::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::
Selamat Ulang Tahun
Oleh : 7 Days of Summer
::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::
Di ruangan tiga kali tiga meter itu, sebuah kotak kecil tergeletak diam.
Bungkusnya yang berwarna biru langit kontras dengan lantai ruangan yang abu. Pita yang terjalin apik di sekelilingnya tergerai begitu saja menyentuh lantai yang dingin.
Di sampingnya, seorang laki-laki tengah tertelungkup di samping tempat tidur. Sesekali ia berganti posisi, mendaratkan wajahnya di antara lekukan kaki–lalu kembali diam.
Tanggal 13 April ini, harusnya ia berada di tempat lain. Atau setidaknya ia berada di dalam pesawat menuju London. Menuju sebuah rumah di kawasan Redpalm Street. Tapi di sinilah ia sekarang, mengasihani diri sendiri yang tidak juga beranjak.
Rambut platinumnya sedikit berkilauan saat helai-helainya jatuh seiring ia merapatkan pelukannya pada diri sendiri. Ruangan itu terlalu sempit dan dingin. Seakan nafasnya terenggut perlahan.
Terlalu menyesakkan–
Perlahan, diliriknya kembali kotak kecil itu.
Ia rindu.
Teramat rindu hingga rasanya menyakitkan.
Namun tak ada yang bisa ia katakan sekarang. Tidak setelah kalimat selamat tinggal itu terucap. Mulutnya sudah berjanji untuk tetap terkunci, seperti juga tangan dan kakinya.
Ia tak berdaya–
Tirai kamar yang berwarna kuning melambai pelan tertiup angin yang masuk lewat jendela yang terbuka. Di luar, matahari mulai menjingga. Ia hanya punya beberapa jam lagi sebelum semuanya terlambat.
Apa yang harus ia lakukan?
Mungkinkah matahari lupa ingatan? Hingga ia bisa berputar melawan takdir dan membalikkan waktu.
Ia hanya butuh waktu. Ia hanya butuh masa lalu untuk diubah.
Matanya kemudian terpejam. Berharap. Berdoa–
Lama–
Namun ketika ia membuka mata, ruangan tiga kali tiga meter itu tetap tidak berubah.
Perlahan, sebuah nama terucap tanpa suara. Sepelan air mata yang menjalar hangat di pipinya.
Selamat ulang tahun.
Aku mencintaimu–
.
.
.
Kotak kecil berwarna biru langit itu kemudian dipeluknya.
[A/N. Selamat ulang tahun wahai kau yang begitu jauh. Biarkan aku mencintaimu lewat kata.]
