Embrio
Disclaimer : Kuroko no Basuke © Fujimaki Tadatoshi
Rate : (nyerempet) M
Genre : Humor/Romance
Warning! Yaoi, OOC, typo, M-Preg, biologis, drabble, dll.
.
.
.
1. Hari Pertama
"Kagami-kun," Kuroko mengangkat kepalanya. Iris biru mudanya menatap iris merah milik Kagami. Kedua tangannya memeluk perutnya. "Aku hamil."
Kagami memandang Kuroko bingung. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum otaknya selesai memproses impuls yang masuk dan mengirim rangsangan pada mulutnya. "APAAA?!"
Kuroko hanya mengangguk dengan raut wajah yang sama sekali tak berubah. Kagami memijat dahinya yang berkerut. Ia tak menyangka kejadian dua minggu yang lalu membuat Kuroko mengandung anaknya—anak mereka. Dari awal ia memang tak pernah menyangka seorang lelaki bisa hamil. Atau jangan-jangan Kuroko itu…
Hermaprodit?
Kagami langsung menggelengkan kepalanya dengan keras. Tidak mungkin Kuroko hermaprodit. Ia memiliki alat kelamin laki-laki yang lengkap dan semuanya berfungsi dengan baik. Ia sudah membuktikan itu.
Kagami memegang kedua bahu Kuroko. Iris merahnya kembali bertatapan dengan iris sebiru langit milik Kuroko. Kagami menelan ludahnya. "Bagaimana caranya kau bisa hamil?"
Kuroko hanya mengangkat bahunya tanda tidak tahu. Ia juga bingung mengapa ia bisa hamil. Ia yakin dirinya 100% laki-laki. "Kalau Kagami-kun tidak percaya, akan kuambilkan hasil pemeriksaannya di tasku."
"Tidak-tidak," Kagami mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajahnya. "Aku percaya padamu. Tapi bagaimana caranya?" Kagami masih memasang raut kebingungan. Ia sama sekali tak mengerti apa yang salah pada tubuh Kuroko hingga ia bisa hamil.
"Tidak tahu. Aku tidak punya ovarium untuk menghasilkan sel telur. Jadi yang dibuahi oleh sperma Kagami-kun itu apa?"
Kagami semakin bingung. Ia tak mengerti apa yang Kuroko bicarakan. Ia selalu tertidur saat jam pelajaran berlangsung sehingga ia sama sekali tak mengerti. Sepertinya panggilan Bakagami memang cocok untuknya.
"Kagami-kun?" panggil Kuroko. Kagami sama sekali tak menjawab panggilan itu. Entah karena Kagami sedang melamun sehingga tak sadar, atau karena sistem saraf Kagami yang bermasalah. Sepertinya pilihan kedua lebih tepat. Wajah Kagami sama sekali tak menunjukkan tanda-tanda sedang melamun. Mungkin sel saraf Kagami tak memiliki nodus ranvier—semua akson-nya ditutupi selubung mielin—sehingga semua impuls yang masuk butuh waktu yang lama untuk sampai ke sistem saraf pusat untuk diproses.
"Eh? Ada apa Kuroko?" tuh, 'kan. Responnya lambat. Heran, deh. Mengapa Kuroko bisa tahan dengan orang seperti Kagami?
"Bukan apa-apa," Kuroko menggelengkan kepalanya. "Lebih baik kita cepat pulang. Hari sudah mulai gelap."
Kagami mengangguk lalu berjalan mengikuti Kuroko yang sudah berada beberapa meter di depannya.
.
.
.
Tsuzuku
.
.
.
A/N : Hai, semuanya! Saya datang lagi untuk menyumbang fic tak jelas. Sebenarnya ini fic kedua saya di fandom KuroBasu. Bingung karena belum pernah lihat saya? Fic yang itu hasil collab, jadi di-publish di akun collab. Itu loh, yang judulnya チョコレット /promositerselubung
Saya sebenarnya agak takut mau publish fic multichap. Tapi karena saya merasa saya bisa menyelesaikan ini, saya putuskan untuk mem-publish. Tapi kalau menurut kalian fic ini jelek, saya akan berhenti melanjutkannya. Meskipun ada kemungkinan saya lanjutkan juga, sih. Kalau responnya baik, saya akan melanjutkan cerita ini dengan senang hati.
Soal judul… jangan tanya. Itu random.
Dan kalau ada hal yang tidak dimengerti, saya sarankan kalian membaca buku IPA kelas 9 bab 2 & 3.
Mungkin Kagami akan banyak saya nistakan di sini. Tapi saya tidak bermaksud bashing chara kok. Saya hanya berpikir kalau Kagami cocok dinistakan *ditimpuk bola basket*
Selamat tahun baru buat semuanya!
Kelihatannya A/N-nya sudah lebih panjang dari ceritanya. Kalimat terakhir dari saya :
Jangan lupa review!
