapa? Aku mempunyai 2 kepribadian. Yang satu, ya kepribadianku yang sekarang. Sedangkan yang satunya lagi... Brutal. Ya, aku akan menjadi brutal apabila aku marah. Waktu kecil, aku pernah hampir membunuh sopirku. Karena apa? Well, dia menjelek-jelekkan ibu dan ayah di depanku! Jelas saja aku marah. Dan keanehan lainnya adalah.. Setiap bulan purnama, aku menjadi werewolf yang liar. Mungkin ini yang dimaksud Yama dengan tidak normal. Aku benci jadi werewolf. Makanya, aku sedang mencari-cari Shouko, agar aku kembali normal... Ya, tidak pasti juga sih kalau Shouko akan mencintaiku kembali, tapi setidaknya aku akan berjuang, untuk kedua kalinya. Dan pastinya, aku harus mencari Shouko untuk minta maaf juga.

"Baguslah kalau begitu. Yang jelas, kamu harus hidup mandiri disana. Dan jangan merepotkan pamanmu!" Perintah ibuku.

"Iya bu, iya. Aku tidak akan merepotkannya kok."

"Ya sudah, minggu depan kamu bagi raport kan? Ayah akan menyuruh sekretaris ayah untuk mengambil raportmu, juga mengurus kepindahanmu."

"Iya, minggu depan. Baiklah kalau begitu. Aku akan ke kamarku sekarang. Selamat malam, Yah, Bu." Yahh, karena kesibukan orangtuaku, sampai-sampai setiap aku bagi raport, yang mengambil selalu saja bawahan ayahku.. Aku sendiri sih tidak peduli, tapi sebagai anak, aku juga ingin sekali-kali raportku diambil oleh orangtuaku sendiri. Masa bodo lah. Aku ingin tidur, ngantuk sekali...

"Yaa, selamat malam, Yu." jawab ayah dan ibuku. Serempak.

Sesampai di kamar, aku langsung menjatuhkan badanku tepat di kasur. Tidak lama setelah itu, ada perasaan aneh yang menerpaku. Jangan-jangan...

Betul saja! Baru saja aku melihat tanganku, kuku-kuku jariku sudah menjadi cakar yang tajam dan sudah banyak bulu yang menumbuhi tanganku. Ya ampun, aku baru ingat kalau malam ini akan ada bulan purnama! Tanpa menunggu lagi, aku langsung lari ke arah jendelaku dan lompat keluar tepat setelah aku membuka jendela itu. Dan lari jauh-jauh dari rumah. Karena aku tidak ingin melukai orang rumah, apalagi orangtuaku. Badanku sudah seutuhnya seperti seekor serigala, namun dengan ukuran yang lebih besar. Gawat, kalau sampai aku berubah sepenuhnya sebelum aku lari jauh-jauh dari sini, bisa-bisa aku kehilangan kendali dan...

Tiba-tiba pandanganku gelap... dan aku lupa kejadian setelah itu. Aku terbangun di dalam kamarku. Di samping jendela, tepatnya. Sekarang pukul 5 pagi kurang 17 menit. Celanaku robek-robek, dan bajuku sudah musnah entah kemana. Tanganku...berlumuran darah. Astaga, apa yang tadi kulakukan.. Ini sebabnya aku benci jadi werewolf! Aku menutup jendelaku dan langsung pergi ke kamar mandi untuk membersihkan semuanya. Untung saja besok hari sabtu, jadi aku tidak perlu bangun pagi untuk sekolah. Setelah semuanya bersih, aku langsung tidur...

Seminggu kemudian

Sekarang, aku sedang berada ke stasiun kereta karena aku akan berangkat ke Inaba pukul 10 pagi ini. Berarti 25 menit lagi. Karena bosan menunggu dari tadi, aku memasangkan earphone yang kubawa di telingaku, mendengarkan lagu-lagu kesukaanku sambil menunggu kereta.

Setelah mendengarkan kurang lebih tujuh lagu, keretanya pun datang dan aku langsung membawa barang bawaanku ke dalam kereta. Aku duduk di pojok kereta dan aku pasang lagi earphone tadi ke telingaku. Sambil mendengarkan lagu, aku tertidur dan kemudian terbangun pada saat keretanya berhenti di Yasoinaba, stasiun kereta di Inaba.

Seturunnya dari kereta, aku langsung mencari pamanku yang ternyata sedang merokok di depan stasiun. Langsung saja aku menghampirinya..

"Paman Dojima?." Sapaku.

"Whoa! Yu? Mengagetkanku saja hahaha. Sudah besar kau rupanya. Bahkan tinggi badanmu saja sudah hampir membalapku!" Kata Paman sambil mematikan rokoknya dan tertawa kecil.

Aku hanya tertawa kecil saja. Tiba-tiba ada anak kecil yang memeluk perutku dengan erat dari belakang.

"Abanggg! Nanako kangen!"

"Nanako! Mengagetkan aja.. Abang juga kangen lho." Kataku sambil membalas pelukannya.

Baiklah, akan kujelaskan lagi. Pamanku namanya Ryotaro Dojima, seorang detektif di Inaba. Dan Nanako Dojima adalah anaknya yang masih berumur 6 tahun yang sekarang sudah kelas 1 SD. 2 tahun yang lalu mereka sempat datang ke Tokyo, sejak itu aku dan Nanako selalu bermain bersama dan kami menjadi akrab.

Setelah berbincang-bincang sedikit di depan stasiun, kami pun berjalan ke arah mobil pamanku. Sesampai di mobil, aku merasa ngantuk lagi lalu tertidur. Dan dibangunkan setelah sampai dirumah paman Dojima.

Dirumahnya, aku membereskan barang-barangku di kamar yang sudah disiapkan paman untuk aku tempati. Di kamar ini terdapat meja belajar di pojok kanan ruangan dan futon di depannya. Juga terdapat sofa biru disertai dengan meja di depannya. TV pun ada, walaupun kecil ukurannya, tapi dapat dihidupkan dengan normal. Setelah semuanya selesai kubereskan, aku menyiapkan seragam sekolahku untuk besok.

Setelah itu aku menonton TV di ruang bawah sambil berbincang-bincang dengan Nanako, pamanku membaca koran. Tak lama kemudian, aku mengantuk dan pergi ke kamarku untuk tidur. Malam ini hujan, tapi untungnya, tidak ada bulan purnama! Jadi aman, hehe. Besok aku akan mulai sekolah di sekolah baruku. Kalau tidak salah ingat, SMA Yasogami namanya.

Aku merebahkan badanku ke futon yang sudah kusiapkan, dan dalam sekejap aku tertidur, pulas...


A/N: Halo!

Mulai chapter depan, ceritanya bakal dibikin dari sudut pandang Yukiko. Saya selaku author mohon maaf sebesar-besarnya apabila ada kesalahan. Jangan kapok bacanya ^^v

Review dari kalian sangat saya butuhkan, jadi jangan lupa untuk review ya \(_ _\)