Just trying something new. I really just apologized for this entire story. I promise there is a plot of a story, it's story not just sex. Sorry if Kyungsoo seem a bit out of character, I'am trying. It's a learning process for me, but I hope you enjoy it.

Everyone excited? Go on and read ^^


VOLARE 01 [KaiSoo ff]

Present by RoséBear

Warning: Everything include in the rating applies to the level of language, adult content and sexual situasiton in this story.

Disclaimer : Just a fanfiction!

Summary: Jika seekor burung takut pada ketinggian, lalu bagaimana cara dia akan terbang?

"Baek, kurasa aku baru saja patah hati." –Kyungsoo

"Apa kau pernah melihat seorang tuan muda bekerja keras untuk membiayai hidupnya?" –Kai


Terlihat efektif, nyatanya begitu ironis.

Kyungsoo baru saja kembali ke kota ini ketika pernikahan adiknya dua bulan lalu. Ia baru saja pindah sebulan lalu setelah memutuskan keluar dari rumah dan memiliki apartemen sendiri karena sebuah perintah mutlak ia terima.

Oh astaga. Gadis itu terlihat berantakan dengan keadaan tempat tinggal yang sama mengenaskannya. Dia harus tahu jika ia tinggal sendirian di tempat ini, tidak ada yang bisa ia perintah ataupun meminta bantuan. Oh jangan lupakan tetangga cantiknya, kemungkinan wanita itu mau saja membantu jika Kyungsoo memberi bayaran mahal untuk sebuah jasa kebersihan.

Kyungsoo hanya seorang pekerja lepas yang bekerja kapanpun dia mau. Orang tua mengatakan dia memiliki penghasilan tapi tidak memiliki pekerjaan. Itu karena dia bukan pegawai tetap di manapun dan umurnya sudah dua puluh sembilan tahun.


Sampai manusia tidak bisa menyentuh akarnya, wanita itu mengambil kunci mobil, membawa mobilnya menuju star bar avenue.

Bisakah aku memberitahu kalian jika wanita ini dulunya adalah pegawai tetap di sebuah perusahaan penerbit sebagai seorang editor. Maka aku perlu memberitahu kalian dia telah tinggal di New York untuk waktu yang lama. Hampir saja dia benar-benar menikmati hidup ketika kabar mengejutkan menarik Kyungsoo.

Ya Do Kyungsoo untuk kembali ke negara ini, kembali ke kota ini. pada awalnya sekedar menghadiri upacara pernikahan adiknya. Oh Tuhan, adiknya menikah bahkan ketika Kyungsoo tidak memiliki kekasih.

Mengenai kekasih, dia masih tertarik dengan lelaki. Ia bahkan memutuskan untuk segera mendapatkan kekasih agar menikmati hidup yang sebenarnya –seperti yang ibunya katakan 'Kehidupan sebenarnya di mulai ketika kau memiliki keluarga sendiri.'

Semua anggota keluarga mulai memikirkan dirinya, orang tuanya dalam dua bulan ini bahkan mengumpulkan beberapa lelaki, ia membawa anak pertamanya ini dari satu acara ke acara lain, tapi Kyungsoo tidak bisa mengikuti permainan Ibunya. Dia tidak merasakan sebagaimana yang anak perempuan sedang jatuh cinta atau mungkin dia baru saja mengalaminya.

Fase ketika jantungnya tertahan, napas menjadi berat dan mata yang sulit berkedip. Ia mulai terpesona pada seorang lelaki.

Ketika memasuki musim dingin, seorang lelaki di balik meja bar menarik perhatian Kyungsoo hanya dengan satu kalimat pendek. Katakan dia berlebihan menanggapi itu, tapi kenyataannya Kyungsoo kesulitan memindahkan dunia dari bayang-bayang seorang bartender yang baru meletakkan secangkir kopiuntuk Kyungsoo.

Jika dia boleh mengingat, maka jangan hentikan Kyungsoo untuk menghapus penghalang di hadapannya. Sekarang dia berusaha menyadarkan diri, membuka aturan dan merelakan diri duduk berlama-lama dalam diam hanya untuk memandangi sang bartender berambut hitam.

'Bagaimana jika secangkir kopi?'

Ingin dia tertawa mendapat tawaran sang bartender, Oh ayolah bagaimana membuat cerita seorang bartender menyajikan secangkir kopi? Dia bukan barista, tapi seorang bartender yang seharusnya meracik minuman beralkohol, hanya saja Kyungsoo tidak menolak secangkir kopiyang kini mulai ia sesap secara perlahan.

Malam ini, bisakah dia tidak pulang ke rumah untuk mendapatkan kehangatan di tempat tidur lain. Mungkin kehangatan itu bisa berganti, ia cukup yakin tentang perasaan ini.

Jemari tangan wanita itu terkepal dan mengetuk meja bar membuat perhatian sang bartender kembali padanya.

"Ada yang kau butuhkan lagi Nona?"

Suara berat dan begitu dalam, tersenyum pada Kyungsoo.

"Kau berkencan denganku."

Oh astaga! Kyungsoo! Otakmu mulai berkarat dan menjadi bodoh!

"Aku menyukaimu."

Dan kau benar-benar menjadi manusia idiot dengan membuat lelaki itu menaikkan alisnya. Bahkan menatap Kyungsoo tidak suka.

Ini bukanlah permainan bodoh untuk seorang bayi, tapi dia belum selesai dengan pikiran anehnya.

"Bercinta denganku?"

Tawa meluncur dari suara berat lelaki itu. Ia meletakkan sepiring kecil cookies di hadapan Kyungsoo.

"Kedengarannya menyebalkan! Tapi kau orang ke lima yang memintaku bercinta malam ini."

Wah! Sebuah fakta yang mengejutkan.

"Apa kau menolakku?"

Kyungsoo hanya mengeluarkan isi hatinya. Percakapan mereka tidak berakhir di sana. Dia tidak terlalu yakin lelaki ini menolaknya tapi kemudian jawaban yang membuat Kyungsoo mengumpat 'pun keluar.

"Ya! Aku tidak tertarik padamu Nona."


~ RoséBear~


Kau adalah pria baik-baik walau di kelilingi berpuluhan wanita tidak pernah terpikir olehmu untuk menyakiti satupun dari mereka. Saudara perempuanmu adalah wanita yang sangat cantik, seorang model yang meninggal dua tahun lalu karena sebuah kecelakaan. Kejadian yang kemudian membawamu keluar dari bangunan bernama rumah.

Untuk sementara lupakan itu, hidupmu lebih banyak berjalan di dunia malam. Seorang teman menawari pekerjaan rutin di tiga malam pada akhir pekan sebagai seorang pramusaji. Kemampuanmu meracik minuman menyadarkan dia jika kau bisa menjadi seorang bartender. Sekarang pekerjaanmu lebih aman daripada seorang pramusaji, walau nyatanya jam kerjamu bertambah hingga lima hari termasuk akhir pekan.

Seperti perkataanmu. Malam ini sudah ada lima wanita yang mengajakmu bercinta.

Wanita-wanita itu tidak tahu siapa dirimu. Kau mengakui dirimu hanyalah seorang bartender yang berada di balik meja bar.

Tapi seorang teman yang menawarimu pekerjaan serta baru-baru ini meminta sesuatu darimu, mengatakan padamu untuk melakukan sesuatu dengannya. Bukan hal biasa untukmu ataupun dirinya. Tapi kemudian perkataan itu selalu terngiang di telinga.

Pekerjaan ini cukup baik, tapi sepertinya kau salah memilih tempat pelarian. Lebih terlihat seperti burung yang tidak bisa terbang, karena kau takut pada ketinggian. Oh, bagaimana seekor burung bisa takut pada ketinggian? Lalu bagaimana caranya kau akan terbang?


~ RoséBear~


"Kai."

Ketika itu seseorang memanggil namanya. Membawa pria itu menjauh dari Kyungsoo. Tapi tidak ada yang salah, Kyungsoo menjadi tahu nama lelaki yang baru saja menolak ajakannya.

Ahh Seoul bukan New York di mana ia bisa menawarkan tubuh dengan segera. Saat itu sebuah pesan tiba-tiba masuk.

'Berhentilah menawarkan tubuhmu pada lelaki tidak jelas. Segera kembali ke apartemen, aku kedinginan di luar sini!'

Itu pesan dari tetangga apartemennya. Ahh mungkin seminggu yang lalu mereka masih menjadi tetangga sebelum si pengirim pesan itu kehilangan pekerjaan tepat saat jatuh tempo pembayaran sewa apartemen dan memohon pada Kyungsoo untuk menampung dirinya.

Tapi kemudian panggilan masuk membuat Kyungsoo melompat dari tempat duduk, ia berlari kecil menuju toilet, setidaknya ia harus menjauhi keributan agar bisa bicara dengan teman apartemennya ini.

"Ya! Kenapa kau mengunci apartemen secara manual! Kau tahu aku telah tinggal denganmu Do kyungsoo! Segeralah kembali!"

"Tenanglah Baek. Berhentilah berteriak, kunci masuk apartemen ada di..."

Ketika itu, saat Kyungsoo membawa langkah kakinya mundur selangkah menjauhi toilet, ia menemukan sebuah anak tangga kemudian membawanya pada pintu ruangan yang sedikit terbuka.

Mata bulatnya kemudian tidak mampu berkedip dengan baik setelah melihat pemandangan luar biasa di hadapannya kini.

Oh astaga! Lelaki yang di ajaknya bercinta tadi sedang berciuman dengan seorang pria lainnya. Ingatan Kyungsoo tertarik pada siapa yang memanggilnya dari sudut pintu meja bar.

Jantung Kyungsoo berpacu begitu cepat.

"Kyung! Kyungsoo! Dimana kunci itu!?"

Dia bahkan mengabaikan teriakan samar-samar dari ponselnya.

"Baek, kurasa aku baru saja patah hati."

Percakapan mereka berakhir begitu saja. Kyungsoo membalikkan tubuhnya, membawa langkah kaki menjauh dari tempat itu. Entah kenapa rasanya begitu sesak, pertama kali dia mengakui perasaannya lalu ditolak kemudian menemukan alasan logis di balik penolakkan itu.

Berapa banyak rasa sakit yang tiba-tiba terasa ketika sebuah hantaman besar menerjangnya. Lihatlah wanita itu sekarang, berjalan gontai keluar dari star bar avenue dengan air mata yang terus mengalir.

"Argh!" Ketika itu seorang perempuan cantik menabraknya.

"Aku terburu-buru. Maafkan aku Nona."

Suaranya sangat lembut, manis walau terdengar tergesa-gesa.

Pelaku penabrakan itu tidak serta merta meninggalkan Kyungsoo yang tersungkur di pinggir jalanan bersalju.

"Hubungi aku jika terjadi luka parah. Maaf aku harus menyeret seseorang keluar dari dalam sini segera."

Wanita itu menyerahkan secarik kertas berisikan nama dan kontak yang bisa dihubungi Kyungsoo. Kemudian berlari meninggalkan Kyungsoo begitu saja. Dia terlihat benar-benar terburu-buru. Lihatlah bagaimana cara wanita itu berlari meninggalkan Kyungsoo dan memasuki bar melalui pintu belakang. Mungkin dia bukan pengunjung biasa, atau bisa jadi seseorang yang harus dia seret berhubungan dekat dengan bar ini.


To be continue...


-Terima kasih-

RoséBear