Special untuk kalian SasuHinaLover dimanapun kalian berada.

Just read and enjoy

'Takdirmu adalah mati untuk diriku!'

'Cih, hanya dalam mimpimu, Tuan.'

Jubah kebesarannya menghembuskan sedikit angin, saat makhluk hitam itu berjalan tepat di depan wajahnya yang sedikit memar.

'Hidupku abadi, Aku tidak akan pernah menangisi kematian para pengabdiku.'

Makhluk itu kembali berkata, dan kali ini dia duduk di atas singgasana yang menjadi tempatnya berkuasa.

'Tidak ada gunanya Kau hidup abadi, semua makhluk yang ada di dunia akan mati, bahkan dunia ini juga akan binasa, dan Kau hanya akan hidup sendirian.'

Makhluk itu tertawa keras mendengar ucapannya.

'Baiklah ...'

Makhluk hitam itu mengeluarkan asap hitam dari tangannya, kemudian muncul sebuah senjata seperti pedang dengan warna hitam pekat sampai ke ujung mata pedangnya.

'Matilah Kau!'

Naruto milik Mr. Mk

Sasuke Uchiha

Hinata Hyuga

Shisui Uchiha

Sakura Haruno

Dan

Madara Uchiha

"Achh ..."

Nafasnya terengah, tetesan air mengucur dari pelipis, dada terasa sesak, serta tubuh yang terasa lemas.

"Hah, hhhh, ... mimpi itu lagi." Dia bergumam, betapa bodohnya, siapa yang akan mendengar gumamam dari mulut yang masih berbau tidak sedap.

Satu kebiasaan yang sudah menjadi kebutuhan, bersenandung di dalam kamar mandi dengan lagu-lagu yang disukainya, seorang gadis sedang menikmati ritual mandi pagi yang menyegarkan kulitnya.

Sesekali tubuhnya bergoyang, seolah ada alunan musik yang mengiringi gerakan kecil anggota badannya.

Tidak jarang kesialan juga menimpanya, saat tidak sengaja menginjak lantai kamar mandi yang licin, dan berakhir dengan bokong juga punggungnya yang menghantam lantai dengan keras.

"Siaaal ..." Memang bodoh, siapa yang akan mendengarnya?

Hinata Hyuga, gadis muda berusia 20 tahun, pekerjaan tidak menentu alias serabutan, tinggal di sebuah flat kelas rendahan, punya dua teman laki-laki bernama Kiba dan Shino.

Kali ini pekerjaan yang dia ambil adalah, menjadi seorang pencabut rumput liar, di lapangan golf pribadi milik seorang pengusaha kaya raya bernama Hashirama Senju.

Hinata mengambil pekerjaan tersebut atas rekomendasi dari kedua sahabatnya, mereka juga bekerja di sana. Sebelumnya gadis itu bekerja sebagai seorang pramusaji di kedai kopi, tapi dia sudah berhenti, karena pemilik kedai pindah ke kota lain, untuk membuka kedai yang baru.

Dragon Wife

Dengan peralatan yang sudah di sediakan, gadis itu mulai bekerja bersama pekerja lainnya. Terik matahari tidak menjadi penghalang baginya, Hinata gadis yang punya gairah dan semangat hidup yang tinggi, tidak ada alasan bagi dirinya untuk meratapi hidup yang kurang beruntung.

'Sshhhhh ...'

'Hhhhhh ...'

Hembusan angin di tengah panasnya sinar matahari, membawa kesegaran di kulit Hinata yang terasa terbakar. Namun, membuat gadis muda itu juga merinding, tidak hanya suara angin, tapi ada suara lain seperti hembusan nafas atau suara bisikan.

'Hinata ...'

Mata gadis itu membulat sempurna, ketika mendengar bisikan di tengah angin yang berhembus, bisikan itu menyebut namanya dengan jelas.

'Hinata ...'

Gadis itu segera menegakan tubuhnya yang menunduk, gerakan tangan yang sedang mencabuti rumput juga berhenti, melihat kesekeliling, kedua temannya sedang melakukan pekerjaan mereka.

"Kiba, Shino ..." Hinata memanggil dua temannya yang tidak jauh dari tempatnya, kedua pemuda itupun mengalihkan perhatian saat nama mereka di panggil.

"Apa k-kalian mendengar sesuatu?" tanya Hinata dengan gugup. Kiba dan Shino menggelengkan kepalanya.

"Aku tidak mendengar suara apapun," jawab Shino, sambil membetulkan posisi kaca matanya yang sedikit turun.

"Aku juga," tambah Kiba.

"Tentu saja kau tidak dengar, telingamu itu penuh, Kiba!" Shino berkata sambil menarik headset di telinga kanan Kiba.

"Ah, itu sakit, Shino!" Kiba meringis karena telinganya sakit, pemuda jabrik itu mengusap telinganya.

"Hhh, kalian memang menyebalkan, sudah sana kerjakan tugas kalian!" Hinata berteriak, gadis itu merasa kesal, kedua temannya sama sekali tidak membantu.

"Kau pasti lapar, mungkin itu suara perutmu yang keroncongan." Kiba berkata kemudian disusul tawa oleh Shino.

"Hhh ... dasar bodohh!" Hinata berbalik kemudian melangkah, tapi gadis itu terjatuh karena tersandung sesuatu.

Brukkk...

"Ahhh ..." Hinata berteriak membuat temannya terkejut dan dengan sigap mereka segera menolong Hinata, gadis itu jatuh tengkurap.

"Hinata ... kau baik-baik saja?" Kiba dan Shino segera membangunkan Hinata.

"Aduh, lututku sakit sekali! Benda bodoh apa yang membuatku terjatuh?" keluh Hinata. Mereka bertiga melihat ke arah batu yang berbentuk kotak, tatapan mereka berubah terkejut saat melihat ada tulisan di batu tersebut.

"S-Sejak kapan ada batu di situ?" Hinata menelan ludah melihat batu yang ternyata sebuah batu nisan.

"Iriana Senju!" Kiba dan Shino membaca tulisan di batu tersebut secara bersamaan.

"Tunggu- ..." Kiba merogoh saku celananya, pemuda itu mengambil ponselnya.

"Apa mungkin?" gumam Kiba.

"Apa yang kau tahu, Kiba?" Hinata berkata pada temannya yang sedang menatap layar ponselnya.

"Apa kau tidak ingat nama bangsawan terkenal tahun 1900? Iriana Senju, yang meninggal dengan cara yang aneh?" Kiba berkata, terlihat getaran di tangannya.

Hinata terdiam seolah memikirkan sesuatu, rasa sakit di lututnya terabaikan.

"Mungkin ini Iriana yang lain!" ucap Shino, pemuda itu mengibaskan tangannya.

"Kiba memang konyol, dia pikir sudah menemukan harta karun," kata Hinata, sambil memakai kembali topinya, gadis itu hendak berdiri, tapi tangan Kiba menariknya kembali, mereka bertiga berada tepat di depan batu nisan tersebut.

"Lihat ini!" pinta Kiba, pemuda itu memperlihatkan gambar yang ada di ponselnya, Hinata dan Shino saling menatap kemudian kembali melihat pada batu nisan yang ternyata sama seperti pada gambar di ponsel Kiba.

'Iriana Senju, lahir pada tahun 1870 dan meninggal pada tahun 1900. saat usianya 20 tahun dia pernah hilang selama satu tahun. Saat kembali tiba-tiba dia menjadi seorang bangsawan, yang dikagumi banyak orang, padahal sebelumnya dia hanyalah gadis miskin biasa. Tidak ada yang pernah mengetahui misteri perubahannya tersebut.'

'10 tahun menjadi bangsawan, hidupnya tidak pernah merasa bahagia, dan pada akhirnya dia ditemukan tewas, dengan banyaknya luka sayatan, seperti bekas gigitan hewan dengan gigi yang sangat besar dan tajam.'

'Banyak rumor mengatakan, Iriana mengakhiri hidupnya, tapi dengan luka tersebut tidak mungkin jika hal itu disebut bunuh diri, dan sampai sekarang tidak pernah diketahui penyebab kematiannya.'

Hinata menelan ludah, dan mengingat kembali suara bisikan tadi yang mengganggunya saat bekerja.

"Apa mungkin Tuan Hashirama Senju adalah keturunan Iriana senju?" Kiba kembali berkata.

"Ki- ..."

"Hey. Kalian sedang apa? Ayo kembali bekerja!!" Ucapan Hinata terpotong, karena tiba-tiba pengawas para pekerja berteriak pada mereka, dasar bangsawan mencabut rumput saja harus ada yang mengawasi.

"Iya, Tuan," Mereka bertiga menjawab dengan serempak dan kembali bekerja.

Dragon Wife

Hari sudah sore, Hinata dan dua temannya sudah selesai bekerja, saat ini mereka tengah berada di flat tempat tinggal gadis tersebut, menyantap makanan cepat saji yang di berikan pengawas untuk makan malam mereka.

"Hmm, ini enak sekali, Aku kelaparan setelah seharian bekerja!" Hinata begitu menikmati makanan yang disantapnya.

"Mm, benar," jawab Shino dengan anggukan cepat, untung saja kali ini kacamatanya tidak jatuh.

"Dasar orang kaya, kita mendapat jaminan penuh, makan tiga kali, ditambah makan malam," seru Hinata, dengan gembira."Uang bonus dan gaji kita lumayan besar," lanjutnya.

"Wah, besok Aku bisa belanja kebutuhanku dan menabung sebagian uangnya," ucap Hinata, gadis energik itu terlihat begitu bahagia.

"Hn, Ya tapi bayarannya mahal," pungkas Kiba secara tiba-tiba.

"Hey. Ayolah jangan begitu! Jangan mengubah suasana hati yang bagus menjadi buruk!" ucap Hinata dengan mulut mengunyah makanannya.

"Ck, tadi siang kita belum selesai membaca artikel tentang Iriana Senju, dan kau tahu apa kelanjutannya?" Kiba menaikan nada suara, namun tidak dihiraukan oleh Hinata dan Shino.

"Aku tidak tahu, dan tidak mau tahu, sudah habiskan saja makananmu itu! Kalau tidak mau, akan kuambil ayam gorengnya!" Hinata mengulurkan tangan untuk mengambil ayam goreng milik Kiba.

Ctukk ...

"Awh ..." Hinata meringis, saat Kiba memukul tangannya, dengan sebuah garpu yang di pakai untuk memakan Spageti bersaus.

"Dasar rakus, tubuhmu kecil tapi makanmu seperti seekor gajah yang kelaparan." Kiba menggerutu, kemudian mereka tertawa bersama tanpa menghiraukan layar ponsel Kiba yang masih menyala, dengan artikel yang bergambar seorang wanita cantik.

Dragon Wife

Malam ini cuaca benar-benar indah, bulan purnama bulat sempurna, menggantung di langit malam kota Konoha.

Hinata merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur, besok dia harus mencari pekerjaan baru untuk menyambung hidupnya. Dia menyalakan alarm di ponselnya yang masih dalam masa cicilan, mengisi daya baterai sampai penuh, dan melingkari beberapa kolom lowongan pekerjaan di koran harian yang di belinya.

Sudah beberapa kali gadis itu menguap, dan akhirnya dia tertidur pulas, tanpa dia sadari tirai jendelanya tersibak karena angin, padahal dia sudah menutup rapat jendela kamarnya, setelah itu pintu kamarnya juga terbuka secara perlahan.

'Hinata ...'

'Siapa kau?'

'Ikutlah denganku!'

'Untuk apa? Aku tidak mengenalmu, jadi pergilah!'

'Datanglah ke Hutan Hijau, Aku butuh bantuanmu!'

Sett ...

Mata yang tertutup rapat segera terbuka, gadis itu bermimpi lagi. Dalam mimpinya dia melihat dan juga berbicara, dengan seorang wanita cantik dengan gaun putih model abad 19, wajah dengan riasan yang klasik, rambutnya coklat dan berkulit putih.

Hinata mengubah posisi tidurnya yang menyamping menjadi terlentang, memijat kepalanya yang berdenyut nyeri, saat tiba-tiba dia melihat bayangan wajah aneh dan menyeramkan, dalam bentuk kilatan yang sangat cepat.

'Hutan Hijau?'

Hinata berguman, gadis itu menggeleng cepat.

'Itu hanya mimpi, jangan terpengaruh!'

Hinata kembali tertidur karena rasa kantuk yang luar biasa, dan lagi dia tidak menyadari kehadiran wanita dengan gaun putih, matanya menatap nyalang pada Hinata, wanita itu berdiri tepat di samping tempat tidurnya, sudut bibirnya tertarik membentuk senyuman yang menyeramkan.

Tbc

Chapter 1 ...

Kuharap kalian suka, jangan bertanya dulu tentang story lain yang belum kelar. Percayalah aku sedang berusaha menyelesaikannya.

Aku publish story baru karena rindu pada kalian reader setiaku ... i miss you all ...

See you next chapter

Salam Aisya-Eva

Panggil saja Teteh Eva karena aku orang Sunda ...