Pada suatu malam, tepatnya pukul dua malam di sebuah rumah sakit di kota Otto. Lahirlah seorang bayi mungil yang memiliki rambut dan mata berwarna merah, bayi itu bernama Karin Namikaze.

Dia memiliki dua orang kakak yang bernama Naruto Namikaze dan Ino Namikaze. Ayahnya, Minato Namikaze adalah seorang pemilik kedai ramen kecil di tengah kota.

Sejak kecil Karin selalu disuruh dan dipukul oleh ibunya. Begitu pula dengan kakak-kakaknya. Ibu dan kakaknya seperti itu semua karena dia adalah anak yang tak diharapkan. Hanya ayahnya lah yang masih bersikap baik padanya.

Hingga suatu hari, saat Karin berumur 15 tahun. Dia pernah berfikir untuk melarikan diri dari rumah.

Yang Tak Diharapkan

Disclaimer :

Naruto © Masashi Kishimoto.

Warning :

Gaje, OOC, Typo bertebaran, dll.

Genre :

Family, Drama.

Rated :

T

Summary :

Karin Namikaze, anak bungsu keluarga Namikaze. Dia di jadikan pembantu oleh ibu dan kakaknya. Sakura Haruno, anak tunggal keluarga Haruno. Karena dia anak tunggal, diua selalu mendapatkan apa yang dia mau. Kecuali satu hal yang tidak bisa dia dapatkan, yaitu seorang kakak. Suatu hari Karin pergi meninggalkan kediaman Namikaze di Otto, dan pergi ke Konoha. Disana dia bertemu dengan Sakura. Bagaimanakah kisah mereka berdua? RnR minna-san

"..." : Talk

'...' : Think

Suatu pagi yang tenang dikediaman kecil Namikaze, tapi ketenangan itu tak berlangsung lama. Karena terdengar suara teriakan dari putri sulung pasangan Namikaze satu ini.

"KARIIIINN... CEPET CUCIIN BAJU GUE..." terdengar sebuah teriakan yang berasal dari Ino Namikaze kepada adiknya.

"I-iya Nee-sama..." bisik Karin takut dan langsung mengambil baju-baju yang ada di kamar Ino untuk mancuci baju-baju Ino.

Ayah Karin yang melihat itusemua langsung menegur putri sulungnya. "Ino, kamu tidak boleh begitu. Karin-chan itu adikmu Ino. Kamu kan bisa mencucinya di mesin cuci."

"Nggak Tou-san. Nanti baju Ino bisa rusak. Itu kan baju mahal." rengek Ino manja.

"Hhh, kan kamu bisa mencucinya sendiri. Nggak perlu minta tolong adikmu segala." Ucap ayah mereka lagi.

Tiba-tiba saja terdengar suara sinis dari seorang wanita cantik yang berdiri di ambang pintu ruang keluarga. "Biarkan saja, anak PEMBAWA SIAL kayak dia pantas diperlakukan seperti itu."

Karin yang mendengar kata-kata sinis dari ibunya merasa seperti ingin menangis saja, tapi ditahannya. "Kaa-sama..." lirih karin sedih.

"KUSHINA, KARIN ITU ANAKMU. JANGANPERNAH KAU BICARA SEPERTI ITU." bentak Minato.

"INGAT MINATO. GARA-GARA DIA RESTORAN KITA BANGKRUT. KITA MISKIN." bentak Kushina balik.

"ITU BUKAN SALAH KARIN, KUSHINA. ITU ADALAH TAKDIR, TAKDIR."

"BUKAN, ITU SALAH ANAK PEMBAWA SIAL ITU."

Cukup sudah, Karin sudah tidak tahan dengan perdebaatan kedua orang tuanya. Ino yang melihat ekspresi kesakitan Karin hanya menyeringai puas.

"Hiks... Otou-san, Okaa-sama, cukup. Jangan bertengkar lagi karena aku." isak Karin lemah. Setelah mengatakan itu Karin langsung berlari menuju kamarnya dan membanting pintunya.

Karin POV

"Hiks... Hiks... Kenapa? Kenapa kaa-sama selalu membeciku? Apa aku memang anak pembawa sial? Kalau memang benar aku akan pergi dan tidak mengganggu keluarga ini lagi. Ya, aku akan pergi."

End of Karin POV

-0-o-0-o-0-

Malam telah menyelimuti kediaman Namikaze. Terlihat ada seseoreng yang menyelinap keluar dari sana. Ternyata orang itu adalah si bungsu keluarga Namikaze.

Sebelum sepenuhnya meninggalkan kediaman Namikaze, Karin menyempatkan diri untuk menengok ke belakang untuk terakhir kalinya. 'Maafkan Karin, tou-san. Karin sayang tou-san. Karin harus pergi, Karin nggak akan mengganggu keluarga ini lagi.' bisik Karin dalam hati sambil menitikkan air mata.

"Ganbatte Karin. Kau tidak bolrh menangis lagi." bisik Karin bersemangat sambil mengusap air matanya. "Baik... Aku akan pergi kekota Konoha."

-0-o-0-o-0-

Di Konoha...

"Okaa-chan, tadi aku melihat Hinata-chan dijemput oleh Neji-nii. Haaah, enak sekali memiliki kakak." gerutu Sakura.

Ibu Sakura yang sedang menyetir dan mendengar gerutuan Sakura hanya bisa tersenyum sedih.

Setelah Sakura berbicara seperti itu atmosfir didalam mobil itu terasa canggung. Ibu sakura sedih melihat anaknya ingin memiliki kakak. Hingga konsentrasi menyetir nya buyar dan akhirnya...

BRAAAAKKK...

Mobil yang ditumpangi Sakura dan ibunya menabrak seseorang. Sakura dan ibunya menjadi kalang kabut melihat seorang gadis terbaring di trotoar dengan keadaan tidak sadar dan kepala yang terus-menerus mengeluarkan darah.

Akhirnya dengan terburu-buru Sakura meamanggil ambulans.

Setelah ambulans datang, segera saja mereka membawa gadis berambut merah itu ke rumah sakit terdekat.

-0-o-0-o-0-

Di Kediaman Namkaze...

"Karin-chan, ayo sarapan." Panggil Minato.

"Sudahlah tou-san, biarkan saja dia tidak ikut sarapan." sinis Naruto.

"NARUTO." bentak Minato.

"Otou-san akan memanggil Karin dulu."

Saat berada didepan kamar Karin, Minato sudah beberapa kali memanggilya dan tidak ada jawaban sama sekali. Akhirnya Minato memutuskan untuk mendobrak pintu kamar karin.

Setelah didobrak ternyata tidak ada siapapun di kamar, disana hanya ada sepucuk surat diatas meja belajar.

Air mata Minato menetes saat membaca surat itu. "Kenapa kau pergi Karin?"

-0-o-0-o-0-

Otou-san, maafkan Karin. Tapi Karin tidak bisa seperti ini terus. Karin hanya akan membawa masalah dalam keluarga ini. Jangan khawatirkan dan mencari Karin. Karin juga minta maaf pada Okaa-sama, Nii-sama, dan Nee-sama. Karin nggak akan mengganggu keluarga ini lagi. Karin sayang kalian semua.

Salam,

Karin

-0-o-0-o-0-

"Nggh... Aku dimana?" lirih seorang gadis sambil memegangi kepalanya yang sedikit pusing.

"Ah, kau sudah sadar?" seru Sakura senang.

Gadis berambut merah itu hanya mengerutkan alisnya sambil bertanya, "Kau siapa?"

"Ah, aku Sakura, Sakura Haruno. Kalau boleh tau kamu siapa?" tanya Sakura.

"A-aku... aku siapa? ARRRRGGGG... S-siapa aku? " teriak gadis itu. Dan Sakura hanya membulatkan matanya mendengar paekataan gadis itu

TBC

Halo minna-san, saya update fict baru lagi. Yahh... Meskipun fict yang kemarin belum selesai sih. Semoga aja fict ini lebih bagus dan lebih menarik dari pada fict saya yang kemarin-kemarin. Akhir kata... REVIEW PLEASEEEEEEEEEEEEEE...