A/N: Hello. Sebelum anda melanjutkan membaca, saya akan memberitahukan sesuatu. Ini fic pertama buatan saya, jadi tulisannya masih jelek dan berantakan. Jadi saya butuh masukkan dan kitrikan dari semua author senior yang lain ataupun reader sekalian. Segala macam bentuk review diterima dengan lapang dada. Jika ada kesamaan jalan cerita ataupun nama tempat, mohon dimaafkan. Ini murni ide saya sendiri yang datang pas waktu saya lagi mandi-gak nanya-.
Oke, langsung saja.
.
Disclaimer: Masashi Kishimoto
.
Pairing: Sasuke dan Sakura
.
Warning: AU, VERY OOC!, typos, garing, romens gagal, gak jelas, kerusakan mata tidak tanggung jawab. TIDAK SUKA PAIRING JANGAN BACA!
.
Setting di bulan Januari pas lagi musim dingin.
.
Kalimat yang di Italic: dalam hati atau bahasa asing.
.
Enjoy!
.
Ayam, Oh, Ayam!
.
.
KRIIINNGG!
"Baiklah, Ibu rasa pelajaran hari ini cukup. Kita lanjutkan minggu depan." kata seorang guru yang berdiri di depan kelas segera merapikan mejanya.
"Istirahat!" celetuk salah salah satu murid berambut pirang setelah melihat guru yang tadi mengajar melenggang pergi meniinggalkan kelas. Teman hanya diam sembari keluar kelas. "Ayo, Dobe." Ajak teman sebangkunya yang berambut hitam kebiruan meninggalkan kelas.
"Tunggu!" pemuda berambut pirang tersebut menyusul temannya bersama murid-murid yang ingin pergi keluar kelas.
.
.
"Hei, dia memperhatikanmu lagi."
"Hm? Siapa?"
"Siapa lagi kalau bukan si Uchiha Tampan itu. Krauk." Goda seorang laki-laki bertubuh gempal yang sedang asik memakan keripik kentangnya sembari memperhatikan sesuatu. Sedangkan perempuan yang diberitahu pun hanya terdiam, matanya mengerling dari buku tebalnya menuju meja yang tak jauh dari mejanya.
"Sudah biarkan saja, pasti dia hanya sedang merencanakan sesuatu untuk menjahiliku," Kata Sakura—nama perempuan tadi— kembali dengan bukunya. Tapi kemudian ia kembali menatap sahabat gepalnya, "tunggu dulu, kenapa kau bilang Uchiha itu tampan? Si Uchiha jelek itu 'kan menyebalkan, ditambah lagi dengan rambut ayamnya. Kau tidak punya perasaan terlarang padanya 'kan? Chouji?"
Tersedak, Chouji segera menjawab pertanyaan sahabat merah mudanya, "Uhuk! Tentu saja tidak. Gini-gini juga aku itu masih normal tahu, krauk." dan kembali memakan keripik kentangnya.
Mata Sakura semakin menyipit, tapi kemudian ia tertawa. "Haha. Kau ini lucu sekali Chouji," dan merekapun tertawa bersama. "Oh iya, mana Shika? Biasanya ia suka ikut ke sini walaupun ia mengantuk." Tanya Sakura.
Chouji kemudian teringat dengan teman nanasnya, "Oh, dia itu masih di kelas, padahal tadi sudah dibangunkan tapi dia hanya mengigau tak jelas sambil marah-marah padaku." Jawab Chouji terdengar seperti gerutuan bagi Sakura. 'oh' pelan adalah jawaban dari Sakura.
"Chouji, aku ingin ke—"
"Perpustakaan? Krauk. Silahkan saja. Aku tidak ikut, masih ada empat bungkus keripik kentang lagi yang tersisa dan setelah itu aku juga ingin membangunkan Shika."
Sakura hanya mengangguk-angguk asal saja sembari pergi meninggalkan kantin, tak menyadari sepasang mata hitam yang terlihat seperti batu onyx memperhatikannya.
.
Duduk di bangku kesayangannya, Sakura segera mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru sejarahnya—guru Asuma— tentang sejarah Shinobi High School yang notabene adalah sekolahnya yang memang termasuk salah satu sekolah tua tetapi terkenal akan pendidikannya.
Setengah jalan sudah Sakura kerjakan saat seseorang dengan sengaja menyenggol meja yang sedang ia gunakan, ia mendongak dan melihat pemuda berambut hitam kebiruan dengan model yang menurut Sakura seperti ayam sedang menyeringai menatapnya. "Apa kau gembira melihatku?" katanya dengan suara menjengkelkan. "Sepertinya iya, Jidat." Kemudian ia tertawa—yang tentu saja sedikit pelan karena ia sedang di perpustakaan—.
Sakura terdiam, mungkin lebih tepatnya melongo karena ia melihat seorang Uchiha begitu narsis. Tapi kemudian ia memutar bola matanya bosan. "Diamlah, kau terlihat seperti ayam yang mengoceh tak jelas di perpustakaan," ketus Sakura. "Enyahlah Ayam."
Nah, kau lihat? Walaupun mereka adalah anggota OSIS atau lebih tepatnya Sasuke si Ayam itu Ketua OSIS sedangkan Sakura si Jidat itu Wakil Ketua OSIS, mereka tetap saja tidak bisa 'akur' ataupun 'menjadi contoh yang baik bagi murid-murid di Shinobi', Sakura akan selalu menjadi nona-berjidat-lebar-sok-tahu-dan-pemarah- (Sasuke: Hn, aku tahu ini panjang, tapi itu cocok.) bagi Sasuke dan Sasuke akan selalu menjadi Uchiha-mirip-ayam-yang-beku-di-kulkas-dan-jahil-dan-sombong-juga- (Sakura: Oke, aku tahu itu lebih panjang tapi itu sangat cocok SHANNARO!)
Oke, kembali pada cerita.
Sasuke terlihat kecewa—yang tentu saja hanya kepura-puraan—, kemudian ia berkata, "Ouh, kau menyakitiku, Haruno. Kata-kata itu tidak pantas diucapkan kepada ketua OSIS yang tampan ini," Yang tentunya dengan suara yang dibuat-buat. "lagipula aku 'kan hanya ingin menyapa." Lanjutnya.
"Terserah." Kata Sakura sekenanya dan kembali pada tugasnya.
"Halo Haruno." Sapa Sasuke seperti tak terjadi apa-apa sebelumnya.
Sakura mendongak—tidak menyangka Sasuke akan menyapanya—. Dasar bodoh. pikirnya dan kembali mengerjakan tugasnya dengan memutar bola matanya bosan terlebih dahulu. Ia mengira Sasuke akan langsung pergi setelah selesai 'menyapanya'.
Tapi Sasuke hanya diam saja di sana, tidak bergerak. Ia memperhatikan Sakura dengan pandangan yang err —sedikit— terpesona.
Merasa ada yang memperhatikan, Sakura mendongak menatap ke depan dan betapa terkejutnya ia melihat Uchiha sampai ia langsung berdiri dari kursinya. "Uchiha!" ucapnya sedikit keras, "Apa yang kau lakukan di situ? Dan apa tatapanmu itu tadi?" lanjutnya dengan nada ketus.
"E-eh?" Sasuke segera mengambil buku secara acak dan mebukanya secara acak juga. "Ada apa Haruno? Aku tidak sedang memperhatikanmu. Aku 'kan sedang membaca. Ada apa kaumenggangguku?" katanya sok tenang.
Sakura hanya menggeleng dan segera merapikan kembali buku-bukunya. Sasuke menghela napas lega karena ia tidak ketahuan menatap intens Haruno tadi.
"Haruno," kata Sasuke pelan, ia terlihat gugup dari biasanya. Sakura melihat Sasuke dengan tatapan terganggu, tapi kemudian tatapannya berubah heran saat Sasuke berbicara dengan gugup. Ya, aku ulangi. Dengan gugup.
"Em, boleh aku tanya sesuatu?"
"Kau sudah tanya."
"Hey, aku serius! Boleh tidak?"
"Err, be-besok hari apa?" tanya Sasuke. Sakura segera berpikir, Sekarang hari Jumat berarti besok-'"Sabtu," jawab Sakura. "oh, iya. Besok juga akan ada kunjungan ke desa Konoha, dan jangan lupa juga kalau nanti kita selaku ketua dan wakil ketua OSIS untuk berpatroli memantau murid-murid Shinobi," Bagus, ia ada kencan dengan Lee. Batin Sakura. "itu saja?"
"Erm, itu, anu, apakah kau tidak ke-keberatan jika aku me-me-nga-ja, —argh!" Sasuke jadi kesal sendiri.
Oh no, an awkward moment! Batin Sasuke di sela-sela kegugupannya.
"Mengaja apa? Mengajar? Menghajar? Menghajar siapa? Menghajarku? Yang benar saja." Kata Sakura.
"Bukan itu! Erm, mengaja-ja," Sasuke mulai bingung sendiri, ia melihat Sakura yang sedang memegang buku sejarah. "meminjam bukumu!" Akhirnya.
"Oh ayolah Uchiha, aku tidak punya waktu untuk meminjamkan buku ini padamu. Tugasku masih belum selesai. Lagipula kau tidak mengambil pelajaran sejarah bukan?" Skak mat!
"Baiklah jika kau memang tidak mau meminjamkannya. Dasar pelit." Setelah Sasuke berkata seperti itu ia langsung melenggang pergi. Ucapan Sasuke yang kelewat datar membuat urat kemarahan muncul di dahi yang kelewat lebar Sakura. Tidak terima, Sakura mengatakan sesuatu kepada Sasuke yang belum jauh pergi dengan suara sedikit keras, "Baiklah, aku memang pelit. Tapi aku tidak tahu kalau ayam bisa membaca!"
Sasuke yang mendengar itu hanya mendengus keras sebagai jawabannya. Sakura hanya tertawa. Satu kosong Uchiha! Haha. inner Sakura menyeringai dan tertawa keras. Sakura pun kembali duduk dan mulai mengerjakan tugasnya dengan tenang.
,
Saat Sasuke keluar dari perpustakaan, ia melihat Naruto—sahabatnya— sedang berjalan ke arahnya.
"Mencoba mengajak Haruno ke desa Konoha, huh?" tanya pemuda berambut pirang tersebut berusaha menggoda teman birunya.
"Diamlah Uzumaki. Ia tak akan mau pergi dengan pemuda tampan dan keren sepertiku." Balas Sasuke narsis. Naruto sweatdrop.
"Well, kau jelek sekalipun sepertinya ia tidak akan mau pergi bersamamu."
"Memangnya kautahu apa, Dobe?" tanya Sasuke tersinggung.
"Yah, menurutku ia tidak akan mau pergi denganmu karena ia akan terlihat berjalan dengan ayam," jawab Naruto polos.
Mendengar kalimat polos yang Naruto lontarkan, Sasuke hanya memberikan death glare pada Naruto.
Tak lama kemudian terlihat seorang perempuan berambut meraah muda keluar dari perpustakaan.
Naruto yang melihat perempuan tadi menyeringai tipis, "semoga kencanmu dengan Alis Tebal lancar!" teriak Naruto pada Sakura yang menjauh, Sakura tidak merespon apa-apa dan kembali berjalan.
"Kau mengetahui itu? Dan tidak memberitahuku? Kenapa?" tanya Sasuke bertubi-tubi dengan lebay.
"Aku takut menghancurkan perasaanmu yang bertekad mengajaknya pergi," Naruto nyengir.
Memutar bola matanya bosan, Sasuke bertanya lagi, "Lagipula, kau tahu darimana?"
"Aku mendengarnya dari Hinata-chan yang sedang mengobrol dengan Yamanaka dan Haruno."
Oh, jadi begitu. Lihat saja nanti Haruno, "Hn, besok kita akan menghancurkan kencan Haruno dan Alis Tebal yang norak itu," kata Sasuke dengan seringaian seksinya.
Naruto hanya memutar bola matanya bosan. Hhh, mulai lagi dia. Batinnya. Tapi toh, ia mengikuti sahabat birunya juga, diiringi dengan bunyi bel pertanda pelajaran akan segera dimulai.
Ayam, oh, Ayam! Apa yang akan kaulakukan besok?
.
Tbc
A/N: Yep! Benar! Ini adalah fanfic multi chapter sekaligus fanfic pertama saya! :) Terima kasih sudah mau membaca! Pendek ya? Maaf! Mungkin chapter dua nantinya bakalan lama update nya, tapi tergantung anda semuanya, readers sekalian! au review atau tidak? Segala macam jenis review diterima kok! :) Terima kasih!
Sign,
Diput/06/02/2013
