Dika: ngekh! Nggak sreg nie ama judulnyah..

Yami: sapa suruh kasih judul gaje macam gitu?!

Dika: lhaa... the 14th gift ini adalah special fic untuk hari-hari penting di tanggal 14!! Yaitu Valentine day (14 feb), White day (14 mar) dan juga black day (14 apr)

Yugi: eee... black day??

Dika: !! hari bagi para pejomblo utk berkumpul n pesta2 ama teman2. juga buat yang putus cinta di hari valentine... ^^ (by: pull)

Yami: hoo...

Dika: nah, fic ini nanti terdiri dari 3 chapter, dan nanti updatenya akan pas di tanggalnya gitu!! (utk memperingati)

Yugi: eeh... jadi chap ini...

Dika: valentine day!! XD

Yami: yah, baca saja cerita gaje ini...

Disclaimer: saya bersumpah... bahwa YGO adalah punya... Dika Liesnanda!!! XD (ditabokin massa)

Yami: yang bener, YGO ntu murni punya Kazuki Takahashi, bukan punyanya si author sarap ini!!!

The 14th's Gift

Chapter 1

Valentine's Gift

10 Maret 2010, Rabu...

"dinggiin!!! Ternyata di pertengahan musim semi begini, masih saja udara tak bersahabat...", Yugi merapatkan seragam luarnya. Dilaluinya trotoar jalan raya yang masih sepi. Sunyi, sendirian. Biasanya dia ditemani oleh Yami bila ke sekolah, namun hari ini adalah jadwal piketnya si anak innocent ini jadi dia memutuskan untuk berangkat pagi-pagi tanpa ditemani mou hitori no bokunya...

"uuuh... apakah ini dampak global warming yah...? tapi kok bukannya panas, malah udara jadi semakin dingin", Yugi menjadi sweatdrop dengan ucapannya dendiri.

"huuuh... jadi ngomong sendiri... kalo ngomong soal ngomong, jadi ingin ngomong sama Yami. Biasanya kan kami selalu ngobrol bareng yah...", Yugi mulai mengoceh tak karuan. Persisi seperti dubber yang lagi memerankan 'Hayate' dalam cerita Hayate no Gotoku...

"huuf... apa Yami nanti marah ya kalau nanti dia tahu bila aku tinggal...?"

"YUUGIII!!!", saat Yugi berbicara sendiri seperti seorang pshico, terlihat sosok pria manis berambut pirang berlari ke arahnya.

"ah... masa' dia bakal marah padaku sih...?", Yugi terlihat asyik sendiri, tak menyadari bahwa ada orang yang sedang menerjangnya dan...

"BRUUAAK!!!!", Jou tak sempat mengeram langkah, dan akhirnya mereka saling bertabrakan dan terjatuh dengan posisi bak pancake gosong (?)

"auuu...!!! Jo, Jou..?!", Yugi terkaget saat melihat Jou.

Seorang pemuda yang terjatuh didepan Yugi terlihat memakai seragam dengan gaya amburadhul puol. Juga dengan rambut acak-acakan yang sepertinya tadi kejatuhan banyak kelopak sakura. Bau sampah durian busuk menyebar dari dirinya. Dengan mata berkantung bak zombie, dan... wajah yang kusut serta... hidung yang... INGUSAN!!???

"Hmp.... GYAHAHAHAHAH!!!! Spontan Yugi langsung tertawa saat mendapai sahabatnya berada dalam penampilan yang mengenaskan itu.

"ja, jangan ketawa!! Tadi aku sudah sial sekali tahu!!! Bayangkan saja, waktu tadi aku melewati sungai, aku nyaris tertabrak mobil, dan aku memang berhasil menghindar.. tapi, tapi... AKU TERJATUH KE SUNGAI DAN BOKONGKU TERTUSUK DURIAN BUSUUK!!! TERUS, BUKANNYA MENOLONG, ANAK2 KECIL DISEKITAR SANA MALAH MENGATAIKU 'SETAN' DAN MELEMPARIKU DENGAN GARAM, BATU, KELOPAK SAKURA BESERTA RANTINGNYA, JUGA MELEMPARKU DENGAN LAPTOOOP!!!! HUWWWWEEEE...!!!!!", jou mulai menangis dan merajuk tak jelas.

"eh... errr... klau begitu... a, ambil saja laptopnya..? lumayan kan?", Yugi hanya bisa berkomentar gaje mengenai peristiwa besar (?) yang dialami Jou.

"huh!! Jangan bercanda kau Yugi!! Eh, tapi... benar juga yah... kan laptop mahal tuh... wah! Rugi aku tadi tak bawa laptopnya sekalian!!!, Jou mulai menngerutu dengan lebay.

"eh, Jou... ngomong-ngomong, bukannya hari ini kau juga ada tugas piket? Ayo kita bergegas!! Biar punya banyak waktu untuk bersih-bersih...", Yugi tak mengubris gerutuan Jou dan mulai lanjut berjalan.

"siap laksanakan... MAMA!!!", ucapan Jou hanya bisa membuat Yugi sweatdrop. Lalu mereka berjalan bersama menuju sekolah...

~-~-~-~

SMA Domino...

"hosh... hosh.. Yugii...! tungguiiin..", Jou mulai tepar karena kecapekan berlari. Yugi sendiri larinya memang terbilang cepat dan gesit, dikarenakan tubuh mugilnya yang sangat ringan itu memungkinkan dia dapat bergerak bebas, bahkan di udara layaknya superman (?)

Yugi yang kemudian berbalik hanya bisa menahan tawanya, dikarenakan kondisi sang puppy pirang kita yang sangat mengenaskan. Kondisinya yang sudah terlihat mengenaskan karena 'insident' pagi tadi, ditambah dia juga tengah kecapekan berlari. Bahkan saat ini wajah dan rupanya terlihat lebih 'tragis' daripada keadaan tubuh asli pain di anime naruto!

"jo, jou...", Yugi tertegun.

"aphaa...", jawab Jou, dengan sisa nyawanya.

"jujurlah padaku..."

"apa kau... adalah... calon wadah buat tubuh Pain??"

~-~-~-~

Kelas Yugi....

"huuff... akhirnya selesai juga...", Yugi mulai mengembangkan senyumnya saat melihat kelasnya telah bersih bersinar bagaikan slogan sabun sunlight. Jou hanya bisa menatap Yugi dengan tatapan kakek-kakek yang baru punya cucu...

"YUGI!!! JOU!!!", tiba-tiba Anzu menghambur ke kelas yang saat ini terlihat 'kinclong' itu.

"heee..? ada apa Anzu?", Jou bertanya dengan wajah polos.

"hari sabtu kita bikin cokelat valentine yuuuk!!!!", Ucap Anzu dengan antusias. Yugi dan Jou hanya bisa sweatdrop.

"Anzu... kami ini kan... cowok?", Yugi sweatdroped.

"gak apa-apa Yug!!! Nanti kita bagikan ke teman-teman!! Kamu juga kasih saja si Atem!!! XD"

"aaa.... Atem?? Maksudnya Yami...? kalau dia... ngg...", Yugi blushing.

"truz aku juga buat apa ikutan segala, Anzu? Kan aku beda dengan Yugi yang lagi 'polling in luph' ama Yami. Aku gak punya gebetan... gebetan... gak punya... hiks, melasnya aku...", akhirnya Jou malah mengasihani diri sendiri.

"ah! Jangan gitu Jou!!! Ngaku deh! Kamu sekarang suka ama Kaiba kaan!!??", Anzu menebak-nebak.

"!#%!!$??**&!^%%##!!!!!!", Jou mengucapkan kata-kata tak karuan, mirip dengan mantra di Harry Potter. Hanya saja ucapan Jou lebih amburadul.

"naah!! Aku benar kaaan!? Ahahahaha!!! Jou gak bisa berkilah ampe kehabisan kata-kata gitu!! Ya kan, Yugi??", Anzu menyikut Yugi.

"a, Anzu... belakangmu...", Yugi mengingatkan Anzu akan adanya bahaya dibelakangnya.

Benar saja. Anzu juga merasakan adanya hawa iblis di belakangnya. Anzu menolehkan kepalanya ke arah belakang. Seketika Ia terlonjak karena langsung menerima death glare mentah-mentah dari seorang CEO di Kaiba Corporation, Seto Kaiba. Anzu jadi mengerti kenapa tadi Jou tak bisa berkata apa-apa. Pastinya Jou tersentak oleh hawa dari Kaiba ini.

"ka, kaiba-kun... sudah datang yaah...? ehehehe... yang tadi itu Cuma..."

"jangan pasangkan aku dengan anjing rabies macam dia."

Ucapan dingin Kaiba langsung membekukan Anzu. Merasa tak perlu bertanggungjawab atas kematian (?) Anzu, Kaiba langsung saja duduk di bangkunya.

"lagipula, aku malas sekali kalau disuruh makan cokelat buatan Anjing kampung itu, bisa-bisa ketularan penyakit rabiesnya. Paling-paling nanti rasanya juga nggak akan ada enak-enaknya tuh cokelat.", Kaiba mengucap sinis sambil mengamati layar laptopnya.

"APA KATAMU!!!???", Jou melonjak marah.

"aku bilang, bisa-bisa kena rabies kalau makan cokelat buatanmu yang pasti nggak enaknya itu.", Kaiba mulai memanas-manasi Jou.

"APA!!??? DASAR MONEY BAG TAK KENAL CINTA!!!"

"anjing kampung banci."

"PENGGILA KERJA!!"

"tukang main melulu."

"CEO KURANG KERJAAN!!"

"duelist yang payah..."

"KEPALA JAMUR BUSUK!!!"

"bule nggak jadi."


Jou tak bisa membalas ejekan Kaiba. Sang CEO super kaya kita yang satu ini memang sangat pandai berdebat.

"uuukh!!! Anzu, aku ikut!!!", Jou menatap Anzu penuh keseraman.

"hah? Ikut kemana?", Anzu gak connect dengan ucapan Jou.

"aku ikut bikin cokelatnya!! Akan kubuktikan kalau cokelatku itu rasanya enak dan tidak mengandung penyakit rabies!!! Camkan itu, jamur!!!", Jou menunjuk-nunjuk Kaiba.

"...nggak penting.", ucap Kaiba dingin.

Spontan Jou langsung menggebuk Kaiba, dan terjadilah perang dunia ke-3 yang disebabkan oleh mereka berdua. Yugi dan Anzu hanya bisa sweatdrop melihat mereka bertengkar layaknya anjing dan kucing.

"wa... bertengkar lagi yah..?", ucap seseorang yang baru datang di pintu kelas, Yami.

"ah, Yami! Selamat pagi...!", Yugi menyapa Yami.

"pagi, Yami!", sapa Anzu dengan riang.

"pagi...", balas Yami sambil tersenyum simpul.

"oh, iya... yuugiii.....", Yami mendekat dengan jarak ekstrim ke Yugi, sambil mengembangkan senyum ala zombie.

"ah, eh.. ya, Yami...??", Yugi ketakutan karena merasakan adanya aura membunuh dari Yaminya itu.

"kenapa... tadi aku ditinggal?", Yami makin memperpendek jaraknya dan menampakkan senyuman terseram miliknya.

'DEG!!', jantung Yugi serasa mau copot. Entah karena dekatnya wajah Yami, atau karena keseraman wajahnya Yami itu.

"ngg... a, aku... aku kan hari ini piket... ja, jadi... aku berangkat duluan... aku... cu, Cuma tak mau... mengganggumu saja... ha, habisnya tadi kau masih tidur....", Yugi menjawab dengan terbata-bata. Wajahnya memerah.

"........", Yami terdiam. Dia tak tahu kalau Yugi berangkat duluan adalah karena tak mau membuatnya kerepotan.

'DUAKK!!', Yami membentrokkan kepalanya dengan kepala Yugi.

"AUW!!! Sakitt!!! Kok kepalku dipukul?!", Yugi memegangi keningnya yang benjol.

"itu supaya otakmu tak terlalu sibuk memikirkan dan mengkhawatirkan orang lain!", Yami menjulurkan lidahnya, bermaksud mengejek Yugi.

"eh? Apa maksudmu??", tanya Yugi tak mengerti.

"kau itu selelu memikirkan orang lain! Sekali-sekali, utamakan dirimu dan bersikaplah seidikit egois!!", Yami memandang Yugi.

"eh... maksudmu, seperti..."

"seperti mereka...?", Yugi menunjuk Jou dan Kaiba yang saat ini sedang salinmg memukul menggunakan laptop dan vas bunga.

"tidak... kalau mereka sih terlalu ekstrim..."

Sabtu, 13 Maret 2010

"Anzu, kau yakin kalau bahan itu harus dimasukkan ke dalam adonannya?", kening Yugi berkedut.

"iya. Memangnya harus pakai apa lagi?", ucap Anzu yakin.

"tapi Anzu...", Jou sweatdrop.

"itu kan... ekor cicak?"

Sementara itu....

Yami berjalan menusuri kota. Sedikit perasaan sebal berkumpul dalam hatinya. Rasa kesepian juga mulai muncul, padahal di pusat kota Domino ini sangat banyaklah orang yang berlalu-lalang. Namun, Yami merasa sendiri...

'salah apa sih kok aku diusir begini?', Yami ngedumel dalam hati.

FLASHBACK

Beberapa jam yang lalu...

"Yugi...!!", Jou dan Anzu kompak memanggil-manggil nama Yugi dari depan card shop.

"oh, iyaa... silakan kalian masuk...", Yugi keluar dan menyambut mereka.

"hmm..? tumben kalian main kesini pas weekend begini?", Yami muncul dibelakang Yugi.

"ooh!! Itu!! Kami kan mau buat cokel.... hmp!!!", mulut Jou terbekap oleh tangan mungil Yugi.

'Jou! Jangan bilang soal valentine ama Yami!', Yugi berbisik di telinga Jou dengan perasaan khawatir.

"hah?! Memangnya kenapa??", Jou heran.

"sudahlah pokoknya kalian masuk saja dulu ke kamarku!!!", Yugi mendorong Anzu dan Jou dengan paksa.

"ada apa, aibou...?", Yami keheranan.

"ngg... yami...", Yugi terlihat ragu-ragu.

"apa?"

"Yami, kau pergi jalan-jalan dulu yah!!! Jangan pulang sampai sore nanti!! Selamat bersenang-senang!!! ^^", Yugi langsung menutup pintu, namun kaki Yami dengan sigap bisa menehan gerakan pintu yang ditutup Yugi.

"ada apa sih...?!", ucap Yami sambil tetap mempertahankan pintu yang dia sanggah dengan kaki.

"uukh...!! pokoknya kau jalan-jalan dulu saja!!', Ucap Yugi yang kesulitan menutup pintu karena ganjalan kaki Yami.

"tapi..."

"BLAM!!"

Yugi berhasil menutup pintu. Tinggallah Yami yang sekarang sedang mematung sambil sweatdrop. Yah, karena dia sudah tak bisa masuk ke rumah, tak ada pilihan lain selain menuruti perintah Yugi.

"sebenarnya ada apa sih...?", Yami mulai meninggalkan rumah dengan wajah bingung.

END OF FLASHBACK

Back to Yugi's Home....

"Anzu, gimana caranya mencetak cokelat ini??", ucap Yugi yang terlihat kebingungan.

"GYAA!!! RAMBUTKU KEBAKAR!!!', Anzu panik saat melihat rambut indahnya (?) itu menjadi gosong dan jabrik, mirip rambut Yugi.

"woho!!! Rambuntya bagus!!! XD", Jou malah kegirangan saat melihat Anzu yang di ambang kematian (?)

"Jou... bukan saatnya bercanda...", Yugi sweatdroped.

Go to Yami...

"huff.. apa yang harus kulakukan sekarang?? Jadinya malah jalan-jalan tak tentu arah begini....", gumam Yami sweatdroped.

Yami mengitari pusat Domino sudah selama 4 jam. Kakinya yang dari tadi berjalan mengitari kota menjadi sangat kram dan lelah. Ingin sekali dia pulang, namun ada rasa takut akan diusir kembali oleh Yugi. Jadilah dia mampir ke sebuah cafe untuk beristirahahat.

Yami memasuki cafe yang bernama 'Sakuya's Maid Cafe' tersebut. Suasananya sangatlah... ehm, manis. Disana-sini banyak maid gaje yang berlalu-lalang. Membawa minuman, ada juga yang sedang menymbut tamu. banyak sekali pengunjung disana. Yami juga ingat bahwa Yugi pernah cerita kalau cafe ini sangatlah terkenal. Yah, daripada pusing memikirkan nama cafe yang terdengar familiar itu, Yami langsung saja mengambil tempat duduk yang kosong.

"permisi, mau pesan apa tuan?", seoerang maid menegur Yami yang sedang membaca menu.

"ng.. aku pesan cheese cake dan kopi...", Yami mengajukan pesanannya.

"baiklah, tunggu sebentar yah!!!", maid yang berambut ungu muda pendek itu berpose seimut mungkin. Yami yang melihatnya tidak tertarik, malah sangat ilfeel.

Beberapa menit kemudian, sang pelayan gaje tadi datang membawa pesanan Yami. Diletakkannya dengan hati-hati nampan yang berisi cheese cake dan kopi pahit itu di meja Yami.

"ada lagi, tuan?", tanya sang pelayan, lagi-lagi dengan pose lebay.

"tidak.", Yami menjawab sangat singkat. Diangkatnya kopi pahit miliknya, kemudian Ia seruput pelan-pelan untuk menikmati rasanya.

'meskipun cafe ini sangat bikin ilfeel, ternyata kopinya enak juga...', batin Yami yang kemudian menyeruput kopinya kembali.

"bagaimana rasa kopinya, tuan??", tanya maid tersebut.

'ikh! Belum pergi juga nih orang... -_-', Yami sweatdroped.

"hmmm...", akhirnya Yami terpaksa angkat bicara.

"rasa kopinya..", Yami kembali meneguk kopinya. Lalu diarahkannya wajahnya ke arah meja di depannya.

"BRUSSSSSHHH"

Tiba-tiba, kopi yang masih ada di dalam mulut Yami langsung tersembur keluar. Mata Yami langsung terbelalak saat melihat sesosok figur berkepala cokelat yang berada di depannya. Meski duduknya membelakangi Yami, namaun orang yang sedang mengetik sesuatu di laptopnya itu sangatlah dikenal Yami. Seto Kaiba. Dan Yami terkejut sekali. Kok CEO dari KC bisa nongol di tempat gaje macam ini??

"!#$%#%#%$!!$$$**", ternyata kopi yang disemburkan Yami tadi tepat mengenai kepala orang yang disangka Yami adalah Kaiba itu. Spontan pria tersebut langsung berbalik dan memarahi Yami.

"*PIIIP*!!! APA YANG KAU LAKUKAN *PIIP*!!! KUBUNUH KAU!! BERANI-BERANINYA KAU BUAT KEPALAKU INI JADI KAYAK JAMUR BEGINI!!! Dasar *PIIP*!!!!!!", Kaiba sangat emosi.

Namun kemudian sang CEO tersebut langsung terbelalak saat melihat seseorang yang sedang dia marahi. Yami.

"ATEM!??", Kaiba terkejut.

"kenapa kau bisa ada di tempat seperti ini, Seth??", ucap Yami sambil membersihkan 'hujan lokal' dari Kaiba yang tadi mengenai wajahnya.

"hmpp... urusan bisnis. Klienku, nona Sanizenin memintaku untuk berbisnis disini.

"ooh... kupikir..."

"dan... jangan panggil aku 'Seth'..."

"jadi, kau diusir oleh kembaranmu, huh?", Kaiba menatap Yami.

"iya... kupikir aku tak melakukan kesalahan kok belakangan ini. Tapi kenapa Dia menghindar begitu ya akhir-akhir ini....?", Yami bertopang dagu.

"disana... ada si Manju dan si anjing rabies itu kan?", tanya Kaiba menyelidik.

"yah... begitulah. Entah apa yang akan mereka lakukan. Bahkan tadi kulihat Anzu membawa bungkusan yang baunya enak...", ucap Yami menerawang.

"bau...? kira-kira bau apa?", Kaiba terlihat menemukan sesuatu.

"hm... kurasa ada bau vanili... lalu... kurasa ada susu juga. Dan... oh iya! Bau cokelat!!!", Yami langsung mengangkat telunjuknya keatas dengan pose bak 'Roma Irama'.

"cokelat....?jangan-jangan...", Kaiba mulai berasumsi

"oh!!! Iya!! Pasti mereka mau... makan-makan bersama!!!", Yami menepuk tangannya.

"DODHOL!!!", Kaiba memukul kepala Yami dengan harisen yang entah dia dapat dari mana.

"ugh...!! sakit! Habis mereka mau ngapain lagi??", Yami sewot.

"mereka pasti bikin cokelat lah!!! Payah kau!!", ucap Kaiba setengah membentak.

"hah?? Yugi bikin cokelat?? Ja, jangan-jangan... ada orang yang dia sukai!!!", ucap Yami lebay.

"tepat sekali...!", Kaiba tersenyum.

'akhirnya Yami dan Yugi bisa menyadari perasaan masing-masing...', batin Kaiba.

"GYAAAA!!!! Jadi, Yugi akan pacaran dengan orang lain, begitu?? Dan dia bahkan tak meminta persetujuanku sama sekali!!!?? Tedaaaaak!!!", Yami bersujud di lantai cafe, membuat semua tamu pada ilfeel dan sweatdrop.

'ugh... ternyata dia masih tidak peka...', Kaiba mendengus.

"eh? Ngomong-ngomong kok Jou juga ikut yah?", tiba-tiba Yami mengubah alur pembicaraan.

".....", Kaiba Cuma terdiam.

"hmm... berarti, Jou juga mau kasih cokelat ke seseorang...?", Yami berpikir.

"....", Kaiba mulai berkeringat dingin.

"AH!!! JANGAN-JANGAN....", Yami melebarkan mata.

'tidak... semoga mantan pharaoh ini salah tebak.. tak mungkin dia akan bilang kalau Jou mau kasih cokelat ke aku kan...? tak mngkin... ayolah! Dia kan sama sekali tidak peka! Bahkan pada perasaannya sendiri saja begitu... ah! Pasti dia salah tebak!', Kaiba hanya bisa menelan ludah dan membatin dalam hati.

"PASTI JOU MAU KASIH KE KAMU!!!!"

'JDERR!!!!'

Jantung Kaiba hampir pecah saat mendengar tebakan yang sangat tepat dari Yami. Kaiba sangat deg-degan, tapi dia bisa menyembunyikannya dari sepupunya itu.

"entahlah... kita lihat saja nanti...", ucap Kaiba yang berusaha untuk tetap stay cool.

"hmp... aku curiga. Kalian ini pasti ada apa-apanya deh...!", Yami berkedip.

"ti, tidak kok!! Ngapain juga aku mau nerima cokelat buatan dia!! PASTI AKU AKAN MATI KALAU MEMAKANNYA!!!", Kaiba mulai lebay. Sikap coolnya pun runtuh seketika.

"ahahaha!! Kau terpancing, Seth!! Kalau begini, jadi ketahuan deh kalau Jou memang mau kasih cokelat ke kamu!! X3", Yami kegirangan.

"hei... sekarang sudah hampir malam... apa kau tak pulang??", Kaiba langsung mengalihkan pembicaraan.

"hah? GYAAA!!! Kau benar!! Aku harus pulang!! Bisa kemalaman nanti!!!", Yami langsung bergegas.

"oh iya!! Jangan lupa PJ-nya (PJ: Pajak Jadian) kalau nanti kalian jadian ya, Seth!!!", Yami langsung berlari meninggalkan Kaiba. Tak ingin terlambat sampai rumah.

"##**&^$$^&$$**%$????", Kaiba kehilangan kata-kata.

Dia sendiri tak tahu juga, bagaimana perasaannya terhadap Jou. Yang jelas, asyik sekali kalau mengerjai dan menghina pemuda yang rambutnya pirang itu.

"bagaimana ya...?"

YUGI'S HOME...

"hufff... akhirnya selesai juga!!", Anzu tertawa penuh kemenangan.

"umm.. tapi aku tak yakin dengan cokelat buatan kita ini...", Yugi sweatdroped.

"ayolah yug!! Kita harus percaya diri!!!", ucap Anzu penuh semangat!! Jangan seperti makhluk yang sdang memojokkan diri disana!!", Anzu menunjuk-nunjuk figur Jou yang sedangn memojok di sudut tembok.

"Jou...? apa kau baik-baik saja??", Yugi yang cemas segera menghampiri kawannya itu.

"jou...?"

"hiks... Yugiii!!! Gimana ini!?? Masag cokelatnya jadi jelek begini!!??? Bisa-bisa aku malah diketawain lagi ama si Kaibak itu!! Jadinya kan aku terhinaaa!!! Gimana ini!!!???", Jou langsung bersujud sambil nangis darah.

"sudahlah Jou... yang penting adalah ketulusan hatimu dalam menyampaikan perasaanmu pada Kaiba...", Yugi menenangkan Jou.

"iya...", Jou mengiyakan. Mengiyakan ucapan Yugi...

"......."

"HAH!!???", setelah jeda beberapa detik, Jou langsung terbelalak.

"APA MAKSUDMU DENGAN KALIMAT 'MENYAMPAIKAN PERASAANKU PADA KAIBA'????", Jou berteriak histeris.

"um... kupikir kau menyukai Kaiba Jou....??", Yugi terlihat bingung.

"apa!!??? Mana mungkin aku tertarik dengan si kepala jamur itu!!??? Dia itu tak ada sifat bagusnya sama sekali tahu!!!!", Jou menjadi lebay.

"hmp...benarkah hal itu Jou?? Diam-diam, pasti kau ada perasaan sama Kaiba kaan!!?? Ayolah Jou! Ngaku saja!!", ucap Anzu kegirangan.

"ukh!! Ti, tidak kok...!! su, sudah!! Kita bungkus saja cokelat ini!!!", Jou mengalihkan pembicaraan.

"wah! Si Jou mau mengelak nih!!", ucap Anzu.

"ti, tidak!!! Huh!! Kalian sendiri, buat siapa tuh cokelat?!", Tanya Jou.

"eh? Aku sih.. buat seorang cowok!! Huahahahaha!!!", Anzu tertawa seperti layaknya Dajjal.

"kalau itu aku juga sudah tahu!!!"

"Lalu... yugi bagaimana?", Yugi langsung tertohok saat mendengar pertanyaan Jou.

"aaah...!!? hhaaa!!! A, aku...", Yugi kehilangan kata-kata.

"aah! Kalau Yugi sih pasti bakal dikasih ke..."

"aku pulaaang!!", tiba-tiba terdengar suara Yami dari pintu depan.

"ah, selamat datang...!", Yugi lngsung menghambur ke Pintu depan.

'fuuh... selamat. Untung Yami pulang tepat pada waktunya...', Yugi membatin lega.

"bagaimana jalan-jalannya, Yami?", tanya Yugi.

"begitulah...", ucap Yami.

"Yugi... kenapa sih kau tiba-tiba menyuruhku untuk jalan-jalan?", tanya Yami penasaran.

"ngg... yah...", Yugi memalingkan wajahnya.

"....."

"JDUKK!!", Yami membenturkan dahinya ke dahi Yugi.

"waaww!!! Sakit Yam...", Yugi tertegun saat menyadari bahwa jarak wajahnya dengan wajah Yami sangatlah dekat. Jantungnya langsung berdegup kencang tanpa diperintah.

"....."

"belakangan ini, kau jadi aneh, Yugi...", Yami menahan kepala Yugi agar masih tetap pada posisinya.

"uh... ti, tidak kok! Hanya perasaanmu...", Yugi berusaha melepas pegangan Yami di kepalanya.

"kau pikir aku tak sadar? Aku tak suka bila begini...", Yami mulai mendekatkan wajahnya ke Yugi.

"ah..!! tu, tunggu!! Aku belum siap!! Yami!!", akhirnya Yugi hanya bisa memejamkan mata.

Jarak mereka semakin dekat. Hidung Yami dapat bersentuhan dengan hidung Yugi. Sedikit lagi...

...Dengan sisa jarak hanya berkisar 3 cm, Yami berbisik tepat di hadapan Yugi.

"setidaknya, ceritalah padaku bila ada masalah.. meski sudah tak ada mind link, jarak pikiran dan hati kita masihlah sedekat ini...", Yami melepaskan tangannya dari Yugi. Lalu bergegas menjauh.

"eh!? Tu, tunggu!! Mau kemana??", Yugi berlari kecil di belakang Yami.

"mandi. Kau mau ikut mandi bersama denganku?", Yami menggoda Yugi.

"hah!? Ti, tidak kok!!! Apaan sih!?", wajah Yugi memerah.

"dasar mesum...", Yami tersenyum jahil.

"si, siapa yang mesum!? Jangan senaknya kau!", Yugi makin blushing.

"begitukah?? Tadi... siapa ya yang pakai bilang 'aku belum siap' segala waktu aku menjedukmu??", Yami tersenyum penuh kemenangan.

"hah?? GYAAA!!! I, itu...!!", Yugi panik.

"tuh kan!! Pikiranmu memang mesum!! Weeek!!", Yami menjulurkan lidahnya kepada Yugi, lalu masuk ke kamr mandi.

"uukhh!!! Awas kau, Yami!!!", Yugi mulai melempari pintu kamar mandi dengan kain pel (?)

"kami pulang dulu yaa....", Anzu berpamitan kepada Yugi sekeluarga.

"permisi...", Jou menundukkan kepala.

"hohoho... tak perlu sesungkan itu...", jii-can mengusap-ngusap janggutnya.

"huachim!!!", Yugi bersin.

"payah!!", ucap Yami jahil.

"berisik! Ayo masuk kebali ke rumah!", Yugi masuk ke dalam.

"????", Yugi terkejut saat ada kehangatan dari sebuah tangan yang menggenggam tangan kanan Yugi.

"biar tak terlalu dingin... ayo cepat masuk...", Yami menarik tangan Yugi.

Yami dan Yugi langsung menuju ke kamar. Mereka kelelahan akibat aktifitas yang mereka lakukan hari ini. Yami membuka pintu kamar berwarna cokelat milik mereka. Terllihat 2 meja belajar yang rapi dengan sebuah ranjang susun. Kertas dinding biru membuat nuansa kamar itu menjadi lembut.

"selamat tidur...", Yugi neik ke tingkat atas dan merapatkan selimut bergambar kuriboh miliknya.

"aibou...", Yami yang sudah terbaring di kasurnya memanggil Yugi.

"ya?"

"besok itu hari valentine yah...??"

"eh... i, iya..."

"tadi.... kau membuat cokelat bersama Anzu dan Jou kan?"

"ummm.. iya..."

"buat siapa?"

"hah!?"

"cokelatmu!! Mau kau berikan pada siapa?"

Yugi terdiam. Dia juga sebenarnya tak tahu mau dia berikan pada siapa cokelat ini. Namun, orang yang paling ingin dia beri cokelat adalah Yami. Mungkin hanya Yami. Namun, aneh rasanya jika Yugi harus mengatakannya pada Yami sekarang.

"ngg... kau lihat saja nanti...", jawab Yugi.

"pelit ah! Nggak mau bilang!"

"ehehehe..."

"...selamat tidur..."

"selamat tiur, Yami...."

Minggu, 14 Februari 2010

"Yami... banguun...", suara lembut seseorang yang sangat familiar mulai membangunkan Yami.

"hngg...."

Mata Yami mulai terbuka. Hal pertama yang dia lihat adalah sebuah kotak bentuk hati berwarna merah, yang tersodor tepat di hadapannya. Lalu, didapatinya sesosok orang yang terduduk di atas Yami sambil memegangi bungkusan itu.

"se, selamat hari valentine...", ucap Yugi dengan wajah yang sangat merah.

"...."

"berat tahu....", ucap Yami.

"hah!? Cuma itu yang ingin kau ucapkan??", Yugi gregetan.

"iya iya! Akan kumakan cokelatnya! Tapi kau turun dari tubuhku... kalau tidak..."

"hn...? kalau tidak kenapa...??", tanya Yugi dengan wajah polos.

"huh! Kau tak ada pertahanan!!"

Yami langsung menjatuhkan Yugi dan memutar posisi. Kini Yugi tertidur terlentang di atas kasur Yami, sedangkan Yami berada tepat diatas tubuh Yugi.

"#$%$#**&%?", Yugi makin blushing. Detak jantuingnya tak karuan.

"ssst... jangan berisik... nanti didengar Jii-chan..."

Yami berbisik di telinga Yugi. Yugi sedikit terkejut. Melihat hal itu, Yami tertawa kecil.

"ahahaha... tenang saja... aku takkan macam-macam kok...", Yami menenangkan Yugi sambil tertawa kecil karena melihat reaksi Yugi.

"huh...??", Yugi hanya terbengong.

Yami memejamkan matanya setengah, kemudian mulai memendekkan jaraknya dengan tubuh Yugi. Didekatkannya bibirnya ke bibir lembut milik Yugi. Sedikit lagi...

"Yugi!! Yami!! Waktunya makaaan!!!", teriakan Jii-chan yang diduga berasal dari dapur membuat Yami dan Yugi langsung terlonjak saking kagetnya.

"...gagal deh...", Yami sewot.

"apa boleh buat... ayo kita turun..", Yugi membuka pintu kamar.

"fuuh... yah, lain kali juga tak apa lah...", Yami mengikuti Yugi.

"ngomong-ngomong... ki, kita jadian...?", tanya Yugi dengan wajah yang kembali memerah.

"tentu saja!! Dasar lola!!", Yami mengecup pipi Yugi tiba-tiba.

"GYAAA!!", Yugi terlonjak.

"jangan lebay ah! Ayo kita makan!", Yami menarik tangan Yugi.

~-~-~-~

Kaiba Mansion....

"tuan, ada tamu...", Isono menghadap pada Kaiba.

"siapa...?", tanya Kaiba yang masih asyik dengan laptopnya.

"tuan Jonouchi Katsuya..", Kaiba langsung menghentikan aktivitasnya saat mendengar nama itu.

"hmm... suruh dia tunggu di ruang pribadiku. Aku akan segera kesana...", Kaiba meninggalkan laptopnya dan keluar dari ruang kerjanya.

Ruang Pribadi Kaiba....

"huh! Lama sekali sih!! Dasar lemot!! Apanya yang CEO! Tahunya datang kesini saja makan waktu selama ini!", Jou sewot.

"huh! Tak baik bila membicarakan orang dari belakang, Mutt!!", ucap Kaiba sinis.

"huh!! Datang juga kau!! Nih!!", Jou melempar cokelat buatannya pada Kaiba.

"hup! Hei, jangan tiba-tiba melempar benda ini padaku. Kalau jatuh gimana??"

"sudah!! Pokoknya makan itu dan akuilah bahwa cokelat buatanku itu enak!!", Jou langsung tiduran di kasur Kaiba.

"kasurnya empuuuk...!!", Jou kegirangan.

"huh! Dasar tidak tahu aturan..."

Kaiba membuka bungkusan biru yang dia terima. Alangkah terkejutnya saat melihat sebuah cokelat yang uhm... sangat fantastis dan eksotis itu.

".....", Kaiba hanya terdiam saat mendapati bentuk cokelat yang sangatlah abstrak itu.

"jangan memandang cokelatku seperti itu!! Makan dulu!! Baru kau tahu rasanya!!!", Jou sewot.

"tidak..."

"hah!?"

"aku bisa mati... kalau makan ini...", ucap Kaiba dengan wajah yang terbilang cukup serius.

"APA!!?? TERUS UNTUK APA AKU BUAT COKELAT INI DENGAN SUSAH PAYAH, MENCARI BUNGKUSAN YANG TEPAT UNTUKMU, LALU MEMBUNGKUSNYA DENGAN HATI-HATI DAN MEMBAWANYA KESINI AGAR KAU MAU MEMAKANNYA DAN BILANG 'ENAK'??!"

Ucapan Jou menggelegar di ruangan. Suara penuh amarah yang dapat merusak jiwa manusia. Namun, tak disangka bahwa suara tadi dihasilkan opleh seseorang yang saat ini sedang menitikkan air mata.

"Jou...? kenapa menangis?", Kaiba mulai mendekat pada Jou.

"kau menyebalkan!! Hiks, aku... aku membuat cokelat itu hanya untukmu tahu!!", Jou mulai menangis.

Kaiba mendudukkan dirinya di samping Jou, lalu memakan cokelat abstrak yang dibuat Jou dengan susah payah.

"e, enak?!", Kaiba agak terkejut dengan rasa manis yang dia rasakan dari cokelat buatan Jou.

"sumpah, cokelatnya kok enak!!??", Kaiba terkejut dan mulai lebay.

"be, benarkah...?", tanya Jou yang masih sedikit terisak.

"coba deh!", Kaiba menyuapkan sedikit cokelat ke mulut Jou.

"......"

"busyet!! Rasanya enak, Bak!!!", Jou juga terkejut.

"yaa...."

"hei, ada cokelat nempel dibibirmu tuh!", Kaiba memandang Jou.

"eh??? Mana?"

"disini!", dengan secepat kilat, Kaiba menempelkan bibirnya paad bibir Jou. Sebuah ciuman yang singkat, namun terasa begitu manis di bibir mereka berdua.

"G, GYAAAA!!! APA YANG KAU LAKUKAN!!??? KALAU BEGINI, AKU TAK BISA MENIKAAAH!!?? BAGAIMANA INIII!!!???", Jou histeris karena ciuman Kaiba.

"kalau begitu... jadi pacarku saja...", Kaiba kembali mencium Jou.

"apa boleh buat..."

~-~-~-~

"hei Anzu, ada apa sih!?", Honda mengeluh. Terang saja. Pagi-pagi dia suadh diculik paksa oleh sahabatnya tanpa alasan yang jelas. Belum lagi diajak ke Domino park di pagi buta begini.

"ehehehe.... met valentine, Hon!!!", Anzu menyodorkan sebungkus cokelat dengan bungkus pink pada Honda.

"heeeh??? Ka, kamu... masa....??". Honda terbelalak.

"ehehehe... mau kan jadian denganku?", Anzu terkikik.

"baiklah...", ucap Honda blushing.

The End...

Dika: nah, beginilah valentine milik beberapa chara YGO!!! sebulan setelah ini, akan saia buat chapter 2-nya, yaitu white day!!! XD wohooo!!!!

Yugi: mohon maaf juga atas keterlambatan update dari beberapa fic author, dan jugaketidaktepatan dari waktu munculnya fic yang ini...

Yami: nah, kami undur diri dulu... yang ini tolong dibaca dan di repiew yah...

Yugi: ngomong-ngomong, ini fic dengan kata terpanjang lhoo... ^^

Dika: tapii... ini fic yang sangat tidak baiiik!!!! Kenapa saia buat adegan kiss dan yang macem2 segala siiih!!??

Yami: buat latihan...

Dika: tapi ini tak baguus!!!

Yugi: sudahlah... kita tutup saja....

~a piece of kuriboh's feather~

Dika the WINGed Kuriboh$%$#**&%?"terlentang di atas kasur Yami, sedangkan Yami berada tepat diatas tubuh Yugi.

i hadapannya. lalu,. terllihat